Anda di halaman 1dari 25

PLENO 1 MODUL PSI

Kelompok 4:
•Aqdam Fauqo Al’Adli 03014019
•Elizabet Veren Setiawan 03015065
•Elsi Septira Wibowo 03015067
•Enjia Reina Aqsenta 03015069
•Evita Peninta 03015071
•Farah Jihan Nabila 03015075
•Firdaus Fadillah 03015077
•Fitriyani 03015079
•Gracya Mutiara Ninta Karina 03015081
•Gustianto Hutama Putra Herman 03015083
Judul skenario : Bisikan yang terus menerus mengatakan
bahwa tetangganya mengguna-guna suaminya

Ny. A, 32 tahun, cerai dan tinggal dengan anak di Mauk,


Tangerang. Pasien datang ke RS Pendidikan Trisakti Cimone
diantar kakaknya, dengan keluhan bicara sendiri, bengong,
kadang marah karena mendengar suara yang mengatakan
tetangga sebelah rumah mengguna-guna dirinya sejak 5
minggu ini. 2 tahun yang lalu pasien sebelah ditinggal
suaminya, mengalami gangguan seperti itu dan berobat
selama 3 bulan kemudian keluhannya menghilang tetapi tidak
ke dokter lagi dan bengong mulai timbul 6 bulan lalu.

Kata kunci:
Bicara sendiri,bingung,marah-marah,dengar suara-suara,
diguna-guna
Klarifikasi Istilah
• Bengong : termenung seperti kehilangan akal
Identifikasi Masalah
• Ny A, 32 tahun, cerai 2 tahun lalu
• Keluhan bicara sendiri,bengong,marah dengar suara bahwa
tetangganya mengguna dirinya
• 2 tahun lalu ditinggal suami,timbul gejala diobati selama 3
bulan, keluhan hilang, tidak diobati lagi, keluhan muncul lagi
sejak 6 bulan lalu
Analisis Masalah
Ny A 32
tahun

Cerai,tinggal
dgn anak
Bicara Kadang Mendengar
bengong
sendiri marah suara

Skizofrenia

Kriteria
Definisi Patofisiologi Tatalaksana
Diagnosis

Etiologi Manifestasi
Prognosis Klasifikasi
Klinis

Epidemiologi Fase Faktor Komplikasi


Perjalanan Resiko
Learning Objective
• Mengetahui dan memahami klasifikasi dari gangguan jiwa
• Mengetahui dan memahami definisi dari Skizofrenia
• Mengetahui epidemiologi dari Skizofrenia
• Mengetahui dan memahami Etiologi dan gejala klinis dari Skizofrenia
• Mengetahui dan memahami fase perjalanan skizofrenia
• Mengetahui dan memahami psikopatogenesis dari penyakit Skizofrenia
• Mengetahui dan memahami cara mendiagnosis penyakit Skizofrenia
• Mengetahui dan memahami tatalaksana penyakit Skizofrenia
• Mengetahui dan memahami faktor resiko penyakit Skizofrenia
• Mengetahui dan memahami komplikasi dan diagnosis banding dari
Skizofrenia
• Mengetahui dan memahami prognosis dari skizofrenia
Klasifikasi gangguan jiwa
• F0. Gangguan Mental Organik
• F1. Gangguan mental dan perilaku akibat pengunaan zat
• F2. Skizofrenia, Gangguan Skizotipal, dan gangguan waham
• F4. Gangguan Neurotik, gangguan somatoform, dan gangguan
terkait stres
• F5. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan
fisiologis dan faktor fisik
• F6. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
• F7. Retardasi Mental
• F8. Gangguan perkembangan psikologis
• F9. Gangguan perilaku dan emosional denganonset biasanya
pada masa kanak dan remaja
Skizofrenia
• Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan
gangguan utama dalam pikiran, emosi, dan perilaku, pikiran
yang terganggu, dimana berbagai pemikiran tidak saling
berhubungan secara logis, persepsi dan perhatian yang keliru
afek yang datar atau tidak sesuai, dan berbagai gangguan
aktifitas motorik yang bizzare (perilaku aneh).
Epidemiologi
Menurut riskesdas tahun 2013 menunjukan prevalensi gangguan
mental emosional yang ditunjukan dengan gejala-gejala
depresidan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai 14
juta orang atau 6% dari jumlah penduduk indonesia. Sedangkan
prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai
sekitar 400.000 orang /sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk
Etiologi

1. Organik : trauma capitis, pelebaran ventrikel atrofi pada


bagian tertentu
2. Biokimia : hiperdopamin (sistem limbik)
3. Genetik : peningkatan seretonin 5HT - 2A
dan peningkatan norepinefrin
Fase Perjalanan
• Fase prodromal (subklinik) : awitan yang pelan (tidak
mendadak) dalam waktu bulanan/tahunan, perubahan
perilaku meliputi penarikan dari pergaulan sosial, hendaya
dalam pekerjaan, afek tidak serasi, kurangnya dorongan
(avolition) dan gagasan-gagasan aneh dalam filsafat, mistik,
dan agama
• Fase aktif : gejala psikosis timbul, waham, halusinasi, afek, dan
perilaku kacau. Fase ini perlu segera medikasi anti psikotik
• Fase residual : gejala fase aktif tidak ada, lebih banyak gejala
negatif (hendaya perawatan diri, afek tumpul, menyendiri)
atau gejala positif yang melemah misalnya waham dan
halusinasi
Psikopatogenesis
Manifestasi klinis
• Gangguan proses pikir: asosiasi longgar, neologisme (pembentukan
kata baru), klang asosiasi (pemilihan kata berdasarkan bunyi kata
yang baru diucapkan), ekolalia (pengulangan kata-kata yang baru
diucapkan orang lain), konkritisasi (gangguan pemikiran abstrak),
alogia (miskin isi pembicaraan)
• Gangguan isi pikir: waham kejar, waham kebesaran, waham
rujukan, thought broadcasting, thought insertion
• Tilikan yang buruk terhadap penyakitnya
• Gangguan persepsi : halusinasi auditorik, visual, maupun penghidu,
ilusi, depersonalisasi dan derealisasi
• Gangguan emosi: afek tumpul atau datar, afek tak serasi dan labil.
Kriteria diagnosis
I. Menurut PPDGJ III
a. Minimal ada 1 gejala dari kriteria di bawah ini yg sangat jelas/ 2 gejala bila tidak
terlalu jelas
• Thought echo, thought insertion, thought withdrawal, thought broadcasting;
• Delusion of control, delusion of influence, delution of passivity, delusional
perception;
• Halusinasi auditorik
• Wajar yang menetap
b. Atau minimal terdapat 2 gejala dari kriteria di bawah ini yang harus selalu ada jelas.
• Halusinasi yang menetap dari panca indra;
• Aura pikiran yg terputus/mengalami sisipan sehingga timbul inkoherensi;
• Gejala katatonik seperti gaduh, gelisah, gangguan postur, flexibilitas cerea,
negativisme, & stupor
• Gejala negatif seperti sikap apatis, jarang bicara, respon emosional yg menumpul/
tidak wajar
c. Gejala diatas berlangsung dalam jangka waktu 1 bulan/ lebih
d. Terdapat perubahan yg konsisten & bermakna dari aspek perilaku pribadi..
II. Menurut DSM-IV
a. Berlangsung paling sedikit enam bulan
b. Penurunan fungsi yang cukup bermakna yaitu dalam bidang pekerjaan,
hubungan interpersonal, dan fungsi kehidupan pribadi
c. Pernah mengalami psikotik aktif dalam bentuk yang khas dalam periode
tersebut
d. Tidak ditemui gejala-gejala yang sesuai dengan skizoafektif, gangguan mood
mayor, autisme, atau gangguan organik
Semua pasien Skizofrenia harus digolongkan ke dalam salah satu dari subtipe diatas.
Subtipe ditegakkan berdasar atas manifestasi perilaku yang menonjol
Tatalaksana
Sasaran Terapi Strategi Terapi
• Sasaran terapi: bervariasi, berdasarkan Non-farmakologi : 
fase • Program rehabilitasi : living skills,
dan keparahan penyakit social skills, basic 
education, work program,supported
•Pada fase akut : mengurangi atau  housing
menghilangkan gejala psikotik dan 
meningkatkan fungsi • Psikoterapi : terapi tambahan,
terutama jika pasien
•Pada fase stabilisasi: mengurangi resiko  sudah berespon thd obat
kekambuhan dan meningkatkan
adaptasi 
pasien terhadap kehidupan dalam
• Family education
masyarakat Farmakologi : menggunakan obat
antipsikotik
Terapi pada episode akut skizofrenia
• Tujuan terapi 7 hari pertama : mengurangi agitasi, hostility, agresi, 
anxiety
• jika seorang pasien terkena serangan psikotik akut, lebih baik diatasi
dengan “meng-imobilisasi” pasien dulu dan mengajaknya
bicara, kemudian diberi benzodiazepine untuk penenang dan atau
suatu obat antipsikotik
• benzodiazepine (exp: lorazepam 2 mg i.m setiap 30 menit) terbukti
efektif mengurangi agitasi
sehingga mengurangi dosis antipsikotik yang dibutuhkan untuk
mengurangi efek samping
• Jika dibutuhkan antipsikosis utk agitasi yang berat dapat digunakan
obat potensi
(exp: haloperidol 2-5 mg IM setiap 60 min)
• Selanjutnya dapat digunakan antipsikotik lain sesuai algoritma
Terapi stabilisasi
• Terapi minggu ke 2-3 
• Tujuannya: meningkatkan sosialisasi dan perbaikan kebiasaan
(self-care 
habits) dan perasaan
• Mungkin perlu waktu 6-8 minggu utk mendapat respon yang 
diharapkan, pada pasien kronis mungkin butuh waktu 3-6 bulan
• Pengobatan : menggunakan antipsikotik atipikal jika 
menggunakan obat tipikal: dosis yang ekuivalen dengan 
klorpromasin 300-1000 mg
• Terapi tidak bisa menyembuhkan, hanya mengurangi gejala
Terapi pemeliharaan
• Tujuan : mencegah kekambuhan
• harus diberikan sedikitnya sampai setahun sejak sembuh dari
episode 
akut
• bahkan untuk bisa lebih berhasil perlu terapi selama sedikitnya
5 tahun, kemudian dosis pada diturunkan perlahan-lahan
• terapi pemeliharaan dapat diberikan dalam dosis setengah dari
dosis akut
• bagi pasien yang kepatuhannya rendah ada obat yang dibuat
dalam formulasi depot, contoh : flufenazin dekanoat atau
haloperidol dekanoat, dapat diberikan setiap 2 -4 minggu sekali secara
i.m. tetapi formulasi depot ini hanya dapat diberikan jika pasien
telah memiliki dosis efektif p.o yang stabil
• Recently : Risperidon long acting dg dosis 25-50 mg IM every 2 weeks
Terapi pada pasien resisten
• Satu-satunya obat yang terbukti superior dalam uji
klinik pada pasien resisten adalah Clozapin
• Namun karena CLZ memiliki efek samping hipotensi
ortostatik, dosis harus dititrasi
• Obat penguat dapat diberikan jika pasien tidak
berespon baik, contoh: Li, Carbamazepin, asam
valproat
Faktor risiko
• Mempunyai riwayat keluarga dengan skizofrenia
• Kembar identik memiliki risiko skizofrenia 50%, walaupun gen
mereka identik 100%
• Terkena serangan virus, toxin atau malnutrisi, terutama pada
kehamilan trimester satu dan trimester dua.
• Lingkungan hidup yang sangat menekan (stressful)
• Orang tua yang telah berumur.
• Minum obat psikoaktif dimasa remaja atau dimasa dewasa
muda.
• Struktur otak abnormal
• Trauma kepala
Komplikasi
• Jika tidak dilakukan pengobatan yang tepat, pasien mungkin
menjadi depresi, menyakiti diri sendiri atau bahkan melakukan
upaya bunuh diri.
Diagnosis banding
• Gangguan skizoafektif
• Gangguan afektif berat
• Epilepsi lobus temporalis
• Tumor lobus temporalis/frontalis
• Khorea huntington
• Kondisi medik umum
Prognosis skizofrenia
tergantung pada :
1. Usia pertama kali timbul ( onset): makin muda makin buruk.
2. Mula timbulnya akut atau kronik: bila akut lebih baik.
3. Tipe skizofrenia: episode skizofrenia akut dan katatonik lebih
baik.
4. Cepat, tepat serta teraturnya pengobatan yang didapat.
5. Ada atau tidaknya faktor pencetusnya: jika ada lebih baik.
6. Ada atau tidaknya faktor keturunan: jika ada lebih jelek.
7. Kepribadian prepsikotik: jika skizoid, skizotim atau introvred
lebih jelek.
8. Keadaan sosial ekonomi: bila rendah lebih jelek
Referensi
• Sadock, Benjamin J. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jilid 2. Jakarta:
EGC, 2010.
• Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan
Ringkasan dari PPDGJ III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
FK Unika atmajaya, 2001.
• Baradero, Mary. Kesehatan Mental Psikiatri. Jakarta: EGC,
2014.

Anda mungkin juga menyukai