11
RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIS
Respon Adaptif Respon Maladaptif
2. Neurobiologik :
Lesi pada area frontal, temporal dan limbik
merupakan bagian yang paling berhubungan
dengan perilaku psikotik.
Sistem limbik pada lobus temporal berakibat
langsung terutama pada gejala positif
Skizofrenia yang salah satunya adalah
halusinasi.
15
Faktor Predisposisi…
3. Neurotransmiter
Psikologis
Karakter yang salah dari keluarga atau individu.
(Ibu yang cemas, terlalu melindungi, atau
suasana yang dingin dan tanpa perasaan; ayah
yang jauh atau bersifat menguasai. Komunikasi
dalam dua pesan dapat mengakibatkan double
bind yang berakibat individu berkembang ke
arah skizofrenia 17
Faktor Predisposisi…
Sosiokultural
Keadaan stres yang menumpuk dapat
menunjang terjadinya gangguan
psikotik walaupun bukan merupakan
penyebab utama.
18
STRESOR PRESIPITASI
Biologis
Stresor biologis yang berhubungan dengan respon
neurobiologik yang maladaptif adalah:
Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang
mengatur proses informasi
Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk
dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi rangsangan. 19
STRESOR PRESIPITASI…
Pemicu Gejala
Pemicu gejala yang biasanya terdapat pada respon
neurobiologik yang maladaptif berhubungan dengan
kesehatan, lingkungan, sikap dan perilaku individu.
Kesehatan: gizi buruk, kurang tidur, infeksi, dll.
Lingkungan: kemiskinan, lingkungan yang penuh kritik,
masalah perumahan, dll.
Sikap/ perilaku: konsep diri rendah, perilaku agresif, dll.
20
MEKANISME KOPING
Regresi
Proyeksi
Menarik diri
21
Halusinasi
• Distorsi persepsi yang muncul dari berbagai
indera (Stuart & Laraia, 2005)
• Halusinasi merupakan persepsi sensoris yang
palsu yang tidak disertai dengan stimuli
eksternal yang nyata; mungkin terdapat atau
tidak terdapat interpretasi waham tentang
pengalaman halusinasi (Kaplan&Sadock, 1997).
• Halusinasi dapat melibatkan panca indera dan
sensasi tubuh (Videbeck, 2008) 22
Jenis Halusinasi
• Halusinasi pendengaran
• Halusinasi penglihatan
• Halusinasi penghidu
• Halusinasi pengecapan
• Halusinasi perabaan
• Halusinasi kenestetik
• Halusinasi kinestetik 23
Tahap Intensitas Halusinasi
Tahap 1:
Menenangkan, ansietas tingkat sedang.
• Pengalaman halusinasi menunjukkan emosi
seperti ansietas, kesepian, merasa bersalah,
takut dan mencoba memfokuskan pada
penenangan pikiran untuk mengurangi ansietas.
• Individu mengetahui bahwa pikiran dan
pengalaman sensorinya dapat dikontrol jika
ansietasnya dapat diatasi. 24
Tahap Intensitas Halusinasi…
Tahap 2:
Menyalahkan, ansietas tingkat berat.
• Pengalaman sensori bersifat menjijikkan dan
menakutkan. Individu yang mengalami halusinasi mulai
merasa kehilangan kontrol dan mungkin berusaha untuk
menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersepsikan.
• Individu tersebut mungkin merasa malu terhadap
pengalaman sensorinya dan menarik diri dari orang lain.
Kondisi ini masih memungkinkan untuk mengembalikan
individu ke dunia realitas. 25
Tahap Intensitas Halusinasi…
Tahap 3:
Mengendalikan, ansietas tingkat berat.
• Individu yang mengalami halusinasi menyerah
untuk mencoba melawan pengalaman
halusinasinya dan membiarkan halusinasi
menguasai dirinya.
• Isi halusinasi dapat berupa permohonan. Individu
mungkin mengalami kesepian jika pengalaman
sensorinya berakhir. 26
Tahap Intensitas Halusinasi…
Tahap: 4
Menakutkan, ansietas tingkat panik.
Pengalaman sensori mungkin menjadi
menakutkan jika individu tidak mengikuti
perintah.
Halusinasi dapat berlangsung beberapa jam
atau beberapa hari jika tidak ada intervensi
terapeutik.
27
JENIS KARAKTERISTIK
HALUSINASI
Pendengaran Mendengar suara-suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk
kebisingan yang kurang jelas, atau kata-kata yang jelas berbicara tentang pasien,
sampai ke percakapan lengkap antara dua orang atau lebih tentang individu yang
mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar adalah klien mendengar perkataan
bahwa klien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang-kadang melakukan hal yang
membahayakan.
Penglihatan Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar karton,
bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bisa menyenangkan atau
menakutkan seperti melihat monster.
Penghidu Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, atau feses; umumnya bau-
bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibat stroke, tumor,
kejang atau demensia.
Pengecapan Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
Perabaan Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa tersetrum
listrik yang datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.
28
JENIS KARAKTERISTIK
HALUSINASI
Kenestetik Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan
makanan, atau pembentukan urin.
29
JENIS HALUSINASI DATA OBYEKTIF DATA SUBYEKTIF
Halusinasi • Bicara atau tertawa sendiri. Mendengar suara-suara atau
• Marah-marah tanpa sebab. kegaduhan, suara yang mengajak
Pendengaran
• Menyedengkan telinga ke arah bercakap-cakap, suara menyuruh
melakukan sesuatu yang berbahaya.
tertentu.
• Menutup telinga.
Pengkajian
7 diagnosis
Gejala teratasi
gangguan
Kemampuan pasien Diagnosis
Kemampuan kelg Evaluasi Keperawatan • Tindakan
generalis
dan
spesialis
• Tindakan
individu,
Rencana
keluarga
Implementasi Tindakan
dan
Keperawatan
kelompok
Isi halusinasi:
• Mendengar atau melihat apa?
• Apa yang dikatakan suara yang didengar?
Waktu terjadinya halusinasi:
• Kapan halusinasi terjadi?
Pengkajian
Frekuensi halusinasi:
• Seberapa sering halusinasi muncul?
• Berapa kali dalam sehari?
Situasi pencetus:
Dalam situasi seperti apa halusinasi muncul?
Respon terhadap halusinasi:
• Bagaimana perasaan pasien jika ada halusinasi?
• Apa yang dilakukan jika halusinasi muncul? 32
Pengkajian
Halusinasi :
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidu
Jelaskan
Isi halusinasi : …………………………………………………………….
Waktu terjadinya: ………………………………………………………….
Frekuensi halusinasi: ………………………………………………………
Situasi munculnya : ……………………………………………………….
Respon pasien: ………………………………………
Isolasi Sosial
34
Diagnosis Keperawatan
Gangguan sensori persepsi: halusinasi
(dengar/ lihat/ penciuman/ perabaan/
pengecapan)
35
Diagnosis Medis Terkait
Skizofrenia
Psikotik Lainnya
Penyalahgunaan zat
36
TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Klien:
• Klien dapat membina hubungan saling percaya
• Klien dapat mengenal halusinasinya
• Klien dapat mengontrol halusinasi
• Klien dapat memberdayakan keluarga untuk
mengatasi masalahnya
Keluarga:
Keluarga dapat merawat klien di rumah 37
TINDAKAN KEPERAWATAN
38
Membina Hubungan Saling Percaya
Ucapkan salam
Perkenalan diri pada klien
Buat kontrak asuhan yang jelas
Dengarkan ungkapan klien dengan empati
– Dengar keluhan
– Tidak membantah atau mendukung halusinasi
– Segera beri bantuan jika klien membutuhkan
perawat
39
Bantu Mengenal Halusinasi
• Jika klien tidak sedang mengalami halusinasi:
Diskusikan isi, waktu, frekuensi
Diskusikan hal yang menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
• Diskusikan apa yang dilakukan jika halusinasi
timbul
• Diskusikan dampak jika klien menikmati halusinasi
• Diskusikan perasaan klien saat mengalami
halusinasi
40
Melatih Klien Mengontrol Halusinasi
• Identifikasi cara yang dilakukan klien untuk mengontrol
halusinasi
• Diskusikan cara yang digunakan, tanyakan hasilnya.
• Beri pujian atas usaha yang telah dilakukan klien (bila
adaptif).
• Diskusikan cara mengendalikan halusinasi
Menghardik halusinasi
Berbincang dengan orang lain
Mengatur jadual aktivitas
Menggunakan obat secara teratur
41
Menghardik Halusinasi
• Dilakukan saat sedang mengalami
halusinasi.
• Katakan pada diri:
“Saya tak mau dengar/ lihat kamu” atau
“Pergi kamu, saya tidak mau mendengar/
melihat kamu!”
“Stop! Jangan ganggu saya!”
42
Tindakan:
• Jelaskan cara menghardik
• Peragakan cara menghardik
• Minta klien memperagakan ulang
• Masukkan ke dalam jadual kegiatan
harian klien
43
Berbincang dengan Orang Lain
• Dilakukan menjelang halusinasi muncul
(tanda-tanda awal halusinasi)
• Berbicara dengan orang lain ---
memaparkan pada stimulus eksternal.
• Menurunkan fokus perhatian pada
stimulus internal
44
Mengatur Jadual Aktivitas
45
Tindakan:
• Jelaskan pentingnya aktivitas teratur
• Diskusikan aktivitas yang biasa dilakukan
• Latih klien melakukan aktivitas
• Susun jadual aktivitas
• Evaluasi pelaksanaan aktivitas
46
Menggunakan Obat secara Teratur
• Diskusikan pentingnya penggunaan obat.
• Diskusikan akibat bila tidak menggunakan
obat sesuai program
• Diskusikan akibat putus obat
• Diskusikan cara mendapatkan obat
• Diskusikan cara menggunakan obat
47
STRATEGI PELAKSANAAN
(SP)
untuk Pasien dan Keluarga
SP
Penkes Keluarga untuk Merawat
Klien Halusinasi
Buat kontrak
Diskusikan tentang:
Halusinasi
Tanda dan gejala halusinasi
Proses terjadinya
Cara memutus halusinasi
Obat untuk klien
Cara merawat di rumah
Waktu kontrol
49
PENDOKUMENTASIAN
Nama Klien:
No.RM :
Diagnosis Tindakan Keperawatan Evaluasi
Keperawatan
Gangguan sensori Jum’at, 30 September 2011 S: Klien mengatakan telah
persepsi: Pukul 09.00-09.15 melakukan latihan menghardik
Halusinasi SP bercakap-cakap dengan o.l. dan senang belajar cara
pendengaran Menanyakan jadual kegiatan bercakap-cakap untuk mengontrol
latihan menghardik dan jadual halusinasi
minum obat
Mendiskusikan cara O: kontak mata (+), sikap
mengontrol halusinasi kooperatif, klien mau
dengan bercakap-cakap memasukkan latihan ke dalam
dengan orang lain jadual kegiatan
Memasukkan latihan bercakap-
cakap ke dalam jadual 50
PENDOKUMENTASIAN
Diagnosis Tindakan Keperawatan Evaluasi
Keperawatan
A: Klien mengenal cara mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-
cakap
P:
P: Mendiskusikan cara mengontrol
halusinasi yang ketiga, yaitu
dengan melakukan aktivitas
terjadual
K: Menganjurkan klien melakukan
latihan sesuai jadual yang telah
dibuat
Perawat
Crl 51
Akhir kata…..
Keliat, B.A., Akemat. (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC
Keliat, B.A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN - Basic
Course). Jakarta: EGC
Stuart,G.W., Sundeen, S.J. (1998). Buku Saku: Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta: EGC
Stuart,G.W., Laraia, M.T. (2005). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th
edition. Missouri: Mosby