Anda di halaman 1dari 39

Etiologi dan

Prognosis
Gangguan Bipolar
Hamdani Alfian 1940312117
Ivan Dwi Kurniawan 1840312423
Nurul Gina Fadlillah 1940312115

Preseptor:
DR. Dr. Amel Yanis, Sp. KJ(K)
BAB 1
Pendahuluan
Gangguan bipolar merupakan gangguan suasana
perasaan atau mood kronis yang pada waktu
tertentu terdiri dari peningkatan afek serta
Latar Belakang penambahan energi dan aktivitas, dan pada waktu
lainnya terjadi penurunan afek serta penurunan
energi dan aktivitas. Gangguan ini biasanya terjadi
berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dan
terdapat waktu penyembuhan sempurna antar
episode.
DSM – V :
1. Bipolar I
2. Bipolar II
3. bipolar dan gangguan berkaitan lainnya
yang disebabkan oleh penggunan obat
Latar Belakang 4. bipolar and related disorder due to
another medical condition
5. other specified bipolar and related
disorder, unspecified bipolar and related
disorder
6. Gangguan Siklotimia
Survey oleh National
Institute of Mental Health

4.4% pernah
mengalami bipolar
Lebih sering pada
Onset muncul usia 15-24 individu yang belum
Laki-laki 2.9% tahun dan 45-54 tahun menikah
Perempuan 2.8%
Gangguan bipolar dapat
menimbulkan dampak buruk
pada status kesehatan dan
kualitas hidup. Diagnosis
yang cepat dan tepat dapat
membantu memperbaiki
dampak buruk tersebut
Pendahuluan

Batasan Masalah
Referat ini membahas
mengenai etiologi dan
prognosis pada pasien
gangguan bipolar

Tujuan Penulisan
Referat ini bertujuan
untuk mengetahui
etiologi dan prognosis
Metode Penulisan pada pasien bipolar
Metode penulisan referat ini
berupa tinjauan kepustakan yang
merujuk pada berbagai literatur
BAB 2
Tinjauan Pustaka
DEFINISI

Gangguan bipolar merupakan gangguan suasana perasaan atau mood kronis yang
pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek serta penambahan energi dan
aktivitas, dan pada waktu lainnya terjadi penurunan afek serta penurunan energi
dan aktivitas. Gangguan ini biasanya terjadi berulang (sekurang-kurangnya dua
episode) dan terdapat waktu penyembuhan sempurna antar episode
Epidemiologi

Amerika Serikat
Prevalensi seumur hidup 3.9%. Risiko
kematian cukup tinggi, sekitar 25%
pasien mencoba bunuh diri

Inggris
Adult Psychiatry Morbidity : Prevalensi
seumur hidup 2%

Africa
Prevalensi seumur hidup 0.1 –
1.83%

Amerika Utara, Jerman, Italia


Prevalensi seumur hidup Bipolar 1
1.06% dan bipolar 2 1.57%
60 juta orang di
dunia
Berdasarkan World Health Organization
Indonesia belum memiliki data mengenai angka
kejadian bipolar. Tetapi, masalah kesehatan jiwa
terus bertambah setiap tahunnya sehingga
berdampak pada peningkatan beban negara dan
penurunan produktivitas
Etiologi

Faktor Genetik

Faktor Biokimia

Faktor Psikososial
Faktor Genetik
 Penelitian keluarga terkait gangguan bipolar menunjukkan
bahwa apabila dari salah satu orang tua memiliki gangguan
mood, seorang anak akan memiliki risiko antara 10 dan 25
persen mewarisi gangguan mood. Jika kedua orang tua
terkena bipolar, risiko ini berpengaruh besar terhadap
anaknya.
 Risiko keluarga dengan pasien gangguan mood bipolar
adalah 25%, dan berulang pasien gangguan depresi adalah
20%.
 Risiko anak-anak dari satu orang tua dengan gangguan
mood bipolar adalah 27% dan dari kedua orang tua dengan
gangguan mood bipolar adalah 74%.
Faktor
Biokimia a. Serotonin.

b. Dopamin.

c. Norepinefrin
Faktor Psikososial

a. Personal

b. Lingkungan
Patofisiologi

Patofisiologi dari gangguan bipolar terjadi akibat


ketidakseimbangan fungsi sitokin, mielin dan hipokampus.
mengakibatkan disregulasi sirkuit neural yang di pengaruhi oleh
perubahan fungsional dan perubahan struktural.

Sitokin secara langsung mengubah kadar monoamine,


menyebabkan hiperaktivitas sel-sel microglial dan menyebabkan
peningkatan stress oksidatif di otak.

hilangnya mielin dianggap mengganggu komunikasi antara


neuron, yang menyebabkan beberapa gangguan pemikiran yang
diamati pada gangguan bipolar dan penyakit terkait.
Studi pencitraan otak orang dengan gangguan bipolar juga
menunjukkan mielinisasi abnormal di beberapa daerah otak yang
terkait dengan penyakit ini
Diagnosis s
Berdasarkan PPDGJ

(F31.0) Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomanik


• Hipomania ditandai dengan peningkatan mood yang ringan, pikiran menjadi lebih tajam, disertai
peningkatan energi dan aktivitas, berlangsung beberapa hari pada periode tertentu, tanpa adanya hendaya dan
jarang berlanjut menjadi mania
Untuk menegakkan diagnosis:
• Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania (F30.0) dan
• Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif,atau campuran) di
masa larnpau.

(F31.1) Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik tanpa Gejala Psikotik
• Adanya eforia yang signifikan, ekspansif atau iritabilitas yang disertai dengan paling sedikit tiga gejala
tambahan (empat, bila mood hanya iritabel) menunjukan episode manik yang ditandai berlangsung paling
sedikit satu minggu (atau waktunya bias lebih pendek bila pasien dirawat).
Untuk menegakkan diagnosis:
• Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik (F30.1) dan
• Harus ada sekurang kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif, atau campuran) di masa
lampau.
(F31.2) Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik
• Episode manik yang bila gejalanya berat dapat disertai gejala psikotik (waham dan
halusinasi), hendaya berat pada fungsi sosial dan pekerjaan, memerlukan
hospitalisasi.
Untuk menegakkan diagnosis:
• Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala
psikotik (F30.2) dan
• Harus ada sekurang kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau.
(F31.3) Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang
• Adanya 2 dari 3 gejala utama depresi
• ditambah sekurang-kurangnya 2 atau 3 gejala lainnya (konsentrasi dan perhatian berkurang;
harga diri dan kepercayaan diri berkurang; gagasan tentang rasa bersalah dan tidak beguna;
pandangan masa depan yang suram dan pesimistik; gagasan atau perbuatanmembahayakan
diri atau bunuh diri; tidur terganggu; nafsu makan berkurang)
• lamanya episode minimum sekitar 2 minggu.
Untuk menegakkan diagnosis:
• Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan (F32.0)
ataupun sedang (F32.1) dan
• Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipornanik, manik, atau campuran di
masa lampau.
(F31.4) Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik
• Terdapatnya 3 gejala utama, ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnnya, dan
beberapa diantaranya harus berintensitas berat
• berlangsung sekurang- kurangrrya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset
sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu
kurang dari 2 mrnggu.
Untuk menegakkan diagnosis:
• Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala
psikotik (F32.2), dan
• Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di
masa lampau.
(F31.5) Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
• Episode depresif berat dengan gejala psikotik harus memenuhi kriteria depresif berat; dan
disertai waham, halusinasi, atau stupor depresif.
• Halusinasi auditorik atau olfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh,
atau bau kotoran atau daging membusuk.
• Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.
• Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang
mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu
Untuk menegakkan diagnosis:
• Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan
gejala psikotik (F32.3), dan
• Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran
di masa lampau.
(F31.6) Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran
• Episode campuran ditandai dengan terpenuhinya kriteria untuk kedua episode yaitu episode
manik dan depresif, paling sedikit satu minggu.
Untuk menegakkan diagnosis:
• Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomanik, dan depresif yang
tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala mania,/hipomania dan depresi sama-sama
mencolok selama masa terbesar dari episgde penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung
sekurang- kurangnya 2 minggu); dan
• Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di
masa lampau.
(F31.7) Gangguan Afektif Bipolar, Kini Remisi
• Remisi sempurnabila selama dua bulan terakhir tidak ada lagi tanda-tanda atau gejala
gangguan mood yang bermakna
• remisi parsial gangguan bipolar bila masih terdapat gejala episode mood tetapi tidak lagi
memenuhi kriteria sindrom episode mood atau seseorang mengalami periode yang tidak lagi
memiliki gejala episode mood yang bermakna
• berlangsung kurang dari dua bulan setelah berakhir episode mood.
Untuk menegakkan diagnosis:
• Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan terakhir ini,
tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, dan
campuran di masa lampau dan ditambah sekuranh-kurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik, manik, depresif, atau campuran).
s

(F31.8) Gangguan Afektif Bipolar Lainnya


• Gangguan afektif bipolar lainnya dapat berupa kondisi depresi atau kondisi mania
ringan. Berdasarkan DSM IV-TR termasuk pada gangguan bipolar II dimana tidak
terjadi kondisi mania yang ekstrem atau kondisi gabungan.

(F31.9) Gangguan Afektif Bipolar YTT


• Berdasarkan DSM-IV-TR yang termasuk kedalam gangguan bipolar yang tidak
tergolongkan adalah jika pasien menunjukkan gejala depresi dan manik sebagai
ciri utama gangguan mereka dan tidak memenuhi kriteria diagnostik gangguan
mood lain atau gangguan jiwa lain.
Terapi
Terapi

Farmakologi Non Farmakologi


Non Farmakologi

Terapi Kognitif dan


perilaku

Terapi Interpersonal

Terapi Keluarga

Terapi berorientasi-
psikososial
Terapi Fisik
ECT : Electro Convulsive
Therapy
Farmakologi

Episode mania / Episode depresi


hipomania 1. Antidepresan
2. Mood stabilizer
1) Mood Stabilizer
3. Antipsikotik atipikal
2) Antipsikotik atipikal
4. Mood stabilizer +
3) Mood stabilizer +
antidepresan
antipsikotik
5. Antipsikotik atipikal +
atipikal.
antidepresan
Penatalaksanaan kedaruratan agitasi akut

Lini I • Injeksi IM Aripiprazol efektif untuk pengobatan agitasi pada pasien dengan episode mania atau campuran
akut. Dosis adalah 9,75mg/injeksi. Dosis maksimum adalah 29,25mg/hari (tiga kali injeksi per hari dengan
interval dua jam). Berespons dalam 45-60 menit.
• Injeksi IM Olanzapin efektif untuk agitasi pada pasien dengan episode mania atau campuran akut. Dosis
10mg/ injeksi. Dosis maksimum adalah 30mg/hari. Berespons dalam 15-30 menit. Interval pengulangan
injeksi adalah dua jam. Sebanyak 90% pasien menerima hanya satu kali injeksi dalam 24 jam pertama.
Injeksi lorazepam 2 mg/injeksi. Dosis maksimum Lorazepam 4 mg/hari. Dapat diberikan bersamaan dengan
injeksi IM Aripiprazol atau Olanzapin. Jangan dicampur dalam satu jarum suntik karena mengganggu
stabilitas antipsikotika

Lini II • Injeksi IM Haloperidol yaitu 5 mg/kali injeksi. Dapat diulang setelah 30 menit. Dosis maksimum adalah 15
mg/hari.
• Injeksi IM Diazepam yaitu 10 mg/kali injeksi. Dapat diberikan bersamaan dengan injeksi haloperidol IM.
Jangan dicampur dalam satu jarum suntik.
Beberapa Obat yang sering digunakan
pada Gangguan Bipolar

Anti-Psikotik
Mood Stabilizer Anti Depresan Atipik
• Litium • Derivat Trisiklik • Risperidon
• Valproat • Derivat Tetrasiklik • Olanzapin
• Derivat MAOI
• Lamotrigin • Quetiapin
• Derivat SSRI
• Derivat snri • Aripiprazol
 Pasien GB I memiliki prognosis yang kurang
baik dibandingkan depresi mayor.
 Sekitar 40-50% pasien dengan bipolar 1
memiliki kemungkinan mengalami
episode manik kedua dalam 2 tahun
Prognosis episode pertama.
 Pasien bipolar I dengan premorbid status
pekerjaan yang tidak mendukung,
ketergantungan alkohol, gejala psikotik,
gejala depresi dan jenis kelamin laki-laki
juga mempengaruhi prognosis yang kurang
baik
Prognosis
7% pasien dengan gangguan bipolar tidak memiliki gejala rekuren;
45% memilii lebih dari 1 episode
40% memiliki gangguan kronik.

Pasien mungkin memiliki 2 hingga 30 episode, walaupun angka rata-ratanya adalah 9 episode.
Sekitar 40% dari keseluruhan pasien mengalami lebih dari 10 episode.

Pada follow up jangka panjang 15% dari seluruh pasien dengan bipolar I dapat hidup dengan baik,
45% hidup dengan baik namun memiliki multirelaps, 30% pasien dengan remisi parsial, dan 10%
pasien dengan sakit kronis.

Untuk prognosis bipolar II, sampai saat ini masih dilakukan penelitian. Bipolar II
adalah penyakit kronik dimana memerlukan strategi penatalaksana jangka panjang
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai