Anda di halaman 1dari 5

Etiologi pasti dari gangguan bipolar masih belum diketahui, namun diperkirakan merupakan kombinasi

dari kerentanan genetik, perubahan biologis, dan stressor psikososial.

Faktor Biologis

Angka konkordansi pada kembar monozigot 2-4 kali lipat kembar dizigot. Angka konkordansi pada
kembar monozigot mencapai 70-80%. Terdapat 5 lokus genetik yang dilaporkan kuat berhubungan
dengan gangguan bipolar, yaitu lokus untuk gen BDNF, COMT, NRG1, DAOA, dan DISC1.[1,6] Gen lain
yang juga diperkirakan terlibat adalah SERT, DAT, TPH, dan mtDNA.[7]

Infeksi prenatal dan perinatal dilaporkan juga berhubungan dengan timbulnya gangguan bipolar.
Paparan rokok selama masa kehamilan dan stressor selama masa kehamilan juga menjadi faktor risiko.
Namun, bukti hubungan antara masalah prenatal dan perinatal dengan gangguan bipolar relatif lemah.
[8]

Faktor Psikososial

Penelitian menunjukkan bahwa perempuan mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan
bipolar II (episode depresif dan hipomanik). Namun pada kasus manik unipolar, kasus bipolar dimana
pasien tidak pernah mengalami episode depresi, laki-laki mempunyai risiko lebih tinggi.[1]

Stressor psikososial dan sistem koping yang maladaptif juga merupakan faktor risiko munculnya
gangguan bipolar, misalnya kehilangan pasangan, kehilangan orang tua, kehilangan pekerjaan
(pengangguran), atau riwayat menjadi korban kekerasan.[1,6] Riwayat trauma atau kekerasan pada
masa kanak-kanak juga menjadi faktor risiko gangguan bipolar.[8]

Gangguan bipolar juga lebih banyak ditemukan pada mereka yang tidak menikah, bercerai, atau terpisah
dari pasangannya.[1,5]

Interaksi Faktor Biologis dan Psikososial


Orang tua yang mengalami gangguan bipolar umumnya sering mengalami konflik pernikahan, bahkan
sampai perceraian. Anak yang tumbuh dalam lingkungan seperti ini berisiko mengalami gangguan afektif
dengan onset lebih awal dan gejala lebih berat.

Gangguan Bipolar: Ini Dia Tanda dan Gejalanya

Gangguan Bipolar: Ini Dia Tanda dan Gejalanya | Ciputra Medical center

Gangguan bipolar adalah suatu bentuk gangguan psikiatri, dimana suasana hati seseorang berfluktuasi
antara keadaan energi tinggi (disebut juga episode manik/mania) dan depresif secara ekstrim. Gangguan
bipolar adalah kondisi serius, yang sangat berpotensi mempengaruhi baik kualitas hidup maupun karir
seseorang. Kondisi mania umumnya termanifestasi dengan gejala sulit tidur (kadang selama berhari-
hari) disertai halusinasi, psikosis, delusi, atau kemarahan paranoid.

Apa itu Gangguan Bipolar?

Gangguan bipolar adalah penyakit kompleks yang kemungkinan berasal dari kombinasi faktor genetik
dan non-genetik. Orang dengan Bipolar dapat mengalami periode dimana suasana hati dan energinya
normal. Tingkat keparahan saat periode terjadinya gangguan dapat berkisar dari sangat ringan hingga
ekstrim, dan dapat terjadi secara bertahap atau tiba-tiba dalam jangka waktu beberapa hari hingga
beberapa minggu.

Seiring dengan episode manik atau depresi, pasien dengan gangguan bipolar mungkin memiliki
gangguan dalam berpikir. Mereka mungkin juga memiliki distorsi persepsi dan gangguan dalam fungsi
sosial.

Apa Penyebab Gangguan Bipolar?

Seperti halnya gangguan psikiatri lainnya, penyebab gangguan bipolar tidak diketahui. Yang diketahui
adalah bahwa gangguan bipolar melibatkan disregulasi fungsi otak dan kadang-kadang memiliki
komponen genetik (dapat diturunkan dalam keluarga).

Pada Usia Berapakah Biasanya Gangguan Bipolar Didiagnosis?


Gangguan bipolar biasanya muncul antara usia 15 dan 24 dan berlanjut sepanjang hidup. Tidak banyak
kasus yang baru didiagnosis pada orang dewasa atau lansia di atas usia 65 tahun.

Tingkat keparahan gejala bervariasi dengan tiap individu yang memiliki gangguan bipolar. Sementara
beberapa orang bisa tidak merasakan gejala yang berarti, orang lain dapat mengalami gejala berat yang
mengganggu kemampuan mereka untuk bekerja dan hidup normal.

Gangguan bipolar memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi jika tidak diobati secara optimal. Pasien
dengan mania berat biasanya memerlukan rawat inap untuk menjaga mereka melakjukan perilaku
berisiko. Mereka yang mengalami depresi berat juga mungkin perlu dirawat di rumah sakit agar mereka
tidak bertindak berdasarkan idealisme bunuh diri atau gejala psikotik (delusi, halusinasi, pemikiran tidak
teratur) mereka.

Sekitar 90% orang dengan gangguan bipolar I, yang merupakan bentuk yang lebih serius, akan
mengalami setidaknya satu periode rawat inap karena keluhan psikiatris. Dua dari tiga akan mengalami
dua atau lebih periode rawat inap semasa hidup mereka.

Apa Gejala Depresi Gangguan Bipolar?

Gejala-gejala depresi klinis yang terlihat dengan gangguan bipolar adalah sama dengan yang terlihat
pada gangguan depresi mayor dan termasuk:

Nafsu makan berkurang dan / atau penurunan berat badan, atau makan berlebihan dan penambahan
berat badan

Kesulitan berkonsentrasi, mengingat, dan membuat keputusan

Kelelahan, penurunan energi, “melambat”

Perasaan bersalah, tidak berharga, tidak berdaya

Perasaan putus asa, pesimisme

Insomnia, bangun pagi, atau tidur berlebihan

Kehilangan minat atau kesenangan pada hobi dan aktivitas yang pernah dinikmati, termasuk hubungan
intim

Gejala fisik persisten yang tidak berespons terhadap pengobatan, seperti sakit kepala, gangguan
pencernaan, dan nyeri kronis
Suasana hati yang terus-menerus sedih, cemas, atau “kosong”

Gelisah, mudah marah

Sering berpikir mengenai kematian atau bunuh diri, pernah melakukan percobaan bunuh diri

Apa Tanda-Tanda Mania dalam Gangguan Bipolar?

Tanda-tanda mania pada gangguan bipolar meliputi:

Pikiran terputus dan sangat cepat (kalap)

Keyakinan muluk

Kegembiraan atau euforia yang tidak pantas

Kemarahan yang tidak pantas

Perilaku sosial yang tidak pantas

Hasrat seksual meningkat

Peningkatan kecepatan atau volume bicara

Secara signifikan meningkatkan energi

Penilaian yang buruk

Kebutuhan tidur yang menurun karena energi tinggi

Bagaimana Gangguan Bipolar Didiagnosis?

Seperti kebanyakan gangguan psikiatri, tidak ada tes laboratorium atau metode pencitraan otak untuk
mendiagnosis gangguan bipolar. Setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter akan mengevaluasi tanda
dan gejala pribadi yang bersangkutan. Dokter Anda juga akan bertanya tentang riwayat kesehatan
pribadi dan riwayat keluarganya. Tes laboratorium dapat dilakukan untuk menyingkirkan penyakit medis
lain yang dapat memengaruhi suasana hati.

Selain itu, dokter juga akan berbicara dengan anggota keluarga untuk melihat apakah mereka dapat
mengidentifikasi waktu ketika orang yang bersangkutan merasa gembira dan terlalu bersemangat.
Karena episode manik yang ditandai dengan kegembiraan mungkin terasa baik atau bahkan normal jika
dibandingkan dengan episode depresif, seringkali sulit bagi seseorang dengan gangguan bipolar untuk
mengetahui apakah suasana hatinya terlalu berfluktuasi. Mania sering memengaruhi pemikiran,
penilaian, dan perilaku sosial dengan cara yang menyebabkan masalah serius dan membuat malu.
Misalnya, keputusan bisnis atau keuangan yang tidak bijaksana dapat dibuat ketika seseorang berada
dalam fase manik. Jadi diagnosis dini dan perawatan yang efektif sangat penting dengan gangguan
bipolar.

Bagaimana Gangguan Bipolar Diobati?

Penting untuk diingat, perspektif terhadap obat-obatan ini hendaknya seperti perspektif kita terhadap
penggunaan kacamata; tidak ada yang pernah mengatakan bahwa seseorang “mengalami
ketergantungan” terhadap kacamata yang digunakan tiap hari bukan? Demikian pula dengan obat-
obatan bipolar; obat-obatan tersebut digunakan setiap hari, persis seperti kacamata. Hanya bedanya,
kacamata dikenakan pada wajah, sedangkan obat-oabtan bipolar diminum.

Perawatan untuk gangguan bipolar biasanya melalui penggunaan penstabil suasana hati seperti lithium.
Antikonvulsan, antipsikotik, dan benzodiazepin tertentu juga bisa digunakan untuk menstabilkan
suasana hati. Kadang-kadang antidepresan diberikan dalam kombinasi dengan penstabil suasana hati
untuk meningkatkan suasana hati yang depresi, meskipun antidepresan sering tidak seefektif beberapa
penstabil suasana hati atau antipsikotik atipikal tertentu untuk mengobati depresi pada gangguan
bipolar.

Anda mungkin juga menyukai