PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kecemasan adalah suatu penyerta yang normal dari pertumbuhan, dari
perubahan, dari pengalaman sesuatu yang baru dan belum dicoba, dan dari penemuan
identitasnya sendiri dan arti hidup. Sebagai contohnya, kecemasan adalah normal
bagi anak-anak pada hari pertama sekolahnya, ketika tampil dihadapan orang
banyak,dll. Tetapi sebalinya, kecemasan patologis adalah respon yang tidak sesuai
terhadap stimulus yang diberikan berdasarkan pada intensitas atau durasinya.4
Sementara itu, pasien dengan mood terdepresi memperlihatkan kehilangan energi
dan minat, merasa bersalah, sulit berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, berpikir
mati atau bunuh diri. Tanda dan gejala lain termasuk perubahan dalam tingkat
aktivitas, kemampuan kognitif, bicara dan fungsi vegetatif (termasuk tidur, aktivitas
seksual dan ritme biologik yang lain).3
Beberapa memiliki gejala gangguan kecemasan yang tidak memenuhi kriteria
untuk satu pun gangguan kecemasan DSM-IV spesifik atau gangguan penyesuaian
dengan kecemasan atau campuran kecemasan yang tidak ditentukan (NOS; not
otherwise specified). Gangguan tersebut melingkupi pasien yang memiliki gejala
kecemasan dan depresif tetapi tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk suatu
gangguan kecemasan maupun suatu gangguan mood. Kombinasi gejala depresif dan
kecemasan menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna pada orang yang
terkena.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 GANGGUAN ANXIETAS
2.2.1 DEFINISI
Anxietas merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai
dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari
susunan saraf autonomik (SSA).1
2.2.2 ETIOLOGI
Penyebab gangguan cemas multifaktorial: faktor biologis, psikologis, dan
sosial. Faktor biologis kecemasan akibat dari reaksi syaraf otonom yang
berlebihan dan terjadi pelepasan kathekolamin. Dilihat dari aspek psikoanalis,
kecemasan dapat terjadi akibat impuls-impuls bawah sadar yang masuk ke
alam sadar. Mekanisme pertahanan jiwa yang tidak sepenuhnya berhasil dapat
menimbulkan
kecemasan
yang
mengambang,
displacement
dapat
TERAPI OBAT
ETIOLOGI
Faktor Organobiologi
Dilaporkan terdapat metabolit amin biogenik-seperti asam 5hydroxyinleactic (5-HIAA), asam homovanilic (HVA), dan 3-methoxy4-hydroxyphenyl-glycol (MHPG) di dalam darah, urin, dan cairan
serebrospinal (CSF) pasien dengan gangguan mood. Paling konsisten
adalah hipotesis ganggua mood berhubungan dengan disregulasi
efek
psikososial,
tetapi
jga
faktor
nongenetik
dibandingkan
episode
berikutnya.
Ada
teori
yang
2.2.3
Kebanyakan
pasien
menunjukkan
peningkatan
atau
2.2.4 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pasien gangguan mood harus diarahkan kepada beberapa
tujuan. Pertama, keselamatan pasien harus terjamin. Kedua, kelengkapan
evaluasi diagnostik pasien harus dilaksanakan. Ketiga, rencana terapi bukan
hanya untuk gejala, tetapi kesehatan jiwa pasien kedepan juga harus
diperhatikan.
Rawat inap
Indikasi yang jelas untuk rawat inap adalah kebutuhan untuk prosedur
diagnostik, risiko untuk bunuh diri dan melakukan pembunuhan, dan
berkurangnya kemampuan pasien secara menyeluruh untuk asupan makanan
dan tempat perlindungan. Riwayat gejala berulang dan hilangnya sistem
dukungan terhadap pasien juga merupakan indikasi rawat inap.
Terapi keluarga
Terapi keluarga tidak umum digunakan sebagai primer untuk gangguan
depresi berat, tetapi meningkatkan bukti klinis dapat membantu pasien dengan
gangguan mood untuk mengurangi dan menghadapi stres dan mengurangi
adanya kekambuhan.
Terapi keluarga diindikasikan untuk gangguan yang membahayakan
perkawinan pasien atau fungsi keluarga atau jika gangguan mood didasari
atau dapat ditangani oleh situasi keluarga.
Farmakoterapi
Pada gangguan depresi berat, penanganan efektif dan spesifik, seperti obat
trisiklik untuk gangguan depresi berat telah digunakan selama 40 tahun.
Antidepresan membutuhkan waktu 3-4 minggu untuk memberikan efek terapi
yang signifikan, menunjukkan efek terapi lebih awal; dan secara relatif semua
antidepresan yang tersedia menjadi toksik pada dosis yang kelebihan dan
menunjukkan efek samping.
Antidepresan lainnya adalah Serotonine Reuptake inhibitor (SSRIs), seperti
fluoxetine, paroxetine (Paxil), dan sertraline (zoloft). Antidepresan golongan
lain misalnya bupropion, venlafazine, nefazodone (serzone), dan mirtazapine
(remeron) menunjukkan secara klinis hasil yang sama efektif dengan obat
terdahulu tetapi lebih aman dan toleransinya lebih baik. Prinsip indikasi untuk
antidepresan adalah episode depresi berat. Edukasi pasien yang adekuat
tentang kegunaan antidepresan sebagai hal penting untuk kesuksesan terapi
termasuk pemilihan obat dan dosis yang paling sesuai.
3.
4.
2.3.3
MANIFESTASI KLINIS
2.3.4
DIAGNOSA
kekhawatiran berlebihan.
Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka
harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau
gangguan anxietas fobik. Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas
yang cukup berat untuk menegakkan masing-masing diagnosis, maka
campuran tidak dapat digunakan. Jika hanya dapat dikemukakan satu
2.3.6
PENATALAKSANAAN
triazolobenzodiazepin
1A
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Gangguan campuran anxietas dan depresif ini mencakup pasien yang memiliki gejala
kecemasan dan depresi, tetapi tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk suatu
gangguan kecemasan maupun gangguan mood. Kombinasi gejala depresi dan
kecemasan menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna pada orang yang
terkena.2