“PERILAKU ANEH”
STEP 1
STEP 2
STEP 3
2
Pasien datang
Akut Kronik
3
STEP 4
1. Faktor –Faktor
a. Biologi : neurotransmitter, dopamin, serotonin, norepinefrine.
b. Sosial : lingkungan, pola asuh, ekonomi yang rendah.
c. Genetik : kromosom 1,3,5,11
d. CT-scan : terjadi penurunan jarigan otak, ventrikel melebar,
pemangkasan sinaps, neuron dopamin (mempengaruhi sistem limbik)
e. Hipokampus : kekurangan gabanergik
2. Termasuk faktor resiko
GPPH->mesolimbik->tekanan stressor->gangguan jiwa->untuk
pengendalian emosi.
3. Gejala :
- Halusinasi
- Delusi
- Katatonik
Gejala negatif :
- Gangguan bicara
- Disfungsi sosial atau pekerjaan
- Kepribadian terganggu
Terapi keluarga
- Jangan diacuhkan
- Dirangkul
- Dirawat
MIND MAP
Jenis Penatalaksanaan
STEP 5
STEP 6
“Belajar Mandiri”
STEP 7
c. Skizofrenia Katatonik
Jenis Skizofrenia katatonik biasanya ditandai dengan gangguan
psikomotor yang nyata, baik dalam bentuk tanpa gerakan atau aktivitas
motorik yang berlebihan terlihat tanpa tujuan dan tidak dipengaruhi oleh
stimulasi eksternal.1
e. Skizofrenia Residual
Jenis skizofrenia residual biasanya ditandai dengan setidaknyasatu
episode skizofrenia sebelumnya, tetapi saat ini tidak psikotik, menarik diri
dari masyarakat, afek datar serta asosiasi longgar.1
6
2. A. Delirium
●Definisi
Suatu sindrom yang ditandai dengan gangguan kesadaran dan
kognisi yang terjadi secara akut dan berfluktuasi.2
●Manifestasi klinis
a. berkurangnya atensi (kemampuan memfokuskan, mempertahankan
dan mengalihkan perhatian), defisit memori, disorientasi, dan
gangguan berbahasa
b. agitasi psikomotor
c. gangguan persepsi
d. gangguan emosi
e. kekacauan arus dan isi pikir
f. gangguan siklus tidur-bangun
Manifestasi klinisnya :
1) Gangguan kesadaran (berkurangnya kejernihan kewaspadaan
terhadap lingkungan) yang ditandai dengan berkurangnya
kemampuan memfokuskan, mempertahankan dan mengalihkan
perhatian
2) Adanya perubahan dalam kognisi (defisit memori, disorientasi,
gangguan berbahasa) atau gangguan persepsi yang tidak dikaitkan
dengan demensia
3) Gangguan berkembang dalam periode waktu yang pendek,
cenderung berfluktuasi dalam sehari
4) Ada bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, laboratorium
bahwa gangguan disebabkan oleh konsekuensi fisiologik
langsung suatu KMU.3
B. Demensia
●Definisi
Demensia adalah jenis penyakit gangguan otak. Sel-sel otak akan
mati secara bertahap seiring dengan bertambahnya usia. Namun, sel-sel
otak penderita demensia akan mati dengan cepat dan volume otak mereka
10
●Manisfestasi Klinis
12
b. Jenis kelamin
Proporsi skiofrenia terbanyak adalah laki-laki (72%)
dengan kemungkinan laki-laki berisiko 2,37 kali lebih besar
mengalami kejadian skizofrenia dibandingkan perempuan. Kaum
pria lebih mudah terkena gangguan jiwa karena kaum pria yang
menjadi penopang utama rumah tangga sehingga lebih besar
mengalami tekanan hidup, sedangkan perempuan lebih sedikit
berisiko menderita gangguan jiwa dibandingkan laki-laki karena
perempuan lebih bisa menerima situasi kehidupan dibandingkan
dengan laki-laki. Meskipun beberapa sumber lainnya mengatakan
bahwa wanita lebih mempunyai risiko untuk menderita stress
psikologik dan juga wanita relatif lebih rentan bila dikenai trauma. 3
13
e. Konflik keluarga
Konflik keluarga kemungkinan berisiko 1,13 kali untuk
mengalami gangguan jiwa skizofrenia dibandingkan tidak ada
konflik keluarga.6
f. Status ekonomi
Status ekonomi rendah mempunyai risiko 6,00 kali untuk
mengalami gangguan jiwa skizofrenia dibandingkan status
ekonomi tinggi. Status ekonomi rendah sangat mempengaruhi
kehidupan seseorang. Beberapa ahli tidak mempertimbangkan
14
A. Thought
– Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda, atau
– Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk
kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (Withdrawal) dan
– Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain
atau umumnya mengetahuinya.1
B. Delusion
– Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar atau
– Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatantertentu dari luar atau
– Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas, merujuk
ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau
penginderaan khusus).
– Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan mukjizat.1
C. Halusional Auditorik ;
– Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku
pasien .
– Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai
suara yang berbicara atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah
satu bagian tubuh.
D. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahi,misalnya perihal
keyakinan agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas
manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi
dengan mahluk asing atau dunia lain).1
18
Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
E. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila
disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah
berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide
berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari
selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.1
F. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak
relevan atau neologisme.1
G. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement),
posisi tubuh tertentu (posturing) atau fleksibilitas cerea, negativisme,
mutisme, dan stupor.1
H. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons
emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus
jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neureptika.1
A. Diagnosis multiaxial
Ini adalah tes kepribadian yang dijawab sendiri oleh subjek, jawaban
berupa betul atau salah, terdiri dari 567 soal, hanya sedikit memakan
waktu terapi, memberikan deskripsi umum ciri kepribadian pasien dan
bahkan dapat dihitung skornya dengan computer. Tes ini bermanfaat
untuk mendapatkan gambaran umum pasien tetapi tidak digunakan
untuk mendiagnosis.1
21
D. Bender-Gestalt Test
E. Rorschach Test
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis. Tangerang (Indonesia) : BINARUPA AKSARA; 2010
22
4. Attard A, Ranjith G, Taylor D. Delirium and its Treatment. CNS Drugs 2008;
22 (8): 631-644.