SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas akhir Sarjana Kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2011
INSIDENSI, KARAKTERISTIK, DAN PENATALAKSANAAN
PENDERITA GONORE DI BAGIAN ILMU KESEHATAN
KULIT DAN KELAMIN
(Suatu Tinjauan di Rumah Sakit Al-Islam Bandung Periode Tahun 2008-2010)
Oleh
AMELIA DWI HERYANI
10100107045
SKRIPSI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah dibuat oleh yang disebutkan di atas
telah diperiksa dan direvisi, secara lengkap dan memuaskan
Pembimbing II
ii
Skripsi ini telah dipertahankan oleh penulis di dalam seminar
yang diadakan oleh
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung
Pada tanggal 5 agustus 2011
Yang dihadiri oleh
iii
MOTTO
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahiim
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini guna melengkapi dan memenuhi
sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Thaufiq Boesoirie, dr., MS, Sp.THT-KL(K) selaku
Bandung, dr. Guntur selaku pembimbing lapangan Rumah Sakit Al-Islam Bandung
dan seluruh staf Rumah Sakit Al-Islam Bandung yang telah membantu proses
Hikmawati, dr., SpKK., M.Kes sebagai pembimbing I dan Mia Kusmiati, dr.,
keberhasilan skripsi ini. Tidak lupa rasa terimakasih kepada Julia Hartati dr., selaku
dosen wali yang selalu memberikan arahan dan semangat seperti orangtua kedua di
kampus kepada saya selama proses perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini.
vii
Tidak lupa saya sampaikan rasa terimakasih dari lubuk hati yang paling dalam
kepada orangtua Ibunda Diani Anggraini dan Ayahanda Subur Hermanto atas segala
doa, kasih sayang, dan pengorbanan yang tiada henti dan tidak ternilai dengan
apapun, serta dukungan moril maupun materil. Saya juga menyampaikan terimakasih
kepada kakak-kakakku Alfarina Herdianti dan Rafdi Ahmed atas segala dukungan
Lestari, Annisa Tri Kusuma, dan Karima Yudhistina yang telah menjadi teman dalam
bermain dan bekerjasama dalam belajar hingga saya dapat mengikuti perkuliahan ini
hingga akhir. Terimakasih juga kepada Putri Sukmarani atas segala dukungan dan
semangatnya yang tiada henti. Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada teman-
teman Fakultas Kedokteran Angkatan 2007, 2006, dan 2008 yang tidak dapat
disebutkan satu persatu atas bentuk bantuan dan semangatnya selama saya mengikuti
dan semoga kita semua selalu ada dalam karunia dan rahmat-Nya
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
MOTTO.................................................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
ABSTRACT...........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................xi
DAFTAR TABEL.................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang Penelitian..............................................................1
1.2. Identifikasi Masalah.......................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................5
1.4. Kegunaan Penelitian.......................................................................5
1.4.1 Aspek Teoritis..............................................................................5
1.4.2 Aspek Praktis...............................................................................5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................42
LAMPIRAN..........................................................................................................44
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................47
x
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
(N. gonorrhoeae) yaitu bakteri diplokokus Gram negatif dan manusia merupakan
Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 1999 terdapat
62 juta kasus gonore di dunia yang masuk ke dalam peringkat ketiga dari seluruh
3
berkembang. Hanya sedikit negara negara di dunia yang melaporkan insidensi
penyakit ini.4
kasus gonore adalah 38 kasus per 100.000 penduduk. Penelitian di Indonesia pada
beberapa Rumah Sakit (RS) menunjukan hasil yang bervariasi. Kasus gonore tahun
IMS yaitu sebanyak 50 kasus. Menurut hasil penelitian di RS Dr. Soetomo pada
1
2
tahun 2002 hingga tahun 2004 penderita gonore mengalami peningkatan dari 60%
menjadi 69% dan kembali mengalami penurunan hingga tahun 2006 yaitu sebesar
65%.4 Angka kejadian gonore di RS Kariadi Semarang menempati urutan ketiga dari
penderita gonore pada pria menunjukan perbedaan yang sangat jauh dari wanita
dengan jumlah 90,7% pada pria dan hanya sebesar 9,3% pada wanita. 4 Kelompok
yang memiliki risiko tinggi terkena penyakit ini adalah Wanita Penjaja Seks (WPS),
Menurut WHO faktor risiko IMS pada pria yaitu memiliki mitra seksual lebih
dari satu dalam satu bulan terakhir, berhubungan seksual dengan WPS dalam satu
bulan terakhir, mengalami satu atau lebih episode IMS dalam satu bulan terakhir,
serta perilaku istri atau mitra seksual berisiko tinggi. Faktor risiko IMS pada wanita
adalah memiliki suami atau mitra seks yang menderita IMS, suami atau mitra seks
atau pasien itu sendiri memiliki mitra seks lebih dari satu dalam satu bulan terakhir,
mempunyai mitra seks baru dalam tiga bulan terakhir, mengalami satu atau lebih
episode IMS dalam satu bulan terakhir serta perilaku suami atau mitra seks berisiko
tinggi.6
Perubahan pola distribusi maupun pola perilaku penyakit gonore tidak terlepas
dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah faktor sosial dimana
3
pendidikan masyarakat akan penyebaran penyakit menular seksual . Menurut
Indonesia sebagian besar gonokokus yang berhasil diisolasi pada saat ini telah
3,6
resisten terhadap penisilin, tertrasiklin, streptomisin, dan spiramisin . Pengobatan
dengan sefiksim dan levofloksasin, sedangkan untuk pengobatan pilihan lain dapat
tersebut.
antibiotik pada penderita gonore di dunia dan berbagai kota di Indonesia, maka
1) Insidensi penderita gonore di Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Al-
yang dapat bermanfaat untuk penambahan data epidemiologi gonore. Selain itu,
Menyampaikan informasi dan data yang ada di Bagian Ilmu Kesehatan Kulit
dan Kelamin RS Al-Islam sekaligus merangkum data yang telah ada ke dalam suatu
tentang jumlah kejadian penyakit gonore, karakteristik penderita gonore dan dapat
melakukan tindakan prevensi untuk terjadinya penyakit ini. Penelitian ini juga
saja, tetapi dapat juga secara oro-genital, atau ano-genital sehingga kelainan yang
timbul akibat IMS ini tidak terbatas hanya pada daerah genital saja, tetapi dapat juga
seluruh negara terdapat sekitar 250 juta penderita baru yang meliputi penyakit
gonore, sifilis, herpes genitalis, dan jumlah tersebut menurut hasil analisis WHO
cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Penyakit yang termasuk dalam kelompok
6
7
2.1.2 Gonore
2.1.2.1 Definisi
alamiah untuk gonokokus. Infeksi gonore hampir selalu ditularkan saat aktivitas
seksual.1
2.1.2.2 Epidemiologi
Infeksi gonore meningkat drastis pada pertengahan tahun 1970 dan dengan
cepat meluas ke berbagai negara di dunia. Angka kejadian gonore di Amerika Serikat
mengalami peningkatan drastis pada awal tahun 1970 yang tercatat lebih dari 1 juta
kasus gonore.1,3,10
mengalami penurunan sejak tahun 1980 dan terus menurun selama periode 1975-
1999. Angka kejadian tersebut tetap stabil sampai pada tahun 2005 lalu kembali
Angka kejadian penyakit gonore yang bervariasi ini dipengaruhi oleh faktor
kontrol kelahiran, mobilitas penduduk yang tinggi, dan peningkatan infeksi berulang.1
Penyakit gonore menyebar sebagian besar lewat aktivitas seksual, walaupun
bayi baru lahir juga dapat terinfeksi pada saat terjadinya proses kelahiran. Meskipun
penyakit ini dapat mengenai pada setiap umur, namun infeksi gonore lebih sering
terjadi pada umur 15 hingga 35 tahun. Pada wanita di Amerika pada tahun 2000
2.1.2.3 Etiologi
Gonore disebabkan oleh gonokok yang ditemukan oleh Neisser pada tahun
1879 dan baru diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut dimasukkan dalam
kelompok Neisseria sebagai N. gonorrhoeae. Selain spesies itu, terdapat tiga spesies
lain, yaitu N. meningitidis, dan dua lainnya yang bersifat komensal yaitu N.
catarrhalis serta N. pharyngis sicca. Keempat spesies ini sukar dibedakan kecuali
Neisseria gonorrhoeae
ginjal; bila organisme ini terlihat berpasangan, bagian yang rata atau cekung saling
oksidase positif. Bakteri ini dengan cepat mati oleh pengeringan, sinar matahari,
pemanasan basah, dan berbagai disinfektan. Bakteri ini menghasilkan enzim autolitik
yang cepat mengakibatkan pembengkakan dan lisis in vitro pada suhu 25 oC dan pada
pH Basa.11
Secara morfologik gonokok ini terdiri atas empat tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang
mempunyai protein pili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak
mempunyai protein pili dan bersifat nonvirulen. Protein pili adalah alat mirip rambut
dibentuk oleh tumpukan protein pilin. Protein pili membantu pelekatan pada sel inang
Protein ini terdapat dalam bentuk trimer untuk membentuk pori-pori di permukaan
untuk tempat masuknya beberapa nutrien ke dalam sel. Gonokokus juga memiliki
Opa (Protein II) yang memiliki fungsi untuk perlekatan gonokokus pada sel inang.
Protein III bekerja sama dengan Por dalam pembentukan pori-pori pada permukaan
Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah dengan mukosa epitel kuboid
atau lapis gepeng yang belum berkembang (imatur), yakni pada vagina wanita
menyebabkan invasi jaringan. Hal ini diikuti oleh peradangan kronis dan fibrosis.11
2.1.2.4 Patogenesis
Gonokokus memiliki protein pili yang membantu perlekatan bakteri ini ke sel
epitel yang melapisi selaput lendir, terutama epitel yang melapisi kanalis endoserviks
lalu menginvasi ke dalam sel dan merusak mukosa sehingga memunculkan respon
peptidase dan lainnya. Kerusakan jaringan ini tampaknya disebabkan oleh dua
2.1.2.5 Patofisiologi
kanalis endoserviks dan uretra. Infeksi ekstragenital di faring, anus, dan rektum dapat
dijumpai pada kedua jenis kelamin. Penularan terjadi melalui kontak langsung antara
daripada penularan perempuan kepada laki-laki terutama karena lebih luasnya selaput
seminalis, epididimis, dan testis pada laki-laki. Pada perempuan infeksi dapat
dan rongga peritoneum, yang dapat menyebabkan Pelvic Inflammatory Disease (PID)
pada perempuan. Pelvic Inflammatory Disease adalah penyebab utama infertilitas
pada perempuan.10
berisiko paling tinggi mengalami penyebaran infeksi pada saat haid karena terjadinya
peningkatan pH diatas 4,5 saat menstruasi. Penularan perinatal kepada bayi saat lahir,
Uretritis anterior akut adalah manifestasi yang paling umum terjadi pada pria.
Masa inkubasinya berkisar antara 1 sampai 14 hari atau lebih lama. Gejala yang
sering ditimbulkan adalah sekret dari uretra dan disuria. Keluhan subjektif berupa
rasa gatal, panas di bagian distal uretra di sekitar orifisium uretra eksternum, dapat
ektropion. Tampak pula duh tubuh yang mukopurulen. Pada beberapa kasus dapat
terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral atau bilateral. Lima belas
persen uretritis pada pria menunjukan gejala minimal atau tidak menunjukan gejala
mengganggu. Uretritis pada pria yang tidak diobati dapat berkurang dalam beberapa
hari sampai beberapa minggu, tetapi biasanya telah terjadi komplikasi lokal seperti
gonokokus pada wanita. Infeksi juga dapat terjadi pada kelenjar Skene atau kelenjar
Bartholin.13
Pada perempuan, gejala dan tanda timbul dalam tujuh sampai dua puluh satu
hari. Gejala yang muncul yaitu peningkatan sekret vagina, disuria, perdarahan
eritema, edema dan perdarahan mucosal yang mudah di induksi dengan melakukan
apus endoserviks. Sekret purulen dapat muncul dari uretra, kelenjar periuretra, atau
kelenjar Bartholin.1,13
gonorrhoeae tidak atau sedikit menimbulkan gejala pada 25% sampai 50%
Infeksi ekstragenital yang bersifat primer atau sekunder lebih sering dijumpai
di perianal dan rektum mungkin asimtomatik, menimbulkan rasa tidak nyaman dan
gatal ringan, atau menimbulkan ekskoriasi dan nyeri perianal, serta sekret
Komplikasi gonore sangat erat hubungannya dengan susunan anatomi dan faal
genitalia.Komplikasi lokal pada pria bisa berupa tisonitis (radang kelenjar Tyson),
Cowper). Selain itu, infeksi dapat pula menjalar ke atas (asendens), sehingga terjadi
Infeksi dari uretra pars posterior dapat mengenai trigonum kandung kemih yang
hematuria.3
yang simtomatik ataupun asimtomatik dapat mengakibatkan jaringan parut pada tuba
Komplikasi diseminata pada pria dan wanita dapat berupa artritis, miokarditis,
hubungan kelamin selain cara genito-genital, pada pria dan wanita dapat berupa
A. Sediaan langsung
Gram negatif, intraselular dan ekstraselular. Bahan duh tubuh pada pria diambil dari
daerah fosa navikularis, sedangkan pada wanita diambil dari uretra, muara kelenjar
Pemeriksaan Gram dari duh tubuh uretra pada pria memiliki sensitivitas tinggi
dilakukan di klinik luar rumah sakit atau praktek pribadi, klinik dengan fasilitas
laboratorium terbatas seperti kultur, maupun untuk rumah sakit dengan fasilitas
laboratorium lengkapyang memiliki LG, tes serologi, kultur, dan tes sensitivitas.3
B. Kultur (biakan)
Untuk identifikasi perlu dilakukan kultur (pembiakan). Dua macam media yang
dapat digunakan ialah media transpor dan media pertumbuhan. Berikut adalah contoh
media transport.3
1). Media Stuart : hanya untuk transpor saja, sehingga perlu ditanam kembali pada
media pertumbuhan.
2). Media Transgrow : selektif dan nutritif untuk N. gonorrhoeaee dan merupakan
spp.
pertumbuhan jamur.
3). Agar coklat McLeod : dapat ditumbuhi kuman lain selain gonokok.
Pemeriksaan kultur dengan bahan dari duh tubuh uretra pria, sensitivitas nya
lebih tinggi (94-98%) dari duh tubuh endoserviks (85-95%). Sedangkan spesifisitas
dari kedua pemeriksaan tersebut sama yaitu lebih dari 99%. Adapun tes definitif
2). Tes fermentasi : tes oksidasi positif dilanjutkan dengan tes fermentasi memakai
C. Tes Beta-Laktamase
1). Infeksi Trichomonas vaginalis : eksudat terlihat berbusa, berbau busuk, disertai
2). Infeksi Candida albicans : eksudat terlihat kental, berwarna krem, dan terasa
kultur.
3). Infeksi Gardnerella vaginalis : sekret tidak berbau, berwarna keabuan, dan asam.
Pada pewarnaan terlihat clue cell, dan aroma amine pada alkalisasi dengan
potassium hydroxide.
Uretritis yang diidentifikasikan patogen selain gonokokus dikelompokan dalam
kadang-kadang disertai dengan sekret dari uretra dan biasanya mempunyai periode
inkubasi yang panjang, onset akut yang lebih pendek, dan sedikit sekret dari uretra.
Keluhan dapat juga hanya terasa ketidaknyamanan atau nyeri pada uretra tanpa
adanya sekret.1
2.1.2.10 Penatalaksanaan
penisilin, tetrasiklin, dan antimikroba terdahulu lainnya, sehingga obat-obat ini tidak
bisa digunakkan lagi untuk pengobatan gonore. Kanamisin dan tiamfenikol telah
Secara umum dianjurkan pada semua pasien gonore juga diberikan pengobatan
bersamaan dengan obat anti klamidiosis oleh karena infeksi campuran antara
diberikan dalam dosis yang sama, namun memerlukan jangka waktu pemberian yang
1). Sefalosporin
atau 250 mg i.m, dan sefiksim 400 mg per oral dosis tuggal menunjukan
2). Penisilin
Yang efektif ialah penisilin G prokain akua. Dosis 3-4,8 juta unit + 1
4). Spektinomisin
Dosisnya adalah 2 gram i.m. baik untuk penderita yang alergi penisilin,
5). Kanamisin
6). Tiamfenikol
pada kehamilan.3
7). Kuinolon
Dari golongan kuinolon, obat yang menjadi pilihan adalah ofloksasin 400
dan ofloksasin semakin tinggi, maka golongan kuinolon yang dianjurkan adalah
adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem
kekebalannya dirusak oleh virus HIV. Akibat kehilangan kekebalan tubuh, penderita
AIDS mudah terkena berbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu
atau Human T-Cell Leukemia Virus III (HTLV-III) yang juga disebut retrovirus. HIV
terdiri atas HIV-1 dan HIV-2 terbanyak karena HIV-1. Partikel HIV terdiri atas dua
untaian RNA dalam inti protein yang dilindungi envelop lipid asal sel hospes.9
Cara penularan terutama melalui darah, cairan tubuh, dan hubungan seksual.
Virus HIV ditemukan dalam jumlah besar dalam cairan sperma dan darah, sedangkan
dalam jumlah kecil ditemukan dalam air liur dan air mata. HIV menginfeksi sistem
imun terutama sel CD4 dan menimbulkan destruksi sel tersebut. HIV dapat laten
dalam sel imun dan dapat aktif kembali yang menimbulkan infeksi. Produksi virus
menimbulkan kematian sel dan juga limfosit yang tidak terinfeksi, defisiensi imun,
dan AIDS.9
seksual yang erat kaitannya dengan faktor risiko IMS. Faktor risiko IMS pada pria
dan wanita adalah berganti-ganti pasangan seksual, memiliki lebih dari satu pasangan
seksual, mengalami satu atau lebih episode IMS dalam satu bulan terakhir,
berhubungan seks dengan WPS, dan memiliki suami atau istri yang menderita IMS
maupun yang memiliki risiko tinggi terkena IMS, yang saat ini telah marak di
Indonesia.
menyebabkan peningkatan insidensi dari penyakit gonore ini. Penderita gonore lalu
datang berobat ke RS. Al-Islam dan insidensi penyakit ini akan di teliti oleh penulis
kelamin, pekerjaan, dan status perkawinan yang akan diteliti oleh penulis. Setelah
dilakukan pemeriksaan dan pasien di diagnosis menderita gonore, lalu pasien akan
diberikan obat-obatan seperti antibiotik untuk menyembuhkan penyakitnya. Namun,
dokter harus berhati-hati dalam memilih antibiotik untuk gonore agar tidak terjadi
resistensi.
Karakteristik :
Penderita gonore berobat ke RS - Umur
- Jenis Kelamin
- Pekerjaan
- Status Perkawinan
METODOLOGI PENELITIAN
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data rekam medis
penderita gonore di Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Al-Islam Bandung
1) Data rekam medis penderita baru gonore yang tercatat di Bagian Ilmu
hingga 2010 yang datanya lengkap, baik hanya gonore maupun dengan
penyakit penyerta.
2) Data rekam medis penderita gonore yang telah sembuh namun mengalami
reinfeksi yaitu dengan jangka waktu minimal satu bulan dari kunjungan
sebelumnya yang tercatat di Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Al-
25
26
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah data rekam medis gonore yang
mengalami gagal terapi yaitu penderita yang belum sembuh lalu kembali berobat
dengan jangka waktu minimal setelah terapi satu minggu dan kurang dari satu bulan
dari kunjungan pertamanya di Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Al-
Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Al-Islam Bandung periode tahun 2008 hingga
2010.
Rancangan penelitian ini adalah studi populasi berdasarkan data rekam medis
Berikut ini adalah variabel-variabel yang akan diteliti dan definisi operasional
Pengolahan data
Hasil penelitian
3.2.4 Pengolahan Data
dan persentase dari variabel-variabel yang ditentukan yaitu jumlah penderita Gonore
yang datang berobat, distribusi berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status
tersebut digambarkan lewat tabel serta uraian dari hasil yang terdapat di dalamnya.
surat izin terlebih dahulu dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung untuk
pengambilan data setelah disetujui oleh Kepala RS Al-Islam dan setelah peneliti
Karena topik dari penelitian yang dilakukan merupakan topik yang sangat
sensitif, maka penulis merahasiakan identitas dari penderita gonore yang diteliti.
Karena penulis menggunakan rekam medik sebagai objek penelitian, maka penulis
melakukan pengambilan data dalam pengawasan petugas rekam medik Bagian Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Al-Islam Bandung, agar penulis tetap senantiasa
gonore di RS Al-Islam Bandung terjadi pada tahun 2010, disusul dengan tahun
2008 dan tahun 2009. Distribusi insidensi kejadian gonore pada tahun 2008
29
30
60.00%
48,19%
50.00%
40.00%
28,92%
30.00%
22,89%
20.00%
10.00%
Laki-laki 70 84,34
Perempuan 13 15,66
Jumlah 83 100
70
60
50
40
15,66%
30
10
20
0
Laki-laki Perempuan
40 tahun. Usia paling muda adalah 11 tahun dan usia paling tua adalah 63
tahun 2008 hingga 2010 dapat diilustrasikan dalam gambar 4.3 berikut
60
51,81%
50
40
34,94%
30
20
12,05%
10
1,20% 0
0
Anak-anak Remaja Dewasa Muda Dewasa Usia Lanjut
45
38,55%)
40
35
30
22,89%
25
21,69%
20
15
10 6,02% 6,02%
2,41%
5
1,21% 1,21%
0
Menikah 44 53,01
Janda/Duda 3 3,62
Jumlah 83 100
Berdasarkan tabel di atas, penderita gonore di RS Al-Islam tahun 2008
hingga 2010 memperlihatkan bahwa mayoritas penderita telah menikah dan yang
paling sedikit yaitu berstatus janda atau duda. Distribusi penderita gonore di RS Al-
60
53,01%
50
43,37%
40
30
20
10
3,62%
0
Menikah Belum Menikah Janda/Duda
Sefiksim 6 7,23
Amoksisilin/Ampisilin 5 6,02
Spektinomisin 15 18,07
Tiamfenikol 17 20,48
Levofloksasin 12 14,46
Siprofloksasin 28 33,74
Jumlah 83 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pemberian antibiotik
gonore di RS Al-Islam tahun 2008 hingga 2010 di ilustrasikan dalam gambar 4.5
berikut.
40.00%
33,74%
35.00%
30.00%
25.00%
18,07% 20,48%
20.00%
14,46%
15.00%
7,23%
10.00% 6,02%
5.00%
0.00%
Hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukan bahwa tahun 2010 terjadi
peningkatan yang cukup pesat terhadap jumlah penderita gonore yang datang
berobat di RS Al-Islam Bandung dibanding tahun 2008 dan 2009. Hasil tersebut
hampir serupa dengan hasil penelitian insidensi gonore di Amerika Serikat yang
stabil hingga tahun 2005 lalu setelah itu kembali mengalami peningkatan. Hal ini
dapat menyebabkan lebih banyak kebebasan sosial dan lebih banyak waktu yang
memperlihatkan hasil mayoritas penderita gonore adalah laki-laki. Hal ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fitri Abdullah Jawas dan Dwi
bahwa penderita gonore pria memperlihatkan angka yang tinggi (90,7%). Hal
tersebut mungkin disebabkan karena pada perempuan gejala baru terlihat saat
telah terjadi komplikasi, sehingga mereka tidak segera mencari pengobatan. Laki-
laki lebih sering terkena penyakit gonore mungkin pula dapat disebabkan karena
tingkat stress akan pekerjaan serta pengaruh lingkungan yang lebih dominan
kategori usia dewasa yaitu 25-40 tahun. Hal ini kurang sesuai dengan literatur
umur 15 hingga 24 tahun yaitu pada kategori usia remaja hingga dewasa muda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor usia yang telah dewasa tidak menjamin
individu tersebut mengerti akan bahaya dari praktik seks yang tidak aman seperti
berganti-ganti pasangan. Usia dewasa rata-rata lebih memiliki materi yang lebih
banyak dan pekerjaan yang lebih mapan dibandingkan kategori usia remaja dan
usia lanjut, selain itu Usia dewasa pula memiliki libido yang lebih tinggi dan
pergaulan yang lebih luas dibandingkan usia lanjut. Faktor-faktor tersebut dapat
mayoritas penderita gonore bekerja sebagai wiraswasta. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Fitri Abdullah Jawas dan Dwi
sebagian besar memiliki waktu yang lebih luang dan materi yang lebih banyak
tinggi, yaitu mengharuskan mereka untuk sering pergi ke luar kota atau luar
negeri yang membuat mereka seringkali terpisah jarak dengan istri. Hal ini
menunjukan bahwa mayoritas penderita gonore berstatus menikah. Hal ini tidak
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fitri Abdullah Jawas
hasilnya adalah mayoritas penderita berstatus lajang. Hal ini menunjukan bahwa
telah menikahnya individu tidak menjamin bahwa individu tersebut tidak akan
lain.
tersebut adalah siprofloksasin. Hal ini tidak sesuai dengan literatur Departemen
dan levofloksasin.
Siprofloksasin merupakan golongan kuinolon yang dapat digunakan untuk
terapi gonore, namun beberapa tahun terakhir ini resistensi terhadap siprofloksasin
Islam sangat terbatas sehingga perlu diambil data beberapa tahun agar
penelitian.
5.1 Kesimpulan
1. Insidensi tertinggi penderita gonore terjadi pada tahun 2010 yaitu sebanyak
40 orang (48,19%).
40
41
5.2 Saran
karakteristik saja.
internet.
DAFTAR PUSTAKA
2. Gerbase AC, Rowley JT, Heymann DH, Berkley SF, Piot P: Global
Prevalence and Incidence Estimates of Selected Curable. WHO, Switzerland;
1998.
3. Daili SF, Makes WIB, Zubier F, Judanarso J, editor. Infeksi Menular Seksual.
Edisi ketiga. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2005: p. 4-
57.
42
43
12. Mc.cance KL, Huether SE. Pathophysiology The Biologic Basis for Disease
in Adults and Children. Edisi 5. United States of America; 2006: p. 866.
13. Holmes KK, Sparling PF, Mardh P, Lemon SM, Stamm WE, Piot P,
Wasserheit JN. Sexually Transmitted Disease. Edisi 3. United States of
America; 1999: p. 454-62.
Tahun 2008
No. Jenis
No Medrek Umur Kelamin Pekerjaan Status Antibiotik
1 206295 63 Perempuan Tidak bekerja Menikah Siprofloksasin
2 373822 19 Laki-laki Mahasiswa Lajang Siprofloksasin
3 371281 19 Laki-laki Mahasiswa Lajang Sefiksim
4 378571 26 Laki-laki Wiraswasta Menikah Siprofloksasin
5 388512 21 Laki-laki Mahasiswa Lajang Siprofloksasin
6 386540 33 Laki-laki Dokter Menikah Spektinomisin
7 381875 34 Laki-laki Wiraswasta Menikah Siprofloksasin
8 356015 46 Laki-laki Wiraswasta Menikah Siprofloksasin
9 352416 37 Laki-laki Tidak bekerja Menikah Thiamphenicol
10 358167 18 Perempuan IRT Menikah Thiamphenicol
11 367265 21 Laki-laki Mahasiswa Lajang Levofloksasin
12 358162 22 Laki-laki Wiraswasta Menikah Levofloksasin
13 356074 20 Laki-laki Mahasiswa Lajang Levofloksasin
14 364534 23 Laki-laki Mahasiswa Lajang Amoksisilin
15 364961 21 Laki-laki Mahasiswa Lajang Siprofloksasin
16 282546 40 Laki-laki Karyawan Menikah Siprofloksasin
17 329418 47 Perempuan PRT Menikah Sefiksim
18 316108 23 Laki-laki Mahasiswa Lajang Levofloksasin
19 322692 35 Laki-laki Wiraswasta Menikah Siprofloksasin
20 303191 36 Perempuan IRT Menikah Thiamphenicol
21 296866 52 Perempuan IRT Menikah Sefiksim
22 369777 29 Laki-laki Wiraswasta Menikah Levofloksasin
23 369347 30 Laki-laki Tidak bekerja Duda Ampisilin
24 375321 25 Laki-laki Wiraswasta Lajang Siprofloksasin
44
45
Tahun 2009
Jenis
No No.Medrek Umur Kelamin Pekerjaan Status Antibiotik
1 421814 30 Laki-laki Wiraswasta Menikah Siprofloksasin
2 426107 25 Laki-laki Wiraswasta Menikah Thiamphenicol
3 410911 26 Laki-laki Tidak bekerja Menikah Thiamphenicol
4 414661 48 Perempuan IRT Menikah Thiamphenicol
5 417511 18 Laki-laki Pelajar Lajang Thiamphenicol
6 421211 24 Perempuan Wiraswasta Lajang Amoksisilin
7 422977 20 Laki-laki Mahasiswa Lajang Siprofloksasin
8 423729 26 Laki-laki Wiraswasta Duda Spektinomisin
9 422819 31 Laki-laki Wiraswasta Menikah Levofloksasin
10 399280 33 Perempuan Tidak bekerja Janda Sefiksim
11 390713 39 Laki-laki Wiraswasta Menikah Spektinomisin
12 385479 21 Laki-laki Mahasiswa Lajang Spektinomisin
13 348690 34 Laki-laki Tidak bekerja Menikah Siprofloksasin
14 364522 21 Laki-laki Wiraswasta Lajang Levofloksasin
15 263301 23 Perempuan Mahasiswa Lajang Levofloksasin
16 326962 11 Laki-laki Pelajar Lajang Thiamphenicol
17 326408 21 Laki-laki Mahasiswa Lajang Siprofloksasin
18 289030 27 Laki-laki Mahasiswa Lajang Levofloksasin
19 420662 35 Laki-laki Wiraswasta Menikah Spektinomisin
Tahun 2010
No. Jenis
No Medrek Umur Kelamin Pekerjaan Status Antibiotik
1 373822 20 Perempuan Mahasiswa Lajang Thiamphenicol
2 385479 22 Laki-laki Mahasiswa Lajang Siprofloksasin
3 282546 42 Laki-laki Karyawan Menikah Siprofloksasin
4 394098 29 Laki-laki Karyawan Menikah Sefiksim
5 411409 29 Laki-laki Karyawan Menikah Siprofloksasin
6 385479 22 Laki-laki Mahasiswa Lajang Thiamphenicol
7 385479 22 Laki-laki Mahasiswa Lajang Siprofloksasin
8 152490 33 Laki-laki Tidak bekerja Menikah Levofloksasin
9 190512 28 Laki-laki Karyawan Menikah Siprofloksasin
10 424281 28 Laki-laki Wiraswasta Lajang Siprofloksasin
11 424218 27 Laki-laki Wiraswasta Menikah Siprofloksasin
12 428469 29 Perempuan Tidak bekerja Lajang Siprofloksasin
13 427087 28 Laki-laki Wiraswasta Lajang Thiamphenicol
14 450951 33 Laki-laki Wiraswasta Menikah Spektinomisin
15 450264 23 Laki-laki Tidak bekerja Lajang Siprofloksasin
Ibu Rumah
16 452187 39 Perempuan Tangga Menikah Spektinomisin
17 453196 22 Laki-laki Mahasiswa Lajang Levofloksasin
18 453629 46 Laki-laki Wiraswasta Menikah Amoksisilin
19 455716 29 Laki-laki Tidak bekerja Lajang Siprofloksasin
20 447112 25 Laki-laki Wiraswasta Lajang Ampisilin
21 450737 22 Laki-laki Mahasiswa Lajang Spektinomisin
22 446418 38 Laki-laki Wiraswasta Menikah Spektinomisin
23 446418 38 Laki-laki Wiraswasta Menikah Spektinomisin
24 446868 24 Laki-laki Wiraswasta Lajang Thiamphenicol
25 445889 30 Laki-laki Wiraswasta Lajang Thiamphenicol
26 458327 21 Laki-laki Wiraswasta Lajang Levofloksasin
27 266376 44 Laki-laki Wiraswasta Menikah Spektinomisin
28 281872 30 Laki-laki Tidak bekerja Menikah Siprofloksasin
29 415072 47 Laki-laki Wiraswasta Menikah Thiamphenicol
30 400495 31 Laki-laki Tidak bekerja Menikah Spektinomisin
31 262534 19 Perempuan Tidak bekerja Lajang Spektinomisin
32 332112 20 Laki-laki Tidak bekerja Lajang Sefiksim
33 280664 32 Laki-laki Tidak bekerja Menikah Thiamphenicol
34 312172 39 Laki-laki Tidak bekerja Menikah Spektinomisin
35 346871 36 Laki-laki Wiraswasta Menikah Spektinomisin
36 349365 29 Laki-laki Wiraswasta Lajang Siprofloksasin
37 429645 24 Laki-laki Wiraswasta Menikah Thiamphenicol
38 435496 28 Laki-laki Tidak bekerja Menikah Siprofloksasin
39 441112 32 Laki-laki Tidak bekerja Menikah Siprofloksasin
40 429438 46 Laki-laki Wiraswasta Menikah Thiamphenicol
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
- TK BDN Jakarta
- SD BDN Jakarta
- SD Al-Azhar Sukabumi
- SD Merdeka Bandung
- SLTPN 5 Bandung
- SMAN 2 Bandung
Riwayat Organisasi
47