DEPRESI
DOSEN TUTOR
dr. Rusdani, MKKK
DISUSUN OLEH
Audley Christophorus
61118008
DEPRESI
Surti, seorang pelajar berusia 17 tahun dibawa ke dokter oleh karena orang
tuanya menduga bahwa dia telah diperkosa oleh supir angkot yang
ditumpanginya. Dua hari yang lalu Surti menumpang angkot sepulang
bimbel. Menurut keterangan Surti, dia merupakan penumpang terakhir
yang belum turun dan dirayu oleh supir dan kenek angkot yang
ditumpanginya, selain itu Surti tidak mengingat apa-apa lagi. Surti diantar
pulang malam itu oleh petugas ronda/polisi yang menemukannya dalam
keadaan bingung di tepi jalan.
Menurut keterangan orang tua Surti di sekolah ia dikenal sebagai anak yang
pintar, banyak teman, walaupun pendiam. Bagaimana pendapat Anda
mengenai keadaan yag dialami oleh Surti dan penanganannya?
SKEMA
LEARNING OBJECTIVE
1. Pengertian Depresi
Depresi adalah suatu penyakit jiwa dengan gejala utama sedih, yang
disertai gejala-gejala psikologik lainnya, gangguan somatic maupun
gangguan psikomotor dalam kurun waktu tertentu dan digolongkan
kedalam gangguan afektif. Depresi dalam penggunaan istilah sehari-hari
biasanya dikaitkan dengan perasaan sedih, murung, putus asa, merana dan
tidak bahagia. Depresi dapat juga berupa sekumpulan gejala atau sindroma
(disertai perubahan kognitif, psikomotor dan vegetatif) atau merupakan
kesatuan penyakit (dengan gambaran klinis yang khas, dasar riwayatnya
dan hubungan dengan keadaan biologisnya) (Ardhana dalam Soetjiningsih,
2007).
2. Etiologi Depresi
Depresi disebabkan oleh kombinasi banyak faktor. Adapun faktor biologis,
faktor bawaan atau keturunan, faktor yang berhubungan dengan
perkembangan seperti kehilangan orang tua sejak kecil, faktor psikososial,
dan faktor lingkungan, yang menjadi satu kesatuan mengakibatkan
depresi.
a. Faktor Biologis
Faktor biologis yang dapat menyebabkan terjadinya depresi dapat
dibagi menjadi dua hal yaitu disregulasi biogenik amin dan
disregulasi neuroendokrin. Abnormalitas metabolit biogenik amin
yang sering dijumpai pada depresi yaitu hydroxy indoleacetic acid
(5HIAA), homovalinic acid (HVA), 3-methoxy 4-
hydrophenylglycol (MHPG), sebagian besar penelitian melaporkan
bahwa penderita gangguan depresi menunjukkan berbagai macam
abnormalitas metabolik biogenikamin pada darah, urin dan cairan
serebrospinal. Keadaan tersebut endukung hipotesis ganggua
depresi berhubungan dengan disregulasi biogenikamin. Dari
biogenik amin, serotonin dan norepinefrin merupakan
neurotransmiter yang paling berperan dalam patofisiologi depresi.
b. Faktor Psikososial
Peristiwa kehidupan dengan stressful sering mendahului episode
pertama, dibandingkan episode berikutnya. Ada teori yang
mengemukakan adanya stres sebelum episode pertama
menyebabkan perubahan biologi otak yang bertahan lama.
Perubahan ini menyebabkan perubahan berbagai neurotransmiter
dan sistem sinyal intraneuron. Termasuk hilangnya beberapa
neuron dan penurunan kontak sinaps. Dampaknya, seorang
individu berisiko tinggi mengalami episode berulang gangguan
mood, sekalipun tanpa stressor dari luar.
b. Simtom Kognitif
Simtom kognitif menyebutkan gejala kognitifnya antara lain, yakni
penilaian diri sendiri yang rendah, harapan-harapan yang negatif,
menyalahkan serta mengkritik diri sendiri, tidak dapat membuat
keputusan, distorsibody image. Penilaian diri sendiri yang rendah
terhadap kemampuan inteligensi, penampilan, kesehatan, daya
tarik, popularitas, atau penghasilannya. Harapan-harapan negatif
termasuk di dalamnya mengharapkan hal-hal yang terburuk dan
menolak kemungkinan adanya perbaikan dan perubahan menuju
hal yang lebih baik.
c. Simtom Motivasional
Penderita depresi memiliki masalah besar dalam memobilisasi
dirinya untuk menjalankan aktivitas-aktivitas yang paling dasar
seperti makan, minum, dan buang air. Simtom motivasional
lainnya yakni keinginan untuk menyimpang dari pola hidup sehari-
hari, keinginan untuk menghindar dari tugas, disamping itu
cenderung menunda kegiatan yang tidak memberi kepuasan, lebih
sering melamun dari pada mengerjakan sesuatu. Seseorang lebih
sering tertarik pada kegiatan pasif, seperti menonton televisi, pergi
ke bioskop, ataupun hanya tidur-tiduran di kamar, simtom
motivasional berikutnya keinginan bunuh diri. Meskipun keinginan
tersebut juga dijumpai pada seseorang non depresi, namun
frekuensinya lebih sering dijumpai pada penderita depresi, simtom
motivasional berikutnya adalah, peningkatan dependensi sebagai
keinginan untuk memperoleh pertolongan, petunjuk, pengarahan
ketimbang melakukan proses aktual tersebut pada orang lain.
d. Simtom-simtom Fisik
Simtom fisik depresi adalah kehilangan nafsu makan, gangguan
tidur, mudah lelah dan kehilangan libido.
Gejala Lainnya
4. Penatalaksanaan Depresi
Penatalaksanaan Diet dan Aktivitas
Diet rendah sodium Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH),
yang sebelumnya terbukti mengurangi hipertensi dan risiko stroke, juga
dapat membantu menangkal depresi. Selain rendah natrium, makanan ini
kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan makanan olahan susu
rendah lemak. Sebuah studi menemukan bahwa peserta yang paling patuh
pada diet, 11% lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi depresi dari
waktu ke waktu dibandingkan mereka yang paling tidak patuh pada diet.
Diet MIND adalah kombinasi dari diet Mediterania dan DASH dan juga
telah terbukti menjaga kesehatan otak. Ini mungkin kunci dalam
mempertahankan kognisi dan mengurangi risiko demensia.
Pembatasan Diet
Pembatasan makanan hanya diperlukan saat meresepkan penghambat
oksidase monoamine (MAOIs). Makanan tinggi tyramine, yang dapat
menyebabkan krisis hipertensi dengan adanya MAOI, harus
dihindari. Makanan ini meliputi:
a. Keju tua
b. Hati ayam atau sapi yang sudah tua
c. Sosis kering udara dan daging sejenis
d. Alpukat
e. Bir dan anggur (khususnya anggur merah)
f. Buah ara kalengan
g. Kaviar
h. kacang fava
i. Pelunak daging
j. Buah yang terlalu matang
k. Acar atau daging atau ikan yang diawetkan
l. kismis
m. kol parut
n. Pasta udang
o. Krim asam
p. Kecap
q. Ekstrak ragi
Penatalaksanaan Faramakologi
Obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan depresi meliputi:
a. Penghambat reuptake serotonin selektif (SSRI)
SSRI meliputi:
1) Citalopram (Celexa)
2) Escitalopram (Lexapro)
3) Fluoxetine (Prozac)
4) Fluvoxamine (Luvox)
5) Paroxetine (Paxil)
6) Sertraline (Zoloft)
7) Vilazodone (Viibryd)
8) Vortioxetine (Brintellix)
c. Antidepresan atipikal
Antidepresan atipikal termasuk
1) bupropion (Wellbutrin)
2) mirtazapine (Remeron)
3) nefazodone
4) trazodone (Desyrel)
St. John's wort dapat bertindak sebagai SSRI. Dosis umum adalah
300 mg 3 kali sehari dengan makanan untuk mencegah gangguan
GI. Jika tidak ada respons klinis yang terjadi setelah 3-6 bulan,
dianjurkan untuk menggunakan obat lain.
Kata perkosaan berasal dari bahasa latin rapere yang berarti mencuri,
memaksa, merampas, atau membawa pergi (Hariyanto, 1997: 97). Pada
zaman dahulu tindak pidana perkosaan sering dilakukan untuk
memperoleh seorang istri dan tindak pidana perkosaan tidak hanya
berbentuk persetubuhan namun segala bentuk serangan yang melibatkan
alat kelamin yang dengan cara kekerasan dan pemaksaan oleh pelaku
terhadap korban.
Hukum Pemerkosaan
Tindak pidana perkosaan sebagaimana diatur dalam KUHP Pasal 285 yang
berbunyi sebagai berikut: ‘’Barang siapa yang dengan kekerasan atau
dengan ancaman memaksa perempuan yang bukan istrinya bersetubuh
dengan dia, karena perkosaan, dipidana dengan pidana penjara selama-
lamanya dua belas tahun’’.
Dalam pasal 285 KUHP mensyaratkan keharusan adanya persetubuhan
yang bukan istrinya disertai dengan ancaman kekerasan. Perkosaan
ditandai dengan penetrasi penis kepada lubang vagina dalam hubungan
seks disertai dengan ancaman dan kekeraasan fisik terhadap diri korban
oleh pelaku.