Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA I

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT JIWA

DOSEN PENGAMPU:

Ns. Dwi Chiristina Rahayuningrum, M.Kep

DISUSUN OLEH:

WIDYA RAHMAH (1902020)

AINIL HAMNI (1902003)

RATNA SOFIANTI (1902014)

NATASYA FADILA ZAHARA (1802026)

AULIA HAMDI (1902004)

FREDY SEPTIWAN SABELAU (1802008)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKes SYEDZA SAINTIKA PADANG

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Subhanahu wa ta’ala Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang. Kami haturkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya berupa kesempatan
dan pengetahuan sehingga makalah “Peran dan Fungsi Perawat Jiwa” ini dapat
selesai tepat waktu.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-ide sehingga makalah ini dapat disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi


kita semua. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.

Padang, 27 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

Standard Praktek Keperawatan Kesehatan Jiwa...............................................1

B. Tujuan Penulisan.............................................................................................4

C. Rumusan Masalah...........................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

A. Definisi Perawatan Jiwa..................................................................................6

B. Tujuan..............................................................................................................9

C. Lokasi atau lingkungan...................................................................................9

D. Administrasi....................................................................................................9

E. Peran, Fungsi, Tugas Perawat Kesehatan Jiwa..............................................10

BAB III..................................................................................................................21

PENUTUP..............................................................................................................21

A. Kesimpulan...................................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keadaan kesehatan pada tahun 2000 diperkirakan jumlah gangguan jiwa
(psikosis) dapat diperkirakan pada ratio 1 – 3 per 1000 penduduk dan gangguan
jiwa ringan (neurosis) dam gamgguan perilaku pada ratio 20-60 per 1000
penduduk (Sistem Kesehatan Nasional), 1984, hal 39. Semua profesi yang
terkait dalam tim pelayanan kesehatan jiwa perlu membuat program dan
langkah nyata yang menunjang percapainya target tersebut.
Perawat sebagai salah satu anggota tim pelayanan kesehatan jiwa harus
meningkatkan usaha dan perannya baik melalui jalur pelayanan maupun
pendidikan keperawatan.
Institusi pendidikan yang memproduksi perawat harus mengetahui peran,
fungsi, dan tugas perawat yang dibutuhkan untuk mengatasi dan mencegah
terjadinya masalah kesehatan jiwa. Jadi, proses belajar peserta didik diarahkan
pada pencapaian kompetensi yang sesuai dengan peran, fungsi dan tugas yang
sudah ditetapkan.
Keperawatan sebagai disiplin didasarkan pada teori, praktek dan riset,
berusaha memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat (Dohany, Cook, dan
Stopper, 1982, hal 77). Disiplin diartikan dan diimplementasikan dalam
kerangka peran perawat. Melalui peran perawat memakai teori dan riset dalam
praktek keperawatan untuk memenuhi harapan masyarakat yaitu pemenuhan
kebutuhan mereka.
Standard Praktek Keperawatan Kesehatan Jiwa
Standard keperawatan jiwa dapat dipakai sebagai target untuk mengukur
keberhasilan (Gillies, 1982, hal 97). Standard bertujuan untuk meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan, mengurangi biaya perawatan dan menjadi dasar
dalam menentukan kelalaian keperawatan.

1
Pada tahun 1982, American Nurses Assosiation (dikutip oleh Stuart dan Sundeen,
1987, hal 24 – 27) telah memperbaiki dan menetapkan standard praktek
keperawatan kesehatan jiwa. Standard terdiri dari 2 bagian :
1. Standard praktek profesional yang diuraikan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
2. Standard penampilan praktek profesional.
1) Standard Praktek Profesional.
Standard I : Teori
Perawat menggunakan teori yang ilmiah sebagai dasar pengambilan
keputusan dalam praktek keperawatan.
Standard II : Pengumpulan Data
Perawat terus menerus mengumpulkan data yang akurat, komprehensif dan
sistematis.
Standard III : Diagnosa Keperawatan
Perawat memakai diagnosa keperawatan dan standard klasifikasi gangguan
jiwa dalam mengambil kesimpulan yang didukung oleh catatan pengkajian
data dan alasan ilmiah yang akurat.
Standard IV : Perencanaan
Perawat membuat perencanaan perawatan dengan tujuan yang positif dan
intervensi yang intervensi yang menggambarkan keunikan tindakan
keperawatan pada setiap kebutuhan klien.
Standard V : Intervensi
Intervensi perawat diarahkan oleh rencana keperawatan untuk
mengimplementasikan tindakan keperawatan dalam meningkatkan,
mempertahankan, atau memulihkan kesehatan fisik dan jiwa, mencegah
penyakit dan dampak rehabilitasi.
Standard V-A, Intervensi : Psikoterapi
Perawat menggunakan intervensi psikoterapi untuk membantu klien dalam
memperoleh atau meningkatkan kemampuan koping sebelumnya dan
mencegah hendaya lebih lanjut.
Standard V-B, Intervensi : Pendidikan Kesehatan

2
Perawat membantu klien, keluarga, kelompok untuk mencapai kepuasan
dan prodoktifitas dalam pola kehidupan melalui pendidikan kesehatan.
Standard V-C, Intervensi : Aktivitas Kehidupan Sehatian (ADL)
Perawat menggunakan aktivitas kehidupan sehari-hari sebagai cara untuk
mencapai perawatan sendiri, dan kesehatan fisik dan jiwa klien.
Standard V-D, Intervensi : Terapi Somatik
Perawat menggunakan pengetahuan tentang terapi somatik dan
penggunaannya yang dihubungkan dengan keterampilan klinik dalam
bekerja dengan klien.
Standard V-E, Intervensi : Lingkungan Terapeutik
Perawat menciptakan, mengatur dan mempertahankan lingkungan
terapeutik melalui kerjasama dengan klien dan petugas kesehatan lain.
Standard V-F, Intervensi : Psikoterapi
Perawat menggunakan keahlian klinik yang tinggi, psikoterapi, psikoterapi
anak dan terapi modalitas yang lain untuk berfungsi sebagai psikoterapist
bagi individu, kelompok, keluarga serta mengakui tanggung jawab
profesional dalam praktek keperawatan.
Standard VI : Evaluasi
Perawat mengevaluasi respon klien pada tindakan keperawatan dalam
rangka memperbaiki data dasar, diagnosa keperawatan, dan rencana
perawatan.
2) Standard Penampilan Profesional
Standard VII : Pertimbangan Teman (peer, review)
Perawat berperan serta dalam meninjau pekerjaan teman dan sistem
evaluasi yang lain untuk menjamin kualitas keperawatan yang diberikan
pada klien.
Standard VIII : Pendidikan Bekelanjutan
Perawat ikut bertanggung jawab dalam pendidikan berkelanjutan dan
pengembangan profesi dan menyokong pengembangan profesi lain.
Standard IX : Kerjasama Inter Disiplin

3
Perawat bekerjasama dengan disiplin lain dalam mengkaji, merencanakan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi program dan aktivitas program
dan aktivitas kesehatan jiwa.
Standard X : Pemanfaatan Sistem Kesehatan Masyarakat
Perawat berperan serta dengan anggota masyarakat lain dalam mengkaji,
merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi pelayanan
kesehatan jiwa dan sistem masyarakat termasuk peningkatan rentang
pelayanan kesehatan yaitu prevensi primer, sekunder, dan tertier gangguan
jiwa.
Standard XI : Penelitian
Perawat mendukung keperawatan dan pelayanan kesehatan jiwa melalui
pembaharuan teori dan praktek serta berperan dalam penelitian.
Perawat Indonesia perlu mengembangkan dan menetapkan standard
praktek keperawatan yang sesuai dengan situasi sosial-budaya dan praktek
keperawatan kesehatan jiwa di Indonesia. Berdasarkan atas standard yang
ada, pelayanan dan pendidikan keperawatan dapat mengidentifikasi peran
yang diharapkan dari perawat untuk mencapai standard yang telah
ditetapkan.

B. Tujuan Penulisan
 Untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti perkuliahan keperawatan
jiwa
 Mahasiswa dan pembaca mengetahui dan memahami definisi perawatan
jiwa
 Mahasiswa dan pembaca mengetahui dan memahami tujuan keperawatan
jiwa
 Mahasiswa dan pembaca mengetahui dan memahami lokasi dan
lingkungan keperawatan jiwa
 Mahasiswa dan pembaca mengetahui dan memahami administrasi
keperawatan jiwa

4
 Mahasiswa dan pembaca mengetahui dan memahami peran, fungsi, tugas
perawat kesehatan jiwa

C. Rumusan Masalah
 Definisi perawatan jiwa
 Tujuan keperawatan jiwa
 Lokasi dan lingkungan keperawatan jiwa
 Administrasi keperawatan jiwa
 Peran, fungsi, tugas perawat kesehatan jiwa

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Perawatan Jiwa


Perawatan kesehatan jiwa adalah area yang khusus dalam praktek
keperawatan yang menggunakan teori ilmiah tentang perilaku manusia dan diri
sendiri secara terapeutik sesuai dengan kiat perawat. Berfokus pola pencegahan
dan tujuan terapeutik dalam meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat (Evans
dkk, 1976, dikutip oleh Cook dan Fontaino, 1987, h. 41). Teori ilmiah
diterapkan dalam pelayanan perawatan kesehatan jiwa.

Tingkat Kinerja
Empat faktor utama yang membantu menentukan tingkat fungsi dan jenias
aktivitas yang dilakukan oleh perawat jiwa:
1. Legislasi praktik perawat
2. Kualifikasi perawat, termasuk pendidikan, pengalaman kerja, dan status
sertifikasi
3. Tatanan praktik perawat
Tingkat kompetensi personal dan inisiatif perawat
Berikut ini adalah dua tingkat praktik keperawatan klinis kesehatan
jiwa yang telah diidentifikasi.
1. Psychiatric-mental health registered nurse (RN) adalah perawat
terdaftar berlisensi yang menunjukan keterampilan klinis dalam
keperawatan kesehatan jiwa melebihi keterampilan perawat baru di
lapangan. Sertifikasi adalah proses foral untuk mengakui bidang keahlian
klinis perawat. Huruf “C” yang diletakan setelah RN (mis, RN, C)
menunjukan status sertifikasi tingkat dasar.
2. Advanced practice registered nurse in psychiatric-mental health
(APRN-PMH) adalah perawat terdaftar berlisensi yang minimal
berpendidikan tingkat master, memiliki pengetahuan mendalam tentang

6
teori keperawatan jiwa, membimbing praktik klinis, dan memiliki
kompetensi keterampilan keperawatan jiwa lanjutan. Perawat kesehatan
jiwa pada praktik lanjutan dipersiapkan untuk memiliki gelar master dan
doktor dalm bidang keperawatan atau bidang lain yang berhubungan.
Huruf “CS” yang diletakan setelah APRN (mis, APRN, CS) menunjukan
bahwa perawat adalah spesialis berijazah dalam bidang keperawatan
kesehatan jiwa.
Tingkat Pencegahan
Intervensi keperawatan jiwa lebih jauh mencakup tiga area aktivitas, yaitu
pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
1. Pencegahan primer merupakan suatu konsep komunitas termasuk
menurunkan insiden penyakit di komunitas dengan mengubah faktor
penyebab sebelum hal tersebut membahayakan. Pencegahan primer
dilakukan sebelum ada penyakit dan diterapkan pada penduduk yang
umumnya sehat. Pencegahan ini meliputi promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit.
2. Pencegahan sekunder mencakup pengurangan prevalensi penyakit aktual
melalui deteksi dini dan penanganan masalah kesehatan.
3. Pencegahan tersier meliputi penurunan gangguan atau disabilitas yang
disebabkan oleh penyakit.

Rentang Asuhan
Tatanan tradisional untuk perawat jiwa meliputi fasilitas psikiatrik,
pusat kesehatan jiwa masyarakat, unit psikiatrik di rumah sakit umum,
fasilitas residential, dan praktik pribadi. Namun, dengan adanya reformasi
perawatan kesehatan, timbul suatu tatanan terapi alternatif sepanjang
rentang asuhan bagi perawat jiwa. Banyak rumah sakit secara spesifik
berubah bentuk menjadi sistem klinis terintegrasi yang memberikan
asuhan rawat inap, hospitalisasi parsial atau terapi harian, perawat
residential, perawat di rumah, dan asuhan rawat jalan. Tatanan terapi di
komunitas saat ini berkembang menjadi faster care atau group home,

7
hospice, lembaga kesehatan rumah, asosiasi perawat kunjungan, unit
kedaruratan, shelter, nursing home, klinik perawatan utama, sekolah,
penjara, industri, fasilitas managed care, dan organisasi pemeliharaan
kesehatan.

Asuhan yang Kompeten


Tiga domain praktik keperawatan jiwa kontemporer meliputi:
(1) aktivitas asuhan langsung
(2) aktivitas komunikasi
(3) aktivitas penatalaksanaan. Fungsi penyuluhan, koordinasi, delegasi,
dan kolaborasi pada peran perawat ditunjukkan dalam domain praktik
yang tmpang-tindih ini,
Berbagai aktivitas perawat jiwa dalam tiap-tiap domain dijelaskan lebih
lanjut. Kotak 1-1 menyajikan daftar rentang aktivitas keperawatan spesifik
yang dapat dilakukan oleh perawat jiwa dalam setiap area. Aktivitas
tersebut tetap mencerminkan sifat dan lingkup terbaru dari asuhan yang
kompeten oleh perawat jiwa walaupun tidak semuanya perawat berperan
serta pada semua aktivitas. Selain itu, perawatn jiwa mampu melakukan
hal-hal berikut.
 Membuat pengkajian kesehatan biopsikososial yang peka terhadap
budaya.
 Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan untuk pasien
dan keluarga yang mengalami masalah kesehatan yang kompleks dari
kondisi yang dapat menimbulkan skit.
 Berperan serta dalam aktivitas manajemen kasus, seperti
mengorganisasi, mengakses, menegosiasi, mengoordinasi, dan
mengintegrasikan pelayanan dan perbaikan bagi individu dan
keluarga.
 Memberikan pedoman perawatan kesehatan kepada individu,
keluarga, dan kelompok untuk menggunakan sumber kesehatan jiwa

8
yang tersedia di komunitas termasuk pemberi perawatan, lembaga,
teknologi, dan sistem sosial yang paling tepat.
 Meningkatkan dan memelihara kesehatan jiwa serta mengatasi
pegaruh gangguan jiwa melalui penyuluhan dan konseling.
 Memberikan asuhan kepada pasien penyakit fisik yang mengalami
masalah psikologis dan pasien gangguan jiwa yang mengalami
masalah fisik.
 Mengelola dan mengoordinasi sistem asuhan yang mengintegrasikan
kebutuhan pasien, keluarga, staf, dan pembuat kebijakan.

B. Tujuan
Pelayanan perawatan kesehatan jiwa dapat bervariasi sesuai dengan
tujuan, tipe, lokasi dan administrasi.
Pencegahan merupakan tujuan utama yang terdiri dari tiga tingkat yaitu;
primer, sekunder dan tertier. Peran perawat pada masing-masing tingkat
berbeda sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

C. Lokasi atau lingkungan


Lingkungan praktek perawat kesehatan jiwa merupakan rentang dari
Rumah Sakit (institusi) sampai masyarakat. Misalnya ; Rumah Sakit Jiwa,
Rumah Sakit Umum, Puskesmas, Pusat Krisis, Klinik berobat jalan, Sekolah,
Penjara, Kantor, Pabrik. Pada setiap tempat memerlukan fungsi yang mungkin
berbeda dengan tempat yang lain.

D. Administrasi
Perawat dapat pula bekerja sebagai perawat pelaksana, klinisian,
konsultan, peneliti, yang masing-masing posisi memerlukan peran dan fungsi
tertentu.

9
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang
dimiliki perawat diterapkan dengan cara yang berbeda sesuai dengan
karakteristik pelayanan.
Peplau (1978, dikutip oleh Evans dan Lewis, 1985, h. 108) mengasumsi
bahwa peran perawat kesehatan jiwa tergantung dari :
1. Kompetensi yang diperoleh dari pendidikan.
Tidak mungkin diberikan peran yang individu tidak mempunyai
pengetahuan dan keterampilan untuk menjalankannya. Kenyataan, kualitas
praktek keperawatan tidak dapat dipisahkan dengan kualitas pendidikan
(ANA, 1979, dikutip oleh Evans dan Lewis, 1985, h. 106).
2. Pengertian masalah kesehatan jiwa dan gangguan jiwa yang
mengakibatkan situasi kerja tertentu yang berhubungan dengan perilaku
klien. Tingkat kebutuhan
3. Kesepakatan dan pengakuan peran perawat oleh setiap profesi. Dalam
menjalankan perannya, perawat berhubungan dengan orang lain yang
sebaiknya mempunyai persepsi yang sama akan peran perawat.
4. Biaya perawatan dari berbagai asuhan keperawatan. Biaya akan
menentukan jumlah dan tingkat pengetahuan perawat (tentu membedakan
peran) untuk tiap macam asuhan keperawatan.

E. Peran, Fungsi, Tugas Perawat Kesehatan Jiwa


Wilson dan Kneisl (1988, h.39) mengemukakan peran perawat kesehatan
jiwa diberbagai lingkungan pelayanan sebagai berikut :
a. Memberi perawatan langung pada klien dan keluarga,
b. Memakai lingkungan secara konstruktif,
c. Mendidik perawatan mandiri,
d. Mengkoordinasi berbagai aspek perawatan,
e. Memberi perawatan kontinu,
f. Membela klien dan keluarga,
g. Melibatkan diri pada aktivitas pencegahan primer,

10
h. Meningkatkan perikemanusiaan perawatan kesehatan jiwa.

Demikian pula Benfer, 1980 (dikutip oleh Evans dan Lewis, 1985, h.
108) menguraikan peran perawat sebagai anggota tim kesehatan jiwa sebagai
berikut :
a. Mendapatkan riwayat perawatan dan melakukan pengkajian,
b. Implementasi rencana perawatan, mengkaji efek, dan mencatat intervensi
dan respons,
c. Menentukan cara pemenuhan kebutuhan klien dalam lingkungan,
d. Mendidik klien,
e. Mengkoordinasi aktivitas klien,
f. Mengantisipasi dan mencegah.
Jika pendapat Wilson dan Kneisl serta Benfer dicocokkan dengan empat
peran perawat yang telah diidentifikasi, maka belum ada yang melakukan
penelitian (tabel-1).

Tabel-1 : Rangkuman Peran Perawat Kesehatan Jiwa


KURIKULUM S 1
KEPERAWATAN WILSON DAN KNEILSBENFER 1980 (EVANS DAN
1985 1988 LEWIS 1985)
 Memberi perawatan
 Mengadaptasikan riwayat
langsung pada klien dan
klien
keluarga
 Implementasi rencana:
1. Pelaksana  Memberi perawatan
 Kaji efek
kontinue
 Catat intervensi dan
 Meningkatkan
respon klien
perikemanusiaan
2. Pengelola  Mengkoordinasikan  Menentukan cara
berbagai aspek pemenuhan kebutuhan
perawatan klien dalam lingkungan
 Membela klien dan  Mengkoordinasikan

11
keluarga
 Memakai lingkungan aktivitas klien
secara konstruktif
 Mendidik perawatan
mandiri  Mendidik klien
3. Pendidikan  Melibatkan diri pada  Mengantisipasi dan
aktivitas pencegahan mencegah
primer
4. Pelaksana evaluasi
--------- ---------
dan penelitian

Evans dan Lewis (1985, h. 108) mengemukakan dua kelompok peran


disertai aktivitas yang dibedakan berdasarkan latar belakang pendidikan (tabel-2).
Peran ini dapat diisi oleh perawat dengan pendidikan dasar dan perawat
berpengalaman atau mempunyai pendidikan tambahan. Cara lalin, mengartikan
kedua peran ini sebagai perawat jiwa dan perawat jiwa spesialis klinis.
Tabel 2 : Peran Perawat Kesehatan Jiwa *)
PERAWAT PERAWAT JIWA
(PENDIDIKAN DASAR) (DENGAN PENDIDIKAN
TAMBAHAN)
1. Mengkaji kebutuhan klien Melakukan semua yang dilakukan
2. Membuat rencana perawatan perawat dengan tambahan sebagai berikut
3. Implementasi rencana perawatan : :
a. Perawatan langsung 1. Mengkaji riwayat keperawatan
b. Penugasan dan supervisi staf 2. Mengobservasi keadaan sosial di
perawatan rumah
4. Mengevaluasi hasil perawatan 3. Anggota pelayanan tim kesehatan
5. Menciptakan dan mempertahankan jiwa:
lingkungan terapeutik klien a. Konseling
6. Menstimulasi hubungan klien dan b. Psikoterapi individu
keluarga c. Psikoterapi kelompok
7. Melakukan program pengobatan d. Terapi keluarga

12
dokter : e. Meninjau ulang data klinis
a. Memberi obat f. Rencana pemulangan
b. Memantau efek obat g. Evaluasi hasil perawatan klien
c. Melaksanakan prosedur medic h. Catatan dalam status
8. Mengamati aktivitas hidup harian 4. Menjadi model untuk intervensi
klien ; mandi, kebersihan mulut, konstruksi pada bangsal gaduh
eliminasi, merapihkan tempat tidur, 5. Berpengalaman mendidik perawat
makan, tidur. 6. menulis makalah tentang
9. Memberi asuhan keperawatan yang keperawatan
rutin. Di Rumah sakit
10. Menyiapkan klien untuk terapi 1. Bekerja dengan klien baru
khusus : 2. Bekerja dengan klien akut,
a. Modifikasi perilaku khususnya panic
b. Terapi kejang listrik 3. Bekerja dengan klien austistik,
c. Tobektomi khususnya anak
11. Merujuk pada profesi 4. Bekerja dengan klien agresif
12. Pengkoordinasi pelayanan profesi 5. Sebagai nara sumber dan
lain konsultan
13. Membuat jadwal kegiatan klien 6. Menyajikan data klien pada
14. Mengatur dan berperan serta pada pertemuan, staf
aktifitas harian bangsal : 7. Mengatur peninjauan ulang data
a. Penatalaksanaan bangsal klinik dengan kolega yang setara
b. Berbagai aktivitas
c. Memotivasi dan sosialisasi
kembali
d. Kerja kelompok
e. Pesta klien
15. Melakukan tindakan lanjutan
dengan kunjungan rumah setelah
klien pulang dari rumah sakit
16. Berinteraksi dengan klien

13
17. Mengikuti pendidikan tambahan di
rumah sakit dan pertemuan bangsal
18. Mengikuti pendidikan berkelanjutan
di luar rumah sakit
*) Sumber : Peplau 1978, dikutip oleh Evans dan Lewis (1985), Nursing
Administration of Psychiatric Mental Health Care, Maryland : An
Aspen Publication h. 109 – 110.
Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan di atas, perawat di Indonesia
perlu menetapkan peran serta aktivitas yang tepat bagi setiap perawat dengan latar
belakang pendidikan tertentu.
Fungsi perawat selalu tampak nyata melalui aktivitas. Berikut akan
dikemukakan dua daftar aktivitas kesehatan jiwa, yang belum dikategorikan
(tabel-3) dan yang kedua sudah dikategorikan dari yang sederhana sampai yang
kompleks (tabel-4).
Tabel-3 : Aktivitas Keperawatan Kesehatan Jiwa *)
1. Membantu kebutuhan emosi klien,
2. Berespon pada klien krisis,
3. Intervensi untuk menurunkan panik pada gangguan jiwa,
4. Melindungi hak klilen,
5. Mengkaji efek terapi somatik pada klien,
6. Membantu perilaku klien,
7. Memimpin dan membantu tenaga perawatan yang lain,
8. Bertindak sebagai role model bagi staf yang lain,
9. Mencoba memprakarsai peningkatan program pelayanan,
10. mendorong kemandirian klien,
11. Bekerja sama dengan anggota disiplin lain dalam terapi klien,
12. Mewawancarai klien untuk mendapatkan data,
13. Implementasi rencana perawatan,
14. Bertindak sebagai role model bagi klien,
15. Mengkaji kebutuhan fisik klien,
16. Membuat rencana perawatan,

14
17. Bekerja dalam klien dalam aktivitas hidup harian,
18. Mengkaji keributan bangsal dan melakukan perbaikan,
19. Mendorong klien untuk mencoba pola kehidupan yang lebih konstruktif,
20. Mendidik klien perilaku sosial yang sesuai,
21. Berperan serta dalam menentukan peraturan pelayanan,
22. Bertindak sebagai pendidik,
23. Membantu peningkatan kompetensi sosial,
24. Berperan serta dalam penelitian yang melibatkan klien,
25. Menggunakan sumber dari masyarakat.
*) Sumber : Plutchik dan Coute, 1976, dikutip oleh Evans dan Lewis, 1985,
Nursing Administration of Psychiatric Mental Health Care,
Maryland : An Aspen Publication h. 220 – 221.
Daftar aktivitas berikut dibagi 3 (tiga) kolom, kolom pertama sederhana,
kolom kedua yang sedang, dan kolom ketiga yang kompleks.

Tabel 4 : Daftar Aktivitas Keperawatan Jiwa *)


KOLOM 1 KOLOM 2 KOLOM 3
1. Membantu ADL 1.Mensupervisi aktivitas1.Proses penerimaan klien
2. Menemani klien kelompok baru
3. Pekerjaan R.T. 2. Prosedur dan pengobatan2. Rencana perawatan
4. Tugas cuci medik 3. Proses pulang
5. Memulai orientasi 3. Memantau klien : 4. Terapi kejang listrik
6. Mengumpulkan a. Bunuh diri 5. Terapi keluarga
spesimen b. Melukai orang lain 6. Aktivitas kelompok
7. Mencukur klien 4. Orientasi realita 7. Terapi kelompok
8. Memeriksa tanda 5. Supervisi rekreasi 8. Pengobatan
vital 6. Monitor klien 9. Rode
9. Menimbang 10. Hubungan individual
10. Memontor klien 11. Klasifikasi klien
12. Pendidikan kesehatan
klien
13. Psikoterapi

15
14. Pengikatan :
a. Prosedur
b. Monitoring
15. Timbang terima
16. Sosialisasi
*) Sumber : Evans dan Lewis, 1985, Nursing Administration of Psychiatric
Mental Health Care, Maryland : An Aspen Publication h. 222.

Peran, Fungsi, Tugas Perawat Kesehatan Jiwa Di Masyarakat


Peran perawat kesehatan jiwa masyarakat meliputi rentang pelayanan yang
luas, yaitu dari mempertahankan kesehatan jiwa sampai pada pengobatan dan
rehabilitasi (Wilson dan Kneisl, 1988, h. 114)
Sesuai pula dengan Standard X praktek keperawatan yang ditetapkan
ANA (1982) yaitu perawat berperan serta dengan anggota masyarakat yang lain
dalam mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
pelayanan kesehatan jiwa dan sistem masyarakat termasuk peningkatan rentang
pelayanan kesehatan yaitu prevensi primer, sekunder dan tertier gangguan jiwa
Dengan kata lain pelayanan meliputi prevensi primer, sekunder, dan
tertier. Juga klien yang dilayani adalah masyarakat yang dapat dikategorikan
sebagai individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Tidak ada batasan yang
jelas siapa yang disebut perawat kesehatan jiwa masyarakat dan siapa yang tidak.
Berns dan Hamilton menguraikan 3 (tiga) tingkat perawat kesehatan jiwa
masyarakat sesuai dengan pendidikan dan pengalaman, tanggung jawab profesi,
dan sertifikat dan tempat kerja (Wilson dan Kneils, 1988, h. 115) (lihat tabel-5).
Berikut akan diuraikan peran perawat kesehatan jiwa secara umum dan
peran perawat kesehatan jiwa di masyarakat :
Tabel 5 : Tingkat Perawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat
PERAWAT PERAWAT PERAWAT KESWAMAS
KRITERIA
KESWAMAS I KESWAMAS II III
Pendidikan Perawat diplomaSarjana keperawatanMaster perawatan jiwa
Dan dengan minimumdengan minimum 2

16
pengalaman 1 tahuntahun pengalaman
Pengalaman di perawatanklinik
kesehatan jiwa
Teknik interview,Pendidikan kesehatanInsight-oriented
ketrampilan jiwa. psychotherapy.
hubungan Pengelolaan perilakuTerapi keluarga
interpersonal, gangguan jiwa. Terapi kelompok
pengetahuan dasarHubungan individualTeori psikoanalisa,
tentang pencegahan. yang terapeutik. Psikopatologi,
Pengkajian tingkatTeknik intervensiEvaluasi diagnosa.
fungsional klien. krisis. Organisasi masyarakat,
Tanggung
Pengkajian data,Pengkajian tingkatKonsultasi kesehatan jiwa,
Jawab
fasilitas danfungsional klien. supervisi pendekatan
Profesional
pemakaian sumberPengetahuan teorieklektik dalam kesehatan
di masyarakat. keluarga, jiwa dan terapi.
perkembangan
kepribadian, prinsip
dan teori psiko-
sosial.
Metode terapi pada
kesehatan jiwa.
Lisensi profesionalLisensi profesionalLisensi profesional dari
(Negara bagian) (Negara bagian) negara bagian setelah 2
Sertifikat sebagaitahun pengalaman klinis
Kompetensi perawat kesehatanberhak mendapat sertifikat
dan jiwa (dari ANA) perawat kesehatan jiwa
Sertifikat (dari ANA) Klinikal
spesialis dalam perawatan
kesehatan jiwa :dewasa,
anak atau remaja.
Pengalaman Pusat kesehatan jiwaPusat kesehatan jiwaPusat kesehatan jiwa
tempat kerja masyarakat, Perawatmasyarakat, Timmasyarakat, Tim krisis

17
kesehatan padakrisis intervensi. intervensi pada beberapa
perawat nginapProgram prevensitempat, Konsultan atau
psikiatri, danpada populasi yangpengawas kesehatan jiwa,
program prevensi. berisiko :Pelayanan kesehatan jiwa
penganiayaan anak,swasta, Praktek pribadi,
pemerkosaan, Pengajar, Peneliti,
ketergantungan obat. Administrator.
*) Sumber : Berns dan Hamilton, dikutip oleh : Wilson dan Kneils, (1988),
Psychiatric Nursing, (3 rd ed). California : Addison-Wesley
publishing Company. h. 115.

Peran perawat kesehatan jiwa masyarakat dapat dibedakan sesuai dengan


tingkatan prevensi (tabel-5). Pada tabel-6 diuraikan peran dan fungsi perawat
kesehatan jiwa masyarakat di ketiga tingkat pencegahan :

Tabel 6 : Tingkat Pencegahan


TINGKAT PELAYANAN
1. Pendidikan Kesehatan
2. Peningkatan Kesehatan
Pencegahan Primer 3. Perlindungan Khusus
4. Penemuan Kasus dan Pengobatan dini
5. Perlindungan Lingkungan
1. Kedaruratan
Pencegahan Sekunder 2. Pelayanan akut dan krisis
3. Penentuan diagnosa dan terapi
1. Rehabilitasi
Pencegahan Tertier 2. Long – term care
3. Perawatan terminal

Tabel 6 : Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Jiwa Masyaraka dalam melakukan
pencegahan

18
PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENCEGAHAN
PRIMER SEKUNDER TERTIER
1.Mengidentifikasi 1. Menyelenggarakan 1. Membantu rencana
kondisi yang psikoterapi singkat pemulangan klien dari
potensial individu, keluarga, Rumah Sakit.
menimbulkan stress kelompok. 2. Mengkoordinasi dan
di masyarakat dan 2. Konseling hot-line untuk memantau perawat di
kelompok yang pencegahan bunuh diri dan rumah, half way
beresiko. program intervensi krisis. house, foster home,
2.Menyelenggarakan 3. Menyediakan konseling dan tempat perawatan
kelas persiapan untuk korban kekerasan dan yang lain.
menjadi orang tua keluarga atau teman 3. Mendidik klien
bagi remaja di dekatnya. perawat mandiri
Puskesmas atau 4. Menyelenggarakan sebelum pulang dari
Sekolah. kelompok untuk rumah sakit.
3.Menyelenggarakan menurunkan stress bagi 4. Menjadi pembela
terapi kelompok petugas kesehatan. klien.
yang cerai pasangan, 5. Menemukan kasus dan 5. Merujuk klien ke self-
keluarga, individual. merujuk jika perlu help group atau
4.Menyediakan pengobatan. pelayanan after care.
konsultasi kesehatan 6. menyelenggarakan 6. Berperan serta pada
jiwa untuk petugas pelayanan kedaruratan. program dirawat
kesehatan. 7. Pengkajian dan sebagian (night care
5.Menyelenggarakan pemeriksaan klien. atau day care).
pendidikan
kesehatan jiwa
untuk masyarakat.
6.Memberi konsultasi
kelompok tertentu
(self-help group).
7.Aktif dalam politis

19
sehubungan dengan
isyu kesehatan jiwa.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran, fungsi dan tugas perawat kesehatan jiwa dipengaruhi oleh situasi
lingkungan dan masayarakat, khususnya tentang masalah kesehatan jiwa dan
gangguan jiwa.
Mengingat situasi kesehatan jiwa pada tahun 2021, maka perlu disiapkan
tenaga kesehatan khususnya perawat agar target dapat dicapai.
Pendidikan perawat sangat mempengaruhi pelaksanaan peran yang
diberikan, oleh karena itu sinkronisasi antara teori, riset, praktek sangat penting
untuk mewujudkan kualitas praktek keperawatan yang optimal.
Tatanan pelayanan kesehatan jiwa harus diperlukan dalam rangka
pencegahan yaitu rentang pelayanan dari Rumah Sakit ke Masyarakat.
3.2. Saran

21
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E.T., dan Mc. Faulane, J.M. (1988). Community As Client :
Application Of The Nursing Process. Philadelphia : J.B. Lippincett Company.
Australian Congress of Mental Health Nurses. (1985). Standard Of Mental
Health Nursing Practice. Greenacres : Australian Congress of Mental Health
Nurses.
Cook, J.S. dan Fontorine, K.L. (1987). Essentials Of Mental Health Nursing.
California : Addition – Wesley Publishing Company.
Bohemy, M.O., Cook, J.M., dan Stoppen, M.C. (1982). The Disipline Of Nursing
: An Introduction. Marryland : A Prentice Hall Publishing and communication
company.
Evans, C.L.S., dan Lewis, S.K. (1985). Nursing Administration Of Psychiatric
Mental Health Care. Marryland : An Aspon Publication.
Gillies, D.A. (1982). Nursing Management : A System Approach. Philadelphia :
W.B. Saunders Sompany.
Kurikulum Inti Pendidikan Sarjana Keperawatan (1985). Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.
Sistem Kesehatan Nasional (1984). Jakarta : Departeman Kesehatan Republik
Indonesia.
Stuart, G.W., dan Sundeen., S.J. (1987). Principles and Practice of Psyciatric
Nursing. (3 ud ed), St. Louis : The C.V. Mosby Company.
Wilson, H.B., dan Kneils, C.R. (1988). Psiciatric Nursing. (3 ud ed). California :
Addition – Wesley Publishing Company

22

Anda mungkin juga menyukai