Anda di halaman 1dari 43

TUGAS LOGBOOK SISTEM SARAF DAN PSIKIATRI

ZAT- ZAT ADIKTIF

DOSEN TUTOR
dr. Rusdani, MKKK

DISUSUN OLEH
Audley Christophorus
61118008

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
2021
SKENARIO

ZAT-ZAT ADIKTIF

Tn. Rudi (45 tahun), pilot pada penerbangan komersil dibawa istrinya praktek
pribadi seorang dokter karena khawatir akan karier suaminya. Menurut istrinya
pasien perokok satu bungkus kretek perhari dan hampir setiap hari meminum
“minuman berenergi”, pernah juga mengisap cimeng (hashis) dan mengalami
halusinasi. Menurut pasien dia “merokok secara sehat” karena hanya
“menghambus-hambus” (menghisap rokok hanya dimulut langsung dikeluarkan
tanpa melalui hidung jadi tidak sampai ke paru-paru). Minuman berenergi sangat
diperlukan untuk menambah gairah kerja dan minum alcohol ada sekali-sekali
bersama teman-teman seperusahaan dan tidak pernah sampai mabuk. Jadi pasien
berpendapat yang dilakukannya adalah perbuatan legal yang tidak membahayakan
apalagi dia sudah tidak pernah mengulangi pemakaian cimeng. Istrinya khawatir
suaminya akan addiction, gangguan jantung dan paru sehingga harus dirujuk
kerumah sakit. Seperti teman suaminya yang terlibat lebih lanjut dengan alcohol
dan narkotika, sehingga digrounded. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan
kelainan yang bermakna.

Bagaimana anda menjelaskan masalah Tn. Rudi dan keluarganya serta cara
mengatasinya?
SKEMA
LEARNING OBJECTIVE

1. Menjelaskan jenis-jenis zat-zat diktif


2. Menjelaskan manifestasi klinis ketergantungan zat-zat adiktif
3. Menjelaskan pemeriksaan fisik pada ketergantungan zat-zat adiktif
4. Menjelaskan penatalaksanaan ketergantungan zat-zat adiktif
5. Menjelaskan komplikasi ketergantungan zat-zat adiktif
6. Menjelaskan prognosis ketergantungan zat-zat adiktif

PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE

1. Jenis- jenis Zat- zat Adiktif


Merupakan zat atau bahan yang yang bukan berupa narkotika dan
psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak. Tidak tercantum dalam
peraturan perundangundangan tentang narkotika dan psikotropika. Yang
sering disalahgunakan adalah :
a. alkohol, merupakan nama yang dipakai untuk menamai senyawa
organik yang terdiri dari unsur-unsur karbon, hydrogen dan
oksigen dengan kombinasi dan kandungan yang berbeda. Dari
semua jenis alkohol, ada dua jenis yang paling dikenal yaitu metil
alkohol atau minuman keras yang berasal dari biji-bijian, dan etil
alkohol atau minuman kerasa yang berasal dari buah anggur.
b. Inhalasi (Solven), merupakan gas atau zat yang mudah menguap
yang biasanya terdapat pada berbagai keperluan pabrik dan rumah
tangga namun disalahgunakan karena didalam nya terdapat
kandungan hallucinogen seperti zat lysergic acid diethylamide
(LSD) pada lem aibon.
c. Nikotin, termasuk dalam zat adiktif yang menimbulkan ketagihan
(addiction) dan ketagihan (dependence) (Hakim, 2004).
Zat adiktif lainnya mempunyai pengertian zat-zat yang tidak termasuk
golongan narkotika maupun obat-obat berbahaya, tetapi mempunyai
pengaruh merusak fisik dan psikis seseorang jika disalahgunakan
sebagaimana penggunaan narkotika maupun obat-obatan berbahaya
lainnnya. Pada umumnya, zat adktif dibedakan menjadi :

a. Depresant, golongan ini bekerja sangat mempengaruhi aktivitas


otak dan urat syaraf sentral, dengan dampak membuat pusat syaraf
menjadi pasif. Secara medis, obat-obatan itu dapat berguna untuk
membantu mengurangi rasa cemas dan gelisah, meredakan
ketegangan jiwa, pengobatan darah tinggi dan eplilepsi, dan
merangsang untuk tidur.

Gambar 1.1 Depresan

Yang termasuk golongan depresant antara lain shloral hydraf,


banbituraf, Glutehimeide, Methoqualon, Benzodia Zepin, narkotika
golongan opiare. Sedangkan yang sering disalahgunakana oleh
para remaja adalah Rahynolmegdanm Staurodome, Valium
S.Casadon.

b. Stimulant, dampak dari obat golongan ini adalah membuat syaraf


pusat menjadi sangat aktif, sehingga sangat efektif menimbulkan
rangsangan. Secara umum dikenal dengan obat perangsang. Yang
termasuk golongan ini antara lain amphetamin, phenmetrazin,
methyl phenidet, dan kokain. Diantara obat tersebut yang paling
sering disalahgunakan adalah amphetamin. Kebiasaan
menggunakan obat terus menerus akan menimbulkan
ketergantungan. Akibatnya akan menimbulkan efek kekurangan
gizi, penyakit syaraf, mudah panik, mudah terkena infeksi,
emrusak sel otak, dan menyebabkan gila. Dalam medis,
amphetamine digunakan untuk menghilangkan rasa lelah,
menambah nafsu makan, menghilangkan depresi, obet tidur,
memelihara kestabila darah selama pembedahan, dan mencegah
rasa syok karena pembedahan.

Gambar 1.2 Stimulan

c. Hallusinogen, dampak yang ditimbulkan dari golongan ini adalah


dapat menimbulkan halusinasi atau daya khayal yang kuat yaitu
salah persepsi tentang lingkungan dan dirinya, baik pendengaran,
penglihatan maupun perasaan. Yang termasuk jenis ini antara lain
LSD (Lysegic Acid Diethlamide, PCP (Phencyclidinr). Dalam
dunia farmasi adalah untuk membuat sistem kerja susuna syaraf.
Penyalahgunaan obat ini akan menyebabkan sistem kerja susunan
syaraf. Penyalahgunaan obet ini akan menyebabkan pupil mata
mengecil, suhu badan turun, detak jantung bertambah, mabuk dan
mual, adanya perasaan melayang, hilang perhatian terhadap
lingkungan sekitarnya, berat badan berkurang.
2. Manifestasi Klinis Ketergantungan Zat- zat Adiktif
Secara medis dan hukum, penyalahguna narkoba harus melewati satu atau
serangkaian tes darah orang yang diduga menyalahgunakannya. Tetapi,
sebagai orang tua dan guru, penyalahguna narkoba dapat dikenali dari
beberapa ciri fisik, psikologis maupun perilakunya. Beberapa ciri tersebut
adalah sebagai berikut (BNN, 2004:82)

Manifestasi klinis dari Segi Emosi pengguna ketergantungan zat- zat


adiktif sebagai berikut:
a. Sangat sensitif dan cepat bosan.
b. Jika ditegur atau dimarahi malah membangkang.
c. Mudah curiga dan cemas.
d. Emosi naik turun dan tidak ragu untuk memukul atau berbicara
kasar kepada orang disekitarnya, termasuk kepada anggota
keluarganya. Ada juga yang berusaha menyakiti diri sendiri.

Manifestasi klinis dari Segi Perilaku pengguna ketergantungan zat-


zat adiktif sebagai berikut:

a. Malas dan sering melupakan tanggung jawab atau tugas rutin.


b. Menunjukan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga.
c. Di rumah waktunya dihabiskan untuk menyendiri di kamar,
toilet, gudang, kamar mandi, ruang-ruang yang gelap.
d. Nafsu makan tidak menentu.
e. Takut air, jarang mandi.
f. Sering menguap.
g. Sikapnya cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba bersikap
manis jika ada maunya, misalnya untuk membeli obat.
h. Sering bertemu dengan orang-orangyang tidak dikenal
keluarga, pergi tanpa pamit dan pulang lewat tengah malam.
i. Suka berbohong dan ingkar janji.
j. Sering mencuri baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun
pekerjaan.

3. Pemeriksaan Fisik pada Ketergantungan Zat- zat Adiktif


Pada pemeriksaan Fisik didapatkan:
a. Berat badan turun drastis.
b. Mata cekung dan merah, muka pucat dan bibir kehitaman.
c. Buang air besar dan air kecil kurang lancar.
d. Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.
e. Tanda berbintik merah seperti bekas gigitan nyamuk dan ada bekas
luka sayatan.
f. Terdapat perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan.
g. Sering batuk-pilek berkepanjangan.
h. Mengeluarkan air mata yang berlebihan.
i. Mengeluarkan keringat yang berlebihan
j. Kepala sering nyeri, persendian ngilu.

Pemeriksaan Fisik pada Pasien Ketergantungan Nikotin

Efek fisik dari penggunaan nikotin termasuk peningkatan detak


jantung, tekanan darah yang meningkat, dan penurunan berat badan.
Efek fisik dari penghentian nikotin dan penghentian merokok termasuk
penambahan berat badan karena peningkatan nafsu makan, penurunan
detak jantung, dan peningkatan indra perasa dan penciuman.

Selain efek fisiknya, nikotin memberikan pengaruh perilaku yang kuat.


Pemeriksaan status mental lengkap akan dimulai dengan pengamatan
umum terhadap pasien, yang biasanya berupa asap berasap, gigi
bernoda tar, dan penuaan kulit dini.
Nikotin dapat meningkatkan tingkat kewaspadaan individu, meskipun
penyalahgunaan dan ketergantungan tembakau dapat menstimulasi
gambaran panik, hampir seperti manik. Ucapan juga dapat dipercepat
sejalan dengan perilaku. Penggunaan tembakau dapat menyebabkan
iritabilitas, yang sering kali diredakan dengan dosis nikotin. Fase awal
putus zat bisa muncul dengan lebih banyak iritabilitas, kecemasan, dan
agitasi. Meski orang berpura-pura menggunakan tembakau untuk
kesenangan yang didapat dari nikotin, namun kecemasan dan depresi
umumnya muncul bersamaan dengan penggunaan tembakau.

Penggunaan tembakau saja tidak dianggap sebagai faktor risiko yang


signifikan untuk bunuh diri. Namun, gangguan yang menyertai seperti
depresi dan kecemasan memang meningkatkan risiko bunuh diri.
Dokter harus menanyakan tentang keselamatan pasien dan menyelidiki
lebih lanjut jika pasien mendukung keinginan untuk bunuh diri. Klinisi
harus mencoba untuk menentukan apakah ide bunuh diri telah matang
untuk memasukkan rencana dan, jika demikian, faktor apa yang
memperburuk atau mengurangi kecenderungan pasien untuk
mengubah ide menjadi upaya yang sebenarnya.

Sebagai aturan umum, nikotin tidak menghasilkan gangguan persepsi


atau pikiran, seperti halusinasi visual atau delusi. Penggunaan nikotin
tidak boleh berdampak negatif pada memori, kemampuan untuk
melakukan perhitungan sederhana, pemikiran abstrak, atau penilaian.
Gangguan penggunaan tembakau tidak boleh menyebabkan delirium
atau demensia.
4. Penatalaksanaan Ketergantungan Zat- zat Adiktif
Rehabilitasi adalah fasilitas/program yang sifatnya semi tertutup,
maksudnya hanya orang-orang tertentu dengan kepentingan khusus yang
dapat memasuki area ini. Rehabilitasi narkoba adalah tempat yang
memberikan pelatihan keterampilan dan pengetahuan untuk
menghindarkan diri dari narkoba (Soeparman, 2000:37).

Menurut UU RI No. 35 Tahun 2009, ada dua jenis rehabilitasi, yaitu :


a. Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara
terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan
narkotika.
b. Rehabilitasi sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara
terpadu, baik fisik, mental maupun sosial, agar bekas pecandu
narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam
kehidupan masyarakat.

Pusat atau lembaga Rehabilitasi yang baik haruslah memenuhi persyaratan


antara lain :
a. Sarana dan prasarana yang memadai termasuk gedung, akomodasi,
kamar mandi/WC yang higienis, makanan dan minuman yang
bergisi dan halal, ruang kelas, ruang rekreasi, ruang konsultasi
individual maupun kelompok, ruang konsultasi keluarga, ruang
ibadah, ruang olahraga, ruang keterampilan dan lain sebagainya.
b. Tenaga profesional (psikiater, dokter umum, psikolog, pekerja
sosial, perawat, agamawan/rohaniawan dan tenaga ahli
lainya/instruktur). Tenaga profesional ini untuk menjalankan
program yang terkait.
c. Manajemen yang baik.
d. Kurikulum/program rehabilitasi yang memadai sesuai dengan
kebutuhan. Peraturan tata tertib yang ketat agar tidak terjadi
pelanggaran ataupun kekerasan.
e. Keamanan (security) yang ketat agar tidak memungkinkan
peredaran Narkotika di dalam pusat rehabilitasi (termasuk rokok
dan minuman keras) (Hawari, 2009: 132).

Tatalaksaan Ketergantungan Nikotin

Penggunaan tembakau adalah masalah perbaikan potensial terbesar di


seluruh dunia, dan ini adalah penyebab kematian nomor satu yang
dapat dicegah di negara maju. Dokter memiliki peran yang sangat
penting sebagai pembela pasien dalam promosi kesehatan, mencegah
mulai merokok, mendorong dan membantu pasien yang merokok
untuk berhenti, dan berpartisipasi dalam upaya sosial yang dirancang
untuk mengekang merokok di berbagai tingkatan.

Manfaat dalam memahami neuropatologi kecanduan nikotin telah


membuka batasan baru, termasuk terapi penggantian nikotin yang
efektif (NRT) dan terapi oral. Kemajuan terapi yang lebih besar
diantisipasi di tahun-tahun mendatang.

Komponen penting dari pengobatan adalah mendidik pasien tentang


manfaat berhenti merokok dan proses berhenti merokok. Berikan
gambaran tentang sindrom penarikan yang diharapkan. Lanjutkan
dengan diskusi tentang metode penghentian yang mungkin, yang
mencakup konseling, NRT, obat antidepresan, pelatihan perilaku,
terapi kelompok, hipnosis, dan berhenti "kalkun dingin". Penghentian
yang berhasil dikonfirmasi dengan mengukur kadar kotinin atau
karbon monoksida.

Lebih dari 90% pasien yang mencoba berhenti merokok berhenti


merokok. Terapi atau konseling kelompok profesional mencapai
tingkat penghentian awal 60-100% dan tingkat penghentian 1 tahun
sekitar 20%. Hipnosis dan akupunktur adalah program populer yang
mungkin mendorong upaya baru oleh orang-orang yang teknik lain
telah gagal, tetapi modalitas ini belum terbukti lebih baik daripada
plasebo.

Penggunaan produk tembakau tanpa asap merupakan segmen kecil


namun terus berkembang yang memerlukan pertimbangan khusus
dalam desain intervensi pengobatan. NRT tidak meningkatkan tingkat
berhenti merokok tanpa asap; Namun, dari pilihan farmakologis,
varenicline menunjukkan hasil awal yang positif.

Pasien yang berhenti merokok cenderung mengalami kenaikan berat


badan; oleh karena itu, pasien harus didorong untuk mengikuti diet
rendah kalori dan rejimen olahraga selama dan setelah berhenti
merokok. Pada pasien yang mencoba berhenti merokok, olahraga telah
terbukti membantu mengekang penambahan berat badan dalam jangka
panjang dan membantu meringankan gejala penarikan diri dari nikotin.

Intervensi yang dirancang khusus untuk perokok yang memperhatikan


berat badan (misalnya, program latihan di tempat) meningkatkan
tingkat pantang merokok dan penundaan penambahan berat
badan. Terapi perilaku kognitif untuk mengurangi masalah berat badan
meningkatkan keberhasilan berhenti merokok dan mengurangi
penambahan berat badan.

5. Komplikasi Ketergantungan Zat- zat Adiktif


Beberapa penyakit yang disebabkan oleh ketergantungan nikotin dalam
jangka lama:
a. Kanker paru: diketahui 90% kasus kanker paru diakibatkan oleh
rokok. Hal ini disebabkan karena asap rokok masuk secara inhalasi
dalam paru- paru dan merangsang sel paru- paru untuk tumbuh
abnormal.
b. Kanker kandung kemih: terjadi pada 40% perokok. Studi
menunjukan 2 senyawa naphthylamine dalam rokok menjadi
karsinogen dan mengarah pada kanker kandung kemih.
c. Kanker esofagus: asap rokok juga merusak DNA dan sel- sel
esofagus sehingga menyebabkan kanker esofagus. Sekitar 80%
kasus kanker esofagus dikaitkan dengan merokok.
d. Kanker pencernaan: meskipun asap rokok masuk ke dalam paru-
paru ada beberapa asap yang tertelan sehingga menyebabkan
kenker gastrointestinal.
e. Kanker ginjal: asap yang mengandung nikotin bersama bahan
kimia berbahaya lainnya seperti karbon monoksida menyebabkan
perubahan denyut jantung, pernapasan sirkulasi dan tekanan darah.
Karsinogen yang keluar dari dalam tubuh melalui ginjal juga
merubah sel- sel DNA dan merusak sel- sel ginjal. Perubahan
fungsi ginjal memicu kanker ginjal
f. Aterosklerosis: nikotin dalam rokok mempercepat penyumbatan
arteri yang biasanya terjadi karena lemak, hal ini menyebabkan
terjadinya jaringan parut dan penebalan arteri yang menyebabkan
arterosklerosis.
g. Ganguan medis lainnya: seperti hipertensi, gangguan kesuburan,
memperburuk asma dan radang saluran napas.

Kanker paru: Diketahui


sekitar 90 persen kasus
kanker paru diakibatkan
oleh rokok. Hal
ini karena asap rokok akan
masuk secara inhalasi ke
dalam paru-paru. Zat dari
asap rokok
ini akan merangsang sel di
paru-paru menjadi tumbuh
abnormal. Diperkirakan 1
dari 10
perokok sedang dan 1 dari
5 perokok berat akan
meninggal akibat kanker
paru
ini karena asap rokok akan
masuk secara inhalasi ke
dalam paru-paru. Zat dari
asap rokok
ini akan merangsang sel di
paru-paru menjadi tumbuh
abnormal. Diperkirakan 1
dari 10
perokok sedang dan 1 dari
5 perokok berat akan
meninggal akibat kanker
paru.
BAHAYA MEROKOK
BAGI KESEHATAN 10
2. Kanker kandung kemih:
Kanker kandung kemih
terjadi pada sekitar 40
persen, perokok.
Studi menemukan kadar
tinggi dari senyawa 2
naphthylamine dalam
rokok menjadi
karsinogen yang mengarah
pada kanker kandung
kemih.
3. Kanker payudara:
Perempuan yang merokok
lebih berisiko
mengembangkan kanker
payudara. Hasil studi
menunjukkan perempuan
yang mulai merokok pada
usia 20 tahun,
dan 5 tahun, sebelum ia
hamil pertama kali berisiko
terkena kanker payudara.
4. Kanker serviks: Sekitar
30 persen, kematian akibat
kanker serviks disebabkan
oleh
merokok. Hal ini karena
perempuan yang merokok
lebih rentan terkena infeksi
oleh virus
menular seksual.
5. Kanker kerongkongan:
Studi menemukan bahwa
asap rokok merusak DNA
dari sel-sel
esophagus sehingga
menyebabkan kanker
kerongkongan. Sekitar 80
persen, kasus kanker
esophagus telah dikaitkan
dengan merokok.
6. Kanker pencernaan:
Meskipun asap rokok
masuk kedalam paru-paru,
tetapi ada beberapa
asap yang tertelan sehingga
meningkatkan risiko
kanker ‘gastrointestinal’
(pencernaan).
7. Kanker ginjal: Ketika
seseorang merokok, maka
asap yang mengandung
nikotin dan
tembakau akan masuk ke
dalam tubuh. Nikotin
bersama dengan bahan
kimia berbahaya
lainnya seperti karbon
monoksida dan tar
menyebabkan perubahan
denyut jantung,
pernapasan sirkulasi dan
tekanan darah. Karsinogen
yang disaring keluar dari
tubuh
melalui ginjal juga
mengubah sel DNA dan
merusak sel-sel ginjal.
Perubahan ini
mempengaruhi fungsi
ginjal dan memicu kanker.
8. Kanker mulut:
Tembakau adalah
penyebab utama kanker
mulut. Diketahui perokok
6
kali, lebih besar
mengalami kanker mulut
dibandingkan dengan
orang yang tidak
BAHAYA MEROKOK
BAGI KESEHATAN 11
merokok, dan orang yang
merokok tembakau tanpa
asap berisiko 50 kali lipat,
lebih
besar.
9. Kanker tenggorokan:
Asap rokok yang terhirup
sebelum masuk ke paru-
paru akan
melewati tenggorokan,
karenanya kanker ini akan
berkaitan dengan rokok.
10. Penyakit jantung
koroner: Sebagian besar
penyakit jantung koroner
disebabkan oleh
rokok dan akan memburuk
jika memiliki penyakit lain
seperti diabetes mellitus.
“Nikotin
dalam asap rokok
menyebabkan jantung
bekerja lebih cepat dan
meningkatkan tekanan
darah. Sedangkan karbon
monoksida mengambil
oksigen dalam darah lebih
banyak yang
membuat jantung
memompa darah lebih
banyak”. Jika jantung
bekerja terlalu keras
ditambah tekanan darah
tinggi, maka bisa
menyebabkan serangan
jantung.
11. Aterosklerosis: Nikotin
dalam asap rokok yang
mempercepat
“penyumbatan arteri” yang
biasa disebabkan oleh
penumpukan lemak. Hal
ini akan menimbulkan
terjadinya jaringan
parut dan penebalan arteri
yang menyebabkan
arterosklerosis.
12. Penyakit paru
obstruktif kronik: Kondisi
ini menyebabkan aliran
darah terhalangi
sehingga membuat
seseorang sulit bernapas,
dan sekitar 80% kasus
PPOK disebabkan
oleh rokok. Kondisi ini
bisa menyebabkan
terjadinya emfisema “sesak
napas akibat
kerusakan pada kantung
udara atau alveoli” dan
bronchitis kronis “batuk
dengan banyak
lender yang terjadi terus-
menerus selama 3 bulan”.
13. Gangguan medis
lainnya: Beberapa
gangguan medis juga bisa
disebabkan oleh rokok
seperti tekanan darah
tinggi atau hipertensi,
gangguan kesuburan,
memperburuk asma
dan radang saluran napas,
berisiko lebih tinggi
mengalami degenerasi
macula yaitu
hilangnya penglihatan
secara bertahap, katarak,
menjadi lebih sering sakit-
sakitan,
BAHAYA MEROKOK
BAGI KESEHATAN 12
menimbulkan noda di gigi
dan gusi, mengembangkan
sariawan di usus serta
merusak
penampilan
ini karena asap rokok akan
masuk secara inhalasi ke
dalam paru-paru. Zat dari
asap rokok
ini akan merangsang sel di
paru-paru menjadi tumbuh
abnormal. Diperkirakan 1
dari 10
perokok sedang dan 1 dari
5 perokok berat akan
meninggal akibat kanker
paru.
BAHAYA MEROKOK
BAGI KESEHATAN 10
2. Kanker kandung kemih:
Kanker kandung kemih
terjadi pada sekitar 40
persen, perokok.
Studi menemukan kadar
tinggi dari senyawa 2
naphthylamine dalam
rokok menjadi
karsinogen yang mengarah
pada kanker kandung
kemih.
3. Kanker payudara:
Perempuan yang merokok
lebih berisiko
mengembangkan kanker
payudara. Hasil studi
menunjukkan perempuan
yang mulai merokok pada
usia 20 tahun,
dan 5 tahun, sebelum ia
hamil pertama kali berisiko
terkena kanker payudara.
4. Kanker serviks: Sekitar
30 persen, kematian akibat
kanker serviks disebabkan
oleh
merokok. Hal ini karena
perempuan yang merokok
lebih rentan terkena infeksi
oleh virus
menular seksual.
5. Kanker kerongkongan:
Studi menemukan bahwa
asap rokok merusak DNA
dari sel-sel
esophagus sehingga
menyebabkan kanker
kerongkongan. Sekitar 80
persen, kasus kanker
esophagus telah dikaitkan
dengan merokok.
6. Kanker pencernaan:
Meskipun asap rokok
masuk kedalam paru-paru,
tetapi ada beberapa
asap yang tertelan sehingga
meningkatkan risiko
kanker ‘gastrointestinal’
(pencernaan).
7. Kanker ginjal: Ketika
seseorang merokok, maka
asap yang mengandung
nikotin dan
tembakau akan masuk ke
dalam tubuh. Nikotin
bersama dengan bahan
kimia berbahaya
lainnya seperti karbon
monoksida dan tar
menyebabkan perubahan
denyut jantung,
pernapasan sirkulasi dan
tekanan darah. Karsinogen
yang disaring keluar dari
tubuh
melalui ginjal juga
mengubah sel DNA dan
merusak sel-sel ginjal.
Perubahan ini
mempengaruhi fungsi
ginjal dan memicu kanker.
8. Kanker mulut:
Tembakau adalah
penyebab utama kanker
mulut. Diketahui perokok
6
kali, lebih besar
mengalami kanker mulut
dibandingkan dengan
orang yang tidak
BAHAYA MEROKOK
BAGI KESEHATAN 11
merokok, dan orang yang
merokok tembakau tanpa
asap berisiko 50 kali lipat,
lebih
besar.
9. Kanker tenggorokan:
Asap rokok yang terhirup
sebelum masuk ke paru-
paru akan
melewati tenggorokan,
karenanya kanker ini akan
berkaitan dengan rokok.
10. Penyakit jantung
koroner: Sebagian besar
penyakit jantung koroner
disebabkan oleh
rokok dan akan memburuk
jika memiliki penyakit lain
seperti diabetes mellitus.
“Nikotin
dalam asap rokok
menyebabkan jantung
bekerja lebih cepat dan
meningkatkan tekanan
darah. Sedangkan karbon
monoksida mengambil
oksigen dalam darah lebih
banyak yang
membuat jantung
memompa darah lebih
banyak”. Jika jantung
bekerja terlalu keras
ditambah tekanan darah
tinggi, maka bisa
menyebabkan serangan
jantung.
11. Aterosklerosis: Nikotin
dalam asap rokok yang
mempercepat
“penyumbatan arteri” yang
biasa disebabkan oleh
penumpukan lemak. Hal
ini akan menimbulkan
terjadinya jaringan
parut dan penebalan arteri
yang menyebabkan
arterosklerosis.
12. Penyakit paru
obstruktif kronik: Kondisi
ini menyebabkan aliran
darah terhalangi
sehingga membuat
seseorang sulit bernapas,
dan sekitar 80% kasus
PPOK disebabkan
oleh rokok. Kondisi ini
bisa menyebabkan
terjadinya emfisema “sesak
napas akibat
kerusakan pada kantung
udara atau alveoli” dan
bronchitis kronis “batuk
dengan banyak
lender yang terjadi terus-
menerus selama 3 bulan”.
13. Gangguan medis
lainnya: Beberapa
gangguan medis juga bisa
disebabkan oleh rokok
seperti tekanan darah
tinggi atau hipertensi,
gangguan kesuburan,
memperburuk asma
dan radang saluran napas,
berisiko lebih tinggi
mengalami degenerasi
macula yaitu
hilangnya penglihatan
secara bertahap, katarak,
menjadi lebih sering sakit-
sakitan,
BAHAYA MEROKOK
BAGI KESEHATAN 12
menimbulkan noda di gigi
dan gusi, mengembangkan
sariawan di usus serta
merusak
penampilan
6. Prognosis Ketergantungan Zat- zat adiktif
Prognosis Kecanduan Nikotin
Konsekuensi kesehatan yang merugikan dari kecanduan nikotin sangat
besar. Merokok tembakau bertanggung jawab atas 1 dari setiap 5 kematian
dan merupakan penyebab paling umum kematian terkait kanker di
Amerika Serikat. Anak-anak merokok 1,1 miliar bungkus rokok setiap
tahun. Ini menyumbang lebih dari $ 300 miliar untuk biaya perawatan
kesehatan di masa depan.

Tembakau menyumbang lebih dari 85% dari semua kematian akibat


kanker paru-paru. Sejak laporan pertama Surgeon General pada tahun
1964, sekitar 10 juta orang di Amerika Serikat telah meninggal karena
penyebab yang dikaitkan dengan merokok; 2 juta di antaranya berasal dari
kanker paru-paru saja. Selain itu, tembakau juga telah diidentifikasi
sebagai penyebab utama emfisema, PPOK, bronkitis, dan penyakit
jantung.
Kanker laring jarang terjadi; akan tetapi, pada tahun 1988, itu
menyumbang 1,1% kematian terkait kanker pada pria dan 0,3% kematian
terkait kanker pada wanita. Kanker mulut menyumbang sekitar 2,1% dari
kematian terkait kanker pada pria dan 1,2% dari kematian terkait kanker
pada wanita pada tahun 1988. Merokok dan mengunyah tembakau adalah
penyebab utama penyakit ini. Kanker esofagus menyumbang 2,6% dari
kematian terkait kanker pada pria dan 1% dari kematian terkait kanker
pada wanita. Sekitar 50% dari keseluruhan kematian akibat kanker
esofagus disebabkan oleh merokok.

Kanker kandung kemih menyumbang 2,4% dari kematian terkait kanker


pada pria dan 1,3% dari kematian terkait kanker pada wanita pada tahun
1988; sekitar sepertiga dari kematian ini terkait dengan merokok. Kanker
pankreas menyumbang sekitar 5% dari kematian terkait kanker pada tahun
1990; sepertiga dari kematian ini dikaitkan dengan merokok. Kanker ginjal
menyumbang 2,3% dari kematian terkait kanker pada pria dan 1,8% dari
kematian terkait kanker pada wanita.

Merokok telah ditetapkan sebagai faktor risiko independen untuk kanker


serviks rahim. Kanker dubur pada pria dan wanita heteroseksual juga
sebagian besar disebabkan oleh merokok. Interaksi antara faktor virus dan
paparan tembakau meningkatkan risiko kanker.

Bukan perokok yang terpapar asap tembakau lingkungan memiliki risiko


lebih tinggi terkena kanker dan penyakit paru secara
signifikan. Konsentrasi racun dan karsinogen lebih tinggi pada asap
sampingan. Anak-anak yang terpapar asap rokok mengalami berbagai
gangguan pernapasan dan morbiditas.

Pengaruh Penambahan Berat badan


Kekhawatiran tentang kenaikan berat badan setelah berhenti merokok
adalah penghalang umum untuk menghentikan penggunaan
tembakau. Faktanya, banyak pasien yang tidak lagi berhenti merokok
karena khawatir akan bertambahnya berat badan. Pertengkaran semacam
itu sering kali melibatkan risiko kesehatan komparatif dari penggunaan
nikotin yang berkelanjutan versus penambahan berat badan. Penelitian saat
ini menawarkan sedikit panduan tentang penambahan berat badan setelah
menjalani perawatan. Bupropion, terapi penggantian nikotin (NRT), dan
varenicline tampaknya meminimalkan penambahan berat badan hanya jika
diresepkan, suatu efek yang menghilang dengan berakhirnya pengobatan
farmakologis. Olahraga dapat menurunkan berat badan dalam jangka
panjang.

Perokok dengan masalah berat badan lebih cenderung kambuh. Merokok


karena alasan pengendalian berat badan telah dikaitkan dengan menjadi
perempuan, merokok lebih banyak per hari, motivasi yang lebih rendah
untuk berhenti merokok, ketidakpuasan citra tubuh, dan skor Fagerstrom
yang lebih tinggi

DAFTAR PUSTAKA

https://emedicine.medscape.com/article/287555-overview
Ebbert J, Montori VM, Erwin PJ, Stead LF. Interventions for smokeless tobacco
use cessation. Cochrane Database Syst Rev. 2011 Feb 16;2:CD004306.
Farley AC, Hajek P, Lycett D, Aveyard P. Interventions for preventing weight
gain after smoking cessation. Cochrane Database Syst Rev. 2012.
Dale LC, Schroeder DR, Wolter TD. Weight change after smoking cessation
using variable doses of transdermal nicotine replacement. J Gen Intern
Med. 1998.

http://repository.radenfatah.ac.id/7869/2/skripsi%20BAB%20II.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/8457/3/TA213559.pdf
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14198/2/T1_462010031_BAB
%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai