Anda di halaman 1dari 100

GANGGUAN PSIKOTIK

Warih Andan Puspitosari, dr, M.Sc, SpKJ(K)


Hp : 081904235461
Email : warihandan@gmail.com
Mari kita bercermin.....
pada diri kita sendiri

Empati, peduli...... Sudahkan kita?


Penderita Psikotik
dan penderita DM
Samakah?
Jika keduanya sama,
tapi mengapa kita
mensikapi berbeda?
di Meulaboh
Aceh
2007
Mungkin kejadian itu hanya
terjadi di Meulaboh......

Karena jarak dgn RSJ 8-12


jam....
Ternyata.....a
da
di
DIY
Dokumentasi RSJ Grasia,
2012
di Rumah
kita

Dokumentasi RSJ Grasia,


2012
Juga kisah ini.....
ODS dengan hiperglikemia
ditolak RS....

Serta
kisah-kisah lain dalam catatan
profesi kita

Inikah potret kita?


Stigma justru besar di kalangan
nakes
Apakah Gangguan Psikotik?
PSIKOTIK ?
• WAHAM
• HALUSINASI Belum tentu
• INKOHERENSI skizofrenia
• KATATONIA
• PERILAKU KACAU
• AGRESIFITAS
MUNGKIN MEMBERIKAN
GAMBARAN PSIKOTIK

• GANGGUAN MENTAL ORGANIK


• GANGGUAN JIWA OK. PENYAKIT UMUM
GEJALA PSIKOTIK
WAHAM, HALUSINASI, INKOHERENSI, KATATONIA, PERILAKU KACAU

TANDA ORGANIK
PENURUNAN KESADARAN, DISORIENTASI,
GGN DAYA INGAT, GANGGUAN FUNGSI INTELEKTUAL
YA TIDAK
GANGGUAN MENTAL ORGANIK
ATAU PSIKOSIS FUNGSIONAL
GANGGUAN JIWA OK. PENY UMUM

F.20
GX; WAHAM HALUSINASI, INKOHERENSI ,KATATONIA
MINIMAL SATU BULAN
PERUBAHAN OVERALL QUALITY DAN PERSONAL BEHAVIOUR
YA TIDAK
NON
SKIZOFRENIA SKIZOFRENIA
SKIZOFRENIA
Epidemiologi (USA)
Laki-laki Wanita
1.Prevalensi sama
2.Onset awal
3.Usia puncak 15-25 thn 25-35 thn
awitan
4.Gejala negatif lebih mungkin
5.Fungsi sosial lebih baik
6.Pengobatan lebih baik
Lanjutan…
• Life time prevalence:1-1,5 %
• Angka mortalitas dan morbiditas lebih tinggi
• Penyebab umum kematian : bunuh diri
(faktor resikonya: depresi, usia muda, dll)
• Stressor sosial: industrialisasi, migrasi, tunawisma
• ¾ penderita adalah: perokok
- meningkatkan metabolisme obat-obat
antipsikotik (dosis meningkat)
- menurunkan parkinsonisme yg berhub dgn obat
antipsikotik
• Komorbiditas dengan ggn terkait zat :
- 30-50% penggunaan alkohol
- 15-25% penggunaan ganja
- 5-10% penggunaan kokain
The genetic or hereditary

Person at risk Risk (%)

Monozygotic twin 50

Dizygotic twin 15

Sibling 10

One parent affected 15

Both parent affected 35

Second degree relative affected 1-3

No affected relative 1
Neurobiology
Psychotic
behaviour may be
related lesions in
the frontal,
temporal, and
limbic region of
brain and
dysregulation of
neurotransmiters
Biochemical and Neurostructural Theory

This therory suggested the dopamine


hypothesis:
An excessive amount of the neurotransmitter
dopamine allows nerve impulses to bombard
the mesolimbic pathway, the part of the brain
normally involved in arousal and motivation. It
causes the development of hallucinations and
delusions, symptoms of schizophrenia .
Organic or Psychophysiologic Theory

• These theories stated a functional deficit


occurring in the brain caused by stressors
such as viral infection, toxins, trauma, or
abnormal substances and also a metabolic
disorder
Environmental or Cultural Theory

• This theory state that the person who develops


schizophrenia has a faulty reaction to the
environment, being unable to respond
selectively to numerous social stimuli, come
from low socioeconomic areas or single-parent
homes.
Psychological or Experiential Theory

• Individuals with schizophrenia experience


environmental stress when family members
and acquaintances respond negatively to
the individual's emotional needs.
• It causes poor mother–child relationships,
deeply disturbed family interpersonal
relationships, impaired sexual identity and
body image, rigid concept of reality, and
repeated exposure to double-bind situations
Vitamin Deficiency Theory.

• The vitamin deficiency theory suggests that


persons who are deficient in vitamin B,
namely B1, B6, and B12, as well as in vitamin
C, may become schizophrenic as a result of a
severe vitamin deficiency.
Gejala Klinis dan Kriteria
Diagnosis
Gejala Positif

Distorsi persepsi Halusinasi, Ilusi

Distorsi pikiran Waham


Kesulitan dalam
mempertahankan
Pembicaraan percakapan dan/atau tetap
terdisorganisasi fokus pada suatu topik,
inkoherensi, irrelevansi
Perilaku yang tidak biasa dan
Perilaku aneh serta kesulitan dalam
terdisorganisasi merencanakan dan
menyelesaikan aktivitas,
agresivitas, hostility,
perilaku bizare
• Perilaku abnormal atau disorganisasi
– pembicaraan inkoheren (pembicaraan kacau/melantur)
– pembicaraan tidak relevan (bicara tidak nyambung)
– penampilan yang tidak lazim, tidak rapi, perawatan diri buruk
– agitasi, agresi, kekerasan
– kataton (stupor, negativistik, katalepsi, mutisme, ekolali, ekopraksi)

• Delusi/waham
– kecurigaan atau keyakinan palsu, tidak realistik, sangat diyakini, tidak
bisa dikoreksi dan dipertahankan
– Waham siar pikir
– Waham sedot pikir
– Waham kendali pikir
– Waham sisip pikir
– Waham kebesaran
– Wahan magic mistik
– Waham curiga
– waham somatik
• Ilusi :
– Kesalahan persepsi (mempersepsikan sesuatu yang salah terhadap
suatu obyek yang ditangkap indra 🡪 obyeknya ada tapi persepsinya
salah)
• misal gorden dipersepsikan sebagai manusia menakutkan
• Kayu dipersepsikan sebagai senjata api

• Halusinasi
– Kesalahan persepsi (mempersepsikan sesuatu tanpa ada
obyeknya/indra tidak menangkap obyek)
– Mendengar suara (halusinasi pendengaran/auditorik)
– Melihat sesuatu (halusinasi penglihatan/visual)
– Merasakan sesuatu (halusinasi perabaan/taktil)
– Mencium/membau sesuatu (halusinasi pembauan/olfactori)
– Mengecap sesuatu (halusinasi pengecapan/gustatorik)
Gejala Negatif
• Emosi yang mendatar (afek tumpul/datar)
• Tidak adanya motivasi dan energi (anergia)
• Kehilangan minat dan kesenangan dalam
aktivitas/gangguan kehendak
• Interaksi sosial berkurang/penarikan diri (anhedonia)
• Miskin pembicaraan/isi pikiran (alogia)
• Hubungan interpersonal yang kurang
Sering kali gejala negatif menjadi lebih menonjol pada
fase yang lebih lanjut (kronis)
Fungsi kognitif
• daya perhatian (attention)
• daya ingat (memory)
• daya tanggap (perception)
• daya cakap & bahasa (speech & language)
• daya belajar (learning)
• daya komunikasi (communication)
• fungsi exekutif (executive functions)
Gejala dan Diagnosis
• PPDGJ-III :
a) Thought echo,insertion,withdrawal,
broadcasting.
b) Delusion of control,influence,persepsi.
c) Halusinasi
(berkomentar,mendiskusikan,berasal dari
salah satu bagian tubuh).
d) Waham-waham menetap jenis lain
(bizare).
Lanjutan…

e) Halusinasi menetap.
f) Arus pikiran terputus, interpolasi.
g) Perilaku katatonik.
h) Gejala negatif.
i) Perubahan konsisten dan bermakna dalam
untuk keseluruhan dari beberapa aspek
perilaku seseorang.
Lanjutan…

Pedoman diagnosis :
Minimal 1 gejala diatas yang jelas, atau
minimal 2 gejala diatas bila kurang
jelas/tajam dari a) hingga d) atau
minimal 2 gejala dari e) hingga h)
selama minimal 1 bulan.
Skizofrenia Paranoid (F20.0)
• Memenuhi kriteria umum diagnosis
skizofrenia
• Sebagai tambahan :
- halusinasi dan/ atau waham harus me
nonjol;
(a) suara halusinasi mengancam,
memberi perintah, halusinasi
auditorik tanpa bentuk verbal
Lanjutan…

(b) Halusinasi pembauan, pengecapan rasa,


seksual,perasaan tubuh, visual
(c) Waham hampir setiap jenis tetapi waham
dikendalikan, dipengaruhi, atau passivity,
keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam
adalah yang paling khas;
- gg afektif,dorongan kehendak,
pembicaraan,gej.katatonik secara relatif tidak
nyata/menonjol
Skizofrenia Hebefrenik (F20.1)
• Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
• Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya
ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda
(onset biasanya mulai 15-25 tahun).
• Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas:
pemalu dan senang menyendiri (solitary), namun
tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis.
Lanjutan…

• Untuk diagnosis hebefrenik yang meyakinkan


umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama 2
atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa
gambaran yang khas berikut ini memang benar
bertahan :
- perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak
dapat diramalkan, serta mannerisme: ada
kecendrungan untuk selalu menyendiri (solitary), dan
perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa
perasaan:
Lanjutan…

- afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar


(inapropriate), sering disertai oleh cekikikan
(giggling) atau perasaan puas diri (self satisfied),
senyum sendiri,sikap tinggi hati, tertawa
menyeringai, mannerisme,mengibuli secara
bersenda gurau, keluhan hipokondrial, dan ungkapan
kata yang diulang-ulang.
- Proses pikir mengalami disorganisasi dan
pembicaraan tak menentu serta inkoheren.
Lanjutan…

• Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta


gangguan proses pikir umumnya menonjol.
Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya
tidak menonjol. Dorongan kehendak dan yang
bertujuan hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga
perilaku tanpa tujuan dan tanpa maksud.Adanya
suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat
dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema
abstrak lainnya, makin mempersukar orang
memahami jalan pikiran pasien.
Skizofrenia Katatonik (F20.2)
• Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis
skizofrenia.
• Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus
mendominasi gambaran klinisnya:
a) stupor
b) gaduh gelisah
c) menampilkan posisi tubuh tertentu
d) negativisme
e) rigiditas
f) fleksibilitas cerea
g) gejala lain: command automatism dan
pengulangan kata-kata seta kalimat
Lanjutan…

• Pada pasien yang tidak komunikatif dgn manifestasi


perilaku dari gangguan katatonik, diagnosis
skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh
bukti yang memadai tentang adanya gejala-gejala
lain.
Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit
otak, gangguan metabolik, atau alkohol dan
obat-obatan, seta dapat juga terjadi pada gangguan
afektif.
Skizofrenia Tak Terinci
(Undifferentiated) (F20.3)
• Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis
skizofrenia.
• Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis
skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau
katatonik;
• Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia
residual atau depresi pasca-skizofrenia.
Depresi Pasca-skizofrenia (F20.4)
• Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau:
(a) pasien telah menderita skizofrenia (yang
memenuhi kriteria umum skizofrenia ) selama 12
bulan terakhir ini;
(b) beberapa gejal skizofrenia masih tetap ada
(tetapi tidak lagi mendominasi gambaran
klinisnya);dan
(c) gejala-gejala depresif menonjol dan
mengganggu, memenuhi paling sedikit kriteria
untuk episode depresif dan telah ada dalam
kurun waktu paling sedikit 2 minggu.
Lanjutan…

• Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala


skizofrenia, diagnosis menjadi Episode
Depresif. Bila gejala skizofrenia masih jelas
dan menonjol, diagnosis harus tetap salah
satu dari subtipe skizofrenia yang sesuai
(F20.0-F20.3)
Skizofrenia Residual (F20.5)
• Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan,
persyaratan berikut ini harus di penuhi semua:
a)gejala negatif.
b)sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik
yang jelas dimasa lampau yang memenuhi kriteria
untuk diagnosis skizofrenia;
c)seedikitnya sudah melampaui kurun waktu
satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala
yang nyata seperti waham dan halusinasi telah
sangat berkurang dan telah timbul sindrom
“negatif” dari skizofrenia;
d)tidak terdapat dementia atau peny. /gg otak
organik lain, depresi kronis atau institusionalisasi
yang dapat menjelaskan disabilitas negatif
tersebut
Skizofrenia Simplek (F20.6)
• Diagnosis skizofrenia simplek sulit dibuat secara
meyakinkan karena tergantung pada pemantapan
perkembangan yang berjalan perlahan dan progresif
dari:
- gejal “negatif” yang khas dari skizofrenia residual
tanpa didahului riwayat halusinasi, waham, atau
manifestasi lain dari episode psikotik, dan
- disertai dgn perubahan-perubahan perilaku
pribadi yang bermakna, bermanifestasi sebagai
kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat
sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri
secara sosial.
• Gg ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan
sub tipe skizofrenia lainnya.
Terapi

1. Konvensional (dopamin reseptor


antagonis, generasi –I-APG-1)
cth: Chlorpromazine, Haloperidol
2. Atipikal (serotonin dopamin
antagonis,generasi II-APG-II)
cth: clozapine,risperidon
Penatalaksanaan
I. Terapi Organobiologik.
A. Psikofarmaka.
Antipsikotik:
B.Terapi Kejang Listrik.
II.Terapi Psikologik.
1. Terapi perilaku.
2. Terapi berorientasi keluarga.
3. Terapi kelompok.
4. Terapi individual.
3 Fase Intervensi Farmakologik
1. Memulai medikasi antipsikotik

2. Monitoring seseorang dalam terapi

antipsikotik

3. Menghentikan medikasi antipsikotik


1. Memulai medikasi antipsikotik

4 Prinsip Intervensi Psikofarmaka:


1. Diagnosa: “target syndrome”
2. Drug
3. Dosis
4. Duration
1. Memulai medikasi antipsikotik
1. TARGET SYNDROME

- Target Syndrome: gejala psikotik


- Secepatnya memulai terapi antipsikotik untuk
mengontrol gejala-gejala psikotik
- Usahakan hanya menggunakan 1 jenis obat
1. Memulai medikasi antipsikotik
2. DRUG

- Tentukan dahulu gejala yang akan dihilangkan


🡪 Efek primer: efek klinis terhadap target
syndrome
🡪 Efek sekunder: efek samping
- Pertimbangkan jenis antipsikotik
- Usahakan hanya mengguanakan 1 jenis
antipsikotik
- Usahakan menggunakan antipsikotik yang
pernah digunakan dan berhasil dengan baik
1. Memulai medikasi antipsikotik
2. DRUG

- Pertimbangkan Sediaan obat: Oral/ Inj / Inj


Long Acting
- Obat oral sebaiknya ditawarkan secara rutin
pada orang dengan gangguan psikotik.
- Kasus Gawat Darurat: oral/injeksi
- Kasus menolak obat: drops, long acting
1. Memulai medikasi antipsikotik
3. DOSIS
Medikasi Haloperidol Klorpromazin Fluphenazine Haldol
Decanoate Decanoas

Dosis Awal 1,5 -3 mg/hr 50-75 mg/hr 12,5 mg/2mg 25 mg/2mg

Dosis 3 – 20 mg/hr 75- 300 12,5- 100mg/2-5 50 mg/2-4 mg


Efektif mg/hr mg

Cara Oral (tab, Oral; IM Injeksi IM Injeksi IM


Pemberian drops); IM
1. Memulai medikasi antipsikotik
4. DURATION

a. Fase Akut (4-8 minggu)


- Simptom jelas
- Perlu perhatian segera
- Tujuan:
- mencegah pasien melukai dirinya sendiri
atau orang lain
- mengendalikan perilaku merusak
- mengurangi gejala psikotik yang berat
- Mulai dari dosis anjuran, naik perlahan dlm 1-3
mgg sampai dosis optimal yg dpt mengendalikan
gejala
1. Memulai medikasi antipsikotik
4. DURATION

b. Fase Stabilisasi
- Tujuan:
- mempertahankan remisi gejala
- mengontrol, meminimalisasikan risiko
kekambuhan
- Dosis optimal dipertahankan selama 8-10
minggu sebelum masuk ke tahap rumatan
- Resiko relaps jika terapi dihentikan atau
terdapat stresor berat
- Injeksi Long Acting dapat diberikan di fase ini
1. Memulai medikasi antipsikotik
4. DURATION

c. Fase Rumatan
- Relatif remisi
- Tujuan:
- mencegah terjadinya relaps
- membantu pasien untuk meningkatkan
fungsi peran
- Dosis diturunkan bertahap sampai dosis minimal yg tdk
menyebabkan kekambuhan🡪 dosis diturunkan setiap 2
minggu sampai ke dosis pemeliharaan
-Dipertahankan sampai 1-2 tahun, diselingi druh holiday
1-2 hari/minggu. Diturunkan perlahan setiap 2-4 minggu
sampai dapat dihentikan
2. Monitoring seseorang dalam terapi
antipsikotik
Jika respons tidak adekuat :

• Kaji ulang diagnosis (dan kemungkinan diagnosis komorbid).

• Pastikan kesetiaan pengobatan; pertimbangkan injeksi


antipsikotik depo/kerja panjang untuk memperbaiki kesetiaan.

• Pertimbangkan untuk menaikkan medikasi saat ini atau


menggantinya dengan medikasi lain.

• Pertimbangkan antipsikotik generasi kedua sebagai alternatif


untuk haloperidol atau klorpromazin.
SCHIZOPHRENIA INCOMPLIANCE

• Pada penderita schizophrenia, ketidakpatuhan terhadap


pengobatan lebih besar (± 80%) → keberhasilan terapi ↓

• Fenomena incompliance pada pasien schizophrenia:


– 4-6 minggu pertama: incompliance terjadi sekitar 35%
– 2 tahun : incompliance menjadi 75%

• Episode I, resiko kekambuhan schizophrenia meningkat 5 x


lipat bila antipsikotik dihentikan → penting untuk menjamin
continuitas pengobatan antipsikotik.
Apa penyebab
ketidakpatuhan minum obat?
• Ketidaknyamanan pengobatan (ESO).

• Biaya pengobatan.

• Keputusan yang berdasarkan nilai-nilai pribadi, agama,


budaya, dll.

• Tidak memadainya informasi tentang tujuan pengobatan.

• Penyangkalan terhadap penyakit.

• Tidak ada tilikan terhadap penyakit (schizophrenia).


Ketidakpatuhan minum obat dapat
diatasi (tergantung penyebab)

• Mencari ES minimal (Atipikal)

• Long injeksi
Efek Samping Antipsikotik
Efek Samping Gejala Penanganan
Akatisia/Kegelisahan Kondisi subyektif dirasakan pasien: Penurunan dosis
motorik berat tdk nyaman, gelisah, merasa selalu Penggantian Antipsikotik
(53%) harus menggerrak2an kakinya, tdk Trihexyphenidyl atau
tahan duduk lama, ingin selalu Benzodiazepin
Bbrp hari atau minggu jalan2
setelah pemberian
obat

Parkinsonisme Tremor, wajah seperti topeng, Trihexyphenidyl


(39%) kaku/rigiditas, postur tubuh kaku
Distonia Kekakuan dan kontraksi otot secara Diphenhydramine
tiba2, biasanya mengenai leher, Sulfas Atropine
Minggu I pengobatan lidah, muka dan punggung, Diazepam
atau peningkatan Torticolis, opistotounus, krisis
dosis okulogirik, trismus, spasme laring
Extrapyramidal Syndrom
ANTIPSIKOTIK ATIPIKAL
Lebih menguntungkan karena:
• Minimal dalam menimbulkan gejala
ekstrapiramidal dan hiperprolaktinemia
• Dapat memperbaiki gejala positif dan negatif
• Sangat sedikit menimbulkan gangguan kognitif
dan malah mungkin memperbaiki kognitif
• Lebih dapat ditolerir pasien
Beberapa obat antipsikotik atipikal
1. Risperidone
2. Clozapin
3. Olanzapine
4. Aripiprazole
5. Quetiapin
Antipsikotik Sedasi EPS Antikolinerhik Hipotensi
Orthostatik

Chlorpromazine +++ + ++ +++

Haloperidol + +++ + +

Fluphenazine + ++= + +
Depo

Risperidone + + -/+ +
Penggunaan antipsikotik Long Acting
secara parenteral
• Sangat berguna pada pasien yang tidak mau
teratur minum obat
• Untuk melihat apakah ada hipersensitivitas
sebaiknya diberikan peroral dahulu beberapa
minggu sebelumnya
• Tujuan terapi hanya untuk stabilisasi dan
pemeliharaan terhadap kasus skizofrenia
DOSIS

Fluphenazine Decanoate 25 mg/cc


• Disuntikkan secara i.m atau s.c (i.m prefered)
• Dosis umum: 25 mg untuk 3 - 4 minggu.
• Initial dose: 12.5 – 25 mg.
DOSIS
Haloperidol Decanoas 50 mg/cc
• Disuntikkan secara i.m
• Dosis umum: 50 mg untuk 2 - 4 minggu.
• Initial dose: 25 mg.
• Dosis dimulai dengan ½ cc setiap 2 minggu
pada bulan pertama, kemudian ditingkatkan
menjadi 1 cc setiap bulan
3. Menghentikan medikasi antipsikotik
• Untuk psikotik akut , lanjutkan terapi antipsikotik
hingga 1-2 tahun setelah remisi total.

• Untuk pasien dengan multiepisode: terapi


pemeliharaan (maintenance) diberikan paling sedikit
selama 5 tahun-seumur hidup

• Jika memungkinkan, KONSUL KE SPESIALIS terkait


keputusan penghentian medikasi antipsikotik.
Bisakah ODS sembuh?
Harapan itu ada.......

The natural history of schizophrenia: a 5-year follow-up. Copyright 1989 by Cambridge


University Press.
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
• Gejala Pramorbid.
• Faktor Pencetus (Presipitasi).
• Gejala Prodromal.
• Perjalanan penyakit: eksaserbasi,remisi.
Remisi dan kemandirian ODS

Function Recovery
al
and
Social Au
tonomy
Function Remission
al,
Quality
of Life

Mainta
ining S
tability Response

Adapted from Weiden et al, J Clin Psych 1996; 57: 53-60


Mengapa tatalaksana
harus Holistik?
phys
ical

spiri
soci
tual
al

Manusia

emot
intele ional
ctual

Manusia adalah makhluk holistik......


Penyebabnya multifaktorial....

Faktor Faktor
Biologik Psikologik

Faktor Sosial
Skizofrenia

Dharmono, ACSR, 2013


Maka obat saja tidak cukup
untuk pemulihan ODS?

Harus ada tatalaksana


non farmakoterapi termasuk
rehabilitasi bagi ODS
Family
Dukunga
educatio
n
n
sosial
Farmako
terapi
Kualitas
Interaksi
Hidup
sosial
Skizofrenia
Psiko
terapi
Patient
Rehabi educatio
litasi n

Ccardosa et al, 2005; Bryson, 2002; Morris, 2005; Boedaja, 2006


Mereka juga butuh bertemu, berbagi dan bersosialisasi.....

Terapi Aktivitas Kelompok meningkatkan harga diri, meningkatkan kemandirian


(Vita & Shanti, 2012; Deas dan Warih, 2012)
Mereka pingin tetap berkarya dan mereka bisa

Rehabilitasi kerja meningkatkan kualitas hidup ODS di komunitas


(Warih & Shanti, 2012)
Mengapa tatalaksana
harus terpadu?
Kita pahami bahwa ODS.....
• Memiliki gangguan yang mengarah ke
gangguan fungsi kognitif
• Memiliki tilikan diri (insight) yang rendah

membutuhkan pendamping dalam


kepatuhan minum obat dan dalam
tatalaksana lain

membutuhkan keluarga dan masyarakat


Semua harus berperan : nakes, kader, keluarga.....

Dokumentasi Puskesmas Kasihan 2, 2011


Keluarga perlu menerima dan memahami....

Psikoedukasi meningkatkan pengetahuan keluarga , menurunkan beban


keluarga, meningkatkan kepatuhan minum obat.
(Shanti, 2010; Carla, 2012; Carla, dkk, 2014; Tika, 2014)
Keluarga perlu saling berbagi .......

Kegiatan Kelompok Swabantu menurunkan beban keluarga, meningkatkan


kepatuhan minum obat, meningkatkan kualitas hidup ODS.
(Warih, 2011; Sholihah dan Warih, 2012; Warih dan Shanti, 2013)
Masyarakat butuh diedukasi ......
Untuk tumbuh bersama dalam kepedulian......

Dokumentasi Puskesmas Kasihan 2, 2011


Mengapa tatalaksana
harus berkesinambungan?
Apakah pasien-pasien yang
pernah dipasung tersebut
belum pernah ke layanan
kesehatan?
Ternyata sebagian besar mereka
pernah ke layanan kesehatan

Tapi layanan terhenti


di layanan tersier.....
Layanan di semua tingkat
PERPADUAN harusPELAYANAN
OPTIMAL berperan....
SERVICES
KUANTITAS PELAYANAN
tinggi rendah

PERAWATAN INDIVIDU/KELUARGA
MASYARAKAT

PUSKESMAS/
kebutuhan

LAYANAN PRIMER

biaya
RSU

RSJ

rendah tinggi
Kita ingin mereka kembali dan kita.....
menjadi bagian di dalam prosesnya.....
Mereka bisa dan punya karya.....
GANGGUAN PSIKOTIK LAIN
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF

Definisi
• Gangguan yang bersifat episodik dengan
gejala skizofrenia dan afektif yang sama
menonjol dan secara bersamaan ada dalam
satu episode
• Prevalensi : 1%
Tipe

• Skizoafektif tipe Manik


• Skizoafektif tipe depresi
• Skizoafektif tipe Campuran
GANGGUAN PSIKOTIK AKUT

Ciri kunci diagnosis:


• Onset yang akut (dalam masa2 minggu)
• Adanya sindrom yang khas (polimorfik atau
skizofrenik)
• Adanya stress yang terkait
GANGGUAN WAHAM MENETAP

• Ditandai berkembangnya waham, umumnya


menetap kadang seumur hidup
• Sedikitnya 3 bulan
Kita ada untuk bermakna
Kita dicipta untuk berkarya
Kita hadir untuk saling berbagi
cahaya

Sebaik-baik manusia adalah


yang paling bermanfaat
bagi sesama.........
Terima kasih

Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai