Anda di halaman 1dari 42

PSIKOSIS

apt. Syifa Adriani, M. Farm


Psikosis dikenal sebagai serangkaian
gejala di mana seseorang tidak dapat
membedakan antara kenyataan dan
fantasi dan kehilangan kontak dengan
kenyataan. pasien biasanya tidak
menyadari penyakitnya.
Psikosis melibatkan persepsi yang
berubah tentang realitas. Artinya, pasien
tidak menyadari kenyataan dan tidak
hidup seperti orang lain.
Ketidaknyataan yang dialami oleh
penderita penyakit ini menyebabkan
mereka menjadi cemas, gugup, dan
waspada terhadap lingkungan, dan
mengalami kesulitan di banyak bidang
kehidupan mereka.
Penderita psikosis tidak dapat
berhubungan dengan realitas, penderita
hidup dalam dunianya sendiri
ETIOLOGI

FAKTOR GENETIK
PENGGUNAAN OBAT ATAU ZAT TERTENTU
KONDISI YANG SUDAH ADA SEBELUMNYA
SEPERTI MULTIPLE SCLEROSIS, EPILEPSI,
PENYAKIT PARKINSON, DAN PENYAKIT
ALZHEIMER
AKIBAT STRES PSIKOSOSIAL
GEJALA KONDISI MEDIS TERTENTU, SEPERTI
SKIZOFRENIA
KLASIFIKASI
Psikosis demensia Paralytica
Psikosis yang terjadi akibat keadaan demensia pada penderita
parkinson

Psikosis Alkoholic
Terjadi arena fungsi jaringan otak terganggu atau rusak akibat
terlalu banyak dalam konsumsi alkohol

Psikosis akibat trauma


Psiikoisis yang terjadi akibat luka atau trauma pada kepala karena
terkena pukulan, tertembak, kecelakaan, dll

Psikosis obat-obatan
Psikosis akibat obat-obat terlarang(kokain, dll)
Pikiran yang Tidak Terorganisir
Pikiran yang menjadi kebiasaan menjadi bingung atau hubungan
logis antara pikiran hilang. Percakapan mereka terkadang tidak
masuk akal, sehingga sulit dipahami. Di sisi lain, pemahaman tidak
hanya dihasilkan oleh pendengar dialog, tetapi juga oleh pendengar
itu sendiri, yang dapat membuat sulit untuk mengikuti alur
percakapan, berkonsentrasi, dan mengingat sesuatu.

Delusi
Keyakinan/pikiran/persepsi yang salah terhadap sesuatu hal yang
tidak sesuai dengan kenyataan, seperti merasa ada yang mengejar-
ngejar, memperhatikan, berniat jahat, merasa dijauhi ATAU merasa
punya kekuatan atau kehebatan yang sebenarnya tidak sesuai
dengan kenyataan

Halusinasi
GEJALA Gangguan persepsi panca indera tentang hal-hal yang sebenarnya
tidak ada. Halusinasi dapat terjadi dalam arti apa pun, seperti
melihat bayangan, mendengar bisikan, mencium bau-bauan,
merasa ada sesuatu di kulit dan lidah yang semuanya tidak nyata.
Mendengar suara adalah halusinasi yang paling umum.
Perubahan emosional dan persepsi
Sering terjadi perubahan suasana hati secara tiba-tiba. gampang
cemas, sedih, dan khawatir yang berlebihan.

Perubahan perilaku
Orang dengan psikosis menunjukkan perilaku yang berbeda dari
biasanya. Seringkali perilaku ini terkait dengan delirium yang
dialami orang tersebut. menarik diri dari lingkungan sosial,
gangguan tidur dan makan, sulit mengerjakan hal-hal yang

GEJALA sebelumnya mudah dilakukan, gerakan menjadi lambat atau


sebaliknya terlihat gelisah.
Most strongly linked to the pathophysiology of psychotic
disorders is the neurotransmitter dopamine. The positive
symptoms of psychotic disorders are believed to be caused
by excess dopamine in the mesolimbic tract. Glutamate, an
excitatory neurotransmitter, is also implicated. Multiple
studies have found a decreased function of the N-methyl-D-
PATOFISIOLOGI aspartate (NMDA) glutamate receptor. Studies have also
pointed to gamma-amino-butyric acid (GABA), an
important inhibitory neurotransmitter. Some studies show
evidence of dysfunction in patients with subjects with
schizophrenia. Lastly, implications point to an imbalance in
acetylcholine. This finding developed while observing the
smoking behaviors of patients with schizophrenia, as
nicotine has been shown to increase acetylcholine function.
Observers noted some improvements in deficits in the
smokers, and cognition was improved in studies as well.
SKIZOFRENIA
EPIDEMIOLOGI & ETIOLOGI
Prevalensi penderita skizoprenia di dunia sekitar
0,2 – 2 % populasi
Mula terjadinya biasanya pada masa akhir remaja
atau awal dewasa, jarang terjadi pada sebelum
remaja atau setelah umur 40 tahun
Angka kejadian pada wanita sama dengan pria,
tetapi onset pada pria umumnya lebih awal ( : ♂

15-24 th; :25-35 th) lebih banyak gangguan
kognitif dan outcome yang lebih jelek daripada
wanita
Prevalensinya 8 x lebih besar pada tingkat sosial
ekonomi rendah.
Etiologi: faktor genetik (abnormalitas fungsi otak)
dan lingkungan
Resiko kejadian pada populasi = 1 %, resiko pada
keluarga dekat (first- degree relatives) = 10 %
DEFINISI
Istilah Skizoprenia diciptakan oleh Bleuler (psikiater dari
Swiss) berasal dari bahasa Yunani skhizo= split / membelah,
dan phren = mind / pikiran. sehingga berarti : terbelahnya/
terpisahnya antara emosi dan pikiran/intelektual

people with schizophrenia are split off from reality and can’t
distinguish what is real from what is not real

Merupakan penyakit psikiatrik kronik pada pikiran


manusiadengan variasi penyebab dan perjalanan penyakit
yang amat bervariasi, mempengaruhi tingkah laku, emosi
dan komunikasi seseorang sehingga mengganggu
hubungan antarpersonal dan kemampuan untuk menjalani
kehidupan sosial
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI SKIZOPRENIA MELIBATKAN SYSTEM
DOPAMINERGIK DAN SEROTONERGIK (MORE
RECENTLY : GLUTAMAT)
HIPOTESIS/TEORI TENTANG PATOFISIOLOGI
SKIZOPRENIA :

1. PADA PASIEN SKIZOPRENIA TERJADI


HIPERAKTIVITAS SISTEM DOPAMINERGIK
2. HIPERDOPAMINERGIA PADA SISTEM MESOLIMBIK
BERKAITAN DENGAN GEJALA POSITIF
3. HIPODOPAMINERGIA PADA SISTEM MESOCORTIS
DAN NIGROSTRIATAL  BERTANGGUNGJAWAB THD
GEJALA NEGATIF DAN GEJALA EKSTRAPIRAMIDAL
4. PENURUNAN VOLUME OTAK, TERUTAMA BAGIAN
TEMPORAL (TERMASUK MEDIOTEMPPORAL)
1. Jalur nigrostriatal: dari substantia
JALUR DOPAMINERGIK nigra ke basal ganglia
mempengaruhi fungsi gerakan, EPS
SARAF 2. jalur mesolimbik : dari tegmental
area menuju ke sistem limbik
mempengaruhi memori, sikap,
kesadaran, proses stimulus
3. jalur mesocortical : dari tegmental
area menuju ke frontal cortex
mempengaruhi kognisi, fungsi
sosial, komunikasi, respons
terhadap stress
4. jalur tuberoinfendibular: dari
hipotalamus ke kelenjar pituitary
mempengaruhipelepasan prolaktin
MANIFESTASI
KLINIS
KLASIFIKASI
TIPE PARANOID
Ada delusi dan halusinasi
gangguan afektif
Perilaku tidak beraturan
dorongan pembicaraan
TIPE HEBEFRENIK

Tingkah laku tidak beraturan


Bicara tidak teratur
Gangguan berpikir dan perasaan yang datar terjadi
bersama-sama
TIPE KATATONIK

Individu tidak bergerak


Gelisah
Gerakan yang tidak ada tujuannya
TIPE
UNDIFFERENTIATED
Ada gejala psikotik(halusinasi dan
waham)
Bersifat katatonik
adanya reiko perilaku kekerasan

TIPE RESIDUAL
Perilaku eksentrik
Menarik diri
ANXIETY
Anxietas (gangguan kecemasan) : salah satu
gangguan jiwa non psikologis, berupa suatu
perasaan ketakutan dengan karakter
symptom fisik berupa palpitasi, berkeringat
dan stress.

Kecemasan yang terjadi berupa kecemasan


yang berlebihan, menetap dalam waktu
lama, tidak beralasan dan tidak sesuai
dengan realita
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak
aman dan kekawatiran yang timbul karena
dirasakan terjadi sesuatu yang tidak
menyenangkan tetapi sumbernya sebagian
besar tidak diketahui dan berasal dari
dalam

•Kecemasan dapat didefininisikan suatu


keadaan perasaan keprihatinan, rasa
gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari
kenyataan atau persepsi ancaman sumber
aktual yang tidak diketahui atau dikenal
TINGKATAN ANSIETAS
"We need to
understand what
happens to us inside"

Beberapa teori membagi kecemasan


menjadi empat tingkatan:

· Kecemasan Ringan
· Kecemasan sedang
· Kecemasan berat
· Panik
Kecemasan Ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan


akan peristiwa kehidupan sehari-hari dan menyebabkan
seseorang menjadi waspada dan persepsi meningkat .
Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan
pertumbuhan dan kreativitas.
Kecemasan
Sedang

•Pada tingkat ini bidang persepsi lingkungan menurun.


Dan setiap Individu lebih fokus terhadap malah penting
pada saat itu dan mengesampingkan hal-hal lain.
Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif
namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
Kecemasan Berat

PADA TAHAP INI INDIVIDU CENDERUNG


MEMIKIRKAN SESUATU YANG SANGAT KECIL DAN
MEMBESAR BESARKANYA DAN MENGABAIKAN HAL-
HAL LAIN. INDIVIDU TIDAK MAMPU BERPIKIR
REALISTIS DAN MEMBUTUHKAN BANYAK ARAH.
ORANG TERSEBUT MEMERLUKAN BANYAK
PENGARAHAN UNTUK DAPAT MEMUSATKAN PADA
SUATU MASALAH LAIN
PANIK

Pada tahap ini terjadi persepsi yang sangat sempit , sehingga


individu tidak bisa lagi mengendalikan diri dan tidak bisa berbuat
apa-apa, meskipun diberi pengarahan. Dalam keadaan panik,
aktivitas motorik meningkat, penurunan kemampuan untuk
berinteraksi dengan orang lain tidak ada dan hilangnya pemikiran
yang rasional.
KLASIFIKASI
General Anxiety Disorder(GAD)
Kecemasan yang berlebihan sepanjang hari(tidak disebabkan
oleh penyalahgunaan obatatau kondisi medis tertentu), lebih
dari 6 bulan dengan gejala: gelisah, mudah lelah, sulit
berkonsentrasi, mudah tersinggung, tegang otot dan gangguan
tidur, akan menguras energi dan meletihkan fisik dan mental

Penyebab tidak spesifik, umumnya cemas dengan kehidupan,


omongan oranglain, karena tagihan/hutang, telepon tidak
diangkat, dll dan kecemasan ini berlangsung lama.

Perempuan 2 kali lebih beresiko mengalami GAD


Gejala anxiety rata-rata mulai terlihat pada usia 21 tahun,
berlangsung kronis dengan perburukan dan atau kekambuhan
Panic Disorder (PD)
Serangan panik berulang (pada kondisi tertentu) tanpa penyebab
yang nyata
lebih banyak dialami oleh wanita remaja-dewasa dibanding laki-
laki
Gejala (Psikis): perubahan kepribadian, merasa ini “mimpi”/”tidak
nyata” beberapa penderita terlihat seperti orang gila

Gejala Fisik: gangguan pencernaan, kekakuan otot, dingin,


pusing, tercekik, wajah merah, berdebar-debar, mual
muntah,nafas pendek, keringat dingin dan gemetar.

Simptom meningkat dalam 10 menit dan mampu bertahan hingga


20-30 menit

Pasien umumnya akan takut berada di “keramaian” dan


menghindari situasi khusus, seperti di daerah ketinggian atau di
jembatan penyebrangan
Social Anxiety Disorder (SAD)

Gangguan psikis kronis, ditandai dengan


1 kecemasan/ketakutan terhadap satu/lebih situasi
sosial, ex: takut “haters”, ditolak komunitas tertentu,
dibully
Gejala psikis: merasa terhina, dikecilkan,
2
dipermalukan

Gejala fisik: gangguan pencernaan, diare,


3
muka merah, berdebar-debar, mual muntah,
keringat dingin dan gemetar

Mengakibatkan gangguan fungsi


4
sosial/ekonomi
ETIOLOGI
"We need to
Faktor organ biologi

ketidakseimbangan zat kimia pada otak (neurotransmitter)


yang disebabkan karena kurangnya oksigen.
Tiga neurotransmiter utama yang berhubungan dengan learn to manage
ansietas adalah norepineprin, serotonin dan gamma-
aminobutyric acid (GABA).
our emotions"
Faktor psikoedukatif

faktor-faktor psikologi yang berpengaruh terhadap perkembangan


kepribadian seseorang, baik hal yang menentramkan,
menyenangkan dan menyedihkan.
aspek psikologis memandang ansietas adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. ,
maturitas individu, tipe kepribadian dan pendidikan juga
mempengaruhi tingkat ansietas seseorang
Faktor genetik atau yang memiliki serangan
panik dalam keluarga
memiliki sejarah pelecehan fisik atau seksual
semasa kanak-kanak
sikap yang rentan terpengaruh oleh stress
atau emosi negatif
stres berlebihan, misalnya akibat kehilangan
seseorang yang sangat berarti
peristiwa traumatis, seperti kekerasan seksual
atau kecelakaan berat
mengalami perubahan besardi dalam hidup,
seperti memiliki anak lagi tanpa direncanakan
atau dampak perceraian
perubahan atau ketidakseimbangan
neurotransmitter yang berdampak kepada
fungsi otak
merokok atau mengkonsumsi minuman
berkafein secara berlebihan.
ETIOLOGI
PERUBAHAN PADA SSP
PATOFISIOLOGI Perubahan pada SSP yang terkait dengan gangguan kecemasan
meliputi:
Recovery from a mental illness is impossible. Perubahan pada sistem limbik, yang berperan dalam regulasi
Hiperaktivitas pada bagian amigdala yang menyebabkan emosi.
Perubahan pada amigdala, yang berperan dalam pemrosesan
respons berlebihan terhadap rangsangan yang dianggap
emosi negatif, seperti ketakutan dan kecemasan.
sebagai ancaman.
Perubahan pada hipokampus, yang berperan dalam memori
adanya gangguan di bagian korteks prefrontal yan dan pembelajaran.
bertugas dalam memproses informasi terkait ancaman
yang dideteksi oleh amigdala
PERUBAHAN PADA SSA.
Faktor genetik meningkatkan kerentanan seseorang
untuk mengalami gangguan kecemasan. Perubahan pada SSA yang terkait dengan gangguan kecemasan
meliputi:
Faktor lingkungan, seperti peristiwa traumatis, dapat
Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, yang menyebabkan
memicu terjadinya gangguan kecemasan pada orang yang gejala-gejala fisik kecemasan, seperti jantung berdebar, keringat
memiliki kerentanan genetik. dingin, dan tremor.
Perubahan pada SSP dan SSA menyebabkan gejala-gejala Penurunan aktivitas sistem saraf parasimpatis, yang
fisik dan psikologis kecemasan. menyebabkan gejala-gejala psikologis kecemasan, seperti
perasaan gelisah, cemas, dan sulit berkonsentrasi.
MANIFESTASI KLINIK

RESPON FISIK
Kardiovaskular : palpitasi, jantung
bedebar, tekanan darah meningkat,
denyut nadi cepat
Pernafasan : napas cepat, napas
pendek, tekanan pada dada, napas
dangkal, pembengkakan pada
tenggorokan, terengah engah
RESPON FISIK
Neuromuskular: refleks
meningkat, insomnia, tremor,
gelisah, wajah tegang, kelemahan
umum, kaki goyah, gerakan yang
janggal
Gastrointestinal : anoreksia,
diare/konstipasi, mual, rasa tidak
nyaman pada abdomen
Traktur urinarius : sering
berkemih dan tidak dapat
menahan kencing
Kulit : wajah kemerahan,
berkeringat, gatal, rasa panas
pada kulit
RESPON KOGNITIF
Lapang persepsi menyempit, kesulitas
konsentrasi terutama saat menghadapi
ancaman, berfokus pada apa yang
menjadi perhatiannya

RESPON PERILAKU
Gerakan tersentak-sentak, bicara
berlebihan dan cepat, perasaan tidak
aman
RESPON EMOSI
Menyesal, iritabel, kesedihan
mendalam, takut, gugup, sukacita
berlebihan, ketidakberdayaan
meningkat secara menetap,
ketidakpastian, kekhawatiran
meningkat, fokus pada diri sendiri,
perasaan tidak adekuat, ketakutan,
distressed, khawatir, prihatin
Mental Health is not
everything, BUT
without mental health,
everything is nothing

Thank you For your attention!

Anda mungkin juga menyukai