Anda di halaman 1dari 31

Gangguan Bipolar

Kelompok 9B
Tujuan Pembelajaran

01 02
Etiologi & Faktor resiko Klasifikasi
Etiologi & Faktor resiko gangguan bipolar Klasifikasi gangguan bipolar

03 04
Patofisiologi Manifestasi Klinis
Patofisiologi gangguan bipolar Manifestasi klinis gangguan bipolar

05 06
Kriteria diagnosis & Diagnosis multiaksial Tatalaksana
Kriteria Diagnosis & Diagnosis multiaksial Tatalaksana gangguan bipolar
gangguan bipolar
01 Etiologi & Faktor
Risiko

Etiologi & Faktor resiko gangguan


bipolar
Faktor Biologis

Risiko
1. Orang tua memiliki gangguan mood -> 10-25%*
2. Keluarga dengan pasien yang memiliki
gangguan mood -> 25%*
3. Kedua orang tua dengan gangguan mood bipolar
-> 74%*

*Mewarisi gangguan mood

Faktor genetik sangatlah berpengaruh dan dapat


membuat individu rentan terkena gangguan mood.
Faktor Biologis
Lima lokus genetik yang dilaporkan kuat berhubungan - Infeksi prenatal dan perinatal
dengan gangguan bipolar:
- Paparan rokok selama masa kehamilan dan
Lokus untuk gen stressor selama masa kehamilan

- BDNF
- COMT
- NRG1
- DAOA
- DISC1
- SERT
- DAT
- TPH
- mtDNA
Faktor Psikososial
Faktor stress lingkungan

A. Perempuan yang paling berisiko (episode


depresif dan hipomanik)
Interaksi Faktor Biologis dan Psikososial
B. Kehamilan -> menyerang wanita dengan riwayat
penyakit mania dan depresi
C. Psikosis postpartum Orang tua bipolar
D. Manik unipolar -> laki-laki lebih berisiko
E. Stressor psikososial & Maladaptive Coping Konflik pernikahan
System
a. Kehilangan pasangan Bercerai
b. Kehilangan orang tua
c. Kehilangan pekerjaan Onset anak lebih awal dan gejala lebih berat
d. Riwayat korban kekerasan
e. Riwayat trauma
F. Banyak ditemukan pada seorang yang
a. Tidak menikah
b. Bercerai
c. Terpisah dari pasangan
02 Klasifikasi
Klasifikasi gangguan bipolar
Klasifikasi Gangguan Bipolar

Bipolar tipe 1 Bipolar tipe 2


Episode mania berat Episode hipomania
dan depresi berat dan depresi

Syclothymic
Bipolar campuran
disorder
Episode mania dan
Bipolar bentuk
depresi terjadi
ringan, minimal 2
bersamaan
tahun
03 Patofisiologi

Patofisiologi gangguan bipolar


Patofisiologi Bipolar

● Bipolar terjadi karena adanya


disregulasi sirkuit neural yang
dipengaruhi oleh perubahan
fungsional dan struktural.
● Perubahan fungsional berupa
ketidakstabilan neurotransmiter
otak.
Gangguan fungsional

● Tiga neurotransmitter paling


mempengaruhi terjadinya
gangguan mood adalah
norepinefrin, dopamin, dan
serotonin
● Pada bipolar episode depresi
terjadi penurunan dopamin.
Sedangkan, pada episode manik
terjadi peningkatan dopamin
● Kedua episode bipolar juga
berhubungan dengan
penurunan kadar serotonin
(gambar)
Gangguan Struktural
Manifestasi
04 Klinis
Manifestasi klinis gangguan bipolar
Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang
menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai
dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim
berupa depresi dan mania. Suasana hati penderitanya
dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub
(bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania)
dan kesedihan (depresi) yang ekstrim.

Muhammad Alifsa A, Iman Santoso M. Gambaran Karakteristik Narapidana Gangguan Bipolar Description of The Characteristics of Bipolar
Disorder Contents [Internet]. Vol. 1, Absorbent Mind: Journal of Psychology and Child Development Avaliable. 2021. Available from:
https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/absorbent_mind
GEJALA PADA FASE MANIA ATAU MANIC

● sangat gembira, kegelisahan, atau ramah suasana hati.


● Dalam berbicara dengan intonasi yang cepat,
● ketika melontarkan idea selalu melompat sehingga tidak
terfokus,
● memiliki pemikiran yang rentan kacau, meningkatnya dari hasil
aktivitasaktivitas dari suatu tujuan
● mengambil semua pekerjaan yang menyenangkan, sehingga
suka menjadi pusat perhatian.
Muhammad Alifsa A, Iman Santoso M. Gambaran Karakteristik Narapidana Gangguan Bipolar Description of The Characteristics of Bipolar
Disorder Contents [Internet]. Vol. 1, Absorbent Mind: Journal of Psychology and Child Development Avaliable. 2021. Available from:
https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/absorbent_mind
GEJALA PADA FASE HIPOMANIA

● kebutuhan untuk tidur yang kurang.


● Selalu tampak bergembira
● aktif dalam kegiatan,
● jiwa optimis dan mudah marah.
● Memiliki kondisi yang penuh dengan semangat sehingga
munculnya kreativitas

Muhammad Alifsa A, Iman Santoso M. Gambaran Karakteristik Narapidana Gangguan Bipolar Description of The Characteristics of Bipolar
Disorder Contents [Internet]. Vol. 1, Absorbent Mind: Journal of Psychology and Child Development Avaliable. 2021. Available from:
https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/absorbent_mind
GANGGUAN FASE CAMPURAN

● memiliki energi yang berlebihan,


● susah tidur,
● keluarnya ide-ide yang tidak pasti di kepala, berperilaku
agresif, dan terkadang panikan. Dalam fase ini juga
● mudah lelah, putus asa,
● selalu berpikiran negatif terhadap di sekitarnya,
● bunuh diri karena merasa kelelahan, dan putus asa

Muhammad Alifsa A, Iman Santoso M. Gambaran Karakteristik Narapidana Gangguan Bipolar Description of The Characteristics of Bipolar
Disorder Contents [Internet]. Vol. 1, Absorbent Mind: Journal of Psychology and Child Development Avaliable. 2021. Available from:
https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/absorbent_mind
05 Kriteria Diagnosis &
Diagnosis multiaksial

Kriteria diagnosis & diagnosis multiaksial


gangguan bipolar
Kriteria Diagnosis menurut ICD-10 + PPDGJ III
A, F.31 Gangguan Afektif Bipolar

Gangguan ini tersifat oleh episode berulang dan pada waku lain berupa penurunan afek disertai
pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Episode berulang hanya hipomania atau mania
digolongkan sebagai gangguan bipolar. Episode manik biasanya dimulai dengan tiba-tiba dan
berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan (rata-rata sekitar 4 bulan). Depresi cenderung
berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi setahun kecuali pada
orang lanjut usia.

B. F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, episode kini hipomanik

Pasien saat ini hipomanik, dan mengalami sekurangnya satu riwayat episode afektif (hipomanik,
manik, depresi atau campuran).

C. F31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik

Pasien saat ini manik, tanpa gejala psikotik dan memiliki sekurangnya satu riwayat episode afektif
(hipomanik, manik, depresi atau campuran).
Kriteria Diagnosis menurut ICD-10 + PPDGJ III
D. F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini maik dengan gejala psikotik

Pasien saat ini manik, dengan gejala psikotik dan memiliki sekurangnya satu riwayat episode afektif
(hipomanik, manik, depresi atau campuran).

E. F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresi ringan atau sedang

Pasien saat ini depresi, dengan derajat ringan atau sedang, serta sekurangnya satu riwayat episode
afektif hipomanik, manik atau campuran.

F. F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresi berat tanpa gejala psikotik

Pasien saat ini depresi berat tanpa gejala psikotik, dan mengalami sekurangnya satu riwayat episode
afektif hipomanik, manik atau campuran.

G. F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresi berat dengan gejala psikotik

Pasien saat ini depresi berat dengan gejala psikotik, dan mengalami sekurangnya satu riwayat
episode afektif hipomanik, manik atau campuran.
Kriteria Diagnosis menurut ICD-10 + PPDGJ III
H. F31.6 Gangguan afektif bipolar, episode kini campuran

Pasien sekurangnya mengalami satu riwayat episode afektif hipomanik, manik, depresi atau
campuran, serta saat ini memperlihatkan gejala campuran atau perubahan cepat gejala manik dan
depresi.

I. F31.7 Gangguan afektif bipolar, saat ini remisi

Pasien mengalami sekurangnya satu riwayat episode afektif hipomanik, manik atau campuran, serta
satu episode afektif (hipomanik, manik, depresi atau campuran).

J. F31.8 Gangguan afektif bipolar lainnya

Gangguan bipolar II

K. F31.9 Gangguan afektif bipolar YTT

Pedoman diagnostik juga menggunakan DSM-IV-TR seperti berikut ini.


Kriteria Diagnosis Episode Mania DSM IV-TR

- Mood elasi, ekspansif atau iritabel yang menetap, selama periode tertentu, berlangsung paling
sedikit satu minggu
- Selama periode gangguan mood tersebut, tiga (atau lebih) gejala di bawah ini menetap dengan
derajat berat yang bermakna
- Gejala-gejala tidak memenuhi kriteria episod campuran
- Gangguan mood sangat berat sehingga menyebabkan hendaya yang jelas dalam fungsi pekerjaan,
aktivitas sosial yang biasa dilakukan, hubungan dengan orang lain, atau memerlukan perawatan
untuk menghindari melukai diri sendiri atau orang lain, atau dengan gambaran psikotik
- Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung penggunaan zat
Kriteria Diagnosis Episode Depresi Mayor DSM IV-TR

Episode Depresi Mayor

- Lima (atau lebih) gejala berikut terdapat, paling sedikit, dalam dua minggu, dan
memperlihatkan terjadinya perubahan fungsi.
- Gejala-gejala yang ada tidak memenuhi kriteria untuk episod campuran.
- Gejala-gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinik atau terjadinya hendaya
social, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
- Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung dari zat atau kondisi medik umum
- Gejala bukan disebabkan oleh berkabung

Episode Campuran

- Memenuhi kriteria episod manik dan episod depresi mayor


- Gangguan mood cukup berat hingga menyebabkan hendaya nyata dalam fungsi pekerjaan atau
aktivitas sosial yang biasa dilakukan
- Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik lansung penggunaan zat
Kriteria Diagnosis Episode Hipomanik DSM IV-TR

- Mood elasi, ekspansif atau iritabel, menetap, paling sedikit empat hari, mood jelas terlihat berbeda
dengan mood biasa atau ketika tidak sedang depresi
- Selama periode gangguan mood, tiga (atau lebih) gejala berikut menetap (empat bila mood
hanya iritabel), dengan derajat berat yang cukup bermakna
- Episod yang terjadi berkaitan dengan perubahan yang jelas dalam fungsi yang tidak khas bagi bagi
orang tersebut ketika ia tidak ada gejala
- Perubahan mood dan fungsi tersebut dapat terlihat oleh orang lain
- Episod yang terjadi tidak cukup berat untuk menyebabkan hendaya yang jelas dalam fungsi sosial
atau pekerjaan, atau tidak memerlukan perawatan, atau tidak ada gambaran psikotik.
- Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung penggunaan zat
Diagnosis Multiaxial

- Axix I : Episode kini manik tanpa gejala psikotik


- Axix II : Tidak ada diagnosis
- Axix III : Tidak ada diagnosis
- Axix IV : Tidak ada stressor
- Axix V : GAF 51 gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
06 Tatalaksana

Tatalaksana gangguan bipolar


Tatalaksana Non Farmakologi
1. Psikoterapi
Beberapa perawatan psikoterapi yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar meliputi :
a. Terapi kognitif (CBT)
Cognitive Behavior Therapy (CBT) adalah teknik modifikasi/perubahan perilaku dan perubaha
keyakinan maladaptif dengan cara
b. Terapi keluarga
Membantu keluarga untuk mengidentifikasikan dan merubah masalah maladatif, menjadi lebih
sehat. dan untuk meningkatkan komunikasi anggota keluarga
c. Terapi psycotherapy interpersonal
IPT membantu pasien untuk menghilangkan masalah interpersonal yang menyebabkan
terjadinya masalah itu sendiri, merubah bagaimana hubungan pasien pada masalah yang
terjadi atau keduanya.

2. Electroconvulsive Therapy
ECT adalah ECT merupakan terapi kejang listrik dengan menghantarkan arus listrik pada
elektroda dan dipasang pada kepala sehingga menyebabkan konvulsi.
Tatalaksana Farmakologi
Terapi untuk bipolar dibagi menjadi 2 yaitu terapi fase akut dan terapi pemeliharaan

1. Fase Akut
a. Episode Mania dan Episode Campuran
Lini pertama untuk episode mania atau campuran (berat) : inisiasi litium dengan antipsikotik, atau
asam valproat dengan antipsikotik.
b. Episode Depresi
Pengobatan lini pertama untuk depresi bipolar : inisiasi litium atau lamotrigin
Sebagai alternatif, terutama untuk pasien yang sakit parah, beberapa dokter akan melakukan
perawatan simultan dengan litium dan antidepresan

2. Fase Pemeliharaan
● Setelah kesembuhan dari episode akut, pasien mungkin tetap pada resiko tinggi untuk kambuh
dalam jangka hingga 6 bulan. Pengobatan tersebut adalah terapi pemeliharaan
● Lamotrigin merupakan antidepresan profilaksis dan berpotensi menstabilkan suasana hati pada
terapi pemeliharaan.
● Obat dengan bukti empiris terbaik dapat mendukung penggunaannya dalam perawatan
pemeliharaan antara lain litium dan valproat
Daftar Pustaka
1. Jiwo, Tirto. (2012). Gangguan Jiwa Bipolar: Panduan Bagi Pasien, Keluarga dan
Teman Dekat. Kesehatan Mental 3. (2006). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
2. Sadock, Benjamin J. & Sadock, Virginia A. (2014). Kaplan & Sadock’s Concise
Textbook of Clinical Psychiatry (2nd Ed.). USA : Lippincott Williams & Wilkins Inc
3. Sigitova E, Fišar Z, Hroudová J, Cikánková T, Raboch J. Biological hypotheses and
biomarkers of bipolar disorder. Psychiatry Clin Neurosci. 2017;71(2):77-103.
doi:10.1111/pcn.12476
4. Rowland TA, Marwaha S. Epidemiology and risk factors for bipolar disorder. Ther
Adv Psychopharmacol. 2018;8(9):251-269. Published 2018 Apr 26.
Terima Kasih
CREDITS:
This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai