Anda di halaman 1dari 56

SKIZOFRENIA

1
PENDAHULUAN

• Diperkirakan 1% populasi
• Mulai sebelum usia 25 tahun
• Pasien & keluarga sering mengalami diskriminasi
sosial karena tdk dikenalinya gejala gangguan ini
• Etiologi, gambaran klinis, respon pengobatan &
perjalanan penyakit  luas

• Diagnosis berdasarkan:
– Riwayat psikiatri sebelumnya
– Pemeriksaan status mental

• Tdk ada tes laboratorium yang menunjang 2


ETIOLOGI:
• Heterogen  Pasien dg Skiz. menunjukkan perbedaan: klinis,
respon pengobatan,dan perjalanan penyakit.
• Termasuk satu gangguan dengan banyak penyebab

• MODEL STRES - DIATHESIS


– Integrasi faktor biologi, psikososial dan lingkungan
– Seseorang mempunyai diathesis (kepekaan) dan dipengaruhi
oleh keadaan stres  akan menimbulkan gx skizofrenia.
– Diathesis maupun stres dapat berasal dari 3 faktor:
Contoh:
• biologik : infeksi,
• Psikologik : situasi klg yg penuh stres atau kematian
keluarga dekat
• Lingkungan : keadaan suatu negara yang kacau, bencana
3
• NEUROBIOLOGI
– Abnormalitas otak: sistem limbic, kortex frontal,
serebelum dan basal ganglia.
– Dasar abnormalitas otak:
• perkembangan abnormal neuron pada masa
perkembangan atau
• degenerasi neuron setelah perkembangan

4
• HIPOTESIS DOPAMIN
 Skizofrenia disebabkan aktivitas dopaminergik ↑
– Hiperaktivitas dopamine akibat:
• terlalu banyak pelepasan dopamin,
• terlalu banyaknya reseptor dopamin atau
• kombinasi kedua mekanisme ini.
– Dopamin↑ pada sistem limbik dan cortex cerebri.

5
TEORI LAIN
• SEROTONIN
• NOREPINEPHRIN
• GABA
• GLUTAMAT
• NEUROPEPTIDA
• CHOLESISTOKININ DAN NEUROTENSIN
• NEUROPATOLOGI SISTEM LIMBIK

6
ELEKTROFISIOLOGI
• Rekaman EEG abnormal pada pasien
skizofrenia.

• Lebih serupa epilepticform.

7
• PSIKONEUROIMUNOLOGI
– Penurunan Interleukin-2 sel T
– Penurunan jumlah dan respon Limfosit perifer
– Adanya antibrain antibody ke otak
– Berhubungan dengan hipotesa infeksi viral

• PSIKONEUROENDOKRINOLOGI
– Abnormalitas tes DST (dexametason suppression
tes)
– Penurunan LH dan FSH
– Penurunan Prolaktin dan GH

8
• FAKTOR GENETIK
– anak kembar monozigote punya
kemungkinan angka kejadian lebih besar

– pengaruh genetik lebih besar pengaruhnya


dari lingkungan  terbukti angka kejadian
hampir sama antara anak kembar monozigot
yang diadopsi dan yg diasuh orang tuanya
sendiri yang skizofrenik.

9
• FAKTOR PSIKOSOSIAL
1. TEORI INDIVIDU
A. TEORI PSIKOANALITIK
a. SIGMUND FREUD
• Fiksasi perkembangan lbh awal daripada neurosis
• Terdapat defek ego
• Gangguan berasal dari distorsi dalam hubungan
timbal balik antara anak-ibu.

b. HARRY STACK SULLIVAN


* Gangguan hubungan interpersonal
* Cara menghindar dari
teror,panik,disintegrasi
diri 10
B. TEORI BELAJAR
– Hubungan interpersonal yang buruk pada
skizofrenia merupakan model yang buruk
pada saat masa anak.

2. DINAMIKA KELUARGA
– Anak mendapat pesan yang bertentangan
dengan orang tuanya tentang perilaku, sikap
dan perasaan  kebingungan  menarik diri
kedalam keadaan psikotik.

3.TEORI SOSIAL  industrialisasi dan


urbanisasi
11
DIAGNOSIS
Kriteria sesuai PPDGJ III
I. Harus ada sedikitnya satu gejala yang jelas atau dua
gejala yang kurang tajam dari yang di bawah ini:
1. Ggn Thought: Thought echo, Thought insertion or
withdrawal, Thought broadcasting
2. Delution: delution of control, delution of influence,
delution of passivity, delution of perception
3. Halusinasi auditorik:
• suara halusinasi yang berkomentar/ mendiskusikan
perihal pasien,
• atau halusinasi lain yang berasal dari salah satu
anggota tubuh
4. Waham-waham menetap yang tidak wajar dan
sesuatu yang mustahil, misalnya mampu
mengendalikan cuaca atau mampu berkomunikasi
denga makhluk lain dari luar dunia ini. 12
II. Atau paling sedikit dua gelaja dibawah ini yang harus selalu
ada secara jelas:
1. Halusinasi dari panca indera apa saja, bila disertai
waham atau ide-ide yang berlebihan yang menetap,
2. Arus pikiran yang terputus (blocking) atau yang
mengalami sisipan  inkoherensi/ pembicaraan tidak
relevan/ neologisme.
3. Perilaku katatonik: gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu,
fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme dan stupor.
4. Gejala-gejala negatif: sikap apatis, bicara jarang, respon
emosional yang menumpul atau tidak wajar, yang
berakibat penarikan diri dari pergaulan sosial dan
menurunnya kinerja sosial.

13
III. Gejala-gejala tersebut berlangsung minimal satu
bulan.

IV. Harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna


dalam kualitas dari beberapa aspek perilaku pribadi.

14
SUBTIPE SKIZOFRENIA
(DSM IV):
• TIPE PARANOID,
ditandai:
– Preokupasi
– Waham (kejar, kebesaran)
– halusinasi (terutama hal.dengar)
– umur lebih tua (20-30 tahun)
– ego strength lebih baik
– Paranoid tipikal: tegang, pencuriga, berhati-
hati, mudah curiga, tidak ramah
15
• TIPE TERDISORGANISASI (HEBEFRENIK) :

– regresi, disinhibisi, perilaku tak terorganisir, tak


ada gejala yg memenuhi tipe katatonik
– onset awal <25 th.
– aktivitas aktif tetapi tidak konstruktif
– gangguan proses berpikir menonjol
– daya nilai realitas buruk
– respon emosional dan perilaku tidak serasi,tertawa
tanpa alasan.
– grinning dan grimas
– tolol dan kekanak-kanakan

16
• TIPE KATATONIK:
– jarang di Amerika Utara dan Eropa
– gejala klasik pada fgs motorik: stupor, negativisme,
rigiditas, gaduh gelisah (excitement) atau posturing.
– kadang ada yang beralih cepat antara gaduh gelisah
dan stupor.
– Gambaran yang ada termasuk: stereotipi, mannerisme,
fleksibilitas serea.
– sering terjadi mutisme
– Perawatan medis diperlukan karena malnutrisi,
kelelahan, hiperpireksia, mencederai diri sendiri

• TIPE TAK TERGOLONGKAN


(UNDIFFERENTIATED):
17
– tipe tidak dapat digolongkan pada subtipe lain
• TIPE RESIDUAL:
– Tidak ada gejala aktif atau gejala yg mencukupi
untuk digolongkan pd. subtipe lain
– Gejala: penumpulan emosi, penarikan sosial,
perilaku eksentrik, pikiran tak logis, asosiasi longgar
– Gejala waham dan halusinasi tidak menonjol

SUBTIPE LAIN :
• TIPE LATEN
– sering merupakan diagnosis untuk pasien dg
kepribadian Skizoid/ Skizotipal (sekarang disebut
GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID &
SKIZOTYPAL, sedang dulu disebut SKIZOFRENIA
AMBANG)

18
• SKIZOFRENIA SIMPLEKS
– hilangnya dorongan dan ambisi yang bertahap dan
tidak terlihat
– tidak secara jelas psikotik dan tidak mengalami
halusinasi/ waham menetap.
– Gejala primer adalah penarikan diri dari situasi
sosial yang berhubungan dengan pekerjaan
– Harus dibedakan dari: depresi, fobia, demensia,
eksaserbasi suatu kepribadian
– kriteria skizofrenia harus terpenuhi

19
• GANGGUAN DEPRESI PASCA PSIKOTIK
PADA SKIZOFRENIA
– 25 % pasien Skizofrenia dan berisiko bunuh
diri

• SKIZOFRENIA ONSET DINI


– Minoritas ,manifestasi Skizofrenia pada masa anak
– Dibedakan dengan retardasi mental dan gangguan
autistik
– Gejala sama dengan Skizofrenia dewasa
– onset pelan-2, cenderung kronis, prognosis buruk
20
• SKIZOFRENIA ONSET LAMBAT
– tidak beda dengan skizofrenia, selain onset >45
tahun
– sering wanita,
– dicirikan dengan gejala paranoid
– prognosis baik,respon baik terhadap medikasi
antipsikotik

21
GAMBARAN KLINIS

1. Tanda dan gejala tidak patognomonis  ada pada


gangguan jiwa dan neurologi yang lain, jadi selain
gejala perlu riwayat psikiatrik untuk mendiagnosa
Skizofrenia

2. Gejala berubah sepanjang waktu

3. klinisi harus mempertimbangkan tingkat pendidikan,


kemampuan intelektual, dan budaya pasien

22
TANDA dan GEJALA PREMORBID
• Kepribadian Skizoid dan skizotipal – pendiam, pasif,
introvert.
• Sebelum terjadi gangguan, pada saat remajanya pasien
tidak punya teman dekat, kencan, dan menghindari kerja
kelompok.
• Pada saat remaja, mungkin saja tiba-2 menunjukkan
perilaku obsesi- kompulsi

• Meskipun MRS dipikirkan sebagai pertanda, namun


gejala sudah ada berbulan- bertahun-2.
• Mungkin diawali keluhan somatik seperti sakit kepala,
sakit pinggang, otot, lemah, dan masalah pencernaan.
23
• Keluarga dan temannya melihat bahwa orang dengan
skizofrenia tidak lagi berfungsi baik pada kegiatan
okupasi, sosial dan personal.
• Pada saat ini pasien lebih tertarik pada bidang ide
abstrak, filosofi, keagamaan.
• Terdapat juga gejala prodromal lain seperti afek
abnormal, bicara yang tidak biasa, ide bizar,
pengalaman aneh tentang persepsi.

24
KLASIFIKASI SKIZOFRENIA (TJ CROW, 1980)

• TIPE I • TIPE II
– Cenderung – mempunyai gejala negatif (defisit)
mempunyai gejala – afek mendatar,tumpul
positif (produktif) – alogia (kemiskinan kata dan isi
– waham dan halusinasi pembicaraan)
– blocking, poor grooming
– CT scan: struktur otak
– kurang motivasi
normal
– anhedonia
– respon baik terhadap
– penarikan diri
pengobatan
– CT scan: struktur otak abnormal
– respon buruk terhadap
pengobatan 25
• TIPE DISORGANISASI
– Disorganisasi pembicaraan (proses pikir)
– Disorganisasi perilaku
– Defek kognitif
– defisit atensi

26
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
• KESAN UMUM
– Penampilan bermacam-2 dan dapat sangat ekstrim
(berdandan buruk, tdk.mandi, pakaian terlalu tebal dll)
– Agitasi sebagai respon terhadap halusinasi
– dapat pula sangat diam seperti pada stupor katatonik.
– Diantara kedua kutub berlawanan tersebut terdapat
gejala banyak bicara dan postur bizar.
– Pada katatonik stupor, pasien seperti “tak hidup”,
mutisme, negativisme, otomatisme komando, jarang
fleksibilitas serea dan perilaku manerisme

27
– Individu dengan subtipe katatonia yang kurang
ekstrim  penarikan sosial ,egosentris, kurangnya
pembicaraan spontan atau gerak, dan tidak adanya
perilaku bertujuan.
– Pasien dengan katatonia  duduk diam, berespon
hanya bila perlu. Perilaku kikuk atau gerak kaku
tubuh  menunjukkan gangguan ada di basal
ganglia.
– Perilaku aneh lain adalah tics, stereotipi,
manerisme, ekopraksia (pasien meniru postur atau
perilaku pemeriksa.

28
• MOOD,PERASAAN, dan AFEK
– dua gejala afektif yang sering ditemukan:
• penurunan respon emosional, kadang cukup parah
 anhedonia
• peningkatan emosi yang tak sesuai, penyerangan
yang ekstrim, kegembiraan, kecemasan.
– afek tumpul/ datar bisa karena:
• gejala penyakit,
• efek parkinsonisme dari obat atau
• depresi
 suatu tantangan bagi kita untuk mengetahuinya.

29
• GANGGUAN PERSEPSI
– Halusinasi, sering pendengaran: suara mengancam,
kotor, menuduh, menghina.
– Halusinasi raba, penciuman dan rasa jarang. Bila ada, 
pertimbangkan kemungkinan kelainan neurologi.

– Halusinasi kinestetik: sensasi perubahan organ tubuh,


rasa terbakar di otak, rasa tekanan pada pembuluh
darah

– ilusi: dapat timbul pada fase aktif, prodromal atau remisi


– adanya ilusi dan halusinasi  pikirkan kemungkinan
pengguanaan zat

30
• GANGGUAN PROSES BERPIKIR
– Gejala yang sangat sulit dimengerti
– merupakan gejala inti skizofrenia
– gangguan Proses Berpikir dibagi menjadi: gangguan bentuk
pikiran, arus pikiran dan isi pikiran.

• BENTUK PIKIRAN:
– Gangguan dalam bentuk gagasan dan bahasa yang
diformulasikan.
– Pengamatan ditujukan pada cara berbicara, menulis,
menggambar, perilaku pasien pada terapi okupasi
– Non realistik, otistik, dereistik, mutisme

• ARUS PIKIR:
– tampak dalam ucapan dan tulisan pasien
– dapat berupa asosiasi longgar, tangensialitas,
sirkumstansialitas, neologisme, ekolalia, verbigerasi, word
salad,
– flight of ideas, blocking, 31
• ISI PIKIRAN
– merefleksikan ide-2, kepercayaan, interpretasi terhadap
rangsangan.
– waham kejar, kebesaran, agama, somatik
– percaya ada kekuatan luar yang mengendalikan atau
sebaliknya
– adanya preokupasi pada gagasan yang hanya dapat
diketahui/ dipahami orang tertentu, abstrak, simbolik
– waham somatik yang aneh: ada benda asing di dalam
testisnya yg mempengaruhi kemampuan pasien punya
anak
– kemiskinan isi pikiran,
– Ideas of reference: merasa fisik bergabung dengan
obyek luar/ jagad raya,dan hal ini menyebabkan pasien
ragu jenis kelaminnya .
32
• IMPULSIVITAS,KEKERASAN,BUNUH DIRI,dan
PEMBUNUHAN

– Pengendalian impuls menurun, kepekaan sosial


menurun
– Bunuh diri dan kekerasan dapat merupakan respon
terhadap halusinasi yang memerintah.
– kekerasan: sering pada skizofrenia yg tak diterapi
– Faktor risiko perilaku impulsive dan kekerasan:
waham kejar primer, peristiwa kekerasan
sebelumnya dan defisit neurologis.
– Penanganan emergensi

33
• Bunuh diri:
– 50% melakukan usaha bunuh diri
– 10-15 % meninggal akibat bunuh diri
– kemungkinan ada depresi yang tak terdiagnosis
– Pencetus lain: perasaan kosong, halusinasi yg
memerintah, ingin bebes dari gangguan jiwa.
– Faktor: Kesadaran pasien akan sakit, laki-2, sarjana,
usia muda, relap, ambisi yang tinggi, ada usaha
bunuh diri sebelumnya, tinggal sendirian

• Pembunuhan:
– diprediksi bila ada: riwayat kekerasan, perilaku
berbahaya saat dirawat, halusinasi, waham yang
mengandung kekerasan
34
• ORIENTASI
– biasanya baik
– Bila terganggu, pikirkan GMO/ gg neurologik

• DAYA INGAT
– biasanya baik, kadang sulit diuji

• PERTIMBANGAN dan TILIKAN


– biasanya buruk, ada hubungan dengan
kepatuhan terhadap pengobatan
35
DIAGNOSIS BANDING
1. GANGGUAN PSIKIATRIK SEKUNDER
2. MALINGERING/ BERPURA-PURA & GANGGUAN
BUATAN
• Pada malingering: pasien dapat mengendalikan secara
lengkap gejalanya, ada masalah finansial dan hukum
• Pada Gangguan Buatan: pasien kurang dapat mengendalikan
semua gejala psikotik
3. GANGGUAN PSIKOTIK LAIN
• Skizofreniform: lama gejala 1 – 6 bulan
• Gangguan Psikotik Singkat: lama gejala 1 hari - 1 bulan
• Gangguan Skizoafektif: bila ada gejala afektif yang
berkembang bersama gejala utama skizofrenianya.
• Gangguan waham: waham tidak aneh, telah ada selama 1
bulan tanpa ada gejala skizoafektif atau suatu gangguan
mood.
36
4. GANGGUAN MOOD
• Sulit tapi penting karena beda terapi

5. GANGGUAN KEPRIBADIAN
• Yang mirip adl.Gangguan Kepribadian Skizotipal,
Skizoid dan Ambang.
• Gejala ringan, riwayat gangguan seumur hidup,
tanpa onset yang jelas.

37
PERJALANAN PENYAKIT dan PROGNOSIS
• PERJALANAN PENYAKIT
– bisa sampai satu tahun atau lebih
– periode pemulihan bertahap
– relaps dapat terjadi
– perjalanan klasik: remisi dan eksaserbasi
– dapat terjadi depresi pasca skizofrenia
– rentan stress

• PROGNOSIS
– 50 % relaps disertai Gangguan Mood Berat dan usaha
bunuh diri
– Faktor yang mempengaruhi prognosis:
38
PROGNOSIS BAIK PROGNOSIS BURUK
• onset tua • onset muda
• faktor presipitasi nyata • faktor presipitasi (-)
• onset akut • onset pelan
• premorbid hubungan • premorbid sos, pek, seksual
sosial, seksual dan buruk
pekerjaaan baik • perilaku otistik, menarik diri
• gangguan mood • bujang, duda, cerai
(terutama depresi) • riwayat klg skizofrenia
• Menikah • sistem support buruk
• gejala negative
• Riwayat klg ada
• gejala dan tanda neurologikal
ggn.mood
• riwayat trauma perinatal
• sistem support baik
• tidak remisi dalam 3 tahun
• gejala positif • beberapa kali relaps
• riwayat penyerangan
39
TERAPI
• Tiga hal yang harus diperhatikan:
1. pendekatan pengobatan secara individual
2. perlu memperhatikan faktor genetik, psikologis dan
lingkungan
3. harus dilihat berbagai aspek, terapi tunggal tidak
akan berhasil baik untuk berbagai penyebab.

• TERAPI BIOLOGI
 FARMAKOTERAPI
– antipsikotika dibagi 2,yaitu:

40
1. DOPAMIN RESEPTOR ANTAGONIS
– Efektif terutama untuk gejala positif
– ESO: EPS, tardive diskinesia, SNM
– Contoh: chlorpromazin, haloperidol, Trifluoperazin,
Perfenazin.

2. SEROTONIN DOPAMIN ANTAGONIS


– EPS minimal, ESO pada efek neurologik dan
endokrinologik
– Digunakan sebagai antipsikotik standar
– Baik untuk gejala negatif
– Disebut antipsikotik atipikal
– Contoh: clozapin, risperidon, olanzapin, sertindol,
quetiapin, ziprasidon 41
OBAT LAIN
1.LITHIUM
2.ANTICONVULSAN
3.BENZODIAZEPIN
4.ECT
5.LOBOTOMI

TERAPI PSIKOSOSIAL
– meningkatkan kemampuan sosial,merawat
diri,ketrampilan praktis,komunikasi interpersonal
– Dilakukan di RS, klinik, rumah perkumpulan sosial

TERAPI KELOMPOK
CBT
PSIKOTERAPI INDIVIDUAL 42
GANGGUAN WAHAM
MENETAP
BATASAN:
• Gangguan waham menetap ialah
gangguan psikotik fungsional dengan
gejala utama adanya waham yang
berlangsung lama sebagai satu-satunya
gejala klinis yang khas atau menonjol.
• Tidak dapat digolongkan sebagai
– gangguan mental organik,
– skizofrenia,
– gangguan afektif, atau
– gangguan jiwa yang lain.
PENYEBAB DAN PSIKODINAMIKA

• Penyebab belum diketahui dengan pasti.


• Berbagai teori yang berusaha menjelaskan
terjadinya gangguan waham, antara lain:
1. Teori psikogenik Sigmund Freud:
Gangguan waham timbul karena
digunakannya mekanisme pembelaan ego
jenis proyeksi, denial dan reaction formation.
2. Teori sosiologik Cammeron: akibat tujuh
situasi lingkungan yang mendorong timbulnya
gangguan waham, yaitu iri hati, cemburu,
curiga, terisolasi, kurang dihargai, situasi
sadis dan situasi baru.
GEJALA KLINIK

• Gejala utama adalah waham yang menonjol; dan tidak


bizar, artinya waham tentang situasi yang dapat terjadi pada
kehidupan nyata dan dikembangkan secara logis dan
sistematis.

• Respons emosi dan perilaku individu dengan gangguan ini


sangat serasi dengan wahamnya.
• Dapat terjadi halusinasi tetapi tidak menonjol.
Jenis Waham
– tipe erotomanic = waham dicintai;

– tipe grandios = waham kebesaran;

– tipe jealous = waham cemburu:


(waham ketidaksetiaan/infidelity : conjugal paranoia; waham
cemburu thd. pasangan: othello syndrome;

– tipe presekutori = waham dianiaya, disiksa;

– tipe somatik = monosymptomatic hypochondriacal psychosis;

– tipe campuran: bila mempunyai tema waham 2 atau lebih atau


tipe tidak spesifik (tipe waham bukan salah satu di atas).
47
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
• Anamnesis: autoanamnesis dan heteroanamnesis
• Pemeriksaan fisik: pemeriksaan internistik, neuro-
logik.
• Laboratorium: urine toksikologi, test lain yang
diper-lukan.
• Test psikologi, MMPI
• Kunjungan rumah, sekolah atau tempat kerja
• Diagnosis dibuat berdasarkan kriteria diagnosis
gangguan waham menetap (F22.-) menurut
PPDGJ III sebagai berikut:
Kriteria diagnosis gangguan waham menetap
(F22.-)  PPDGJ III:

• Waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala


yang paling mencolok. Waham-waham tersebut harus sudah
ada sedikitnya 3 bulan lamanya dan harus bersifat khas
pribadi (personal) dan bukan budaya setempat.

• Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif


yang lengkap (F32) mungkin terjadi secara intermitten
dengan syarat bahwa waham-waham tersebut menetap
pada saat-saat tidak terdapat gangguan afektif itu.
• Tidak ada penyakit organik/otak.

• Tidak ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang


saja ada dan bersifat sementara.

• Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia. Termasuk di


sini paranoia, psikosis paranoid, keadaan paranoid,
parafrenia.
DIAGNOSIS BANDING
• Gangguan Kepribadian Paranoid (F60.0)
• Gangguan Skizofrenia Paranoid (F20.0)
• Gangguan Psikotik Akut lainnya dengan predominan
waham (F23.3)
• 4. Gangguan Mental Organik (F00-F09)
• 5. Gangguan Waham Induksi (F24)

PENYULIT
– Hendaya fungsi keluarga dan fungsi pekerjaan akibat
gangguan fungsi sosial.
– Membahayakan diri sendiri (bunuh diri) atau orang lain.
PENATALAKSANAAN
• Perawatan holistik:
– somatoterapi,
– psikoterapi dan
– manipulasi lingkungan.
• Hospitalisasi diperlukan bila potensial berbahaya
atau agresif, ada ide atau rencana bunuh diri.

1. Somatoterapi
• perbaikan keadaan umum
• pemberian obat golongan neuroleptika, antagonis
reseptor dopamine khususnya pimozide p.o 2 dd 4-8
mg atau antagonis serotonin-dopamin.
2. Psikoterapi
– Psikoterapi insight-oriented biasanya kontra indikasi.
– Sebaiknya dilakukan psikoterapi suportif dan intervensi
kognitif-behavior. Tidak menjelek-jelekkan atau
membantah wahamnya, tetapi mendorong perilaku-
perilaku yang positif.

3. Manipulasi lingkungan
– Membimbing keluarga bagaimana mereka harus
bersikap.
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF
• Gejala skizofrenia dan gangguan afektif
sama-sama menonjol pada saat
bersamaan (simultaneously), dalam satu
episode penyakit yang sama
• Konsekuensi: episode penyakit tidak
tampak memenuhi kriteria skizofrenia
ataupun gangguan afektif saja

54
Diagnosa banding
• Skizofrenia
• Depresi pasca skizofrenia
• Gangguan afektif dengan gejala psikotik

55
TERIMA KASIH

56

Anda mungkin juga menyukai