Anda di halaman 1dari 44

dr. Mutiara Anissa, Sp.

KJ
Gangguan pikiran, gangguan perasaan atau tingkah
laku

Menimbulkan penderitaan (distress) dan


terganggunya fungsi (disfungsi/hendaya) sehari-
hari

Penderita maupun lingkungan


Pasien datang

Kasus non-jiwa Kasus jiwa

psikotik Non-psikotik

Organik Non organik/fungsional Gangguan neurosis

Skizofrenia Gangguan somatoform

Gangguan waham Gangguan kepribadian

Gangguan afektif Gangguan buatan

Gangguan psikotik lainnya Gangguan pengendalian impuls

Gangguan psikoseksual
Gangguan
jiwa

Psikotik
Non-psikotik
(ggn jiwa berat)

5
Gangguan jiwa yang serius/berat
Penyebab organik ataupun emosional (fungsional)
Ditandai oleh :
Distorsi pikiran ( Waham ) dan persepsi ( Halusinasi )
Waham kejar; curiga; kebesaran; cemburu; dosa; nihilistik; bizare
Halusinasi auditorik.; visual; olfaktorik; taktil
Emosi yang tidak patut / tidak serasi; manik; depresi; dangkal
Pembicaraan yang irrelevan; asosiasi longgar; inkoherensi; lompat
gagasan; sirkumstansial; ekolalia, mutisme dll
Perilaku yang disorganisasi : gaduh gelisah; agresi;
wandering/keluyuran; kompulsi ; stupor; inaktivitas: dll
Psikotik Organik :
Akut : Delirium
Kronik : Dementia

Psikotik Non-Organik :
Skizofrenia
Gangguan Afektif
Gangguan Waham
Gangguan psikotik Akut

7
Eugen Bleuler ( 1857-1939):
Skizofrenia:
Schizo = perpecahan Phrenos = jiwa
Terjadinya suatu perpecahan pikiran, perilaku, dan
perasaan.
Gejala primer: 4A ( asosiasi, afektif, autisme, ambivalensi) +
gejala sekunder: halusinasi & waham.

Insiden : 0,2 % - 0,8 % / tahun


Pria : wanita : 1 : 1
Onset : Pria : 15 25 tahun ; wanita : 25 35 tahun

9
Etiologi pasti skizofrenia masih belum ditemukan.

Komponen genetika

Kemungkinan etiologi lain seperti kejadian-kejadian


prenatal atau perinatal seperti hipoksia, infeksi virus
prenatal, penyalahgunaan zat oleh ibu hamil, trauma
kepala ketika persalinan dll.
Hipotesis Dopamin
Gangguan Skizofrenia diakibatkan oleh hiperaktivitas DA
(Dopaminergik).
Terjadi penurunan jumlah neuron GABAer gik di Hippocampus
(GABA terlibat dalam regulasi DA) Penurunan aktivitas GABA
hiperaktif neuron2 Daergik
Terjadi peningkatan reseptor Glutamat di daerah Korteks
Frontal dan Hippokampus
Gejala skizofrenia dibagi dalam 5 dimensi:
Gejala positif Gejala negatif Gejala kognitif Gejala agresif Gejala depresi
dan hostile dan ansietas

Waham Kemiskinan Gangguan Penyerangan Mood depresi


Halusinasi pembicaraan verbal fluency secara fisik dan Mood cemas
Gangguan (alogia) (pembicaraan verbal Rasa bersalah
proses pikir Penumpulan- spontan) terhadap orang Tension
Bicara kacau pendataran Gangguan lain Iritablitas
Perilaku aneh afek eksekutif Perilaku
Anhedonia Gangguan menyakiti diri
Penarikan diri kewaspadaan Merusak
scr sosial barang orang
Kurang lain
inisiatif/
motivasi
Kurang atensi
Terdapat sedikitnya 1 gejala yg amat jelas (2 gejala/lebih apabila gejala2 tsb
krg jelas):
A. Thought echo
Thought insertion/withdrawal
Thought broadcasting
B. Delution of influence
Delution of control
Delution of perception
Delution of passivity
C. Halusinasi auditorik ( commenting/ discussing/ berasal dari salah satu
bagian tubuh)
D. Waham waham menetap jenis lainnya, dianggap tidak wajar dan mustahil
Atau paling sedikit 2 gejala dari kelompok ini:

Halusinasi yg menetap
Arus pikiran terputus (break) / mengalami sisipan (interpolation)
inkoherensi atau pembicaraan yg tidak relevan / neologisme
Perilaku katatonik (gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu, fleksibilitas cerea,
negativisme, mutisme, stupor)
Gejala2 negatif (sikap apatis, bicara jarang, respon emosi menumpul atau
tdk wajar, menarik diri dari pergaulan sosial dan menurun kinerja sosial)

Semua gejala-gejala tersebut harus selalu ada secara jelas 1 bulan/ lebih.

Tidak ada penyakit otak/ intoksikasi obat/ withdrawal obat.


Paranoid : waham kejar, rujukan, kebesaran,
halusinasi auditorik
Hebefrenik: ketolol-tololan, perilaku menyeringai,
menerisme, inkoheren
Katatonik : Gangguan psikomotor : stupor, mutisme,
negativistik, rigiditas katatonik
Undifferentiated (tidak terinci/khas) : banyak gejala
menonjol
Residual : Gejala sisa / gejala negatif (menarik diri secara
sosial, pikiran tak logis)
Depresi pasca skizofrenia : gejala depresi lebih menonjol

15
Farmakoterapi

Non-farmakoterapi
Antipsikotika
Menurunkan kadar dopamin yang berlebih

Dimulai dgn dosis rendah ditingkatkan bertahap/ start low


go slow
Haloperidol 2-3 X 2-5 mg/hari atau Chlorpromazine 2-3 X 100
200 mg , Risperidon 2 X 1-2-3 mg/hari
Pasien tidak patuh minum obat injeksi Depo : Haldol
Decanoat 50 mg atau Modecate 25 mg1ampul/bulan
Berobat rutin tiap bulan
Antipsikotik tipikal :
Chlorpromazine : 25, 100mg, 200-800 mg/hari oral, 25 mg/x im
Haloperidol : 0,5, 1,5, 5 mg,1,5-15 mg/hari oral, 50 mg/3minggu im
Trifluoperazine : 1, 5 mg, 10 15 mg/hari oral
Thioridazine : 50, 100 mg, 150 600 mg/hari oral
Pimozide : 1, 4 mg, 1 4 mg/hari oral

Antipsikotik atipikal (EPS <<)


Clozapine : 25, 100 mg, 25 900 mghari oral
Olanzapine : 5, 10 mg, 5 20 mg/hari oral,
Quetiapine : 50, 100, 200, 300 mg, 150 -600 mg/hari oral
Risperidon : 1, 2, 3 mg, 1 6 mg/hari oral
Aripiprazol : 5, 10, 15 mg, 5 30 mg/oral, 9,75 mg/x im
Extrapyramidal Syndrome ( EPS ) yang terdiri dari :
Parkinsonisme :
Tremor
Bradykinesia
Rigiditas
Akatisia
Dystonia : Occulogyric Crisis; Torticolis; Epistotonus; Protusio Lidah
Tardive dyskinesia : fly catching movement; choreo-athetosis; hemi-
balismus
Neuroleptic Malignant Syndrome ( NMS ) :
Deman - Kekakuan
Leukositosis - Takikardia, Tensi labil
Keringat berlebih/Diaforesis - Psikosis akut
Creatine Phospho Kinase ( CPK ) meningkat
Timbul beberapa hari setelah pemeberian atau peningkatan dosis
anipsikotika
20
Parkinsonisme :
Turunkan dosis anti psikotika
Pertimbangkan ganti dengan antipsikotika lain
Pertimbangkan pemberian antikholinergik : Triheksifenidil
2-3 X 2 mg oral.
Bila akut, hebat dan mengakibatkan disabilitas
Benzodiazepin / Diazepam 10 mg im atau Difenhidramin
2ml im
Akatisia diatasi dengan pengurangan dosis Antipsikotika atau
dengan Beta blocker
Tardive dyskinesia : ganti antipsikotika dengan golongan
atipikal
Neuroleptic Malignant Syndrome diatasi dengan
Bromokriptin 2,5-5 mg 3 x /hari oral, Dantrolen
(mencegah kontraksi otot ) 1-5 mg/Kg BB IV
Stop Antipsikotika
Terapi symptomatik : Antipiretika
Rujuk ke RS terdekat

22
1. Psikoterapi :
Memperkuat fungsi ego pasien dapat bersosialisasi
2. Psikoedukasi
Keluarga/Lingkungan memahami dan menerima keadaan
pasien
Membimbing dalam kehidupan sehari-hari, memberi
kesibukan atau pekerjaan
Komunikasi pasien dan keluarga lebih baik
Mengawasi minum obat secara teratur dan membawa pasien
kontrol teratur pada waktunya.

Kesembuhan pasien Skizofrenia :


1. Kesembuhan total ( total recovery )
2. Kesembuhan sosial ( social recovery )
3. Keadaan kronis yang stabil
4. Terjadi deteriorasi
23
Insiden & Prevalensi pasti tidak diketahui, tetapi secara
umum dianggap jarang.

>> Pasien muda (20 dan 30 tahunan)

Pada kelompok sosioekonomi rendah dan yang mengalami


bencana alam atau perubahan kebudayaan yg besar
(imigran).

Stresor psikososial yang berat mempertinggi resiko utk


gangguan psikotik singkat berikutnya.
Suatu perubahan dari keadaan tanpa gejala psikotik/normal
ke keadaan psikotik dlm periode 2 minggu atau kurang.
berlangsung < 1 bulan.

Dapat terjadi remisi sempurna dan hanya sebagian kecil yang


menetap dan kemudian menjadi gangguan lain

Biasanya didahului oleh stressor yg bermakna bagi penderita


(tapi tidak selalu).

Sumber stres bukan berupa stressor yg berkepanjangan


A. Terdapat satu (atau lebih) gejala berikut ini :
1. Waham
2. Halusinasi
3. Bicara kacau (misalnya, sering menyimpang atau
inkoheren)
4. Perilaku kacau atau katatonik yang nyata
(jangan memasukkan suatu gejala jika merupaka pola
respon yang dinilai secara kulltural).
B. Durasi paling kurang 1 hari tetapi kurang 1 bulan, yang
pada akhirnya kembali pada fungsi premorbid.
C. Tidak disebabkan oleh gangguan mood dengan ciri psikotik,
gangguan skizoafektif, atau skizofrenia dan bukan efek
fisiologis langsung dari zat atau suatu kondisi medik umum.
o Penatalaksanaan Psikotik akut pada dasarnya sama seperti
pada Skizofrenia
o Jelaskan pada keluarga bahwa perilaku aneh pasien adalah
gejala gangguan jiwa bukan krn kemasukan roh / jin perlu
pengobatan
o Pertimbangkan perawatan
o Dampingi pasien dan Beri ketenangan
o Kurangi stres dan stimulasi
Hindari berargumentasi dengan pikiran psikosis pasien
Hindari berkonfrontasi atau mengkritik perilaku pasien kecuali
itu membahayakan pasien sendiri
Farmakoterapi
Antipsikotika : Haloperidol 2-3 X 2-5 mg/hari atau
Chlorpromazine 2-3 X 100-200 mg/har
Pemberian obat dari dosis kecil ditingkatkan perlahan

Kadang dibutuhkan Antianxietas (sementara)

Antipsikotika diberikan 3-6 bulan setelah bebas gejala

Psikoterapi :
Membantu pasien mengatasi krisis / konfliknya
Kelainan fundamental pada gangguan ini adalah
perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya
ke arah depresi atau ke arah elasi (suasana perasaan yang
meningkat).

Perubahan suasana perasaan biasanya disertai dengan


perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas.

Sebagian besar gangguan ini cenderung berulang dan


timbulnya episode tersendiri sering berkaitan dengan
peristiwa/situasi yang menegangkan.
Etiologi pasti belum diketahui

Faktor Biologik : gangguan Biogenic Amines yaitu


norepinephrine, serotonin, dll

Faktor psikodinamik pada mania


Episode mania sebagai defens terhadap depresi.
Teori depresi : kehilangan harga diri setelah suatu kejadian
/ peristiwa yang merugikan.
Dua pola dasar gejala ggn mood : depresi dan mania

Episode depresi dapat timbul pd ggn depresi


maupun ggn bipolar (manik dan depresif)
Gejala utama : mood terdepresi, kehilangan minat dan
berkurangnya energi.
Persaan sedih, tidak punya harapan, atau tidak
berharga.
Pikiran bunuh diri ( pasien), 10 15% melakukan
bunuh diri
Penarikan diri dari keluarga, teman dan aktivitas yg
menyenangkan
Insomnia : bangun terlalu pagi dan
sering terbangun pada malam hari.
Berat badan menurun, tetapi ada
pasien terjadi sebaliknya.
Anxietas sering terdapat pd pasien
depresi (90%)
Keluhan somatik : ggn haid, obstipasi
dan sakit kepala.
Ketidakmampuan berkonsentrasi
dan berpikir
Gambaran Klinik Episode Manik
Gejala utama : suasana
perasaan (mood)
meningkat eforia dan
sering infeksious, iritabel
(mudah marah), meluap-
luap (expansive).
Gejala lain : hiperaktif,
banyak bicara
Tidak dapat diinterupsi
saat bicara, makin besar
suaranya, lebih cepat dan
sukar dimengerti.
Hiperaktif : tampak sangat
sibuk tapi pekerjaan tak
selesai.
Pikiran : sangat percaya
diri , ide-ide kebesaran
1. Gangguan depresi
2. Gangguan depresi berulang
3. Gangguan bipolar
4. Gangguan depresi atau gangguan bipolar dengan
gejala gejala psikotik
Gangguan depresi berulang : dua atau lebih episode
depresi
Gangguan bipolar : episode berulang sekurangnya 2,
episode satu manik dan episode lain depresi
Adanya masa remisi dan kekambuhan
Biasanya ada stressor
Farmakoterapi dan Psikoterapi, tetapi perlu stressor
dikurangi/dihilangkan baik jumlahnya maupun
beratnya.
FARMAKOTERAPI
Episode manik :
1. Farmakoterapi : Lithium,
Asam Valproa, Divalproex
Na, Carbamazepine.
Untuk pengobatan episode
manik akut perlu obat
efek sedatifnya besar :
clonazepam / lorazepam
2. ECT
FARMAKOTERAPI
Episode depresi :
obat antidepresan
Gol.trisiklik : Amitriptilin, Imipramine
Gol.SSRI : Fluoxetine, Paroxetine, Sertraline
Gol.MAOI : Moclobemide
ECT (electro convulsive therapy)
Selain farmakoterapi, perlu diberikan terapi
psikososial / Psikoterapi.
3 macam psikoterapi singkat :
Terapi kognitif
Terapi interpersonal
Terapi behaviour/perilaku
Psikoterapi yg memakan waktu lama :
Terapi psikoanalisa
Terapi psikodinamik
Studi tentang perjalanan prognosa gangguan mood
menyimpulkan bahwa gangguan ini cenderung
bersifat kronis dan relaps (kambuh kembali)

47

Anda mungkin juga menyukai