Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 6

Rahmi Anila
Natasya Fadhila Zahara
Viola yulia putri
Defenisi

Gangguan bipolar atau gangguan bipolar afektif, dikenal


sebagai gangguan manik depresif, adalah diagnosis
psikiatri yang menggambarkan kategori gangguan Mood
didefinisikan oleh kehadiran satu atau lebih episode dari
tingkat energi yang abnormal, kognisi , dan suasana
dengan atau tanpa satu atau lebih episode depresi.
Gangguan bipolar adalah gangguan suasana di mana
perasaan, pikiran, perilaku, dan persepsi yang diubah
dalam konteks episode mania dan depresi.
Etiologi

Etiologi dari gangguan bipolar memang belum dapat diketahui


secara pasti, dan tidak ada penanda biologis (biological marker)
yang objektif yang berhubungan secara pasti dengan keadaan
penyakit ini, tetapi diduga berkaitan dengan virus yang menyerang
otak. Serangan virus berlangsung semasa janin dalam kandungan
atau di tahun pertama sesudah lahir. Namun, baru 15-20 tahun
kemudian mewujud menjadi bipolar. Itu karena pada usia 15 tahun
kelenjar timus dan pinealis yang mengeluarkan hormon yang dapat
• mencegah gangguan psikiatrik hebat sudah berkurang menjadi 50
persen.
Faktor Resiko

• Ras
• Jenis kelamin
• Usia
• Genetik
• Biokimiawi
• Psikodinamik
• Lingkungan
Tanda dan Gejala

• Perasaan kebesaran; gangguan tidur; nada suara


yang tinggi dan bicara berlebihan; flight of ideas;
menghilangkan bukti kekacauan pikiran;
meningkatnya tingkat fokus kerja di rumah, tempat
kerja atau seksual; meningkatnya aktivitas yang
menyenangkan dan bahkan yang memiliki
Konsekuensi menyakitkan.
Next..

2. Gangguan mood cukup untuk membuat kerusakan di tempat kerja,


Membahayakan pasien atau orang lain.
3.Gangguan suasana perasaan tersebut bukan disebabkan oleh
penyalahgunaan zat atau karena gangguan medis lain. Gejala lain seperti
• aktivitas meningkat, ekspansif
• mudah tersinggung
• hiperaktivitas
• berbicara sangat cepat
• ide meloncat-loncat
• kebutuhan tidur berkurang
• harga diri berlebihan
• perhatian mudah teralihkan
• memiliki pertimbangan buruk dan suasana hati yang tidak aman
• sikap berlebihan (misalnya gila belanja dan seks tidak aman).
Pemeriksaan Fisik

• Penampilan
• Afek atau suasana hati
• Pikiran
• Persepsi
• Bunuh diri
• Pembunuhan/kekerasan
• Pengertian diri/insight
• Kognitif
Pemeriksaan penunjang

1. Magnetic resonance imaging (MRI)


2. Positron-emission tomography (PET)
Penatalaksanaan

1) Penentuan Kegawat daruratan Penderita Pengobatan


dari gangguan bipolar secara langsung terkait pada fase
dari episodenya, seperti depresi atau manic, dan derajat
keparahan fase tersebut. Sebagai contoh, seseorang
dengan depresi yang ekstrim dan menunjukkan perilaku
bunuh diri memerlukan/mengindikasikan pengobatan
rawat inap. Sebaliknya, seseorang dengan depresi
moderat yang masih dapat bekerja, diobati sebagai
pasien rawat jalan.
2.Terapi
a. Farmakologi
Pengobatan yang tepat tergantung pada stadium gangguan
bipolar yang dialami penderita. Pilihan obat tergantung
pada gejala yang tampak, seperti gejala psikotik, agitasi,
agresi, dan gangguan tidur.
b.Terapi Non Farmakologi
Konsultasi, diet, aktivitas, edukasi penderita.
Pencegahan

Gangguan bipolar harus diobati secara kontinu, tidak


boleh putus. Bila putus, fase Normal akan memendek
sehingga kekambuhan semakin sering. Adanya fase
normal pada gangguan bipolar sering mengakibatkan
buruknya compliance untuk berobat karena dikira
sudah sembuh. Oleh karena itu, edukasi sangat
penting agar penderita dapat ditangani lebih dini.
Komplikasi

Komplikasi dari gangguan ini antara lain bunuh diri,


pembunuhan, dan adiksi.
ASKEP
1) Diagnosa :Risiko bunuh diri
Faktor resiko:
 Riwayat kejadian bunuh
diri
 Perubahan perilaku
 Status perceraian
 Nyeri kronik
 Penyakit terminal
 Isolasi sosial
 Keseoian
 Keinginan untuk mati
 Berduka
 Tidak memiliki harapan
ASKEP
NOC
 Kontrol implus
 Pengendalian bunuh diri
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24
jam pasien tidak mangalami
infeksi dengan kreteria hasil
o Klien tidak melakukan
percobaan bunuh diri
ASKEP
NIC
 Pencegahan bunuh diri
 Bantu klien untuk menurun
resiko perilaku
 Berikan lingkungan aman
(safety) berdasarkan
tingkatan resiko,
managemen untuk klien
yang memiliki resiko tinggi
 Membantu meningkatkan
harga diri klien
 Bantu klien untuk
mengidentifikasi dan
mmendapatkan dukungan sosial
ASKEP
2) Diagnosa : Ketidakefektifan koping
inidividu
Faktor yang berhubungan:
 Perbedaan gender dalam
strategi koping
 Tingkat percaya diri tidak
adekuat
 Support sosial tidak efektif
ASKEP
NOC
 Koping
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24
jam pasien tidak mangalami
infeksi dengan kreteria hasil
 Tidak membahayakan diri
sendiri
 Terlibat dalam interaksi
yang berdasarkan realitas
 Mengekspresikan perasaan
secara langsung dengan
nonverbal dan verbal yang sesuai
 Memperlihatkan
kepatuhan terhadap
pengobatan dan
ASKEP
NIC
 Peningkatan koping
 Sediakan lingkungan yang
aman untuk klien
 Kaji kontinu potensi klien
untuk bunuh diri
 Obsersavi klien untuk
bunuh diri
 Ajarkan klien tentang
proses penyelesaian
masalah
 Dukung keterlibatan
keluarga dengan cara yang tepat
 Bantu klien berdaptasi dan
mengantisipasi perubahan
klien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai