Anda di halaman 1dari 23

SKENARIO 4

Bisikan Gaib
1102018290 – Venezia Az’Zahra
B-01
01
Memahami dan Menjelaskan
Gangguan Skizofernia
1.1 Definisi
Skizofrenia
Skizofrenia adalah suatu penyakit yang
mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya
pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku
yang aneh dan terganggu.

Skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul


ketidakseimbangan pada dopamine, yaitu salah
satu sel kimia (neurotransmitter) dalam otak.
1.2 Etiologi & Faktor Resiko
A. Faktor Predisposisi B. Faktor Presipitasi

1. Faktor Biologis: 1. Faktor Biologis


- Faktor genetic 2. Lingkungan
- Faktor Neuroanatomi 3. Pemicu Gejala
- Neurokimia

2. Faktor Psikologis
3. Faktor Sosiokultural dan Lingkungan
1.3 Klasifikasi
Menurut “Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III)”
Skizofrenia di klasifikasikan menjadi beberapa tipe, di bawah ini yang termasuk dalam
klasifikasi skizofrenia:

1) Skizofrenia 2) Skizofrenia hebefrenik 3) Skizofrenia katatonik


paranoid

4) Skizofrenia tak terinci 5) Skizofrenia pasca-


6) Skizofrenia reidual
skizofrenia

7) Skizofrenia simpleks
1.4 Epidemiologi
1. Jenis Kelamin dan Usia
● Skizofrenia sama lazimnya pada pria dan wanita
● Usia puncak serangan adalah 10 hingga 25 tahun untuk pria dan 25 hingga 35 tahun
untuk wanita
● Pria lebih mungkin untuk dirusak oleh gejala negatif (dijelaskan kemudian) daripada
wanita dan bahwa wanita lebih cenderung memiliki fungsi sosial yang lebih baik
daripada pria sebelum timbulnya penyakit
2. Faktor Reproduksi
● Jumlah anak yang lahir dari orang tua penderita skizofrenia terus meningkat
● Kerabat biologis tingkat pertama dari penderita skizofrenia memiliki risiko sepuluh kali
lebih besar untuk mengembangkan penyakit daripada populasi umum
3. Penyakit Medis
● 80% dari semua pasien skizofrenia memiliki penyakit medis bersamaan yang
signifikan
● 50% dari kondisi ini mungkin tidak terdiagnosis
4. Penyalahgunaan Zat
● Penyalahgunaan alkohol meningkatkan risiko rawat inap dan, pada beberapa
pasien, dapat meningkatkan gejala psikotik.
● Penggunaan ganja tingkat tinggi (lebih dari 50 kali) berisiko enam kali lipat
peningkatan skizofrenia dibandingkan dengan non pengguna
● Hingga 90 persen pasien skizofrenia mungkin bergantung pada nikotin
5. Faktor Sosial, Ekonomi dan Budaya
● Pasien dengan diagnosis skizofrenia dilaporkan mencapai 15 sampai 45 persen
dari orang Amerika tunawisma.
● Meskipun dengan pengobatan antipsikotik, kemungkinan masuk kembali dalam 2
tahun setelah keluar dari rawat inap pertama adalah sekitar 40 sampai 60 persen
1.5 Patofisiologi
1.5 Patofisiologi
1.6 Manifestasi Klinis

1 2 3

Gejala Positif Gejala Negatif Simtom disorganisasi


Delusi/waham, Halusinasi, Afek tumpul, Menarik diri, Disorganisasi pembicaraan
gelisah, merasa serba pendiam, pasif & apatis, dan perilaku aneh (bizarre)
mampu, penuh tidak ada inisiatif/serba
kecurigaan,menyimpan malas, sulit dalam berfikir
rasa permusuhan abstrak
1.7 Diagnosis & DD
Pedoman Diagnosis (ICD-X/PPDGJ III
a. Pikiran bergema (thought echo), penarikan pikiran atau penyisipan (thought withdrawal atau
thought insertion), dan penyiaran pikiran (thought broadcasting).
b. Waham dikendalikan (delusion of being control), waham dipengaruhi (delusion of being
influenced), atau “passivity”, yang jelas merujuk pada pergerakan tubuh atau pergerakan
anggota gerak, atau pikiran, perbuatan atau perasaan (sensations) khusus; waham persepsi.
c. Halusinasi berupa suara yang berkomentar tentang perilaku pasien atau sekelompok orang
yang sedang mendiskusikan pasien, atau bentuk halusinasi suara lainnya yang datang dari
beberapa bagian tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak wajar serta sama
sekali mustahil, seperti misalnya mengenai identitas keagamaan atau politik, atau kekuatan dan
kemampuan “manusia super” (tidak sesuai dengan budaya dan sangat tidak mungkin atau tidak
masuk akal, misalnya mampu berkomunikasi dengan makhluk asing yang datang dari planit
lain).
e. Halusinasi yang menetap pada berbagai modalitas, apabila disertai baik oleh waham
yang mengambang/melayang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif
yang jelas, ataupun oleh ide-ide berlebihan (over valued ideas) yang menetap, atau
apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
f. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi) yang berakibat
inkoheren atau pembicaraan tidak relevan atau neologisme.
g. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), sikap tubuh tertentu
(posturing), atau fleksibilitas serea, negativism, mutisme, dan stupor.
h. Gejala-gejala negatif, seperti sikap masa bodoh (apatis), pembicaraan yang terhenti, dan
respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas
bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.
i. Perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek
perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas,
sikap berdiam diri (self absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial.
Pedoman Diagnostik
a. Minimal satu gejala yang jelas (dua atau lebih, bila gejala kurang jelas) yang tercatat
pada kelompok a - d diatas, atau paling sedikit dua gejala dari kelompok e-h yang ada
dengan jelas, selama kurun waktu 1 bulan/lebih. Kondisi-kondisi yang memenuhi
persyaratan pada gejala tersebut tetapi lamanya kurang dari satu bulan (baik diobati atau
tidak) harus didiagnosis sebagai gangguan psikotik lir skizofrenia akut.
b. Secara retrospektif, terdapat fase prodromal dengan gejala-gejala dan perilaku
kehilangan minat dalam bekerja, dalam aktivitas (pergaulan) sosial, penelantaran
penampilan pribadi dan perawatan diri, bersama dengan kecemasan yang menyeluruh
serta depresi dan preokupasi yang berderajat ringan, mendahului onset gejala-gejala
psikotik selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Karena sulitnya menentukan
onset, kriteria lamanya 1 bulan berlaku hanya untuk gejala-gejala khas tersebut di atas
dan tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal.
c. Diagnosis skizofrenia tidak dapat ditegakkan bila terdapat secara luas gejala-gejala
depresif/manic kecuali bila memang jelas, bahwa gejala-gejala skizofrenia itu mendahului
gangguan afektif tersebut.
d. Skizofrenia tidak dapat didiagnosis bila terdapat penyakit otak yang nyata, atau dalam
keadaan intoksikasi / putus zat.
Diagnosis Banding
a. Gangguan Kondisi Medis Umum misalnya epilepsi lobus temporalis,
tumor lobus temporalis atau frontalis, stadium awal sklerosis multipel
dan sindrom lupus eritematosus
b. Penyalahgunaan alkohol dan zat psikoaktif
c. Gangguan Skizoafektif
d. Gangguan afektif berat
e. Gangguan Waham
f. Gangguan Perkembangan Pervasif
g. Gangguan Kepribadian Skizotipal
h. Gangguan Kepribadian Skizoid
1.8 Tatalaksana
Tujuan dari penatalaksanaan skizofrenia adalah mengembalikan fungsi
normal klien dan mencegah kekambuhannya.

TERAPI FAMAKOLOGI Terapi non FARMAKOLOGI


Golongan antipsikotik:
● Antipsikotik tipikal : aksi mengeblok reseptor ● Pendekatan psikososial
dopamin, efektif untuk mengatasi gejala positif ● Psikoterapi suportif
● Antipsikotik atipikal: memblok reseptor dopamin ● Psikoterapi re-edukatif
yang rendah, efektif dalam mengatasi gejala positif ● Psikoterapi rekonstruksi
maupun negatif. Ex: Risperdal (risperidone) ● Psikoterapi kognitif
Menurut Ikwati (2011) pengobatan dan pemulihan skizofrenia terdiri dari
beberapa tahap pengobatan dan pemulihan, yaitu :
1. Terapi fase akut : gejala psikotik ditandai gejala positif dan negatif.
Pengobatan fase ini bertujuan mengendalikan gejala psikotik yang
muncul. Pemberian obat pada fase akut diberikan dalam waktu 6 minggu.
2. Terapi fase stabilisasi : gejala psikotik dengan intensitas ringan. Pada
fase ini mempunyai kemungkinan besar untuk kambuh sehingga
dibutuhkan pengobatan rutin menuju tahap pemulihan.
3. Terapi fase pemeliharaan : diberikan dalam jangka waktu panjang.
Tujuan dapat mempertahankan kesembuhan, mengontrol gejala,
mengurangi resiko kekambuhan, mengurangi durasi rawat inap, dan
mengajarkan ketrampilan untuk hidup mandiri.Terapi fase ini dapat
berupa pemberian obat-obatan antipsikotik, konseling keluarga, dan
rehabilitasi.
1.9 Komplikasi
● Jika tidak dilakukan pengobatan yang tepat, emosi, perilaku serta kehidupan
sehari-hari pasien bisa sangat terpengaruh secara negatif. Pasien mungkin
menjadi depresi, menyakiti diri sendiri atau bahkan melakukan upaya bunuh diri.
● Orang dengan skizofrenia memiliki risiko bunuh diri sebesar 5% seumur hidup.
● Faktor lain yang berkontribusi peningkatan kematian termasuk masalah gaya hidup
seperti merokok, gizi buruk, dan kekurangan olahraga, dan mungkin perawatan
medis yang lebih buruk dan komplikasi obat-obatan.
1.10 Pencegahan
Pendekatan yang dilakukan dalam pencegahan skizofrenia dapat bersifat “elektik holistik” yang
mencakup 4 pilar yaitu organobiologis, psikoedukatif, sosial budaya, dan psikoreligius. Upaya
pencegahan yang dilakukan pada masing-masing pilar dimaksudkan untuk menekan seminimal
mungkin munculnya skizofrenia dan kekambuhannya.

1. Organobiologis

Bila ada silsilah keluarga menderita skizofrenia sebaiknya menikah dengan keluarga yang tidak
memiliki silsilah skizofrenia. Walaupun dalam keluarga tidak ada silsilah menderita skizofrenia
sebaiknya tidak menikah dengan yang tidak memiliki silsilah skizofrenia dan merupakan
keluarga jauh. Sebaiknya penderita atau bekas penderita skizofrenia tidak saling menikah.

1. Psikoedukatif

Beberapa sikap yang harus diperhatikan orang tua dalam membina mental-emosional dan
mental-intelektual anak yaitu: Kemampuan untuk percaya pada kebaikan orang lain. Bersikap
terbuka. Mampu menerima kata tidak atau kemampuan pengendalian diri terhadap hal-hal yang
mengecewakan.
1.11 Prognosis
Pada skizofrenia, prognosisnya bergantung pada beberapa faktor. Onset yang berbahaya,
onset pada masa kanak-kanak atau remaja, penyesuaian pramorbid yang buruk, dan
gangguan kognitif merupakan indikasi hasil prognostik yang buruk.
Sedangkan onset akut, jenis kelamin perempuan, dan tinggal di negara maju dapat
menjadi faktor prognostik yang relatif lebih baik. Namun, bunuh diri pada umumnya
menjadi penyebab kematian dini pada pasien skizofrenia, dengan dua pertiga pasien
melaporkan setidaknya memiliki ide untuk bunuh diri.
●Tingkat remisi : 10-60%
●Pasien skizofrenia dapat menjalani kehidupan yang agak normal : 20-30%
●Pasien terus mengalami gejala sedang : 20-30%
●Pasien tetap mengalami gangguan yang signifikan sepanjang hidup : 40-60%.
02
Memahami & Menjelaskan
Ibadah Mahdhah
Ibadah mahdhoh adalah ibadah yang dari segi perkataan, perbuatan telah
ditentukan oleh Alloh SWT kemudian diperintahkan kepada Rasulullah untuk
mengerjakannya. Seperti sholat wajib lima kali, ibadah puasa ramadhan dan
haji.
Jenis ibadah yang termasuk mahdhah : Prinsip Ibadah Mahdoh:
1. Wudhu
2. Tayammum 1. Berdasarkan Dalil dan Perintah
3. Mandi hadats 2. Tatacara Ibadah Bersumber
4. Adzan kepada Nabi Muhammad SAW
5. Iqamat 3. Bersifat Suprarasional
6. Shalat 4. Taat
7. Membaca al-Quran
8. I’tikaf
9. Shiyam ( Puasa )
10. Haji
11. UmrahPrinsip Ibadah Mahdoh:
Daftar Pustaka
Elvira, S. D., Hadisukanto, G. (2013). Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Frankenburg, F. R. 2020. Schizophrenia: Practice Essentials, Background, Pathophysiology. Medscape. Terdapat pada :
<https://emedicine.medscape.com/article/288259-overview#a3> [Diakses 24 Februari 2021].

Anggraini, F. D. 2014. The Relationship Between Smoking and Schizoprenia. Jurnal Agromed Unila Vol. 1 No. 2.

Kaplan, H. I., Sadock, B. J. (2015). Synopsis of Psychiatry. Philadelphia: Wolters Kluwer.

PDSKJI. (2012). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Jiwa/Psikiatri. Jakarta: PP PDSKJI.

Stevens, L, & Rodin, I. (2011). Psychiatry. London: Churchill Livingstone.

Svensson TH. Dysfunctional brain dopamine systems induced by psychotomimetic nmda receptor antagonists and the effects of
antipsychotic drugs. Brain Res. 2000; 31(2-3):320-9

Zahnia, S., & Sumekar, D. W. (2016). Kajian epidemiologis skizofrenia. Jurnal Majority, 5(4), 160-166.
THANKS! Haturnuhun

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai