Predileksi seks
1/3 dari semua pasien dengan gangguan panik datang Faskes 3 kali atau lebih
dalam setahun
1 dari 10 pasien dengan gangguan panik pernah rawat inap karena komplain
ansietasnya
9% pasien dengan gangguan panik memiliki setidakya 1
gangguan mental komorbid lainnya.
Komorbid lain yang berhubungan dengan gangguan panik :
Agorafobia, fobia sosial, fobia spesifik, gangguan cemas
menyeluruh, PTSD, OCD, hipokondriasis, gangguan
kepribadian, penyalahgunaan obat dan zat terlarang
Life events yang berhubungan dengan gangguan panik
adalah riwayat perceraian atau perpisahan yang baru terjadi
Gangguan panik secara tidak langsung berhbungan dengan
resiko bunuh diri
Diagnosis Gangguan Panik
Menurut DSM-V :
b.) tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau dapat diduga
sebelumnya (unpredictable situation), dan
c.) dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala ansietas pada
periode di antara serangan-serangan panik (meskipun demikian,
umumnya juga dapat terjadi juga “ansietas antisipatorik”, yaitu ansietas
yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan
terjadi)
Gambaran Klinis saat Serangan Panik
Ruminasi
Distorsi ingatan
Sinkop
Hiperventilasi
Kriteria Diagnosis Agorafobia – PPDGJ III
a.) gejala psikosis, perilaku, atau otonomok yang timbul harus merupakan
manifestasi primer dari ansietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala
lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif;
b.) ansietas yang timbul harus terbatas pada (terutama terjadi dalam
hubungan dengan) setidaknya dua dari situasi berikut: banyak orang/
keramaian, tempat umum, berpergian keluar rumah, dan berpergian
sendirian, dan
c.) menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang
menonjol (penderita menjadi “house bound”).
Hubungan Gangguan Panik dan
Agorafobia
Dua fokus utama terapi kognitif gangguan panik adalah instruksi mengenai
keyakinan salah pasien dan informasi mengenai serangan panik.
2.Terapi relaksasi
tidak digunakan untuk keadaan asma bronkial, pasien dengan psikosis akut,
depresi agitatif atau yang mudah terkena disosiasi.
3. Psikoterapi dinamik