Anda di halaman 1dari 47

REFERAT

SKIZOFRENIA

Oleh :
Putri Rara Imas Balerna Pratiwi S.Ked
FAA 110 030

Pembimbing :
dr. Yulinar Nuryagus Siringo, M.Sc, Sp.KJ

skizofrenia

Masalah global
kesulitan untuk
membedakan hal yang
nyata dan imajinasinya,
berpikir secara logis,
kesulitan untuk
menyampaikan
perasaannya, atau
berperilaku aneh
Skizofrenia sering terjadi
pada orang dewasa dan
diderita sekitar 26 juta
orang didunia

Sejarah skizofrenia

Tercatat sejak 2000 SM


Teori terus berkembang
Istilah dasar dari Emil
Kraeplin untuk skizofrenia
adalah dementia praecox. Ini
berdasarkan dari
pengamatannya, bahwa
penyakit pasien berkembang
pada umur yang relatif muda
(praecox), ditambah dengan
perjalanan penyakit secara
kronik dan tidak memiliki
secara jelas akhir dari
perjalanan penyakit tersebut
(dementia).

Eugen
Bleuler
merupakan
orang
pertama
mengunakan kata "skizofrenia", berasal dari kata
Yunani "pecah" dan "pikiran". Berbeda dengan
kepribadian yang terpecah, Bleuler mengartikan
terpecahnya fungsi psikik.
Dia memperkenalkan 4 tanda penting berupa 4
A,yaitu:
Afek tumpul
Asosiasi longgar
Ambivalensi
Autisme

definisi
Skizofrenia berasal dari dua kata, yaitu Skizo yang
artinya retak atau pecah (split), dan Frenia yang
artinya jiwa.
seseorang yang mengalami keretakan jiwa atau
keretakan kepribadian atau merupakan suatu
gangguan psikosomatis, gejala-gejala pada badan
hanya sekunder karena gangguan dasar yang
psikogenik atau merupakan manifestasi somatis
dari gangguan psikogenik. Skizofrenia biasanya
ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi,
pikiran, afek, dan perilaku seseorang.

Epidemiologi
1%

dari seluruh org di dunia


Onset biasanya pada usia remaja
akhir atau dewasa muda
Laki-laki: 15-25 tahun
Perempuan: 25-35 tahun

Prevalensi

laki2 = perempuan
Jumlah seluruh responden
dengan gangguan jiwa berat
berdasarkan data Riskesdas
2013 adalah sebanyak 1.728
orang.

etiologi

Neuropatologi
Herediter
Gangguan anatomik dan neurodevelopmental
Teori biokimia
- dopamin, serotonin, glutamat, GABA, NE
Psikoneuroimunologi
Psikoneuroendokrinologi
Psikoanalitik
Psikodinamika
Teori belajar

patogenesis

Manifestasi Klinik
Gejala positif

Gejala kognitif

Gejala negatif

Gejala

positif meliputi halusinasi, waham,


perilaku aneh (cara berpakaian, perilaku sosial,
agresif, perilaku berulang), gangguan pikiran
formal positif (penyimpangan, tangensialitas,
inkoherensi, dan lain-lain).
Gejala negatif meliputi pendataran afektif, alogia
(miskin bicara, kemiskinan isi bicara, afek yang
tidak sesuai), tidak ada kemauan-apatis,
anhedonia-asosialitas, tidak memiliki atensi sosial.
Gejala kognitif meliputi miskin ide, sulit fokus
dan memusatkan perhatian, dan sulit dalam
mengingat sesuatu yang baru atau sesuatu yang
telah dipelajari.

Perjalanan penyakit skizofrenia terbagi menjadi tiga fase,


yaitu:
Fase Prodormal (akut)
Gejala psikotik belum jelas
Gejala (+) belum ada
Gejala (-) belum ada
Fase aktif
Gejala psikotik jelas dan menonjol
Gejala (+) menonjol
Gejala (-) ada
Fase residual (remisi)
Gejala psikotik tidak menonjol
Gejala (+) minimal
Gejala (-) ada

DIAGNOSA SKIZOFRENIA

Kriteria berdasarkan PPDGJ III:


Harus ada sedikitnya 1 gejala berikut ini yang
sangat jelas (atau 2 gejala atau lebih bila gejala
gejala tersebut kurang tajam atau jelas):
A: Thought echo: isi pikiran dirinya sendiri yang
berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak
keras) dan isi pikiran ulangan walaupun isinya sama
namun kualitasnya berbeda.
Thought insertion or withdrawal: isi pikiran yang
asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion)
atau pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar
dirinya (withdrawal)
Thought broadcasting: isi pikirannya tersiar ke
luar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya.

B:

Delusion of control : waham


tentang dirinya dikendalikan oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar
Delusion of influence: waham
tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar
Delusion of passivity: waham
tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari
luar
Delusional perception: pengalaman
inderawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya,
biasanya bersifat mistik atau mukjizat.

C: Halusinasi auditorik: suara halusinasi


berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien; atau
mendiskusikan perihal pasien di antara
mereka sendiri; atau jenis suara halusinasi
lain yang berasal dari salah satu bagian
tubuh
D: Waham waham menetap lainnya yang
menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar atau sesuatu yang mustahil.

Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang


harus selalu ada secara jelas:
e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa
saja, apabila disertai baik oleh waham yang
mengambang maupun yang setengah berbentuk
tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun
disertai oleh ide ide berlebihan yang menetap,
atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu
minggu atau berbulan bulan.
f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang
mengalami sisipan, yang berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.

g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh


gelisah, postur tubuh tertentu, atau
fleksibilitas cerea. Negativme, mutisme, dan
stupor.
h. Gejala gejala negatif seperti sikap sangat
apatis, bicara yang jarang, dan respons
emosional yang menumpul atau tidak wajar,
biasanya yang mengakibatkan penarikan diri
dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja
sosial. Tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau
medikasi neuroleptika.

Adanya gejala gejala khas tersebut diatas


telah berlangsung selama kurun waktu 1
bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap
fase nonpsikotik prodormal)
Harus ada perubahan yang konsisten dan
bermakna dalam mutu keseluruhan dari
beberapa aspek perilaku pribadi,
bermanifestasi sebagai kehilangan minat,
hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu,
sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan
diri dari sosial

Subtipe

ditegakkan berdasarkan atas


manifestasi perilaku yang paling menonjol

KLASIFIKASI SKIZOFRENIA
F 20.0 Tipe Paranoid
F20.1 Tipe Disorganisasi
atau Hebefrenik
F 20.2Tipe Katatonik
F 20.3 Tipe Tak Terinci
F 20.4 Depresi PascaSkizofrenia
F 20.5 Tipe Residual
F20.6: Skizofrenia
Simpleks
F 20.8 Skizofrenia lainnya
F 20.9: Skizofrenia YTT

TIPE PARANOID
Tipe paling stabil dan sering
Gejala terlihat sangat konsisten; pasien dapat atau
tidak bertindak sesuai dengan wahamnya
Pasien sering tak kooperatif dan sulit untuk diajak
kerjasama, mungkin agresif, marah atau ketakutan
Pasien jarang memperlihatkan perilaku inkoheren
dan disorganisasi dan afek jarang terganggu
Tegang, mudah curiga, berjaga-jaga, berhati-hati
Gejala yang menonjol: waham kebesaran, kejar,
rujukan, dikendalikan, dipengaruhi, dan cemburu;
halusinasi akustik berupa ancaman, perintah,
menghina.

PPDGJ III

Memenuhi kriteria umum diagnosis


Skizofrenia
Sebagai tambahan:

Halusinasi auditorik, yang mengancam pasien


atau memberi perintah, atau yang tanpa bentuk
verbal berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa
(laughing)
Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa atau
bersifat seksual atau lain-lain perasaan tubuh; hal
visual mungkin ada tapi jarang menonjol
Waham dapat berupa hampir setiap jenis; yang
paling khas adalah delusion of control,
delusion of influence, atau delusion of
passivity dan keyakinan dikejar-kejar yang
beraneka ragam

TIPE HEBEFRENIK
Regresi nyata ke perilaku primitif, tak
terinhibisi dan kacau; perilaku kacau
Gangguan pikiran menonjol dan kontak
dengan realita buruk
Umumnya diperlukan pengamatan
kontinu selama 2 atau 3 bulan
Perilaku tidak bertanggung jawab
dan tak dapat diramalkan, serta
mannerisme
Afek tumpul dan tidak wajar, disertai
cekikikan atau perasaan puas diri,
senyum sendiri, menyeringai
Proses pikir mengalami disorganisasi
dan pembicaraan tidak menentu,
serta inkoheren

PPDGJ III

Mememuhi kriteria umum diagnosis


Skizofrenia
Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali
hanya ditegakkan pada usia remaja atau
dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25
tahun)
Kepribadian premorbid meunjukkan ciri khas:
pemalu dan senang menyendiri, namun
tidak harus demikian untuk menentukan
diagnosis

Umumnya diperlukan pengamatan kontinu


selama 2 atau 3 bulan

Perilaku tidak bertanggung jawab dan tak


dapat diramalkan, serta mannerisme; ada
kecenderungan untuk selalu menyendiri dan peilaku
memunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan
Afek dangkal dan tidak wajar, disertai
cekikikan atau perasaan puas diri, senyum sendiri,
menyeringai, mengibuli secara bensenda gurau,
keluhan hipokondriakal, dan ungkapan kata yang
diulang-ulang
Proses pikir mengalami disorganisasi dan
pembicaraan tidak menentu, serta inkoheren

TIPE KATATONIK
Gangguan

nyata fungsi motorik


Pasien paling sedikit memiliki satu dari (atau
kombinasi) beberapa bentuk katatonia:
Stupor katatonik atau mutisme
Negativisme katatonik
Rigiditas katatonik
Postur katatonik
Kegembiraan katatonik

PPDGJ III
Memenuhi

kriteria umum Skizofrenia


Satu atau lebih dari perilaku berikut:
Stupor (amat berkurangnya dalam
reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam
gerakan serta aktivitas spontan) atau
mutisme
Gaduh-gelisah (tampak jelas aktivitas
motorik yang tak bertujuan, yang tidak
dipengaruhi oleh stimuli eksternal)
Menampilkan posisi tubuh tertentu
(secara sukarela mengambil dan
mempertahankan posisi tubuh tertentu
yang tidak wajar/aneh)

Negativisme (perlawanan terhadap


perintah)
Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh
yang kaku untuk melawan upaya
menggerakkan dirinya)
Fleksibilitas cerea (mempertahankan
anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang
dapat dibentuk dari luar)
Gejala-gejala lain: command automatism,
pengulangan kata-kata

TIPE TAK TERINCI


Pasien

mempunyai halusinasi, waham


dan gejala psikosis aktif yang menonjol
(mis: kebingungan, inkoheren) atau
memenuhi kriteria skizofrenia, tetapi
tidak dapat digolongkan pada tipe
paranoid, hebefrenik, atau katatonik
Tidak memenuhi kriteria untuk
skizofrenia residual atau depresi pascaskizofrenia

TIPE RESIDUAL
Pasien

dalam keadaan remisi dari


keadaan akut, tetapi masih
memperlihatkan gejala-gejala residual
Gejala: penarikan diri secara sosial,
afek datar atau tak serasi, perilaku
eksentrik, asosiasi longgar, pikiran tak
logis

PPDGJ III
Gejala

negatif menonjol, misalnya


perlambatan psikomotorik, aktivitas
menurun, afek yang menumpul, sikap
pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan
dalam kuantitas atau isi pembicaraan,
komunikasi non verbal yang buruk
seperti dalam ekspresi muka, kontak
mata, modulasi suara, dan posisi tubuh,
perawatan diri dan kinerja sosial yang
buruk.

Sedikitnya

ada riwayat satu episode


psikotik yang jelas di masa lampau yg
memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia
Sedikitnya sudah melampaui kurun
waktu satu tahun dimana intensitas
dan frekuensi gejala yang nyata telah
sangat berkurang dan telah timbul
sindrom negatif dari skizofrenia
Tidak terdapat dementia atau
penyakit/gangguan otak organik lain,
depresi kronis

SKIZOFRENIA SIMPLEKS
Sulit

dibuat secara meyakinkan karena


tergantung pada pemastian perkembangan
yang berlangsung perlahan
Progresif dari gejala negatif yang khas dari
Skizofrenia residual tanpa adanya riwayat
halusinasi, waham atau manifestasi lain
tentang adanya episode psikotik sebelumnya
Disertai perubahan yang bermakna pada
perilaku perorangan (kehilangan minat yang
mencolok, kemalasan dan penarikan diri
secara sosial)

Perjalanan Skizofrenia
F 20.x0 Berkelanjutan
F20.x1 Episodik dengan kemunduran
progresif
F20.x2 Episodik dengan kemunduran stabil
F20.x3 Episodik berulang
F20.x4 Remisi tak sempurna
F20.x5 Remisi sempurna
F20.x8 Lainnya
F20.x9 Periode pengamatan kurang dari 1
tahun

Terapi schizofrenia
Terapi

farmakologis
Terapi Kejang Listrik
Psikoterapi
Terapi sosial

Terapi Farmakologik
Antipsikotik

tipikal (untuk gejala

positif)
Antipsikotik atipikal (untuk gejala
positif dan negatif)

Antipsikotik tipikal
Nama Generik
Chlorpromazine

Dosis Akut
(mg/hari)
200-1000

Dosis Pemeliharaan
(mg/hari)
50-400

Thioridazine

200-800

50-400

Perphenazine

12-64

8-24

Trifluoperazine

10-60

4-30

haloperidol

5-20

1-15

Pimozide

2-10

2-10

Efek samping
Parkinsonism: Karena blokade dopamine di
bangsal ganglia. Gejala berupa rigiditas,
bradikinesia, tremor muka topeng.
Distonia akut: Spasme otot menetap atau
intermitten. Gejala berupa opistotonus, rigiditas
otot-otot belakang, spasme pada sebelah atau
kedua mata sehingga mata mendelik ke atas,
makroglosia, distonia laring
Akatisia: restlessness; tidak bisa diam
Tardive diskinesia: gerakan motorik abnormal
Neuroleptic Malignant Syndrome: adverse
effect dari obat antipsikotik yang bergejala
gangguan sistem otonom dan penurunan
kesadaran

Antipskotik atipikal
Nama Generik

Kisaran dosis
Harian (mg)

Clozapine

300-600

Olanzapine

10-30

Risperidone

4-16

Ziprasidone

80-160

Terapi Kejang Listrik (ECT)


Bermanfaat

untuk mengontrol
keadaan psikosis akut
Cukup membantu untuk kasus
skizofrenia yang tidak mempan
dengan obat-obatan

Psikoterapi dan Terapi Sosial


psikoterapi

berorientasi suportif
sangat berguna terutama pada terapi
jangka panjang
Dukungan lingkungan sekitar juga
penting

Prognosis

Gambaran klinik yang dikaitkan


dengan prognosis baik:

Awitan gejala-gejala psikotik aktif terjadi


secara mendadak
Awitan terjadi setelah umur 30 tahun,
terutama pada perempuan
Fungsi pekerjaan dan sosial sebelum sakit
baik
Kebingungan sangat jelas dan gambaran
emosi menonjol, selama episode akut
(simptom positif)

Prognosis

Kemungkinan adanya suatu stresor yang


mempresipitasi psikosis akut dan tidak ada
bukti gangguan SSP
Tidak ada riwayat keluarga yang menderita
Skizofrenia

Tipe disorganisasi secara umum


memiliki prognosis buruk
Tipe paranoid (dan beberapa katatonik)
memiliki prognosis baik
Prognosis lebih buruk apabila pasien
menyalahgunakan zat atau hidup dalam
keluarga yang tidak harmonis

Prognosis Baik

Prognosis Buruk

Tidak ada riwayat keluarga yang menderita

Ada riwayat keluarga yang menderita

skizofrenia

skizofrenia

Perilaku dan personalitas premorbid yang baik

Perilaku dan personalitas premorbid yang buruk


(kepribadian skizoid)

Late onset

Onset cepat

Sudah menikah

Lajang, bercerai atau menjanda

Onset akut

Insidious onset (onset tersembunyi)

Faktor presipitasi nyata

Tak ada faktor presipitasi yang nyata

Gejala kelainan mood terutama kelainan

Tanda dan gejala gangguan neurologis

depresif

Perilaku autistik, cenderung menarik diri

Gejala positif (Positive symptoms)

Gejala negatif (Negative symptoms)


Tidak ada remisi dalam 3 tahun
Sering kambuh

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, W. A. & Ashcraft, L. The recovery movement. In B. L. Levin, K. H. Hennessy & J Petrila (Eds.) Mental Health Services: A Public Health
Perspective (pp. 465-479). Oxford: (2010) . Oxford University Press.
Schizophrenia Society of Canada. Basic Facts About Schizophrenia: Families Helping Families. Ontario (Canada): Schizophrenia Society of Canada;
2002. 27p. 4. Schizophrenia Handbook.
Schizophrenia. Geneva (Switzerland): World Health Organization; www.who.int/mental_health/management/schizophrenia/en/
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia . Laporan Riskesdas tahun 2013. Hal. 165-166.
Available at: www.depkes.go.id/resources/download/.../Hasil%20Riskesdas%202013.pdf. Cited at : 15 November 2015. 07.32 WIB.
Allardyce, J., & Boydell, J. (2006). Review: The wider social environment and schizophrenia. Schizophrenia Bulletin, 32(4), 5928.
www.skizofrenia.com/history.
Buchanan R.W., Carpenter W.T., Schizophrenia: Introduction and Overview, In: Kaplan & Sadocks; Comprehensive Textbook of Psychiatry, 7 th ed.,
Philadelphia.:2000:1096-1109.
Andreasen N.C., Black D.W., Introductory Textbook of Psychiatry, 3 nd ed., Washington: American Psychiatric Publishing, Inc.: 2001: 133-135, 211-249.
Muslim, Rusdi. Diagnosis gangguan jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta. PT. Nuh Jakarta.
Cetakan pertama. 2001.hal. 46.
Walsh T, McClellan JM, McCarthy SE, Addington AM, Pierce SB, Cooper GM, Nord AS, Kusenda M, Malhotra D, Bhandari A, Stray SM, Rippey CF,
Roccanova P, Makarov V, Lakshmi B, Findling RL, Sikich L, Stromberg T, Merriman B, Gogtay N, Butler P, Eckstrand K, Noory L, Gochman P, Long R,
Chen Z, Davis S, Baker C, Eichler EE, Meltzer PS, Nelson SF, Singleton AB, Lee MK, Rapoport JL, King MC, Sebat J. Rare structural variants disrupt
multiple genes in neurodevelopmental pathways in schizophrenia. Science. 2008 Apr 25;320(5875):539-543.
NIMH. Schizophrenia. 2012; www.nimh.nih.gov. [Cited by: 12 November 15].
Idaiani S, Suhardi, Kristanto AY. Analisis gejala gangguan mental emosional penduduk Indonesia. Maj Kedokt Indon. 2009;59:473-9.
Kaplan & Sadocks; Comprehensive Textbook of Psychiatry, 11 th ed., Philadelphia.:2014.649-750
Nykiel SA, Naldessarini RJ. Bower MC. Goodwin J.Salvatore P. Psychosis NOS: Search for Diagnostic Clarity. Harv Rev Psychiatry. 2010;18-22.
Breen R. Psycotic disorder. In: Thornhill JT.Ed. NMS Psychiatry. 6th Ed. Baltimore. Lippincott Williams & Wilkins: 2011:17
Cannon, T. D., Rosso, I. M., Hollister, J. M., Bearden, C. E., Sanchez, L. E., & Hadley, T. (2000). A prospective cohort study of genetic and perinatal
influences in the etiology of schizophrenia. Schizophrenia Bulletin, 26(2), 351366.
Bebbington, P.,&Kuipers, E. (2003). Schizophrenia and psychosocial stresses. In S. R. Hirsch&D.R. Weinberger (Eds.), Schizophrenia (2nd ed.). Malden,
MA: Blackwell Scientific.
Siebernagl, Stefan dan Florian Lang. Color Atlas of Pathophysiology. NewYork : Thieme.2000.320-321
W.F., Maramis dan Maramis AA. 2009. Gangguan Mood Pada Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2. Surabaya: hal.259-281
Ibrahim SA. Skizofrenia. Cetakan kedua. Jakarta : PT. Dian Ariesta. 2002.
American Psychiatric Association. 2000. Diagnostic and statistic manual ofmental disorders (DSM-IV Washington DC : American Psychiatric
Association.
Lehman, A. F., Kreyenbuhl, J., Buchanan, R. W.. Dickerson, F., Dixon, L. B., Goldberg, R., et al.(2004). The Schizophrenia Patient Outcomes Research
Team (PORT): Updated treatment recommendations 2003. Schizophrenia Bulletin, 30(2), 19321
Leucht, S., Wahlbeck, K., Hamann, J., & Kissling, W. (2003) New generation antipsychotics versus low-potency conventional antipsychotics: A
systematic review and meta-analysis. Lancet, 361, 15811589.
Rusdi M. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta. 2001.14-22.
Stahl. SM. Stahls Essential Psycopharmacology. Neuroscientific Basis and Practical Applicationd. Fourt Ed. 2008. Cambridge University Press. Page
180-199.
Dursun, S. M., & Deakin, J. F. (2001). Augmenting antipsychotic treatment with lamotrigine or topiramate in patients with treatment-resistant
schizophrenia:Anaturalistic case-series outcome study. Journal of Psychopharmacology, 15(4), 297301.
Bergman, R. N., & Ader, M. (2005). Atypical antipsychotics and glucose homeostasis. Journal of linical Psychiatry, 66, 504514.
McGurk, S. R., Carter, C., Goldman, R., Green, M. F., Marder, S. R., Hie, H., et al. (2005). The effects of clozapine and risperidone on spatial working
memory in schizophrenia. American Journal of Psychiatry, 162(5), 10131016.

1. ECT kapan dilakukan...?


Indikasi...? Apakah ada di
indonesia..? Apakah masih
dipakai...? Resiko..?
2. kenapa hormon LH dan FSH
menurun pada skizofrenia...?
3 . Kalau gejala + di pengaruhi
oleh peningkatan dopamin
dimesolimbik, kalau kognitif
dipengaruhi oleh apa...?

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai