Nicky Nur Ridayanti (1911192415 Dinny Seppraudiva (1911102415103) Chera Ananda Mukti (1911102415110) Qur’anni Akhwatun Husna (1911102415079) Gangguan Bipolar merupakan salah satu diantara gangguan mental yang serius dan dapat menyerang seseorang, sifatnya melumpuhkan disebut mania - depresi. Gangguan bipolar sering dikaitkan dengan gangguan yang memiliki ciri yaitu naik turunnya mood, aktifitas dan energi. Kekambuhan sering terjadi dan akan mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, perkawinan bahkan meningkatkan risiko bunuh diri. Keadaan emosional orang dengan gangguan bipolar ekstrim dan intens yang terjadi pada waktu yang berbeda, atau bisa disebut mood. Episode ini dikategorikan sebagai mania, hipomania, episode campuran dan depresi. APA SAJA YANG DIKETAHUI TENTANG BIPOLAR ? Bipolar tipe I ditandai dengan episode mania berat dan depresi berat. Gangguan bipolar tipe I ini ketika kondisi mania, penderita ini sering dalam kondisi “berat” dan berbahaya. Bipolar tipe II, pada kondisi ini penderita masih bisa berfungsi melaksanakan kegiatan harian rutin. Tidak separah tipe I. Penderita mudah tersinggung. Kondisi depresinya berlangsung lebih lama dibandingkan dengan kondisi hipomania-nya. Kondisi hipomania muncul ketika terjadi kenaikan emosi. Syclothymic disorder ialah bentuk ringan dari Gangguan jiwa bipolar. Syclothymic disorder (disebut juga cyclothymia) didefinisikan dengan banyak periode gejala hipomania dan periode gejala depresi yang berlangsung minimal selama 2 tahun. Data WHO (2017) menunjukkan gangguan bipolar mempengaruhi sekitar 60 juta orang di seluruh dunia. Sekitar 1 dari setiap 100 orang dewasa terkena gangguan bipolar pada beberapa titik dalam kehidupan mereka. Biasanya dimulai antara usia 15 sampai 19 tahun dan jarang terjadi setelah usia 40 tahun. Pada lakilaki dan perempuan mempunyai kemungkinan sama untuk terkena gangguan bipolar Anak- anak juga dapat mengalami gangguan bipolar, penyakit ini biasanya berlangsung seumur hidup. Gangguan depresi berat masih berada di urutan prevalensi seumur hidup tertinggi dari gangguan psikiatri. Usaha bunuh diri terjadi hingga 50% pasien dengan gangguan bipolar, dan 10 hingga 19% individu dengan gangguan bipolar I bunuh diri. Tingkat prevalensi seumur hidup untuk depresi berat adalah 5 sampai 17 persen. Penyebab gangguan bipolar sampai saat ini belum dapat diketahui dengan pasti. Data keluarga menunjukkan bahwa apabila dari salah satu orang tua memiliki gangguan mood, seorang anak akan memiliki risiko antara 10 dan 25 persen mewarisi gangguan mood. Jika kedua orang tua terkena bipolar, risiko ini berpengaruh besar terhadap anaknya. Faktor Biokimia Asetilkolin dan GABA juga diduga terlibat. Dua neurotransmiter yang sering terlibat dalam patofisiologi gangguan mood adalah norepinefrin dan serotonin. Tiga neurotransmiter paling banyak telah dipelajari dalam hal kemungkinan terjadinya gangguan mood: norepinefrin, dopamin, dan serotonin. Neurotransmisi dopaminergik adalah salah satu dari banyak neuorotransmisi yang berpengaruh dan berkaitan langsung pada kejadian mood pasien dengan gangguan bipolar, dengan terjadinya penurunan dopamin akan menyebabkan terjadinya episode depresi. Sedangkan, peningkatan dari dopamin akan menyebabkan terjadinya episode mania. Mania dan depresi juga keduanya dikaitkan dengan kadar serotonin rendah. Faktor kognitif Dalam teori kognitif, pikiran dan kepercayaan negatif dipandang sebagai penyebab utama depresi. Pikiran pesimis dan self-critical bisa menyiksa orang dengan depresi. Teori Aaron Beck dan teori keputusasaan keduanya menekankan jenis pemikiran negatif ini. Teori ruminasi menekankan kecenderungan untuk memikirkan suasana hati dan pikiran negatif. Faktor Hopelessnes Menurut teori ini pemicu depresi yang sangat buruk adalah keputusasaan yang dapat diartikan dengan gejala penurunan kesedihan, motivasi, bunuh diri, penurunan energi, retardasi psikomotor, gangguan tidur, konsentrasi yang buruk, dan kognisi negatif. Terapi Farmakologi Penatalaksaan secara farmakalogi first-line dalam pengobatan episode manic dan episode depresi berulang dari gangguan bipolar adalah Litium. Golongan obat penstabil mood atau antikonvulsan juga telah banyak digunakan (contohnya, carbamazepine dan asam valproat) untuk pengobatan episode mania akut dan untuk pencegahan kekambuhannya. Terapi Non Farmakologi Mengobati penyalagunaan zat serta pemberian nutrisi yang baik dengan protein normal dan asupan asam lemak esensial, berolahraga, tidur yang cukup, pengurangan stres, dan terapi psikososial. Beberapa perawatan psikoterapi yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar meliputi : • Terapi Kognitif (CBT) • Terapi Keluarga • Terapi psycotherapy interpersonal Daftar Pustaka Amir N, 2010. Gangguan Mood Bipolar: Kriteria Diagnostik dan Tatalaksana dengan Obat Antipsikotika Atipik. Badan Penerbit FKUI, Jakarta Departemen Kesehatan R.I. Direktorat Jendral Pelayanan Medik, 1993. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Cetakan Pertama. Jakarta. P: 118-120 Daeng B.H., 2012. Penatalaksanaan Depresi Bipolar. Dalam: Kumpulan Makalah Konas I Gangguan Bipolar. Surabaya: Airlangga University Press. Hal 7-13. Soetjipto, 2015. Terapi Rumatan pada Pasien Gangguan Bipolar. Dalam: Kumpulan Makalah Konas I Gangguan Bipolar. Surabaya: Airlangga University Press. Hal 14-22 Sonny TL, Tanra AJ, 2015. Diagnosis Banding Gangguan Bipolar. Dalam: Kumpulan Makalah Konas I Gangguan Bipolar. Surabaya: Airlangga University Press. Hal 92-97 Vieta E, 2009. Managing Bipolar Disorder in Clinical Practice 2nd edition. London, Current Medicine Group Ltd.