Anda di halaman 1dari 25

KESEHATAN OKUPASI DAN MANAJEMEN KESEHATAN

SULITNYA MENGURUS RUMAH SAKIT

DISUSUN OLEH

Audley Christophorus
61118008

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
2021
SKENARIO

SULITNYA MENGURUS RUMAH SAKIT

Yuri 20 tahun seorang mahasiswi kedokteran memiliki cita – cita apabila selesai
menjadi seorang dokter berkeinginan menjadi direktur rumah sakit seperti
ayahnya Yuri, Ayah Yuri menjadi direktur rumah sakit sudah sejak 10 tahun yang
lalu. Yuri beranggapan dengan menjadi direktur rumah sakit maka Yuri akan
mudah membantu masyarakat yang sakit yang tidak memiliki kemampuan dalam
berobat. Ayah Yuri memimpin sebuah rumah sakit umum tipe B. Ayah Yuri
pernah cerita kepada Yuri bahwa dalam menjalankan rumah sakit maka harus
memiliki latar belakang pendidikan manajemen rumah sakit. Sebagai seorang
direktur rumah sakit Ayah Yuri harus menjaga pelayanan rumah sakit yang
bermutu dan menghasilkan rumah sakit yang terakreditasi yang diakui oleh
masyarakat. Ayah Yuri pernah menjelaskan bahwa salah satu yang sulit untuk
dilaksanakan adalah dalam manajemen sumber daya manusia yang bekerja di
rumah sakit tersebut. Mulai dari dokter, perawat, tenaga analis, apoteker,
administrasi hingga petugas keamanan rumah sakit harus mampu memberikan
pelayanan yang terbaik dan paripurna dan sesuai dengan Standard Operating
Procedure (SOP) sesuai dengan bidangnya masing-masing sehingga masyarakat
dapat pelayanan rumah sakit yang terbaik. Bagaimana anda menjelaskan
pengelolaan sebuah rumah sakit yang terpadu?

TERMINOLOGI ASING

1. Standar Operating Procedure


Suatu pengaturan atau managerial suatu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dimana rumah sakit
memiliki peran yang strategis dalam mempercepat derajat kesehatan
masyarakat (Jurnal pendidikan profesi dokter UI).
2. Akreditas
Adalah penetapan dari pihak ketiga berkaitan dengan pembuktian formal
suatu Lembaga penilaian kesesuaian memiliki kompetensi untuk
melakukan tugas penilaian kesesuaian tertentu . ( ISO 2017)

RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja persyaratan menjadi direktur rumah sakit?


2. Apa yang dimaksud dengan rumah sakit tipe B?
3. Apa saja tipe tipe tipe rumah sakit?
4. Apa contoh SOP dari seorang dokter?
5. Berapa tahun seorang direktur RS menjalankan tugasnya?
6. Bagaimana alur pengangkatan direktur RS?
7. Bagaimana struktur organisasi di RS?
8. Apa peran RS dalam menjalankan peran pelayanan Kesehatan?

HIPOTESIS

Dokter Jaga adalah


seorang dokter umum
yang masih aktif
maupun
honorer/volunteer yang
ditetapkan oleh surat
perintah
Kepala Rumah Sakit dan
bertanggung jawab dalam
pelayanan
Medis di tempat
tugasnya seperti IGD,
ICU, maupun ruang
perawatan selama dan atau
diluar jam kerja
Dokter Jaga adalah
seorang dokter umum
yang masih aktif
maupun
honorer/volunteer yang
ditetapkan oleh surat
perintah
Kepala Rumah Sakit dan
bertanggung jawab dalam
pelayanan
Medis di tempat
tugasnya seperti IGD,
ICU, maupun ruang
perawatan selama dan atau
diluar jam kerja
Dokter Jaga adalah
seorang dokter umum
yang masih aktif
maupun
honorer/volunteer yang
ditetapkan oleh surat
perintah
Kepala Rumah Sakit dan
bertanggung jawab dalam
pelayanan
Medis di tempat
tugasnya seperti IGD,
ICU, maupun ruang
perawatan selama dan atau
diluar jam kerja
Dokter Jaga adalah
seorang dokter umum
yang masih aktif
maupun
honorer/volunteer yang
ditetapkan oleh surat
perintah
Kepala Rumah Sakit dan
bertanggung jawab dalam
pelayanan
Medis di tempat
tugasnya seperti IGD,
ICU, maupun ruang
perawatan selama dan atau
diluar jam kerja.
1. Permenkes Nomor 971 Tahun 2009 tentang Kompetensi Pejabat Struktural
Rumah Sakit
Pasal 10
Direktur Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang
mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan.
Direktur Rumah Sakit telah mengikuti pelatihan perumahsakitan
meliputi Kepemimpinan, Kewirausahaan, Rencana Strategis Bisnis,
Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan,
Tatakelola Rumah Sakit, Standar Pelayanan Minimal, Sistem
Akuntabilitas, Sistem Remunerasi Rumah Sakit, Pengelolaan Sumber
Daya Manusia.
Persyaratan Kepegawaian bagi PNS untuk menjadi direktur yang
digunakan dalam panitia seleksi Calon Direktur RSUD
Tenaga medis dokter, dokter gigi, dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis dan berpendidikan Sarjana Strata 2 (dua) rumpun kesehatan /
administrasi rumah sakit.
Menduduki jabatan administrator (Eselon III) paling singkat 2 (dua) tahun
atau jabatan pengawas (Eselon IV) paling singkat 3 (tiga) tahun atau
sedang menduduki jabatan fungsional paling rendah jenjang ahli muda
paling singkat 2 (dua) tahun.
Telah mengikuti dan lulus Diklat Kepemimpinan sesuai dengan jabatan
struktural yang didudukinya, kecuali pejabat fungsional.
Tidak pernah dipidana penjara karena melakukan tindak pidana korupsi
2. Tipe B : rs yang mampu memberikan pelayanan spesialis luas dan sub
spesialis terbatas, rencananya tipe ini akan didirikan disetiap provinsi
sebagai rujukan dari masing- masing kabupaten.
3. Menurut keputusan mentri kesehatan RI, RS umum diklasifikasi menjadi
tipe A,B,C,D,E.
1) Tipe A: disebut sebagai rs tempat pelayanan rujukan tertinggi atau
disebut juga RS besar.
2) Tipe B: rs yang mampu memberikan pelayanan spesialis luas dan
sub spesialis terbatas, rencananya tipe ini akan didirikan disetiap
provinsi sebagai rujukan dari masing- masing kabupaten.
3) Tipe C: hanya memberikan pelayanan kedokteran, subspesialis
terbatas didirikan disetiap kabupaten yang menampung rujukan
puskesmas.
4) Tipe D: hanya menampung pelayanan kedokteran umum dan
kedokteran gigi.
5) Tipe E: merupakan RS khusus yang menyelenggarakan hanya 1
pelayanan kedokteran saja.
4. SOP dokter umum/ dokter jaga.
Pengertian: dokter jaga atau dokter umum yang masih aktif maupun
honorer/ volunteer yang ditetapkan oleh surat pemerintah kepala rumah
sakit yang bertanggung jawab dalam pelayanan medis ditempat tugasnya
seperti IGD, ICU, maupun ruang perawatan selama dan atau diluar jam
kerja.
Tujuan: Meningkatkan pelayanan medik di rumah sakit sesuai standar
medis rumah sakit, melaksanakan program keselamatan pasien di rumah
sakit.
Kebijakan:
a) Walaupun rumah sakit adalah rumah sakit rujukan tertinggi yang
mampu memberikan pelayanan spesialis/ sub spesialis, namun
kehadiran dokter umum masih diperlukan di beberapa lini
pelayanan seperti IGD, ICU, ruang perawatan, sebagai ujung
tombak pelayanan pertama.
b) Setiap dokter umum wajib melaksanakan jaga minimal 1 kali
dalam sebulan sesuai dengan kebutuhan organisasi dan masa kerja
yang bersangkutan karena profesi dokter tidak boleh dihilangkan.

5. Sesuai Undang-Undang Perseroan Terbatas jabatan Direksi dan Komisaris


adalah lima tahun.
6. Pemilik Rumah Sakit menetapkan pimpinan yang bertanggung jawab
untuk menjalankan rumah sakit dan mematuhi undang-undang dan
peraturan yang berlaku. Pemilik menetapkan pimpinan dengan
kepemimpinan yang efektif sangat penting untuk sebuah rumah sakit agar
dapat beroperasi secara efisien dan memenuhi visi, misi, falsafah, tujuan,
nilai-nilai, peran, dan motto rumah sakit. Selain itu direktur rumah sakit
harus memenuhi persyaratan yang ada dan harus mematuhi tugas dari
direktur diantaranya adalah fungsi, tanggung jawab, wewenang, dan tugas
dari rumah sakit yang di pimpin.
7. Organisasi RS : Direktur RS ,unsur pelayanan medis , unsur keperawatan,
unsur penunjang medis, unsur administrasi umum, komite medis , dan
satuan pemeriksaan internal ( Peraturan Presiden RI nomor 77 tahun
2015).

8. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan


kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu
dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.

LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Peran dan fungsi RS

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan SOP pelayanan RS dan


fungsi

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Standar dan jenis


akreditasi RS

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Susunan fungsional dan


struktural RS

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Kriteria dan persyaratan


menjadi direktur RS

6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Manajemen Sumber


Daya Manusia di RS

7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Pengawasan dan


pengendalian pada RS

PEMBHASAN LEARNING OBJECTIVE

1. Peran dan Fungsi Rumah Sakit


Rumah sakit sebagai organ yang semula didirikan berdasarkan tujuan
sosial, kemanusiaan atau keagamaan itu dalam sejarah pertumbuhannya
telah mengalami perkembangan, sehingga rumah sakit berfungsi untuk
mempertemukan 2 (dua) tugas yang prinsipil yang membedakan dengan
organ lain yang memproduksi jasa. Rumah sakit merupakan organ yang
mempertemukan tugas yang didasari oleh dalil dalil etik medik karena
merupakan tempat bekerjanya para profesional penyandang lafal sumpah
medik yang diikat oleh dalil dalil hippocrates dalam melakukan tugasnya.
Disamping itu dari segi hukum sebagai dasar bagi wadah Rumah Sakit
sebagai organ yang bergerak dalam hubungan-hubungan hukum dalam
masyarakat yang diikat oleh norma hukum dan norma etik masyarakat
yang kedua norma tersebut berbeda, baik dalam pembentukannya, maupun
dalam pelaksanaan akibatnya bila dilanggar.

Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Tugas Rumah Sakit rumusan yuridisnya dapat dilihat pada ketentuan pasal
1 butir 1 Undang – Undang Rumah Sakit. Ketentuan ini disamping
mengandung pengertian tentang Rumah Sakit, memuat pula rumusan
tentang tugas Rumah Sakit serta ruang lingkup pelayanannya. Seperti
disebutkan pada pasal ini, bahwa: “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang meyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan gawat darurat”.

Pasal 4 Undang Undang No 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit


menjelaskan Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna.

Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Rumah


Sakit mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan, dan
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.

Pengaturan tugas dan fungsi Rumah Sakit yang terkait dengan banyaknya
persyaratan yang harus dipenui dalam pendirian Rumah Sakit merupakan
salah satu bentuk pengawasan preventif terhadap Rumah Sakit. Di
samping itu penetapan sanksi yang sangat berat merupakan bentuk
pengawasan represifnya.

pengaturan tersebut sebenaranya dilatarbelakangi oleh aspek pelayanan


kesehatan sebagai suatu hal yang menyangkut hajat hidup sangat penting
bagi masyarakat.

Pengaturan tentang peran dan fungsi Rumah Sakit sebelumnya meliputi


hal- hal berikut ini:

a. Menyediakan dan menyelenggarakan :


1) Pelayanan medik
2) Pelayanan penunjang medik
3) Pelayanan perawat
4) Pelayanan Rehabilitas
5) Pencegahan dan peningkatan kesehatan
b. Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik atau
tenaga paramedik
c. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi
bidang kesehatan.

2. Standard Operating Procedure Pelayanan dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah sakit mempunyai beberapa fungsi, yaitu menyelenggarakan


pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan non medik, pelayanan
dan asuhan keperawatan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan, pelayanan rujukan upaya kesehatan, administrasi umum
dan keuangan.

Maksud dasar keberadaan rumah sakit adalah mengobati dan perawatan


penderita sakit dan terluka. Sehubungan dengan fungsi dasar ini, rumah
sakit memberikan pendidikan bagi mahasiswa dan penelitian yang juga
merupakan fungsi yang penting.Fungsi keempat yaitu pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan juga telah menjadi fungsi rumah sakit.
Jadi empat fungsi dasar rumah sakit adalah pelayanan penderita,
pendidikan, penelitian dan kesehatan masyarakat.

Standard Operating Procedure (SOP) Rumah Sakit

Pelayanan publik rumah sakit merupakan perwujutan fungsi sosial


kesehatan sebagai abdi masyarakat. Era industri fungsi sosial kesehatan
merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatkan kinerja rumah
sakit. Oleh karena itu secara otomatis berbagai fasilitas pelayanan
kesehatan harus lebih didekatkan, sehingga mudah dijangkau oleh
masyarakat yang membutuhkan. Untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan rumah sakit harus menyusun standar operasional prosedur
(SOP) acuan pekerjaan. Penerapan standar operasional prosedur (SOP)
dalam setiap tindakan perawat merupakan salah satu upaya untuk menjaga
keselamatan pasien, meningkatkan pelayanan dan menghindari tuntutan
malpraktik (Nazvia, Loekqijana, & Kurniawati, 2014).

SOP rumah sakit merupakan alat pengendalian layanan yang diberikan


pasien dalam hal layanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Tujuan
SOP adalah untuk menciptakan komitmen pekerjaan dalam mewujudkan
good govermance sebagai alat penilaian kinerja yang bersifat internal dan
eksternal (Nazvia et al., 2014). Untuk meningkatkan kinerja rumah sakit
yang efektif dan efisien, perlu adanya SOP yang bersifat teknis,
administratif dan prosedural sebagai pedoman dalam melaksanakan
kinerja rumah sakit (Atmoko, 2012).

Pedoman pembuatan SOP rumah sakit mengacu pada Kementerian


Kesehatan dan Kementerian Keuangan. Kedua pedoman tersebut
disesuaikan dengan kondisi rumah sakit setempat baik rumah sakit swasta
maupun pemerintah. SOP rumah sakit merupakan pedoman keselamatan
pasien untuk mendapatkan layanan dan pelayanan kesehatan yang optimal.
Masih banyak rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah dan rumah sakit
swasta dalam menyusun SOP belum maksimal (SOP Peneriman dan SOP
Pengeluaran). SOP tersebut digunakan untuk mengukur efisiensi
pelayanan dan layanan kesehatan secara optimal.

3. Standar dan Jenis Akreditasi Rumah Sakit

Menurut Peraturan Kementrian Kesehatan (Permenkes) RI No.


159a/Menkes/PER/II/1998 tentang rumah sakit, akreditasi adalah suatu
pengakuan yang diberikan oleh pemerintah pada manajemen rumah sakit,
karena telah memenuhi standar minimal yang ditetapkan.

Sesuai dengan Undang-undang No.44 Tahun 2009, pasal, 40 ayat 1,


menyatakan bahwa, dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah
Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun
sekali. Meskipun akreditasi rumah sakit telah berlangsung sejak tahun
1995 dengan berbasis pelayanan, yaitu 5 pelayanan, 12 pelayanan dan 16
pelayanan, namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi serta makin kritisnya masyarakat Indonesia dalam menilai mutu
pelayanan kesehatan, maka dianggap perlu dilakukannya perubahan yang
bermakna terhadap mutu rumah sakit di Indonesia.

Rumah sakit umum pemerintah adalah rumah sakit umum milik


pemerintah, baik pusat maupun daerah, Departemen Pertahanan dan
Keamanan, maupun Badan Usaha Milik Negara. Rumah sakit umum
pemerintah dapat dibedakan berdasarkan unsur pelayanan, ketenagaan,
fisik dan peralayan menjadi empat kelas yaitu Rumah Sakit Umum kelas
A, B, C, dan D.

1) Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang


mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
luas dan subspesialistik luas.
2) Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-
kurangnya sebelas spesialistik dan subspesialistik terbatas.
3) Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
dasar.
4) Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.

Sedangkan Rumah Sakit Umum Swasta Dibedakan menjadi:

1) Rumah sakit umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit umum


swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum, setara
dengan rumah sakit pemerintah kelas D.
2) Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu rumah sakit umum
swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum dan
spesialitik dalam 4 cabang, setara dengan rumah sakit pemerintah
kelas C.
3) Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu rumah sakit umum
swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum,
spesialitik dan subspesialitik, setara dengan rumah sakit
pemerintah kelas B.

Berdasarkan status akreditasi terdiri atas rumah sakit yang telah


diakreditasi dan rumah sakit yang belum diakreditasi. Rumah sakit telah
diakreditasi adalah rumah sakit yang telah diakui secara formal oleh suatu
badan sertifikasi yang diakui, yang menyatakan bahwa suatu rumah sakit
telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan tertentu.

Keputusan akreditasi final didasarkan pada kepatuhan rumah sakit


terhadap standar akreditasi. Rumah sakit tidak menerima nilai/skor sebagai
bagian dari keputusan akreditasi final. Ketika suatu rumah sakit berhasil
memenuhi persyaratan akreditasi KARS, rumah sakit tersebut akan
menerima penghargaan Status Akreditasi sebagai berikut:

a. Rumah Sakit Non Pendidikan


1) Tidak lulus akreditasi
a) Rumah sakit tidak lulus akreditasi bila dari 15 bab
yang disurvei,semua mendapat nilai kurang dari
60%
b) Bila rumah sakit tidak lulus akreditasi dapat
mengajukan akreditasi ulang setelah rekomendasi
dari surveior dilaksanakan.
2) Akreditasi tingkat dasar Rumah sakit mendapat sertifikat
akreditasi tingkat dasar bila dari 15 bab yang di survei
hanya 4 bab yang mendapat nilai minimal 80% dan 12 bab
lainnya tidak ada yang mendapat nilai dibawah 20%.
3) Akreditasi tingkat madya Rumah sakit mendapat sertifikat
akreditasi tingkat madya bila dari 15 bab yang di survei ada
8 bab yang mendapat nilai minimal 80% dan 7 bab lainnya
tidak ada yang mendapat nilai dibawah 20%.
4) Akreditasi tingkat utama Rumah sakit mendapat sertifikat
akreditasi tingkat utama bila dari 15 bab yang di survei ada
12 bab yang mendapat nilai minimal 80% dan 3 bablainnya
tidak ada yang mendapat nilai dibawah 20%.
5) Akreditasi tingkat paripurna Rumah sakit mendapat
sertifikat akreditasi tingkat paripurna bila dari 15 bab yang
di survei semua bab mendapat nilai minimal 80%.
b. Rumah Sakit Pendidikan
1) Tidak lulus akreditasi
a) Rumah sakit tidak lulus akreditasi bila dari 16 bab
yang di survei mendapat nilai kurang dari 60%.
b) Bila rumah sakit tidak lulus akreditasi dapat
mengajukan akreditasi ulangsetelah rekomendasi
dari surveior dilaksanakan.
2) Akreditasi tingkat dasar Rumah sakit mendapat sertifikat
akreditasi tingkat dasar bila dari 16 babyang di survei
hanya 4 bab, dimana salah satu babnya adalah
Institusipendidikan pelayanan kesehatan, mendapat nilai
minimal 80% dan 12 bab lainnya tidak ada yang mendapat
nilai dibawah 20%
3) Akreditasi tingkat madya Rumah sakit mendapat sertifikat
akreditasi tingkat madya bila dari 16 bab yang di survei ada
8 bab, dimana salah satu babnya adalah Institusipendidikan
pelayanan kesehatan, mendapat nilai minimal 80% dan 8
bab lainnya tidak ada yang mendapat nilai dibawah 20%.
4) Akreditasi tingkat utama Rumah sakit mendapat sertifikat
akreditasi tingkat utama bila dari 16 bab yang di survei ada
12 bab, dimana salah satu babnya adalah
Institusipendidikan pelayanan kesehatan mendapat 28 nilai
minimal 80 % dan 4 bab lainnya tidak ada yang mendapat
nilai dibawah 20%.
5) Akreditasi tingkat paripurna
a) Rumah sakit mendapat sertifikat akreditasi tingkat
paripurna bila dari 16 bab yang di survei semua bab
mendapat nilai minimal 80%.
b) Bila Rumah Sakit tidak mendapat status akreditasi
paripurna dan ada bab nilainyadibawah 80 % tetapi
diatas 60%, maka Rumah Sakit dapat mengajukan
surveiremedial untuk bab tersebut.

4. Susunan Fungsional dan Struktural Rumah Sakit


1) Tugas Direktur
a. Menyusun rencana dan program kerja rumah sakit
b. Melaksanakan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
Kesehatan seperti perencanaan SDM Kesehatan, rekruitmen
dan pengelolaan kepegawaian
c. Melaksanakan supervisi dan evaluasi serta pengendalian
terhadap rencana dan kegiatan rumah sakit
d. Melaksanakan koordinasi teknis di bidang kegiatan Rumah
Sakit dengan unit kerja dan lembaga terkait
e. Merumuskan kebijakan teknis di bidang Pelayan Kesehatan

2) Tugas Wakil Direktur


a. Merumuskan Kebijakan Teknis Bidang Perencanaan SDM
b. Memonitor pelaksanaan kegiatan pelayanan administrasi
bidang
c. Merumuskan sasaran kegiatan pengabdian masyarakat
sesuai visi misi RS guna kelancaran pelaksanaan tugas
d. Mengarahkan upaya-upaya peningkatan mutu
e. Menilai, mengevaluasi dan mengawasi serta mengendalikan
seluruh unsur kegiatan bidang
3) Bidang/ Bagian
a. Menyiapkan bahan rencana kebutuhan sumber daya
manusia kesehatan.
b. Menyiapkan bahan rencana kegiatan Bidang/Bagian secara
berkala sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
c. Melaksanakan koordinasi dengan unit lain yang terkait
Bagian Umum secara rutin demi kelancaran pelaksanaan
tugas.
d. Membagi tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada
bawahan berkenaan dengan pelaksanaan dan pelayanan
urusan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing agar
dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan sasaran.
e. Mengevaluasi dan menilai kinerja bawahan sesuai dengan
pedoman yang berlaku guna peningkatan prestasi kerja
pegawai.
4) Sub Bagian
a. Menyediakan bahan rencana kegiatan kerja Seksi/ Sub
Bagian secara berkala sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
b. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan
sesuai pedoman yang berlaku guna kelancaran pelaksanaan
tugas.
c. Menyusun sistem dan prosedur pelayanan sesuai dengan
standar yang ada guna kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Merencanakan pengembangan jumlah dan jenis pelayanan
medik sesuai kebutuhan guna peningkatan pelayanan.
e. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan unit lain
secara berkesinambungan demi kelancaran pelaksanaan
tugas.
5) Kepala Sub Bagian Organisasi dan Kepegawaian
a. Menyusun dan menyiapkan konsep program kegiatan Sub
Bagian Organisasi dan Kepegawaian
b. Menyediakan data presensi apel pegawai guna memperoleh
data disiplin pegawai
c. Menyelia pelaksanaan tugas pegawai guna menunjang
pelaksanaan kegiatan dinas
d. Meneliti dan mengevaluasi laporan hasil pelaksanaan
kegiatan bidang organisasi dan kepegawaian
e. Memberikan petunjuk teknis kepegawaian terhadap
pelaksanaan tugas bawahan
6) Staf Kepegawaian
a. Pengelolaan perhitungan perencanaan Kebutuhan Pegawai
(jumlah dan kompetensinya).
b. Melaksanakan proses rekruitmen dan membuat
kelengkapan administratif untuk proses rekruitment
pegawai.
c. Melaksanakan proses orientasi pegawai baru, PNS
pindahan dan membuat kelengkapan administrasinya.
d. Mengurus kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil (baik
Jabatan Fungsional Umum dan Jabatan Fungsional
Tertentu).
e. Menginventarisir dan mengusulkan Kenaikan Gaji Berkala
Pegawai Negeri
5. Kriteria dan Persyaratan Menjadi Direktur Rumah Sakit

Direktur Rumah Sakit: Merumuskan, menetapkan dan menyelenggarakan


program kerja , Standar Pelayanan Minimal , Perencanaan Operasional
Kegiatan, Pengelolaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Pengabdian
masyarakat dalam bidang kesehatan, serta pengembangan dan peningkatan
mutu pelayanan, pengelolaan keuangan dan Sumber Daya Manusia di
Rumah Sakit.

Beberapa syarat menjadi direktur rumah sakit:

1) PANGKAT : Pembina Tk. I (IV/b)


2) KELAS / NILAI JABATAN : 14 / 3.065
3) PENGETAHUAN: Pengetahuan tentang Pengelolaan Rumah
Sakit/bidang kesehatan
4) KETERAMPILAN :
a. Aspek Mental : Menetapkan kebijakan pengembangan
pelayanan rumah sakit.
b. Aspek Fisik : -
c. Aspek Sosial : Melakukan koordinasi dengan unit/Lembaga
lain
5) PENDIDIKAN : Dokter/dokter gigi/Dokter Spesialis dan atau S2
Manajemen Kesehatan Rumah Sakit
6) KURSUS / PELATIHAN: Managemen Rumah Sakit
7) PENGALAMAN KERJA : Administrator bidang kesehatan/ JFT
Medis
8) KONDISI FISIK :
a. Pria /Wanita
b. Umur Min 40 tahun
c. Ketahanan stamina bagus
d. Tidak cacad fisik
6. Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit

Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan adalah semua orang yang


bekerja secara aktif dan profesional di bidang kesehatan, berpendidikan
formal kesehatan atau tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya
kesehatan. SDM Kesehatan juga merupakan tenaga kesehatan profesi
termasuk tenaga kesehatan strategis dan tenaga kesehatan non profesi serta
tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang terlibat dan bekerja serta
mengabdikan dirinya seperti dalam upaya dan manajemen kesehatan.

Manajemen SDM adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada


ruang lingkup pegawai untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau
perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan antara lain dalam
proses dan upaya untuk merekrut, mengembangkan, memotivasi, serta
melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap SDM yang dibutuhkan
perusahaan dalam mencapai tujuan.

Rekruitment adalah proses mencari, menemukan, mengajak dan


menetapkan sejumlah sejumlah orang dari dalam maupun dari luar rumah
sakit sebagai calon pegawai dengan karakteristik tertentu yang telah
ditetapkan dalam perencanaan sumber daya manusia. Hasil yang
didapatkan dari proses rekruitmen adalah sejumlah pegawai yang akan
memasuki proses seleksi, yakni proses untuk menentukan kandidat yang
mana yang paling layak untuk mengisi jabatan tertentu yang tersedia di
rumah sakit.

7. Pengawasan dan Pengendalian pada Rumah Sakit

Kontrol atau pengawasan adalah fungsi di dalam menajemen fungsional


yang harus dilaksanakan oleh setiap pimpinan/manajer semua unit/satuan
kerja terhadap pelaksanaan pekerjaan di lingkungannya. Oleh karena itu
berarti juga setiap pimpinan/manajer memiliki fungsi yang melekat di
dalam jabatannya untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan terhadap
pelaksanaan pekerjaan atau pada personil yang melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing, sehingga disebut
pengawasan melekat.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)adalah suatu lembaga independen


dalam negeri sebagai pelaksana akreditasi Rumah Sakit yang bersifat
fungsional dan non-struktural. Visi dan misi dari KARS adalah:

a. Visi
Menjadi badan akreditasi yang memiliki kredibilitas tinggi
ditingkat nasional dan internasional.
b. Misi:
1) Membimbing dan membantu rumah sakit untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien
melalui akreditasi.
2) Memperoleh pengakuan internasional sebagai badan
akreditasi berkelas internasional oleh ISQua (International
Society Quality in Healthcare) dan memperoleh pengakuan
masyarakat baik ditingkat nasional maupun internasional.
c. Tujuan
1) Diperolehnya pengakuan internasional oleh ISQua
(International Society Quality in Healthcare) dan
masyarakat.
2) Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit melalui
akreditasi.
3) Meningkatnya keselamatan pasien di rumah sakit melalui
akreditasi.
d. Nilai
Nilai yang dianut dalam penyelenggaraan akreditasi adalah:
1) Integritas
2) Profesionalisme
3) Komitmen
4) Teamwork

DAFTAR PUSTAKA

Taufiq, Rohman. 2019. Penerapan Standar Operasional Prosedur (Sop) dan


Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit. Universitas PGRI Madiun.

Burhanuddin. 2015. Analisis Sistem Pengawasan dan Pengendalian Persediaan


Obat di Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Kota Makassar.

Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto. 2019. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Repository Universitas Islam Bandung

Repository Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai