Anda di halaman 1dari 31

CLINICAL SCIENTIFIC SESSION

GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR


*Kepaniteraan Klinik Senior/Maret 2020
** Pembimbing dr. Susiati, M.Ked, Sp. KJ

Diny Novita Sari, S.Ked G1A219062


Della Rafika Sari, S.Ked G1A219085
Khory Aurora Berty, S.Ked G1A219094
PENDAHULUAN
 Gangguan bipolar yang dikenal sebagai manic-depresive illness
adalah penyakit medis yang mengancam jiwa karena adanya
percobaan bunuh diri yang cukup tinggi pada populasi bipolar, yaitu
10-15%.Gangguan bipolar adalah suatu penyakit jangka panjang
dan episodik dengan berbagai macam variasi perjalanan penyakit.
Gangguan bipolar sering tidak diketahui dan salah diagnosa dan
bahkan bila terdiagnosa sering tidak terobati dengan adekuat
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Menurut PPDGJ III, gangguan afektif bipolar adalah suatu gangguan
suasana perasaan yang ditandai oleh adanya episode berulang
(sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat
aktivitas jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan
afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau
hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai
pengurangan energi dan aktivitas (depresi).
EPIDEMIOLOGI

 Prevalensi GB I selama kehidupan mencapai 2,4%, GB II berkisar


antara 0,3-4,8%, siklotimia antara 0,5-6,3%, dan hipoania antara
2,6-7,8%. Total prevalensi spectrum bipolar, selama kehidupan,
yaitu antara 2,6-7,8%.

 Menurut American Psychiatric Association gangguan afektif bipolar


I mencapai 0.8% dari populasi dewasa, dalam penelitian yang
dilakukan dengan komunitas mencapai antara 0,4-1,6%.
Gangguan bipolar II mempengaruhi sekitar 0,5% dari populasi.
ETIOPATOFISIOLOGI
• neurotransmitter monoamine seperti norepinefrin,
dopamine, serotonin, dan histamine menjadi focus
Faktor teori.
biologi • Sebagai biogenik amin norepinefrin dan serotonin
adalah neurotransmitter yang paling berpengaruh
dalam patofisiologi gangguan mood ini.

• Studi pada keluarga.1 orang tua dengan gangguan


mood, anaknya akan memiliki risiko antara 10-25%
Faktor untuk menderita gangguan mood.
genetik • Studi pada anak kembar. Studi ini menunjukan
bahwa gen hanya menjelaskan 50-70% etiologi dari
gangguan mood.

• Stress dari lingkungan dan peristiwa dalam hidup


Faktor seseorang.
psikososial • Faktor kepribadian.
PATOGENESIS
Rapid Cycling:
Siklus tipikal gangguan bipolar 1, Dengan Pola Musiman:
bipolar: fase perputaran cepat gangguan moodnya
depresi jauh kemungkinan adalah cenderung mengalami
melebihi fase wanita dan pernah episode depresi selama
manik, dan siklus mengalami episode waktu tertentu dalam satu
mania dan depresi depresif dan hipomanik, tahun, biasanya pada musim
tidak menentu dan cenderung pada dingin dan hanya terjadi satu
tidak dapat gangguan pada faktor kali dalam satu tahun
diprediksi ekternal bukan dari
genetik

Perbedaan antara anak-anak


dan dewasa: -Dewasa dengan
Onset pasca persalinan: bipolar biasanya periode mania
gangguan mood pasca dan depresi yang berbeda dan
persalinan jika onset gejalanya persisten, anak-anak dengan
empat minggu pasca persalinan. bipolar berfluktuasi secara cepat
Gangguan mental pasca dalam mood dan kelakuan
persalinan biasanya adalah mereka. -Manik pada anak-anak
gangguan psikotik. dikarakteristikan dengan iritabel
dan agresif sedangkan dewasa
cenderung mengalami euphoria
MANIFESTASI KLINIS
Episode manik :
secara menetap, tiga atau lebih gejala berikut (empat atau lebih
bila hanya mood iritabel) yaitu:
1. Grandiositas atau percaya diri berlebihan
2. Berkurangnya kebutuhan tidur
3. Cepat dan banyaknya pembicaraan
4. Lompatan gagasan atau pikiran berlomba
5. Perhatian mudah teralih
6. Peningkatan energy dan hiperaktivitas psikomotor
7. Meningkatnya aktivitas bertujuan
8. Tindakan-tindakan sembrono
Episode Depresi Mayor
Paling sedikit dua minggu mengalami lebih dari empat tanda yaitu :
1. Mood depresif atau hilangnya minat atau rasa senang
2. Menurun atau meningkatnya berat badan atau nafsu
makan
3. Sulit atau banyak tidur
4. Agitasi atau retardasi psikomotor
5. Kelelahan atau berkurangnya tenaga
6. Menurunnya harga diri
7. Ide-ide tentang rasa bersalah, ragu-ragu dan
menurunnya konsentrasi
8. Pesimis
9. Pikiran berulang tentang kematian, bunuh diri (dengan
atau tanpa rencana) atau tindakan bunuh diri.
Episode Campuran
 Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania
dan depresi yang terjadi secara bersamaan.

Episode Hipomanik
Paling sedikit empat hari, secara menetap, mengalami
peningkatan mood, ekspansif atau irritable yang ringan, paling
sedikit terjadi gejala (empat gejala bila mood irritable) yaitu:
1. Grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri
2. Berkurangnya kebutuhan tidur
3. Meningkatnya pembicaraan
4. Lompat gagasan atau pemikiran berlomba
5. Perhatian mudah teralih
6. Meningkatnya aktifitas atau agitasi psikomotor
7. Pikiran menjadi lebih tajam
8. Daya nilai berkurang
Sindrom Psikotik
Pada kasus berat, pasien mengalami gejala psikotik. Gejala
psikotik yang paling sering yaitu:
 Halusinasi (auditorik, visual, atau bentuk sensasi lainnya)
 Waham
KRITERIA DIAGNOSIS
MENURUT ICD-10 + PPDGJ III MENURUT DSM V
1. F31 Gangguan Afek bipolar 1. Gangguan Bipolar I
2. F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode 2. Ganggguan Mood Bipolar II
Klinik Hipomanik 3. Gangguan Siklotimia
3. F31.1 Gangguan afektif Bipolar, Episode kini 4. Substansi/Obat-oatan yang
Manik Tanpa Gejala Psikotik menginduksi gangguan bipolar
4. F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini 5. Gangguan bipolar yang terkait
Manik dengan gejala psikotik
mengacu kepada kondisi
5. F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini
Depresif Ringan atau Sedang
medis lainnya
6. F31.4 gangguan afektif bipolar, episode kini
6. F31.89 Gangguan bipolar
depresif berat tanpa gejala psikotik lainnya
7. F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini 7. F 31.9 Gangguan bipolar yang
Depresif Berat dengan Gejala Psikotik tidak terinci dan gangguan
8. F31.6 Gangguan Afektif Bipolar episode kini yang terkait
Campuran
9. F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, kini dalam
Remisi
10. F31.8 Gangguan Afektif Bipolar Lainnya
11. F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT. 3
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah lengkap Elektrolit Kalsium

Kreatinin dan
Protein Hormone tiroid blood urea
nitrogen (BUN)

Skrining zat
EKG EEG
dan alkohol
DIFERENSIAL DIAGNOSIS

Skizofrenia

Depresi berat

Intoksikasi obat

Hiper dan hipotiroid

Skizoafektif
PENATALAKSANAAN
A. Terapi psikososial

B. Terapi Fisik : Electro


Convulsive Therapy (ECT)

C. Farmakoterapi
A. Terapi psikososial
Terapi kognitif • Tujuannya :
• Menghilangkan episode depresi dan mencegah rekurennya dengan
(Aaron Beck) membantu pasien mengidentifikasi dan uji kognitif negatif.

Terapi
• Memusatkan pada masalah interpersonal yang sekarang dialami oleh
interpersonal pasien.
(Gerrad Kleman)

Terapi perilaku • Terapi didasarkan pada hipotesis bahwa pola perilaku maladaptif
menyebabkan seseorang mendapatkan sedikit umpan balik positif
dari masyarakat dan kemungkinan penolakan yang palsu.

Terapi
berorientasi- • Mencapai kepercayaan dalam hubungan interpersonal, mekanisme
penyesuaian dll
psikoanalitik
Cont…
 Terapi keluarga
 Diindikasikan untuk gangguan yang membahayakan perkawinan
pasien atau fungsi keluarga atau jika gangguan mood dapat ditangani
oleh situasi keluarga.
 Rawat Inap
indikasi untuk rawat inap adalah risiko bunuh diri atau pembunuhan,
pasien yang sangat berkurang kemampuannya untuk makan dan
kebutuhan untuk prosedur diagnostik.

B. Terapi Fisik : Electro Convulsive Therapy


(ECT)
 Sering digunakan pada kasus depresif berat atau mempunyai risiko
bunuh diri yang besar dan respon terapi dengan obat antidepresan
kurang baik (dengan dosis yang sudah adekuat).
C. Farmakoterapi

Episode mania atau Episode depresi


hipomania
 Mood Stabilizer  Antidepresan
 Antipsikotik atipikal  Mood stabilizer
 Mood stabilizer +  Antipsikotik atipikal
antipsikotik atipikal. 1,4  Mood stabilizer +
antidepresan
 Antipsikotik atipikal +
antidepresan1,4
Mood stabilizer
1. Litium episode mania akut, depresi, mencegah
bunuh diri, bermanfaat sebagai terapi rumatan GB.
2. Valproat  mania akut, campuran akut, depresi
mayor akut, GB yang tidak berespon dengan litium,
siklus cepat, GB pada anak dan remaja serta lanjut
usia.
3. Lamotrigin  episode depresi, GB I, GB II, baik akut
maupun rumatan.
Antipsikotika Atipik
1. Risperidon
2. Olanzapin
3. Quetiapin
4. Aripiprazol
Antidepresan
 Derivat trisiklik  Imipramin dan amitriptilin
 Derivat tetrasiklik  Maproptilin, Mianserin
 Derivat MAOI (MonoAmine Oksidase-Inhibitor) 
Moclobemide
 Derivat SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)
 Sertralin, fluoxetine, fluvoxamine, paroxetine, citalopram
 Derivat SNRI (Serotonin Norepineprin Reuptake
Inhibitor) Venlafaxine
Cont…
PROGNOSIS
KOMPLIKASI
 Gangguan emosi atau gangguan neurologic
 Suicide
 Masalah memori dan berpikir
 Efek perilaku dan emosional saat fase manik pada pasien
 Penyalahgunaan zat
 Efek pada orang yang disayangi
 Asosiasi dengan gangguan fisik
 diabetes, migraine, hipotiroid,
 beban ekonomi.
PERAN DOKTER UMUM DALAM
PENANGANAN GANGGUAN BIPOLAR
SKD
I
1. Mendeteksi gangguan afektif tersebut.
2. Memberikan pengobatan pendahuluan seperti pemberian
obat antipsikotik atau mood stabilizer yang tersedia,
3. Memahami gejala dan membuat diagnosis gangguan bipolar
4. Membuat rujukan pada psikiatri untuk penanganan lebih
lanjut.

Sebagai pemberi informasi dan mediator dengan tokoh


masyarakat lainnya untuk menyebarluarkan informasi yang
benar mengenai gangguan jiwa terutama dalam hal ini
gangguan afektif bipolar.
KESIMPULAN

Gangguan bipolar merupakan gangguan jiwa


yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-
gejala manik, depresi, dan campuran, biasanya
rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup.
Untuk penatalaksanaan gangguan bipolar,
tergantung pada jenis bipolarnya sendiri, apakah
itu fase manik, fase depresi, fase campuran.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai