Anda di halaman 1dari 19

Teori-teori Kepemimpinan (1)

Dr. Maria Susila Sumartiningsih,SKp.,MPd., PhD


Target Kita

◆ Pendekatan Karakter
◆ Pendekatan Gaya

◆ Pendekatan Situasional

◆ Pendekatan Kontingensi

◆ Pendekatan Sarana-Tujuan

Tugas Tim: Proposal “Team Project”


Learning outcome
Mahasiswa dapat menjelaskan 4
pendekatan kepemimpinan yang:
◆ 1. berpusat pada figur pemimpin (karakter
dan gaya)
◆ 2. memperhitungkan situasi dan tujuan
(situasional, kontingensi dan sarana-
tujuan).
Mengapa seorang
Memimpin yang Lain?
◆ Jawaban atas pertanyaan itu merupakan
aneka pendekatan atas kepmimpinan, yaitu:
◆ 1. Karena karakternya dipandang cocok untuk
memimpin (trait approach)
◆ 2. Karena menguasai gaya tertentu (style
approach)
◆ 3. Karena mampu membaca situasi
pengikutnya (situational approach)
Lanjutan…
◆ 4. Karena mampu memotivasi orang lain
untuk mencapai tujuan bersama (path goal
theory)
◆ 5. Karena pola asuh dalam keluarga yang
menempa watak dan kecondongannya
(gender and psychodynamic approach)
◆ 6. Karena mampu menggerakkan perubahan
(transformational leadership)
◆ 7. Karena mampu bertransaksi dengan orang
lain (transactional leadership)
Psikologi Karakter Gaya

Jender
Pemimpin

Situasi Tujuan

Pengikut

Perubahan
1. Trait Approach
◆ Menurut pendekatan ini (disebut juga Great
Man Theory) kemampuan memimpin itu
bukan hasil belajar, melainkan merupakan
bakat seseorang yang dibawa sejak lahir.
Leaders are born, they are not made. Karena
itu ada karakter-karakter tertentu yang cocok
untuk kepemmpinan dan ada yang tidak.
◆ Pendekatan ini paling klasik dan menjadi
anggapan umum (mis: kebutuhan akan Orang
Kuat dalam masyarakat Indonesia).
Cara Kerjanya
◆ Trait approach mempelajari biografi tokoh-
tokoh besar atau kisah-kisah sukses seorang
pemimpin untuk menemukan karakter-
karakter mereka.
◆ Dari studi komparatif (Stogdill, Mann,
DeVader, Kirkpatrick dst.) ditemukan 5
karakter pokok pemimpin ideal, yaitu: (1)
kecerdasan;(2) keyakinan-diri;(3)
ketegasan;(4)integritas;(5)sosiabilitas
2. Style Approach
◆ Sementara trait approach memusatkan
diri pada kepribadian pemimpin, style
approach berfokus pada prilaku
pemimpin.
◆ Jika kepemimpinan itu suatu ‘gaya’, ia
dapat dipelajari/dilatih (seperti berbagai
gaya renang). Pemimpin juga dapat
mengubah gayanya.
Cara Kerjanya
◆ Gaya tergantng pada apakah seseorang
‘task-oriented’ atau ‘people-oriented’:
◆ 1. Authority-compliance
management: sangat ‘task-oriented’,
tapi tanpa ‘people-oriented’.
◆ 2. Country Club management: sangat
‘people-oriented’, tapi tanpa ‘task-
oriented’.
Lanjutan…
◆ 3. Team management: sangat ‘task-oriented’
sekaligus sangat ‘people-oriented’.
◆ 4. Impoverished Management: tanpa ‘task-oriented’
dan tanpa ‘people-oriented’. Disebut juga laissez-
faire.
◆ 5. Middle of the road management: agak ‘taks-
oriented’ dan agak ‘people-oriented’.
◆ 6. Paternalism: entah sangat ‘task-oriented’ atau
sangat ‘people-oriented’ (1 atau 2).
◆ 7. Opportunism: memakai segala gaya untuk
kepentingan pribadi.
3. Situational Approach

◆ Menurut pendekatan ini, situasi yang


berbeda-beda menuntut gaya
kepemimpinan yang berbeda-beda pula.
◆ Yang dimaksud dengan situasi di sini
adalah situasi pengikut yang mencakup
2 hal: (1) komitmen dan (2) kompetensi
mereka.
Cara Kerjanya
Ada 4 gaya yang harus dipilih untuk
merespons 4 macam situasui:
◆ 1. Jika pengikut berkomitmen tinggi tapi
berkompetensi rendah, pemimpin harus
bergaya direktive.
◆ 2. Jika pengikut agak berkompetensi
tapi berkomitmen rendah, pemimpin
harus bergaya coaching.
Lanjutan…
◆ 3. Jika pengikut berkompetensi sedang
sampai tinggi, namun kurang
berkomitmen, pemimpin harus bergaya
supportive.
◆ 4. Jika pengikut berkompetensi tinggi
dan berkomitmen tinggi, pemimpin
harus mngambil gaya delegative.
Lanjutan…
◆ Menurut situational approach, kepemimpinan
adalah suat dinamika perkembangan interaksi
antara pemimpin dan para pengikutnya.
◆ Keberhasilan kepemimpinan akan sangat
ditentukan oleh kemampuan seorang
pemimpin untuk mengembangkan kompetensi
dan komitmen para pengikutnya sehingga
gaya yang dipakai akan berkembang dari
directive melalui coaching dan supportive
menuju ke delegative.
3. ContingencyTheory
◆ Contingency theory merinci lebih jauh
pendekatan situasional. Konsep ‘situasi’
dirinci sebagai: (1) relasi pemimpin-
pengikut;(2) struktur tugas; (3) posisi
kekuasaan.
◆ Keadaan pengikut ‘diukur’ dengan LPC (least
preferred Coworkers), yakni suatu kuesioner
untuk mengetahui seberapa mampu seorang
pemimpin bekerjasama dengan pengikut yang
paling sulit (orang sulit).
Cara Kerjanya
◆ Pendekatan ini memainkan 4 faktor
secara interaktif:
◆ 1. Relasi pemmpin-pengikut (baik atau
buruk?)
◆ 2. Struktur tugas (rinci atau umum)

◆ 3. Posisi kekuasaan (kuat atau lemah)

◆ 4. LPC (tinggi, rendah atau sedang)


4. Path-Goal Theory
◆ Pendekatan ini merupakan
perkembangan lebih jauh dari situational
approach dan contingency theory. Yang
menjadi okus di sini adalah peranan
pemimpin dalam memotivasi para
pengikut untuk meraih tujuan tertentu.
Cara kerjanya…
◆ Seorang pemimpin berperan dalam:
◆ Membantu para pengikut untuk menyingkirkan kendala-kendala
mencapai tujuan, yakni dengan cara:

◆ 1. Merumuskan tujuan
◆ 2. Klarifikasi sarana
◆ 3. Memberi dukungan motivasional

◆ Untuk itu pemimpin mengambil berbagai gaya yang cocok


(directive, supportive, participative atau achivement-oriented
styles).

Anda mungkin juga menyukai