Anda di halaman 1dari 13

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN JIWA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa yang
diampu oleh Suyamto Amd., MPH

KELOMPOK 3

1. Desy Listyowati 2520142429


2. Devi Atmasari 2520142431
3. Dinda Indah N H 2520142432
4. Nia Fajar M
5. Puput S
6. Rika Wulandari
7. Riska Destriana
8. Sinta Oktarina
9. Tika Pratiwi 2520142464
10. Wiwit Niken S

YAYASAN AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2016
KATA PENGANTAR
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mutu asuhan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan


dan sering menjadi faktor penentu citra institusi pelayanan di mata masyarakat.
Departemen kesehatan telah menetapkan surat keputusan tentang berlakunya
standar asuhan keperawatan,berfungsi sebagai pedoman bagi perawat dalam
melaksanakan praktek keperawatan. Tingkat pendidikan perawat yang bervariasi,
perbedaan umur dan masa kerja, berpengaruh terhadap persepsi masing-masing
perawat tentang standar asuhan keperawatan.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan


diperlukan alat ukur yaitu standar asuhan keparawatan yang baku dan disyahkan
melalui kesepakatan oleh tenaga perawat. Standar asuhan keperawatan berfungsi
sebagai pedoman tolak ukur dalam praktek pelaksanaan keperawatan, apakah
praktek asuhan keperawatan sudah dilaksanakan sesuai dengan nilai-nilai
professionalisme,etika dan tanggung jawab.

B. Tujuan

Untuk mengetahui standar kompetensi keperawatan jiwa


BAB II

ISI

Standar Praktek Keperawatan Jiwa

1. Standar I : Teori
Perawat menggunakan teori yang tepat sebagai dasar pengambilan
keputusan dalam praktik keperawatan.

Kriteria Proses:

a. Perawat menilai asumsi (landasan berpikir) tentang sifat manusia


b. Perawat memperbaiki keyakinan yang salah
c. Perawat menggunakan teori dan pemikiran kritis untuk merumuskan:
d. Pendapat, anggapan dan asumsi.
e. Menguji hipotesa.

Perawat menggunakan kesimpulan, prinsip, dan secara operasional.


Perawat menerapkan teori yang tepat.

Kriteria Hasil:

Tujuan yang dapat diukur dari tindakan yang relevan untuk pasien
berdasarkan teori.

2. Standar II : Pengkajian
Perawat mengumpulkan data yang menyeluruh, akurat dan sistematis
secara berkesinambungan.

Kriteria Proses:

Teknik pengkajian:

a. Wawancara: auto dan allo anamnesi


b. Observasi
c. Pemeriksaan fisik
Area pengkajian: Identitas demografi pasien, Alasan masuk, Faktor
predisposisi, Konsep diri, Hubungan Sosial, Spiritual, Status mental,
Kebutuhan persiapan pulang, Mekanisme koping, dan Aspek medic

Kriteria Hasil:

a. Pasien berperan dalam proses pengumpulan data.


b. Pasien memahami pentingnya proses pengumpulan data. Jika kondisi
gangguan pasien menghalangi pasien, maka penegasan dilakukan oleh
orang yang penting bagi pasien.
c. Data dasar dianalisa dan dikelompokkan serta dicatat dalam format
yang telah ditetapkan.
3. Standar III: Diagnosis
Perawat menggunakan diagnosis keperawatan untuk menarik
kesimpulan yang didukung oleh data pada pengkajian.

Kriteria Proses:

a. Menganalisa data yang ada sesuai dengan kerangka teori yang dapat
diterima.
b. Mengumpulkan data tambahan atau penunjang jika diperlukan.
c. Perawat mengidentifikasi masalah kesehatan aktual dan risiko.
d. Merumuskan diagnosis keperawatan dengan single statement diagnosis.

Kriteria Hasil:

Diagnosis keperawatan dicatat atau didokumentasikan pada format yang


tersedia.

4. Standar IV : Perencanaan tindakan keperawatan


Perawat membuat rencana asuhan keperawatan dengan tujuan yang
spesifik untuk mengatasi dignosis keperawatan.

Kriteria Proses:

a. Menetapkan prioritas masalah atau diagnosis.


b. Menetapkan tujuan yang realistis dan dapat diukur.
c. Menentukan tindakan sesuai standar yang ada terdiri dari terapi
modalitas keperawatan dan tindakan kolaborasi.
d. Menentukan prioritas tindakan.
e. Memodifikasi rencana sesuai dengan respon pasien.

Kriteria Hasil:

a. Rencana tindakan terdokumentasi dan tersedia untuk ditinjau


kembali.
b. Rencana memperlihatkan perbaikan dan modifikasi sesuai respon
pasien.
5. Standar V : Implementasi
Perawat kesehatan jiwa menerapkan intervensi yang teridentifikasi
dalam rencana asuhan. Tingkat fungsi perawat dan intervensi yang
diimplementasikan tergantung pada undang-undang praktek perawat,
kualifikasi perawat (meliputi pendidikan, pengalaman dan sertifikasi),
tempat pemberian asuhan, dan inisiatif perawat.
a. Standar Va: Konseling

Perawat kesehatan jiwa menggunakan intervensi konseling


untuk membantu pasien meningkatkan atau memulihkan kembali
kemampuan koping sebelumnya, mengembangkan kesehatan jiwa, dan
mencegah penyakit jiwa dan kecacatan.

b. Standar Vb: Terapi Lingkungan

Perawat kesehatan jiwa memberikan, membentuk, dan


mempertahankan lingkungan yang terapeutik bekerja sama dengan
pasien dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.

c. Standar Vc: Aktivitas Perawatan Diri


Perawat kesehatan jiwa menyusun intervensi sekitar aktivitas
keseharian pasien untuk mengembangkan kemampuan perawatan diri
dan kesehatan fisik dan mental.

d. Standar Vd: Intervensi Psikobiologikal

Perawat kesehatan jiwa menggunakan pengetahuan tentang


intervensi psikobiologikal dan mengaplikasikan keterampilan klinis
untuk mengembalikan status kesehatan pasien dan mencegah
terjadinya kecacatan di masa depan.

e. Standar Ve: Pendidikan Kesehatan

Perawat kesehatan jiwa melalui pendidikan kesehatan


membantu pasien mencapai pola hidup yang memuaskan, produktif
dan sehat.

f. Standar Vf: Manajemen Kasus

Perawat kesehatan jiwa memberikan manajemen kasus untuk


mengkoordinir pelayanan kesehatan yang komprehensif dan menjamin
perawatan berkesinambungan

g. Standar Vg: Promosi Kesehatan dan Mempertahankan Kesehatan

Perawat kesehatan jiwa menggunakan strategi dan intervensi


untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dan mencegah
penyakit jiwa

Intervensi Praktek Keperawatan Jiwa Lanjut

Intervensi berikut ini(VH VJ) dapat dilaksanakan hanya oleh


Perawat Spesialis Keperawatan Jiwa

h. Standar Vh: Psikoterapi


Perawat Spesialis Keperawatan Jiwa (SKJ) menggunakan
psikoterapi individu, kelompok, dan keluarga, dan penanganan
terapeutik lainnya untuk membantu pasien mencegah penyakit jiwa
dan disabilitas dan dalam meningkatkan status kesehatan mental dan
kemampuan berfungsi.

i. Standar Vi: Meresepkan Obat Farmakologi

Perawat SKJ menggunakan otoritasnya untuk membuat resep,


prosedur dan penanganan sesuai dengan peraturan perundangan (di
Indonesia belum bias).

j. Standar Vj: Konsultasi

Perawat SKJ memberikan konsultasi untuk meningkatkan


kemampuan perawat lain dalam memberikan pelayanan kepada pasien
dan berdampak perubahan pada system.

6. Standar VI : Evaluasi

Perawat mengevaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan untuk


meninjau kembali data, diagnosis dan rencana keperawatan

Kriteria Proses:

a) Mengidentifikasi respon pasien setelah dilakukan tindakan


keperawatan, baik subjektif maupun objektif.
b) Membuat analisis dengan membandingkan respon pasien setelah
tindakan dengan kriteria evaluasi pada tujuan.
c) Membuat rencana tindak lanjut atau rencana tindakan berikutnya
sesuai analisis terhadap pencapaian tujuan.

Kriteria Hasil:
a) Evaluasi mengacu pada kriteria tujuan pada rencana tindakan
keperawatan.
b) Evaluasi terdokumentasi pada catatan keperawatan.

Standar Kompetensi Keperawatan Jiwa

Beberapa kompetensi penting yang minimal harus dimiliki oleh perawat jiwa :

1) Mampu mengidentifikasi praktik keperawatan jiwa yang aman untuk diri


sendiri, tim kesehatan lain maupun klien
2) Mampu mengidentifikasi tindakan tindakan malpraktik dalam
keperawatan jiwa
3) Mampu menjaga kerahasiaan informasi klien dengan gangguan jiwa
4) Mampu bekerjasama dengan klien dalam proses keperawatan Jiwa
5) Mampu bekerjasama dengan tim kesehatan lain dalam proses
penatalaksanaan klien gangguan jiwa
6) Mampu melakukan konsultasi tentang kondisi klien dengan gangguan jiwa
ke tim kesehatan lain
7) Mampu mempraktikkan akuntabilitas tindakan keperawatan pada klien
gangguan jiwa yang telah dilakukan
8) Mampu menerapkan hubungan interpersonal yang terapeutik dengan klien
gangguan jiwa
9) Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan jiwa
10) Mampu merumuskan diagnosa yang sesuai pada klien gangguan jiwa
sesuai dengan Diagnosa NANDA
11) Mampu merencanakan tindakan keperawatan yang sesuai untuk klien
gangguan jiwa berpedoman pada Nursing Intervention Classification
12) Mampu menerapkan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah
pada klien gangguan jiwa sesuai dengan SOP
13) Mampu mengevaluasi respon klien gangguan jiwa terhadap tindakan
keperawatan yang sudah dilakukan
14) Mampu melakukan Rencana Tindak Lanjut untuk menyelesaikan masalah
klien dengan gangguan jiwa
15) Mampu menganalisa faktor precipitasi dan predisposisi pada klien
gangguan jiwa
16) Mampu berperan dalam managemen krisis pada klien gangguan jiwa
17) Mampu menerapkan hasil penelitian dan riset keperawatan dalam
melakukan tindakan keperawatan jiwa
18) Mampu menerapkan komunikasi efektif dalam semua tatanan pelayanan
kesehatan jiwa
19) Mampu melakukan tindakan yang berhubungan dengan teknologi yang
dibutuhkan dalam proses penatalaksanaan klien gangguan jiwa
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Standar prakrek keperawatan jiwa

1) Standar I : Teori

Perawat menggunakan teori yang tepat sebagai dasar pengambilan


keputusan dalam praktik keperawatan.

2) Standar II : Pengkajian

Perawat mengumpulkan data yang menyeluruh, akurat dan


sistematis secara berkesinambungan.

3) Standar III: Diagnosis

Perawat menggunakan diagnosis keperawatan untuk menarik


kesimpulan yang didukung oleh data pada pengkajian.

4) Standar IV : Perencanaan tindakan keperawatan

Perawat membuat rencana asuhan keperawatan dengan tujuan yang


spesifik untuk mengatasi dignosis keperawatan.

5) Standar V : Implementasi

Perawat kesehatan jiwa menerapkan intervensi yang teridentifikasi


dalam rencana asuhan.

6) Standar VI : Evaluasi
Perawat mengevaluasi respon pasien terhadap tindakan
keperawatan untuk meninjau kembali data, diagnosis dan rencana
keperawatan
Daftar Pustaka

Imron.2009.Standar Kompetensi Keperawatan Jiwa.

in www.imron46.blogspot.com. Last Update 17 Maret 2016

Magelang, Soeroyo.Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa.

in www.scribd.com. Last Update 17 Maret 2016

Webemaster.2009.Standar Praktek Keperawatan Jiwa.

in www.senyumperawat.blogspot.com. Last Update 17 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai