Anda di halaman 1dari 44

GANGGUAN PSIKOTIK

dr.Zulfa Zahra, Sp.KJ


Staf Pengajar FK Unsyiah
Apa itu Psikotik

• Psikosis adalah kondisi di mana penderitanya


mengalami kesulitan membedakan
kenyataan dan imajinasi (limitasi terganggu).
• Gejala yang muncul pada penderita psikosis
berupa delusi atau waham, gangguan emosi
dan halusinasi.
Etiologi

• Penyebab utamanya
 Badan (somatogenik),
 Lingkungan sosial (sosiogenik),
 Psikis (psikogenik)
• Jarang penyebabnya tunggal, biasanya ada faktor yang saling
mempengaruhi
Jenis Psikotik

• Psikotik Organik
• Gangguan Mental Perilaku
• Skizofrenia
• Skizoafektif
• Skizotipal
• Gangguan Waham Menetap
• Gangguan Psikotik Akut
• Gangguan Afektif Bipolar Dengan Gejala Psikotik
• Depresi Berat dengan Gejala Psikotik
SKIZOFRENIA
• Menurut PPDGJ III/ICD X:
Sekelompok gangguan psikosis fungsional yang
ditandai oleh
o distorsi pikiran,
o persepsi yg mendasar & khas
o afek tidak wajar atau tumpul,
o kesadaran yg jernih & kemampuan intelektual biasanya
tetap terpelihara,walaupun kemunduran kognitif
tertentu dapat berkembang kemudian.
PENDAHULUAN

• Diperkirakan 1% populasi
• Mulai sebelum usia 25 tahun
• Pasien & keluarga sering mengalami diskriminasi sosial
karena tdk dikenalinya gejala gangguan ini
• Etiologi, gambaran klinis, respon pengobatan &
perjalanan penyakit  luas
• Diagnosis berdasarkan:
o Riwayat psikiatri sebelumnya
o Pemeriksaan status mental

• Tdk ada tes laboratorium yang menunjang


SEJARAH
EMIL KRAEPELIN (1856-1926),
• Istilah Dementia precox
• Gangguan pada proses kognitif (demensia) dan onset awal (precox)
yang perjalanan panjang dg gx umum waham dan halusinasi
EUGEN BLEULER(1857-1939)
• DP  Skizofrenia
• Adanya perpecahan antara pikiran,emosi & perilaku
• Tidak ada deteriorasi
• EMPAT A:
o Gx primer - Gx sekunder:
• gg asosiasi • waham,
• gg afektif • halusinasi
• Autisme
• ambivalensi
DIAGNOSIS
Kriteria sesuai PPDGJ III
I. Harus ada sedikitnya satu gejala yang jelas atau dua gejala yang
kurang tajam dari yang di bawah ini:
1. Ggn Thought: Thought echo, Thought insertion or
withdrawal, Thought broadcasting
2. Delution: delution of control, delution of influence, delution
of passivity, delution of perception
3. Halusinasi auditorik:
• suara halusinasi yang berkomentar/ mendiskusikan
perihal pasien,
• atau halusinasi lain yang berasal dari salah satu anggota
tubuh
4. Waham-waham menetap yang tidak wajar dan sesuatu yang
mustahil, misalnya mampu mengendalikan cuaca atau mampu
berkomunikasi dengan makhluk lain dari luar dunia ini.
II.Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
1. Halusinasi dari panca indera apa saja, bila disertai waham atau ide-
ide yang berlebihan yang menetap,

2. Arus pikiran yang terputus (blocking) atau yang mengalami sisipan


 inkoherensi/ pembicaraan tidak relevan/ neologisme.

3. Perilaku katatonik: gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu, fleksibilitas


cerea, negativisme, mutisme dan stupor.

4. Gejala-gejala negatif: sikap apatis, bicara jarang, respon emosional


yang menumpul atau tidak wajar, yang berakibat penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial.
III. Gejala-gejala tersebut berlangsung minimal satu
bulan.
IV. Harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna
dalam kualitas dari beberapa aspek perilaku pribadi.
SUBTIPE SKIZOFRENIA
(DSM IV):
• TIPE PARANOID
ditandai:
o Preokupasi
o Waham (kejar, kebesaran)
o halusinasi (terutama hal.dengar)
o umur lebih tua (20-30 tahun)
o ego strength lebih baik
o Paranoid tipikal: tegang, pencuriga, berhati-hati, mudah curiga, tidak ramah
• TIPE TERDISORGANISASI (HEBEFRENIK)
o regresi, disinhibisi, perilaku tak terorganisir, tak ada gejala yg
memenuhi tipe katatonik
o onset awal <25 th.
o aktivitas aktif tetapi tidak konstruktif
o gangguan proses berpikir menonjol
o daya nilai realitas buruk
o respon emosional dan perilaku tidak serasi,tertawa tanpa
alasan.
o grinning dan grimas
o tolol dan kekanak-kanakan
• TIPE KATATONIK:
– jarang di Amerika Utara dan Eropa
– gejala klasik pada fgs motorik: stupor, negativisme,
rigiditas, gaduh gelisah (excitement) atau posturing.
– kadang ada yang beralih cepat antara gaduh gelisah
dan stupor.
– Gambaran yang ada termasuk: stereotipi, mannerisme,
fleksibilitas serea.
– sering terjadi mutisme
– Perawatan medis diperlukan karena malnutrisi,
kelelahan, hiperpireksia, mencederai diri sendiri
• TIPE RESIDUAL:
o tidak ada gejala aktif atau gejala yg mencukupi untuk

digolongkan pd. subtipe lain


o Gejala: penumpulan emosi, penarikan sosial, perilaku

eksentrik, pikiran tak logis, asosiasi longgar


o Gejala waham dan halusinasi tidak menonjol

• TIPE TAK TERGOLONGKAN


(UNDIFFERENTIATED):
– tipe tidak dapat digolongkan pada subtipe lain
• SKIZOFRENIA SIMPLEKS
o Hilangnya dorongan dan ambisi yang bertahap dan
tidak terlihat
o Tidak secara jelas psikotik dan tidak mengalami
halusinasi/ waham menetap.
o Gejala primer adalah penarikan diri dari situasi sosial
yang berhubungan dengan pekerjaan
o Harus dibedakan dari: depresi, fobia, demensia,
eksaserbasi suatu kepribadian
o Kriteria skizofrenia harus terpenuhi
PROGNOSIS BURUK
PROGNOSIS BAIK • onset muda
• onset tua • faktor presipitasi (-)
• faktor presipitasi nyata • onset pelan
• onset akut • premorbid sos, pek, seksual
• premorbid hubungan buruk
sosial, seksual dan • perilaku otistik, menarik diri
pekerjaaan baik • bujang, duda, cerai
• gangguan mood (terutama • riwayat klg skizofrenia
depresi) • sistem support buruk
• Menikah • gejala negative
• Riwayat klg ada ggn.mood • gejala dan tanda
neurologikal
• sistem support baik • riwayat trauma perinatal
• gejala positif • tidak remisi dalam 3 tahun
• beberapa kali relaps
• riwayat penyerangan
TERAPI
PSIKOFARMAKA
1. DOPAMIN RESEPTOR ANTAGONIS, typical
o efektif terutama untuk gejala positif
o ada 2 kekurangan utama:
• 25 % cukup tertolong
• 50% tetap terganggu
o ESO: EPS, tardive diskinesia, SNM
o contoh: chlorpromazin, haloperidol

2. SEROTONIN DOPAMIN ANTAGONIS, Atypical


o EPS minimal, eso pada efek neurologik dan endokrinologik
o digunakan sebagai antipsikotik standar
o baik untuk gejala negatif
o disebut antipsikotik atipikal
o sebagai pengganti antagonis reseptor dopamine,
o Contoh: clozapin, risperidon, olanzapin, sertindol, quetiapin,
ziprasidon
NON PSIKOFARMAKA

TERAPI PSIKOSOSIAL
o meningkatkan kemampuan sosial,merawat
diri,ketrampilan praktis,komunikasi interpersonal
o Dilakukan di RS, klinik, rumah perkumpulan sosial

TERAPI KELOMPOK
CBT
PSIKOTERAPI INDIVIDUAL
SKIZOAFEKTIF

• Gangguan skizoafektif adalah gangguan mental di mana


seseorang mengalami gabungan gejala skizofrenia, seperti
halusinasi atau delusi, dan gejala gangguan mood seperti
depresi atau mania.
• Ada tiga jenis gangguan ini yang  masuk ke dalam gejala
skizofrenia. Kedua jenis gangguan skizoafektif tersebut
adalah mixed type yang meliputi mania dan depresi berat, tipe
depresi yang hanya mencakup gejala depresi saja dan tipe
mania.
Gejala
• Sulit diketahui secara pasti, berbeda antar individu
• Delusi. Memiliki kesadaran palsu dari pemaknaan kenyataan yang tidak sesuai dengan
keadaan sebenarnya.
• Halusinasi. Sering mendengar suara atau melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada.
• Gejala depresi. Sering kali merasa hampa, sedih, dan tak berharga.
• Gangguan suasana hati. Terjadi perubahan suasana hati atau peningkatan energi
secara tiba-tiba yang tidak sesuai dengan perilaku atau karakter.
• Gangguan komunikasi. Jika diberikan pertanyaan hanya akan menjawab sebagian
pertanyaan atau malah memberikan jawaban yang sama sekali tidak berhubungan dengan
pertanyaan.
• Tidak bisa melakukan aktivitas keseharian. Mengalami deteriorasi fungsi dan
prestasi di sekolah.
• Tidak peduli dengan penampilan. Seseorang yang mengalami gangguan ini, tidak
bisa merawat dirinya sendiri dan tidak peduli dengan kebersihan.
Menurut DSM-IV mengenai gangguan SkizoaAfektif

A.Periode penyakit tidak terputus berupa, pada suatu


waktu, episode depresif mayor, episode manik, atau
episode campuran yang terjadi bersamaan dengan gejala
yang memnuhi kriteria A skizofrenia.
Catatan : Episode depresif mayor harus mencakup
kriteria A1 : Mood terdepresi

B.Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham


atau halusinasi selama sekurang-kurangnya 2 minggu
tanpa gejala mood yang menonjol.
C.Gejala yang memenuhi kriteria episode mood timbul
dalam jumlah yang bermakna pada durasi total periode
aktif dan residual penyakit.

D.Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis langsung


suatu zat (contoh, obat yang disalahgunakan, suatu obat)
atau keadaan kesehatan umum.
PPDGJ III

• Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-


gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-
sama menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam
beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode
penyakit yang sama, dan bilamana sebagai konsekuensi dari
ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia
maupun episoe manik atau depresif.
TERAPI
Modalitas terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif :
1.Perawatan rumah sakit, medikasi dan intervensi psikososial. Prinsip dasar yang
mendasari farmakoterapi untuk gangguan skizoafektif adalah bahwa protokol anti
depresan dan antimanik di ikuti jika semuanya diindikasikan dan bahwa
antipsikotik di gunakan hanya jika di perlukan untuk pengendalaian jangka pendek.
2. Terapi antipsikotik, ex : risperidon, haloperidol
3.Pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe bipolar harus mendapakan tambahan
lithium, carbamazepine ( tregretol) , valproate (depakene) atau suatu kombinasi
obat-obat tersebut jika satu obat saja tidak efektif.
4.Pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe depresif harus di berikan tambahan
antidepresan dan terapi elektrokonvulsif (ECT) sebelum mereka di putuskan tidak
responsif terhadap terapi antidepresan
PROGNOSIS

• Pasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis


o Prognosis di pertengahan antara prognosis pasien dengan skizofrenia dan
prognosis pasien dengan gangguan mood.
o Sebagai suatu kelompok pasien dengan gangguan skizoafektif memiliki
prognosis yang jauh lebih buruk dari pada pasien dengan gangguan
depresif, memiliki prognosis yang lebih buruk dari pada pasien dengan
gangguan bipolar namun memiliki prognosis yang lebih baik dari pada
pasien dengan skizofrenia
SKIZOTIPAL

• Gangguan skizotipal adalah gangguan kepribadian


yang menyebabkan seseorang kesulitan untuk menjalin
hubungan dekat dengan orang lain karena merasa sangat
tidak nyaman untuk berinteraksi.
• Selain itu, gangguan ini menunjukkan adanya cara
berpikir yang abnormal sehingga memiliki perilaku yang
cenderung eksentrik.
ETIOLOGI

• Banyak hal yang diperkirakan menjadi penyebab gangguan


skizotipal.
• Salah satu teori menyatakan munculnya gangguan ini merupakan
hasil interaksi dari faktor keturunan, sosial, dan kejiwaan.
• Gangguan skizotipal kemungkinan dapat berasal dari sifat yang
diwariskan, namun peran sosial seperti pola asuh dan pergaulan
sosial semenjal masa kecil, faktor temperamen, serta bagaimana ia
menyelesaikan masalah juga dapat berpengaruh terhadap
perkembangan gangguan kepribadian.
DIAGNOSIS

Menurut Kriteria DSM-IV-TR (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders


Revised 4 Edition ) Gangguan Kepribadian Skizotipal adalah:
• A. Merupakan sebuah pola yang penuh dengan defisit interpersonal dan sosial yang
ditandai dengan ketidaknyamanan akut dan penurunan kapasitas dari hubungan
dekat yang disebabkan oleh distorsi kognitif dan persepsi dan perilaku yang
eksentrik, dimulai pada masa muda dan bermanifestasi melalui berbagai macam
cara, seperti lima (atau lebih) hal-hal berikut ini :
1. Ideas of reference ( tidak termasuk delusion of reference )
2. Kepercayaan aneh atau pemikiran magis yang mempengaruhi perilaku dan tidak
sesuai dengan norma-norma kebudayaan ( missal: superstitiousness (percaya
takhayul) , clairvoyance (nujum) , telepati , atau “indera keenam” , pada anak-anak
dan remaja , fantasi yang aneh atau preokupasi )
3. Pengalaman persepsi yang tidak biasa, misalnya ilusi tubuh
4 Pemikiran dan pembicaraan yang aneh (misal: samar-samar, situasional, metafora,
sangat terinci dan ruwet ( overelaborate), dan stereotipik)
5. Kecurigaan atau ide paranoid
6. Afek yang tidak tepat atau terbatas
7. Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik, atau ganjil
8. Kurangnya teman dekat atau kerabat selain yang dipercayainya
9. Kecemasan sosial berlebihan yang tidak hilang dengan keakraban dan cenderung
untuk berhubungangan dengan ketakutan serta penilaian negatif tentang diri
sendiri.
• B. Tidak terjadi selama perjalanan skizofrenia, gangguan mood dengan gejala
psikotik, atau gangguan psikotik lain, dan tidak terjadi akibat efek fisiologis
langsung dari pengobatan medis. Dan sebagai catatan individu harus tidak pernah
memenuhi kriteria skizofrenia dalam stadium manapun
TERAPI

• Obat antipsikotik mungkin responsif dan bermanfaat dalam


menangani gejala adanya idea of reference, ilusi, dan gejala lain
pada gangguan serta dapat digunakan dalam hubungannya dengan
psikoterapi.
• Antidepresan sangat berguna ketika ada komponen depresi pada
gangguan kepribadian skizotipal
• Psikoterapi daoat dilakukan pada tahapan dimana kondisi psikotik
sudah mulai berkurang
GANGGUAN PSIKOTIK AKUT

• Gangguan psikiatri yang ditandai dengan onset tiba-tiba dari 1 atau


lebih gejala berikut ini: delusi, halusinasi, postur dan perilaku yang
bizarre, serta bicara yang kacau.
• Gangguan psikotik akut dapat menjadi gejala awal dari penyakit
psikotik lainnya, seperti schizophrenia.
• Perbedaan antara penyakit ini dengan gangguan psikotik lainnya
adalah dalam hal jenis dan intensitas gejala, durasi waktu, serta
perjalanan gangguan psikotik yang dapat kembali penuh pada
fungsi premorbid.
Batasan
• Diagnosis gangguan psikotik akut ditegakkan berdasarkan
kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders 5 (DSM-5).
• Perbedaan dengan schizophrenia pada kriteria waktu
(terjadi dalam 1 hari namun kurang dari 1 bulan) dan tidak
disebabkan gangguan medis umum.
• Tidak adanya fase prodromal pada gangguan psikotik
akut menjadikan klasifikasi diagnosis ini tampak seperti
perubahan fungsi mental mendadak yang akhirnya
kembali pada kondisi seperti sebelum mengalami
gangguan (tampak pulih sempurna)
Etiologi

• Penyebabnya belum diketahui secara pasti,


• Sebagian besar di jumpai pada pasien dengan gangguan
kepribadian mungkin memiliki kerentanan biologis atau
psikologis terhadap perkembangan gejala psikotik.
• Satu atau lebih faktor stres berat, seperti peristiwa
traumatis, konflik keluarga, masalah pekerjaan,
kecelakaan, sakit parah, kematian orang yang dicintai,
dan status imigrasi tidak pasti, dapat memicu psikosis
reaktif singkat.
• Beberapa studi mendukung kerentanan genetik untuk
gangguan psikotik singkat
Gejala klinik
Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah
sebagai berikut :
• Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya,
mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang
tidak ada bendanya)
• Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat
diterima oleh kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa
mereka diracuni oleh tetangga, menerima pesan dari televisi, atau merasa
diamati/diawasi oleh orang lain)
• Agitasi atau perilaku aneh (bizar)
• Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
• Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)
Diagnosis

Sesuai PPDGJ III


1. Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala
skizofrenia
2. Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala
skizofrenia
3. Gangguan psikotik lir skizofrenia akut
4. Gangguan psikotik lainnya dengan predominan waham
5. Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya
6. Gangguan psikotik akut dan sementara YTT
PEDOMAN DIAGNOSTIK

1.Sesuai dengan:
a. Onset ≤ 2mg
b. sindrom khas (polimorfik/ “schizophrenia like”)
c. Dengan/tanpa stress akut (bukan dari masalah yg. berkepanjangan)
d. tak tahu berapa lama berlangsung

2.Tidak memenuhi kriteria Episode Manik/Depresi


3.Penyebab organik (-)
TERAPI

• Perawatan di rumah sakit


• Farmako terapi
o Anti psikosis, dipertimbangkan Tx lanjutan/tidak
o Tambahan obat golongan benzodiazepine (mis. Lorazepam) untuk
mengurangi ESO neuroleptika.

• Psikoterapi
o Membantu pasien mengatasi konflik/krisis
GANGGUAN WAHAM MENETAP

• Gangguan waham menetap ialah gangguan


psikotik fungsional dengan gejala utama
adanya waham yang berlangsung lama sebagai
satu-satunya gejala klinis yang khas atau
menonjol.
• Tidak dapat digolongkan sebagai
o gangguan mental organik,
o skizofrenia,
o gangguan afektif, atau
o gangguan jiwa yang lain.
GEJALA KLINIK

• Gejala utama adalah waham yang menonjol; dan tidak


bizare, artinya waham tentang situasi yang dapat terjadi
pada kehidupan nyata dan dikembangkan secara logis dan
sistematis.
• Respons emosi dan perilaku individu dengan gangguan ini
sangat serasi dengan wahamnya.
• Dapat terjadi halusinasi tetapi tidak menonjol.
• Jenis waham dapat berupa:
– tipe erotomanic = waham dicintai;
– tipe grandios = waham kebesaran;
– tipe jealous = waham cemburu:
(waham ketidaksetiaan/infidelity : conjugal paranoia; waham
cemburu thd. pasangan: othello syndrome;
– tipe presekutori = waham dianiaya, disiksa;
– tipe somatik = monosymptomatic hypochondriacal psychosis;
– tipe campuran: bila mempunyai tema waham 2 atau lebih atau tipe
tidak spesifik (tipe waham bukan salah satu di atas).
Kriteria Diagnosis Gangguan Waham Menetap
(F22.-)  PPDGJ III:
• Waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala
yang paling mencolok. Waham-waham tersebut harus sudah
ada sedikitnya 3 bulan lamanya dan harus bersifat khas
pribadi (personal) dan bukan budaya setempat.

• Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif


yang lengkap (F32) mungkin terjadi secara intermitten
dengan syarat bahwa waham-waham tersebut menetap pada
saat-saat tidak terdapat gangguan afektif itu.
• Tidak ada penyakit organik/otak.

• Tidak ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang


saja ada dan bersifat sementara.

• Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia. Termasuk di


sini paranoia, psikosis paranoid, keadaan paranoid,
parafrenia.
TERAPI
• Perawatan holistik:
– somatoterapi,
– psikoterapi dan
– manipulasi lingkungan.

• Hospitalisasi diperlukan bila potensial berbahaya atau agresif, ada


ide atau rencana bunuh diri.

1. Somatoterapi
• perbaikan keadaan umum
• pemberian obat golongan neuroleptika, antagonis reseptor dopamine
khususnya pimozide p.o 2 dd 4-8 mg atau antagonis serotonin-dopamin.
2. Psikoterapi
– Psikoterapi insight-oriented biasanya kontra indikasi.
– Sebaiknya dilakukan psikoterapi suportif dan intervensi
kognitif-behavior. Tidak menjelek-jelekkan atau
membantah wahamnya, tetapi mendorong perilaku-
perilaku yang positif.

3. Manipulasi lingkungan
– Membimbing keluarga bagaimana mereka harus bersikap.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai