MANAJEMEN BANGSAL
DISUSUN OLEH :
1. Ary Windiyanti(19231003)
2. Ruth E.D.S.Nesi (19231023)
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES TARUMANAGARA
2023
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan berkat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah yang berjudul “Manajemen Bangsal”
Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
“Manajemen Keperawatan”. Disamping itu makalah ini diharapkan dapat
menjadikan sarana pembelajaran serta dapat menambah wawasan dan
pengetahuan.
Disamping itu penulis juga menyadari akan segala kekurangan dan
ketidaksempurnaan, baik dari segi penulisan mupun dari cara penyajiannya.
Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran demi
perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.
Penyusun berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………i
DAFTAR IS…………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………..1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………....3
2.1 Pengertian manajamen bangsal…………………………………………....3
2.2 Pelayanan Ruang Rawat ………………………..3
2.3 Metode pemberi asuhan keperawatan
…………………………………………...3
2.4 Kepala Ruangan Rawat Inap ……………………………………………4
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………4
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………....4
3.2 Saran……………………………………………………………………...4
REFERENSI………………………………………………………………...iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Pembaca dapat mengetahui arti dari manajemen bangsal
2. Pembaca dapat mengetahui pelayanan di ruang rawat inap
3. Pembaca dapat mengetahui peran dan tanggung jawab kepala ruangan
serta tim yang berperan.
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun kriteria umum dan kriteria ruangan di rawat inap antara lain:
1. Kriteria Umum :
Kersedianya akomodasi dan pelayanan setiap hari selama 24jam
secara terus-menerus dan 7 hari seminggu.
Pelayanan harus berorientasi pada pasien (PCC) dan bersifat
komprehensif yang terintegrasi antar disiplin ilmu.
Pelayanan harus mengacu pada Panduan Praktik Klinik (PPK),
panduan asuhan keperawatan (PAK), clinical pathway (CP), dan SPO
terkait.
Pelayanan harus sesuai dengan standar pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI), mutu dan keselamatan pasien
Tersedianya Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) yang
terinformasi pada pasien-keluarga yang ditangani untuk setiap pasien
rawat inap
Pelayanan rawat inap harus dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang
sesuai dengan kompetensinya
Dalam memberikan pelayanan rawat inap, RS harus menjaga privasi
dan kerahasiaan informasi pasien
Pelayanan rawat inap didukung oleh pelayanan penunjang medik
maupun nonmedik yang tersedia 24jam
Pelayanan rawat inap diberikan kepada pasien sesuai Indikasi medis
rawat inap dan kebutuhan lainnya
2. Kriteria Ruangan
Suhu ruangan 24±2 ºC
Kelembaban ruangan 55±5%
Pencahayaan 250 lux untuk penerangan dan50 lux untuk tidur
Jarak antar tepi tempat tidur minimal 1,5 meter
Ruang perawatan memiliki 6 –12 kali pergantian udara per jam
Tirai antar TT yang berbahan non porosif dan mudah di
dekontaminasI, rel tirai harus dibenamkan/ menempel di plafon
Dua kotak kontak listrik di setiap tempat tidur dan tidak ada
percabangan/sambungan langsung tanpa pengamanan arus.
Outlet oksigen di setiap tempat tidur
Bukaan jendela yang aman untuk kebutuhan pencahayaan dan
ventilasi alami
Nurse call di setiap tempat tidur yang terhubung ke pos perawat(nurse
station)
Kamar mandi yang mengikuti persyaratan aksesibilitas.
Letak ruang rawat inap harus di lokasi yang tenang, aman, dan
nyaman.
Ruang rawat inap harus memiliki akses yang mudah ke ruang
penunjang pelayanan lainnya.
Ruangan perawatan pasien di ruang rawat inap harus dipisahkan
berdasarkan jenis kelamin, usia, dan jenis penyakit.
c. Standar Kelas Rawat Inap Di Rumah Sakit
1. Konsep Kelas Standar
Kebutuhan standar minimal sarana prasarana dan alat
kesehatan yang harus terpenuhi disetiap ruang rawat inap
Memenuhi standar PPI dan keselamatan pasien
SDM sesuai dengan ratio kebutuhan (ratio perawat: pasien
sesuai dengan jenis pelayanan rawat inap.
2. Akses dan mutu sesuai standar pelayanan
Tantangan pelayanan Kesehatan
Jangkauan Pelayanan Kesehatan belum merata terutama di
daerah DTPK
Mutu pelayanan kesehatan
Kelas RS tidak menggambarkan kompetensi yang
sebenarnyaJenis pelayan Rawat Inap
Era UHC, Globalisasi, Disrupsi , era pandemi Covid 19
3. Jenis Pelayanan Rawat Inap
a. Usia pasien
Rawat inap anak: neonatus, (0-1 bulan),anak ( 1-18
tahun) termasuk remaja.
Rawat inap dewasa
b. Jenis Penyakit
Kasus infeksi: - pinere dan non pinere
Kasus non infeksi
c. Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
d. Tingkat Keparahan
• rawat inap
• rawat intensif
1. Rawat gabung
2. Perawatan anak usia 1 bulan-18 tahun :
Usia 1 bulan -2 tahun
2 tahun – 6 tahun
6 tahun – 18 tahun
f. Peralatan medis rawat inap
No Nama Alat Jumlah Minimal
7 EKG 1/sesuai/kebutuhan/bangsal
19 Brankar 1/bangsal
21 Nebulyzer 1 set/bangsal
g. Ruang Isolasi
Ruang Isolasi adalah ruangan untuk memisahkan pasien dari pasien
lainnya selama mendapatkan pelayanan medis karena berpenyakit infeksi
yang mudah menular termasuk Penyakit infeksi New Emerging dan Re
Emerging (PINERE) atau memiliki kondisi yang mudah tertular.
Adapun Kriteria dari ruangan isolasi antara lain:
1. Desain dan konstruksi bangunan harus mencerminkan kaidah PPI
(Penfegahan dan Pengendalian Infeksi)
2. Tersedia fasilitas kebersihan tangan (wastafel dan/atau kebersihan
tangan berbasis alkohol) disetiap TT
3. Seluruh kamar isolasi memiliki pertukaran udara minimal 12ACH.
4. Pada masa pandemi COVID-19, WHO dan CDC menyarankan
minimal 25ACH. diruang isolasi tempat melakukan tindakan memicu
aerosol.
5. Idealnya Semua ruang isolasi memiliki anteroom dengan tujuan temp
at memakai dan melepas APD agar tidak mengkontaminasi
lingkungan diluar kamar isolasi. Bila tidak memiliki anteroom
pastikan saat melepas APD tidak mencemari lingkungan.
6. Restriksi pengunjung, harus seizin petugas dan menggunakan APD
yang sesuai.
7. Persediaan APD dan linen disiapkan diluar ruang atau area isolasi
(mis. di ruang ganti).
Pedoman Rawat inap Ruang Isolasi
Tekanan Udara Standar (Kelas S) Tekanan Negatif (Kelas Tekanan Positif (Kelas
N) P)
Untuk merawat pasien infeksi untuk pasien yang untuk melindungi
dengan transmisi kontak membutuhkan isolasi pasien dari transmisi
dan/atau droplet dengan sistem airborne. ketentuan: penularan infeksi pada
cohorting (disatukan pasien • Anteroom yang perawatan pasien non
dengan infeksi yang sama). beroperasi sebagai infeksi dengan imunitas
Kriteria ruangan ini adalah: airlock menurun. contohnya
h. Ruang ICU
Ruang Perawatan Intensif (Intensive Care Unit=ICU) adalah bagian dari
bangunan rumah sakit dengan kategori pelayanan kritis, selain instalasi
bedah dan instalasi gawat darurat (Depkes RI 2012). Pelayanan
kesehatan kritis diberikan kepada pasien yang sedang mengalami
keadaan penyakit yang kritis selama masa kedaruratan medis dan masa
krisis. Pelayanan intensif adalah pelayanan spesialis untuk pasien yang
sedang mengalami keadaan yang mengancam jiwanya dan membutuhkan
pelayanan yang komprehensif dan pemantauan terus-menerus. Pelayanan
kritis atau intensif biasanya dilakukan pada Intensive Care Unit atau
ICU, untuk anak-anak biasanya disebut Paediatric Intensive Care Unit
atau PICU (Murti 2009).
Adapun pasien yang layak dirawat di ICU antara lain (Kemenkes RI, 2011):
1. Pasien yang memerlukan intervensi media segera oleh tim Interview care
2. Pasien yang memerlukan pengelolaan fungsi system organ tubuh secara
terkoordinasi dan berkelanjutan sehingga dapat dilakukan pengawasan
yang konstan terus menerus dan metode terapi titrasi
3. Pasien sakit kritis yang memerlukan pemantauan kontinyu dan tindakan
segera untuk mencegah timbulnya dekompensasi fisiologis.
Perawat ICU
Seorang perawat yang bertugas di ICU melaksanakan tiga tugas utama yaitu:
life support
memonitor keadaan pasien dan perubahan keadaan akibat pengobatan
mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Akses dan Mutu
Tantangan Pelayanan Kesehatan
Jangkauan Pelayanan Kesehatan belum merata terutama di
daerah DTPK
Mutu pelayanan kesehatan
Kelas RS tidak menggambarkan kompetensi yang
sebenarnya
Era UHC, Globalisasi, Disrupsi , era pandemi Covid 19
Konsep Kelas Standar
• Kebutuhan standar minimal sarana prasarana dan alat
kesehatan yang harus terpenuhi disetiap ruang rawat inap
Memenuhi standar PPI dan keselamatan pasien
SDM sesuai dengan ratio kebutuhan (ratio perawat: pasien
sesuai dengan jenis pelayanan rawat inap
Akses dan mutu sesuai standar pelayanan
Jenis pelayan Rawat Inap
i. Usia pasien
Rawat inap anak: neonatus, (0-1 bulan),anak ( 1-18
tahun) termasuk remaja.
Rawat inap dewasa
j. Jenis Penyakit
Kasus infeksi: - pinere dan non pinere
Kasus non infeksi
k. Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
l. Tingkat Keparahan
Rawat Inap
Rawat Intensif
2.3 Metode Pemberi Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan (Askep) adalah proses interaksi perawat dengan klien dan
lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien
dalam merawat dirinya. Keberhasilan askep pada pasien sangat ditentukan oleh
pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional.
Metode Pemberian Asuhan Keperawatan menurut Grant & Massey
(1997) dan Marquis& Huston (1998):
Fungsional: perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan
jadwal kegiatan yang ada. Metode ini digunakan sebagai pilihan terbatasnya
jumlah dan kemampuan perawat, sehingga setiap perawat hanya mampu
menjalankan 1-2 jenis tindakan/intervensi kepada semua pasien yang
dirawat.
Kasus: Metode ini umumnya dijalankan di ruang perawatan seperti intesif
dan isolasi. Easio perawat 1:1, dimana perawat bertanggung jawab
melakukan asuhan dan observasi pasien tertentu. Pasien akan dirawat oleh
perawat yang berbeda untuk setiap shif dan tidak ada jaminan pasien akan
dirawat oleh perawat yang sama hari berikutnya.
TIM : Metode ini menggunakan tim terdiri atas anggota perawat yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien 6-7 perawat professional dan pelaksana akan bekerja dalam satu tim
yang saling membantu dan akan dipimpin satu orang sebagai ketua tim
(KATIM).
Primer : Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan
keperawatan dari pengkajian kondisi pasien untuk mengorinasi asuhan
keperawatan. Rasio 1:1 (perawat : pasien ) perawat bertanggung jawab
penuh 24 jam terhadap asuhan keperawatan. Metode ini ditandai dengan
adanya keterkaitan antara pasien dan perawat yang bertugas untuk
merncanakan, melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien
dirawat.
Metode Pemberian Asuhan Keperawatan TIM-PRIMER
(Sitorus,2002)
Model pemberi asuhan keperawatan Tim dan Primer digunakan secara
kombinasi dari kedua system tersebut . model ini juga dapat digunakan
jika antara lain:
1. Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat
primer tidak harus mempunyai latar belakang pendidikan Ners.
2. Kperawatan tim digunakan secara murn, karena tanggung jawab
asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
3. Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas dan
akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer, karena saat
ini perawat yang ada di RS sebagai besar adalah perawat pelaksana
(Vokasi/D3 Keperawatan).
3.1 Kesimpulan
Manajemen bangsal adalah pengelolaan ruangan atau bangsal sebagai salah satu
unit terkecil pelayanan kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi
perawat untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Sistem pengelolaan
bangsal keperawatan di suatu rumah sakit akan berdampak terhadap kualitas
pelayanan dan kualitas kinerja yang diberikan kepada pasien.
3.2 Saran
Sasaran makalah ini dituju pada pembaca untuk mendiskusikan
masalahmasalah profesi yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan
mengenai manajemen bangsal dan membantu penambahan wawasan
pembaca mengenai manajemen bangsal
Daftar Pustaka
ALMIDAWATI, A. (2015). ANALISIS KOMPETENSI DAN KINERJA
KEPALA RUANGAN DALAM MELAKSANAKAN FUNGSI MANAJERIAL
BANGSAL MENURUT PERSPEKTIF PERAWAT PELAKSANA DAN
FAKTOR DETERMINANNYA DI IRNA AMBUN PAGI RSUP Dr M
DJAMIL PADANG (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS ANDALAS).
https://krakataumedika.com/info-media/artikel/pelayanan-rawat-inap-rumah-
sakit/amp
https://kissparry.com/2018/12/12/mengenal-alat-alat-ruang-kamar-rawat-
inap-rumah-sakit-dan-kegunaannya/
Nursalam, D. (2014). Manajemen Keperawatan" Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional.
Murwidayati, M. G. (2019). NALISIS FAKTOR TINGKAT KECEMASAN
KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG ICU RST dr
SOEDJONO MAGELANG TAHUN 2019 (Doctoral dissertation, Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Magelang)
Sopacua, E., Poerwani, S. K., Widjiartini, W., Susanti, S., & Guntarlin, S.
(1997). Fungsi Kepala Ruang Rawat Inap sebagai Perawat Pengelola di 8
Rumah Sakit Provinsi Kawasan Timur Indonesia. Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan, 1(1), 20988.