Anda di halaman 1dari 29

Skizofrenia Paranoid

Maria Margaretha 102011263

Skenario 8
Seorang pemuda berusia 25thn dibawa ke puskesmas oleh orangtuanya karena semalam tidak bisa tidur, bicara melantur, mengatakan dirinya adalah nabi terakhir yang diyakini setelah ia mendengar suara bisikan di telinganya saat ia sedang memancing di kolam dekat rumahnya.

Istilah yang tidak diketahui : Hipotesis : Pemuda, 25th mengalami skizofrenia paranoid

. Keluhan utama Evaluasi multi aksia

Keluhan fisik

Keluhan mental

Terapi rehabilitasi
Pemuda, 25th sulit tidur malam, bicara melantur, mengatakan bahwa dia nabi terakhir dari bisikan suara ditelinganya,

Non-farmakologi

prevensi

Farmakologi

Etiologi Terapi fisik Prognosis

Mind Map

Anamnesis
Riwayat Psikiatri
Identitas Keluhan utama Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit medis dan psikiatri dahulu Riwayat keluarga Riwayat pribadi Riwayat psikoseksual Latar belakang keagamaan Masa dewasa

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Neurologis: tingkat kesadaran dan atensi
pasien terhadap detil pemeriksaan, pemahaman, ekspresi wajah, cara bicara, postur dan cara berjalan perlu diperhatikan

Pemeriksaan Mata: Disfungsi pergerakan bola mata Pemeriksaan Status Mental: gambaran penampilan
pasien, cara bicara, tindakan, dan pikiran selama wawancara

Uji Psikologis Uji Intelegensi

Pemeriksaan Status Mental


Deskripsi umum: Penampilan, Perilaku dan Aktivitas
Psikomotor yang Nyata, Sikap terhadap Pemeriksa

Mood dan Afek: Perasaan, dan Afek Gangguan perseptual: Halusinasi Sinestetik, Ilusi Pikiran: Isi Pikiran, Bentuk Pikir, Proses Pikir Sensorium dan Kognisi: Kesadaran, Orientasi, Daya Nilai
dan Tilikan

Reabilitas

Pemeriksaan Penunjang
Pencitraan Neuro: CT Scan MRI Tomografi Emisi Positron Psikoneuroimunologi Psikoneuroendokrinologi

Klasifikasi Dalam Psikiatri Dan Skala Penilaian Psikiatri


The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) Pendoman Penggolongan dan diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)

Evaluasi Multiaksial
Aksis I F00-F09 : gangguan mental; organick (+ simtomatik) F10-F19 : G.g mental dan prilaku < = > zat psikoaktif F20-F29 : Skizofrenia, Gg. Skizotipal dan Gg. Waham F30-F39 : Gg. Suasana perasdaan ( afektif/mood) F40-F48 : Gg. Neurotic, Gg. Somatoform dan Gg. Terkait stress F50-F59 : Sindrom prilaku <=> Gg. Fisiologis atau fisik. F62-F68 : perubahan kepribadian <=> non organic, Gg. Impuls dan seks F80-F89 : Gg. Perkembangan psikologis F90-F98 : Gg.Prikalu dan emosional onset kanak remaja F99 : Gangguan jiwa YTT Aksis II : RM Aksis III: Mencatat adanya gangguan fisik atau kondisi medis umum lain Aksis IV:Digunakan untuk mengkode masalah psikososial dan lingkungan yang secara signifikan berperan dalam timbulnya atau eksaserbasi gangguan Aksis V: Berupa skala pengkajian fungsi secara umum ( Global Assessment of Functioning, GAF)

WORKING DIAGNOSIS - Schizofrenia


Pengertian
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang kronik pada orang yang mengalaminya tidak dapat menilai realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk (Kaplan dan Sadock, 1997). Schizoprenia adalah kekacauan jiwa yang serius ditandai dengan kehilangan kontak pada kenyataan (psikosis), halusinasi, khayalan (kepercayaan yang salah), pikiran yang abnormal dan mengganggu kerja dan fungsi sosial. Gejalanya primer meliputi proses pikir, gangguan emosi, kemauan, dan otisme. Gejala sekunder meliputi waham, halusinasi, gejala katatonik. Gejala sekunder merupakan manifestasi untuk menyesuaikan diri terhadap gangguan primer

KRITERIA DIAGNOSIS SKIZOFRENIA


Kriteria Diagnosis DSM-IV-TR A. Gejala karakteristik : dua atau lebih poin berikut Waham Halusinasi Bicara kacau ( sering melantur, inkoherensi) Perilaku yang sangat kacau atau ketatonik Gejala negatif yaitu : afektif mendatar, alogia, kehilangan minat Tidak ada kemauan (avolition)

B. Disfungsi sosial/pekerjaan: pekerjaan, hubungan interpersonal, atau


perawatan diri (jika onset pada masa anak-anak atau remaja, kegagalan untuk mencapai tingkat pencapaian interpersonal, akademik, atau pekerjaan yang diharapkan)

C. Durasi: Tanda gangguan terus-menerus menetap selama sekurangnya 6


bulan. Periode 6 bulan ini harus termasuk sekurangnya 1 bulan gejala

D. Penyingkiran gangguan skizoafektif dan gangguan mood E. Penyingkiran zat/ kondisi medis umum F. Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasive

Klasifikasi Skizofrenia
Schizophrenia Paranoid merupakan schizophrenia dengan
kecurigaan yang ekstrim terhadap orang lain dengan halusinasi dan waham kejar atau waham kebesaran

Schizophrenia Catatonic merupakan skizofrenia dengan rigiditas


otot, negativism, kegembiraan berlebih atau posturing (mematung), terkadang pasien juga menunjukkan perubahan yang cepat antara kegembiraan dan stupor. Ciri penyerta yang lain adalah gerakan stereotypic, manerisme dan fleksibilitas lilin (waxy flexibility) dan yang sering dijumpai adalah mutisme

Schizophrenia Hebephrenic (Disorganized schizophrenia)


ditandai dengan percakapan dan perilaku yang kacau, serta afek yang datar atau tidak tepat, gangguan asosiasi, perilaku menarik diri secara sosial yang ekstrim, mengabaikan hygiene dan penampilan diri, biasanya terjadi sebelum usia 25 tahun

Lanjutan
Schizophrenia tak Tergolongkan dikarakteristikkan dengan
perilaku yang disorganisasi dan gejala-gejala psikosis (mis: waham, halusinasi, inkoherensia atau perilaku kacau yang sangat jelas) yang mungkin memenuhi lebih dari satu tipe/kelompok criteria

Schizoaffective merujuk kepada perilaku yang berkarakteristik


schizophrenia, ada tambahan indikasi kelainan alam perasaan seperti depresi atau mania

Schizophrenia Residual adalah eksentrik, tetapi gejala-gejala


psikosis tidak menonjol. Menarik diri atau afek yang serasi merupakan karakteristik dari kelainan

Etiologi
Genetik Model Diatesis-Stres Neurobiologi Neuropatologi

Faktor predisposisi

Biologi Psikologis Genetik

Epidemiologi

Insiden dan prevalensi. Lebih besar pada area urban daripada rural Rasio seks. Pria = wanita Status sosio-ekonomi. Naiknya lbh pdsosio-ekonomi rendah Usia. Antara 15-35 tahun (50% kurang dari 25 tahun) Ras. Lebih tinggi pada kulit hitam dan Hispanik Musim. Insiden lebih tinggi di musim dingin dan awal semi (Januari-April di AS,
Juli-September di belahan selatan).

KRITERIA DIAGNOSIS SKIZOFRENIA PARANOID PPDGJ III 1


Halusinasi dan atau waham harus menonjol : Suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung, atau bunyi tawa. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, perasaan tubuh halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau passivity (delusion of passivity), dan yang paling khas adalah keyakinan dikejarkejar yang beraneka ragam. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata / menonjol.

MANIFESTASI KLINIS

Gejala Primer Gangguan proses pikiran (bentuk, langkah dan isi pikiran) Gangguan afek emosi Gangguan kemauan Gejala psikomotor

Lanjutan..

Gejala sekunder Waham Halusinasi

DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Gangguan Psikosis Akut: Gangguan psikotik singkat/akut didefinisikan
sebagai suatu gangguan kejiwaan yang terjadi selama 1 hari sampai kurang dari 1 bulan, dengan gejala psikosis, dan dapat kembali ke tingkat fungsional premorbid

Pedoman diagnosis psikotik akut menurut PPDGJ III


Onset yang akut (2 minggu) yang mengganggu aspek kehidupan Adanya sindrom yang khas (poliomorfik atau skizophrenia like= gejala skizofrenia khas) Terkadang adanya stres akut yang berkaitan Tanpa diketahui berapa lama ganguan akan berlangsung

Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manik (F30) Tidak ada penyebab organik seperti trauma kapitis, delirium, atau demensia.

PENATALAKSANAAN

NonMedika Mentosa

Psikoterapi Terapi Psikoanalisa Terapi Perilaku Terapi Humanistik Terapi Personal (Personal Therapy)

PENATALAKSANAAN

Penanganan Biologis

Perawatan di rumah sakit (Hospitalization) Terapi Elektrokonvulsif (Terapi Kejut)

PENATALAKSANAAN

MEDIKAMENTOSA

Antipsikotik Konvensional Haldol (haloperidol) Mellaril (thioridazine) Navane (thiothixene) Stelazine (trifluoperazine) Thorazine (chlorpromazine) Trilafon (perphenazine)

Newer Atypcal Antipsycotic


Risperdal (risperidone): insomnia, agitasi, ansietas, somnolen, mual, muntah,
hiperprolaktinemia dan reaksi ekstrapiramidal yang minimal

Seroquel (quetiapine): sakit kepala, dizziness, gangguan metabolik,


hiperprolaktinemia dan efek ekstrapiramidal yang minimal

Zyprexa (olanzopine): tardif diskinesia yang minimal dan sindroma metabolik


yaitu toleransi glukosa, hiperglikemia dan hiperlipidemia

Ziprasidon: gangguan kardiovaskuler yakni perpanjangan interval QT yang sangat


berbahaya dan gangguan elektrolit serta efek ekstra piramidalnya juga minimal seperti obat atipikal antipsikosis lainnya

Clozaril
Klorpromazin. Sedian tablet 25 dan 100 mg, injeksi 25 mg/ml. Dosis 150-600 mg/hari Haloperidol. Sedian tablet 0,5 mg, 1,5 mg,5 mg Injeksi 5 mg/ml. Dosis 5 - 15 mg/hari Perfenazin. Sedian tablet 2, 4, 8 mg. Dosis 12 - 24 mg/hari Flufenazin. Sedian tablet 2,5 mg, 5 mg. Dosis 10 - 15 mg/hari Flufenazin dekanoat. Sedian Inj 25 mg/ml. Dosis 25 mg/2-4 minggu. Levomeprazin. Sedian tablet 25 mg, Injeksi 25 mg/ml. Dosis 25 - 50 mg/hari Trifluperazin. Sedian tablet 1 mg dan 5 mg . Dosis 10 - 15 mg/hari. Tioridazin. Sedian tablet 50 dan 100 mg. Dosis 150 - 600 mg/hari. Sulpirid. Sedian tablet 200 mg 300 ,Injeksi 50 mg/ml. Dosis 600mg/hari 1-4 mg/hari Pimozid. Sedian tablet 1 dan 4 mg. Dosis 1 - 4 mg/hari. Risperidon. Sedian tablet 1, 2, 3 mg Dosis 2 - 6 mg/hari

KOMPLIKASI
Keinginan atau usaha bunuh diri. Perilaku merusak diri sendiri. Depresi. Penyalahgunaan alkohol, obat-obatan terlarang, maupun obat yang diresepkan. Kemiskinan dan tuna wisma. Pengurungan, misalnya oleh keluarga. Konflik keluarga. Tidak mampu bekerja atau bersekolah. Masalah kesehatan akibat penggunaan obat antipsikosis. Menjadi pelaku ataupun korban kejahatan. Terkena penyakit jantung atau paru-paru.

PROGNOSIS
Pada umumnya kurang begitu menggembirakan Sekitar 25 % pasien dapat pulih dari episode awal dan fungsinya dapat kembali pada tingkat sebelum munculnya gangguan. Sekitar 25% tidak pernah pulih dan perjalanan penyakitnya cenderung memburuk Sekitar 50 % berada diantaranya, dengan kekambuhan periodik dan ketidakmampuan berfungsi dengan efektif

PENCEGAHAN
Tidak ada cara yang pasti untuk mencegah terjadinya skizofrenia. Namun, terapi yang diberikan sejak dini bisa membantu mengendalikan gejala sebelum terjadi komplikasi serius dan bisa membantu memperbaiki hasil jangka panjang

Anda mungkin juga menyukai