2016/2017 Referensi Daft, Richard. The Leadership Experience. Fourth Edition. Thomson South-Western. 2008. Pendahuluan Contingency means that one thing depends on other things Seorang pemimpin yang efektif >> perlu ada kesesuaian antara perilaku & gaya kepemimpinan dengan kondisi/situasi. Gaya kepemimpinan dalam satu situasi bisa jadi tidak efektif untuk situasi lain. Poinnya: There is no one best way of leadership. Contingency >> means it depends. Lanjutan.. Pendekatan kontingensi (contingency approach) berupaya delineate karakter dari situasi & followers dan mengkaji gaya kepemimpinan yang paling efektif. Perlu ada diagnosa sebuah situasi dan mendorong fleksibilitas berperilaku. Leader Lanjutan Style Traits Behavior Outcomes Position (Perfomance, Satisfaction, Needs etc.) Needs Maturity Maturity Followers Situation Training Training Cohesion Cohesion Lanjutan Dua faktor penting dalam pendekatan kontingensi: Situasi: tugas, struktur, konteks, dan lingkungan menjadi faktor penting bagi gaya kepemimpinan. Keadaan followers: kebutuhan, maturitas, kohesivitas pengikut menjadi variabel determinan bagi penentuan gaya kepemimpinan terbaik. Beberapa Model Kepemimpinan Situasional
1. Model kontingensi >> Model Fiedler dkk.
2. Teori Kepemimpimpinan >> Hersey & Blanchard. 3. Path-goal theory 4. Model VroomJago 5. The substitutes for leadership concept 1. Model Kontingensi Fiedler Ide dasar: sesuaikan gaya pemimpin dengan situasi. Ini pilihan terbaik untuk kesuksesan. Model ini didesain untuk membantu pemimpin mendiagnosa gaya kepemimpinannya & situasi organisasi. Lanjutan Gaya Kepemimpinan Melacak gaya kepemimpinan pemimpin: apakah lebih relationship-oriented atau task- oriented. Situasi 3 elemen situasi kepemimpinan: Relasi pemimpin-anggota Struktur tugas Derajat kekuasaan pemimpin terhadap pengikut Kombinasi dari 3 elemen ini menghasilkan 8 situasi kepemimpinan Lanjutan Karenanya, seorang pemimpin perlu mengetahui 2 hal ketika menggunakan teori kontingensi Fiedler. Pertama, pemimpin perlu tahu apakah ia memiliki gaya kepemimpinan yang lebih berorientasi relasi atau tugas. Kedua, pemimpin perlu mendiagnosa situasi dan menentukan apakah 3 elemen situasi (relasi pemimpin-anggota, struktur tugas, dan posisinya) cukup mendukung atau tidak. Teori Situasional Hersey dan Blanchard
Fokusnya: karakteristik pengikut sebagai elemen
penting situasi, dan konsekuensinya menentukan perilaku yang efektif. Poinnya: subordinat punya tingkat/level kesiapan yang berbeda-beda. Lanjutan Menurut teori situasional, seorang pemimpin dapat menggunakan satu diantara 4 gaya kepemimpinan, berdasarkan pada kombinasi relasi (orientasi pegawai) dan tugas (orientasi pada produksi). Ketepatan gaya kepemimpinan tergantung pada tingkat kesiapan pengikut. 4 gaya pemimpin: telling, selling, participating, dan delegating. PathGoal Theory Menurut teori ini, tanggung jawab pemimpin adalah untuk meningkatkan motivasi subordinat untuk mencapai tujuan individu dan organisasi. Bagaimana? (1) mengklarifikasi The leader increases follower motivation by either (1) clarifying the followers path to the rewards that are available or (2) increasing the rewards that the follower values and desires. Lanjutan Bantu subordinat untuk mengidentifikasi dan mempelajari perilaku yang dapat berujung pada kesuksesan penyelesaian tugas dan imbalan organisasi. Sampaikan kepada subordinat imbalan seperti apa yang dianggap penting bagi mereka? Apakah intrinsik atau ekstrinsik. Lanjutan Teori ini menjadi bagian dari teori kontingensi karena terdiri dari 3 perangkat gaya pemimpin, pengikut & situasi, dan imbalan. Kalau dalam teori Fiedler, asumsinya adalah pemimpin yang baru dapat mengambil alih ketika situasi berubah, maka dalam the path goal theory, pemimpin mengubah perilakunya untuk disesuaikan dengan situasi. Perilaku Pemimpin The pathgoal theory suggests a fourfold classification of leader behaviors. These classifi cations are the types of behavior the leader can adopt and include supportive, directive, achievement-oriented, and participative styles.