1
PENDAHULUAN
• Diperkirakan 1% populasi
• Mulai sebelum usia 25 tahun
• Pasien & keluarga sering mengalami diskriminasi
sosial karena tdk dikenalinya gejala gangguan ini
• Etiologi, gambaran klinis, respon pengobatan &
perjalanan penyakit luas
• Diagnosis berdasarkan:
– Riwayat psikiatri sebelumnya
– Pemeriksaan status mental
4
• HIPOTESIS DOPAMIN
Skizofrenia disebabkan aktivitas dopaminergik ↑
– Hiperaktivitas dopamine akibat:
• terlalu banyak pelepasan dopamin,
• terlalu banyaknya reseptor dopamin atau
• kombinasi kedua mekanisme ini.
– Dopamin↑ pada sistem limbik dan cortex cerebri.
5
TEORI LAIN
• SEROTONIN
• NOREPINEPHRIN
• GABA
• GLUTAMAT
• NEUROPEPTIDA
• CHOLESISTOKININ DAN NEUROTENSIN
• NEUROPATOLOGI SISTEM LIMBIK
6
ELEKTROFISIOLOGI
• Rekaman EEG abnormal pada pasien
skizofrenia.
7
• PSIKONEUROIMUNOLOGI
– Penurunan Interleukin-2 sel T
– Penurunan jumlah dan respon Limfosit perifer
– Adanya antibrain antibody ke otak
– Berhubungan dengan hipotesa infeksi viral
• PSIKONEUROENDOKRINOLOGI
– Abnormalitas tes DST (dexametason suppression
tes)
– Penurunan LH dan FSH
– Penurunan Prolaktin dan GH
8
• FAKTOR GENETIK
– anak kembar monozigote punya
kemungkinan angka kejadian lebih besar
9
• FAKTOR PSIKOSOSIAL
1. TEORI INDIVIDU
A. TEORI PSIKOANALITIK
a. SIGMUND FREUD
• Fiksasi perkembangan lbh awal daripada neurosis
• Terdapat defek ego
• Gangguan berasal dari distorsi dalam hubungan
timbal balik antara anak-ibu.
2. DINAMIKA KELUARGA
– Anak mendapat pesan yang bertentangan
dengan orang tuanya tentang perilaku, sikap
dan perasaan kebingungan menarik diri
kedalam keadaan psikotik.
13
III. Gejala-gejala tersebut berlangsung minimal satu
bulan.
14
SUBTIPE SKIZOFRENIA
(DSM IV):
• TIPE PARANOID,
ditandai:
– Preokupasi
– Waham (kejar, kebesaran)
– halusinasi (terutama hal.dengar)
– umur lebih tua (20-30 tahun)
– ego strength lebih baik
– Paranoid tipikal: tegang, pencuriga, berhati-
hati, mudah curiga, tidak ramah
15
• TIPE TERDISORGANISASI (HEBEFRENIK) :
16
• TIPE KATATONIK:
– jarang di Amerika Utara dan Eropa
– gejala klasik pada fgs motorik: stupor, negativisme,
rigiditas, gaduh gelisah (excitement) atau posturing.
– kadang ada yang beralih cepat antara gaduh gelisah
dan stupor.
– Gambaran yang ada termasuk: stereotipi, mannerisme,
fleksibilitas serea.
– sering terjadi mutisme
– Perawatan medis diperlukan karena malnutrisi,
kelelahan, hiperpireksia, mencederai diri sendiri
SUBTIPE LAIN :
• TIPE LATEN
– sering merupakan diagnosis untuk pasien dg
kepribadian Skizoid/ Skizotipal (sekarang disebut
GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID &
SKIZOTYPAL, sedang dulu disebut SKIZOFRENIA
AMBANG)
18
• SKIZOFRENIA SIMPLEKS
– hilangnya dorongan dan ambisi yang bertahap dan
tidak terlihat
– tidak secara jelas psikotik dan tidak mengalami
halusinasi/ waham menetap.
– Gejala primer adalah penarikan diri dari situasi
sosial yang berhubungan dengan pekerjaan
– Harus dibedakan dari: depresi, fobia, demensia,
eksaserbasi suatu kepribadian
– kriteria skizofrenia harus terpenuhi
19
• GANGGUAN DEPRESI PASCA PSIKOTIK
PADA SKIZOFRENIA
– 25 % pasien Skizofrenia dan berisiko bunuh
diri
21
GAMBARAN KLINIS
22
TANDA dan GEJALA PREMORBID
• Kepribadian Skizoid dan skizotipal – pendiam, pasif,
introvert.
• Sebelum terjadi gangguan, pada saat remajanya pasien
tidak punya teman dekat, kencan, dan menghindari kerja
kelompok.
• Pada saat remaja, mungkin saja tiba-2 menunjukkan
perilaku obsesi- kompulsi
24
KLASIFIKASI SKIZOFRENIA (TJ CROW, 1980)
• TIPE I • TIPE II
– Cenderung – mempunyai gejala negatif (defisit)
mempunyai gejala – afek mendatar,tumpul
positif (produktif) – alogia (kemiskinan kata dan isi
– waham dan halusinasi pembicaraan)
– blocking, poor grooming
– CT scan: struktur otak
– kurang motivasi
normal
– anhedonia
– respon baik terhadap
– penarikan diri
pengobatan
– CT scan: struktur otak abnormal
– respon buruk terhadap
pengobatan 25
• TIPE DISORGANISASI
– Disorganisasi pembicaraan (proses pikir)
– Disorganisasi perilaku
– Defek kognitif
– defisit atensi
26
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
• KESAN UMUM
– Penampilan bermacam-2 dan dapat sangat ekstrim
(berdandan buruk, tdk.mandi, pakaian terlalu tebal dll)
– Agitasi sebagai respon terhadap halusinasi
– dapat pula sangat diam seperti pada stupor katatonik.
– Diantara kedua kutub berlawanan tersebut terdapat
gejala banyak bicara dan postur bizar.
– Pada katatonik stupor, pasien seperti “tak hidup”,
mutisme, negativisme, otomatisme komando, jarang
fleksibilitas serea dan perilaku manerisme
27
– Individu dengan subtipe katatonia yang kurang
ekstrim penarikan sosial ,egosentris, kurangnya
pembicaraan spontan atau gerak, dan tidak adanya
perilaku bertujuan.
– Pasien dengan katatonia duduk diam, berespon
hanya bila perlu. Perilaku kikuk atau gerak kaku
tubuh menunjukkan gangguan ada di basal
ganglia.
– Perilaku aneh lain adalah tics, stereotipi,
manerisme, ekopraksia (pasien meniru postur atau
perilaku pemeriksa.
28
• MOOD,PERASAAN, dan AFEK
– dua gejala afektif yang sering ditemukan:
• penurunan respon emosional, kadang cukup parah
anhedonia
• peningkatan emosi yang tak sesuai, penyerangan
yang ekstrim, kegembiraan, kecemasan.
– afek tumpul/ datar bisa karena:
• gejala penyakit,
• efek parkinsonisme dari obat atau
• depresi
suatu tantangan bagi kita untuk mengetahuinya.
29
• GANGGUAN PERSEPSI
– Halusinasi, sering pendengaran: suara mengancam,
kotor, menuduh, menghina.
– Halusinasi raba, penciuman dan rasa jarang. Bila ada,
pertimbangkan kemungkinan kelainan neurologi.
30
• GANGGUAN PROSES BERPIKIR
– Gejala yang sangat sulit dimengerti
– merupakan gejala inti skizofrenia
– gangguan Proses Berpikir dibagi menjadi: gangguan bentuk
pikiran, arus pikiran dan isi pikiran.
• BENTUK PIKIRAN:
– Gangguan dalam bentuk gagasan dan bahasa yang
diformulasikan.
– Pengamatan ditujukan pada cara berbicara, menulis,
menggambar, perilaku pasien pada terapi okupasi
– Non realistik, otistik, dereistik, mutisme
• ARUS PIKIR:
– tampak dalam ucapan dan tulisan pasien
– dapat berupa asosiasi longgar, tangensialitas,
sirkumstansialitas, neologisme, ekolalia, verbigerasi, word
salad,
– flight of ideas, blocking, 31
• ISI PIKIRAN
– merefleksikan ide-2, kepercayaan, interpretasi terhadap
rangsangan.
– waham kejar, kebesaran, agama, somatik
– percaya ada kekuatan luar yang mengendalikan atau
sebaliknya
– adanya preokupasi pada gagasan yang hanya dapat
diketahui/ dipahami orang tertentu, abstrak, simbolik
– waham somatik yang aneh: ada benda asing di dalam
testisnya yg mempengaruhi kemampuan pasien punya
anak
– kemiskinan isi pikiran,
– Ideas of reference: merasa fisik bergabung dengan
obyek luar/ jagad raya,dan hal ini menyebabkan pasien
ragu jenis kelaminnya .
32
• IMPULSIVITAS,KEKERASAN,BUNUH DIRI,dan
PEMBUNUHAN
33
• Bunuh diri:
– 50% melakukan usaha bunuh diri
– 10-15 % meninggal akibat bunuh diri
– kemungkinan ada depresi yang tak terdiagnosis
– Pencetus lain: perasaan kosong, halusinasi yg
memerintah, ingin bebes dari gangguan jiwa.
– Faktor: Kesadaran pasien akan sakit, laki-2, sarjana,
usia muda, relap, ambisi yang tinggi, ada usaha
bunuh diri sebelumnya, tinggal sendirian
• Pembunuhan:
– diprediksi bila ada: riwayat kekerasan, perilaku
berbahaya saat dirawat, halusinasi, waham yang
mengandung kekerasan
34
• ORIENTASI
– biasanya baik
– Bila terganggu, pikirkan GMO/ gg neurologik
• DAYA INGAT
– biasanya baik, kadang sulit diuji
5. GANGGUAN KEPRIBADIAN
• Yang mirip adl.Gangguan Kepribadian Skizotipal,
Skizoid dan Ambang.
• Gejala ringan, riwayat gangguan seumur hidup,
tanpa onset yang jelas.
37
PERJALANAN PENYAKIT dan PROGNOSIS
• PERJALANAN PENYAKIT
– bisa sampai satu tahun atau lebih
– periode pemulihan bertahap
– relaps dapat terjadi
– perjalanan klasik: remisi dan eksaserbasi
– dapat terjadi depresi pasca skizofrenia
– rentan stress
• PROGNOSIS
– 50 % relaps disertai Gangguan Mood Berat dan usaha
bunuh diri
– Faktor yang mempengaruhi prognosis:
38
PROGNOSIS BAIK PROGNOSIS BURUK
• onset tua • onset muda
• faktor presipitasi nyata • faktor presipitasi (-)
• onset akut • onset pelan
• premorbid hubungan • premorbid sos, pek, seksual
sosial, seksual dan buruk
pekerjaaan baik • perilaku otistik, menarik diri
• gangguan mood • bujang, duda, cerai
(terutama depresi) • riwayat klg skizofrenia
• Menikah • sistem support buruk
• gejala negative
• Riwayat klg ada
• gejala dan tanda neurologikal
ggn.mood
• riwayat trauma perinatal
• sistem support baik
• tidak remisi dalam 3 tahun
• gejala positif • beberapa kali relaps
• riwayat penyerangan
39
TERAPI
• Tiga hal yang harus diperhatikan:
1. pendekatan pengobatan secara individual
2. perlu memperhatikan faktor genetik, psikologis dan
lingkungan
3. harus dilihat berbagai aspek, terapi tunggal tidak
akan berhasil baik untuk berbagai penyebab.
• TERAPI BIOLOGI
FARMAKOTERAPI
– antipsikotika dibagi 2,yaitu:
40
1. DOPAMIN RESEPTOR ANTAGONIS
– Efektif terutama untuk gejala positif
– ESO: EPS, tardive diskinesia, SNM
– Contoh: chlorpromazin, haloperidol, Trifluoperazin,
Perfenazin.
TERAPI PSIKOSOSIAL
– meningkatkan kemampuan sosial,merawat
diri,ketrampilan praktis,komunikasi interpersonal
– Dilakukan di RS, klinik, rumah perkumpulan sosial
TERAPI KELOMPOK
CBT
PSIKOTERAPI INDIVIDUAL 42
GANGGUAN WAHAM
MENETAP
BATASAN:
• Gangguan waham menetap ialah
gangguan psikotik fungsional dengan
gejala utama adanya waham yang
berlangsung lama sebagai satu-satunya
gejala klinis yang khas atau menonjol.
• Tidak dapat digolongkan sebagai
– gangguan mental organik,
– skizofrenia,
– gangguan afektif, atau
– gangguan jiwa yang lain.
PENYEBAB DAN PSIKODINAMIKA
PENYULIT
– Hendaya fungsi keluarga dan fungsi pekerjaan akibat
gangguan fungsi sosial.
– Membahayakan diri sendiri (bunuh diri) atau orang lain.
PENATALAKSANAAN
• Perawatan holistik:
– somatoterapi,
– psikoterapi dan
– manipulasi lingkungan.
• Hospitalisasi diperlukan bila potensial berbahaya
atau agresif, ada ide atau rencana bunuh diri.
1. Somatoterapi
• perbaikan keadaan umum
• pemberian obat golongan neuroleptika, antagonis
reseptor dopamine khususnya pimozide p.o 2 dd 4-8
mg atau antagonis serotonin-dopamin.
2. Psikoterapi
– Psikoterapi insight-oriented biasanya kontra indikasi.
– Sebaiknya dilakukan psikoterapi suportif dan intervensi
kognitif-behavior. Tidak menjelek-jelekkan atau
membantah wahamnya, tetapi mendorong perilaku-
perilaku yang positif.
3. Manipulasi lingkungan
– Membimbing keluarga bagaimana mereka harus
bersikap.
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF
• Gejala skizofrenia dan gangguan afektif
sama-sama menonjol pada saat
bersamaan (simultaneously), dalam satu
episode penyakit yang sama
• Konsekuensi: episode penyakit tidak
tampak memenuhi kriteria skizofrenia
ataupun gangguan afektif saja
54
Diagnosa banding
• Skizofrenia
• Depresi pasca skizofrenia
• Gangguan afektif dengan gejala psikotik
55
TERIMA KASIH
56