Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA DENGAN
PERNIKAHAN DINI

Kelompok 7
6A Keperawatan
 Dyah Ayu Vindriana (1702012335)
Nikmatus Sholihah (1702012358)
Definisi Keluarga
Departemen Kesehatan RI :
Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller
(Friedman, 1998)
• Tahap I : Pasangan Baru (Keluarga Baru )
• Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama
• Tahap III : Keluarga dengan Anak Pra-Sekolah
• Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah
• Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja
• Tahap VI : Keluarga dengan Anak Dewasa ( Pelepasan)
• Tahap VII : Keluarga Usia Pertengahan
• Tahap VIII : Keluarga Usia Lanjut
Peran Perawat Keluarga
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga
adalah sebagai berikut: (Setiadi,2008)
1. Pendidik
2. Koordinator
3. Pelaksana
4. Pengawas kesehatan
5. Konsultan
6. Kolaburasi
7. Fasilitator
8. Penemu kasus
9. Modifikasi lingkungan
Pernikahan Dini
Pernikahan Usia Muda (Dini) adalah Pernikahan yang dilakukan
oleh remaja di bawah umur (antara 13-18 tahun) yang masih
belum cukup matang baik fisik maupun psikologis, karena berbagai
faktor antara lain faktor ekonomi, sosial, budaya, penafsiran
agama yang salah, pendidikan, dan akibat pergaulan bebas.
Individu yang menikah pada usia muda akan cenderung
bergantung pada orangtua secara finansial maupun emosional.
Pernikahan dini yaitu merupakan intitusi agung untuk mengikat
dua insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan
keluarga
(Lutfiati, 2008)
Faktor Penyebab Pernikahan Dini
1. Sebab dari anak 2. Sebab dari luar anak
a. Faktor pendidikan a. Faktor pemahaman
b. Faktor telah agama
melakukan hubungan b. Faktor ekonomi
biologis c. Faktor adat dan
c. Hamil sebelum budaya
menikah
Dampak Pernikahan Dini

• Dampak biologis  
• Dampak psikologis
• Dampak sosial
• Dampak perilaku seksual menyimpang
• Dampak terhadap suami
• Dampak terhadap anak-anaknya
• Dampak terhadap masing-masing keluarga
Cara Penanganan Pernikahan Dini

1. Pendewasaan usia kehamilan dengan penggunaan kontrasepsi


sehingga kehamilan pada waktu usia reproduksi sehat.
2. Bimbingan psikologis
3. Dukungan keluarga
4. Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan
kesehatan
5. Ikut dalam ekskul
6. Menyibukkan diri dengan belajar
7. Memilih teman sepermainan yang baik
8. Membatasi waktu anak keluar rumah
9. Lingkungan
10.Orangtua lebih akrab dengan anak
Resiko Pernikahan Dini
1. Anak-anak yang di lahirkan oleh ibu remaja mengalami beberapa masalah antara lain:

Perkembangan yang terhambat, premature (berat badan lahir rendah).

2. Ketidakseimbangan besar bayi dengan lebar panggul. Biasanya ini akan menyebabkan

macetnya persalinan. Bila tidak diakhiri dengan operasi Caesar maka keadaan ini akan

menyebabkan kematian ibu maupun janinya.

3. Pasangan yang kurang siap untuk menerima kehamilan cenderung untuk mencoba

melakukan pengguguran kandungan (Aborsi) yang dapat berakibat kematian bagi wanita.

4. Resiko kematian ibu dan janin pada saat persalinan 2-4 kali lebih tinggi dari persalinan

wanita usia 20 sampai 35 tahun.

5. Kurang gizi pada masa kehamilan yang dapat mengakibatkan perkembangan biologois dan

kecerdasan janin terhambat. Bayi lahir dengan berat badan rendah.


Analisis Jurnal

Sampel
DesainPenel Analisa
No. Judul danTeknik Variabel Instrumen Hasil
itian Data
Sampling
1. Efek DID 100.000 Karakteristik Deviasi Transkrip Dari 100.000 perempuan (
dukungan perempuan orang, mean dan secara
kesuburan ( 15-44 ) tunjangan standar manual 15-44 ) 1000 diantaranya
pada anak Sampling : anak, kontrol kontrol dianals is
dalam seleksi statistik tingkat negara, tingkat menggunaka mengalami aborsi
pernikahan deskriptif negara n Braun dan
dini Clarke
(2006) enam
fase analisis
tematik
Kasus
Dilansir dari kompas.com pada senin (4/2/2019), pernikahan
dini terjadi antara An.D (15 tahun) dengan An.DA (11 tahun) di
kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Menurut kedua orang tuanya, mereka mengaku terpaksa menikah
karena untuk mencegah perbuatan zina yang dilarang agama.
Sebab keduanya selalu membangkang saat diingatkan untuk tidak
selalu berduaan. Diketahui D masih duduk di bangku SMP dan
suaminya DA masih tercatat sebagai siswa kelas 5 sekolah dasar.
ASUHAN KEPERAWATAN PERNIKAHAN DINI
• PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA  
a. Data umum
- Usia : 15 tahun
- Pendidikan : SMP
- Pekerjaan : Pelajar
- Alamat : Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan
- Komposisi keluarga

Jenis Kelamin Kead Fisik


N Nama/ Hub
Suku Agama Pend Pekj
L P Sehat Sakit
o Umur Klg

1 Tn. T L Kakek Islam SD Pedagang Sehat

2 Ny. P P Nenek Islam SD IRT Sehat

3 Tn. A L Ayah Islam SD Pedagang Sehat

4 Ny. S P Ibu Islam SD IRT Sehat

An.
5 D P Anak Islam SMP Pelajar Sehat

5
c. Bentuk keluarga
Bentuk extended family yaitu dalam keluarga terdiri dari ayah, ibu, kakek
dan nenek
d. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton
televisi bersama dirumah, rekreasi di luar rumah kadangkadang tidak
pernah dilakukan
e. Data kesehatan lingkungan
-Karakteristik Lingkungan Rumah
Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang yang
baik, dan memiliki sistem penerangan ruang yang baik.
Denah Rumah
f. Struktur keluarga
- Peran
• Formal : Tn. T sebagai kakek, Ny. P sebagai nenek, Tn. A sebagai ayah
Ny. S sebagai ibu, An. DA sebagai suami, An. D sebagai istri
• Informal : An. D membantu suaminya mencari nafkah (berdagang)
- System nilai keyakinan
Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula
dengan kematian dan jodoh. Keluarga percaya bahwa keputusan yang
diambil sudah takdir Allah SWT dan semua ada hikmah.
- Pola komunikasi
Anggota keluarga menggunakan bahasa Kalimantan dan bahasa Indonesia
dalam berkomunikasi sehari-harinya.
- Pemegang kekuasaan utama
Pemegang kekuasaan utama adalah Ayah
- Cara memutuskan masalah
Cara memutuskan musyawarah adalah Musyawarah
g. Fungsi keluarga
• Fungsi afektif
An. D mengatakan hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang
sakit langsung dibawa ke petugas kesehatan atau rumah sakit.
• Fungsi ekonomi
An. D mengatakan keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup,
pakaian untuk anak dan biaya untuk berobat.
• Fungsi reproduksi
An. D mengatakan ingin segera punya keturunan
• Fungsi social
An. D mengatakan setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan
dalam keluarga baik dan selalu mentaati norma yang baik.
• Fungsi perawatan kesehatan keluarga
An. D mengatakan yang memasak dirumah yaitu ibunya penyediaan makanan
selalu dimasak terdiri komposisi, nasi, lauk pauk, dan sayur dengan frekuensi
3 kali sehari dan bila ada anggota keluarga yang sakit keluarga merawat dan
mengantarkan ke rumah sakit atau petugas kesehatan.
h. Stressor dan koping keluarga
• Stressor jangka pendek
An. D mengatakan masih bingung menjadi peran barunya sebagai seorang
istri
• Stressor jangka panjang
An. D mengatakan takut tidak bisa merawat dan memenuhi kebutuhan
suaminya
• Koping keluarga
An. D mengatakan anggota keluarga selalu membantu setiap dia
mengalami kesusahan.
Analisa Data
Data Masalah Keperawatan
Ds : An. D mengatakan tidak Deficit pengetahuan An. D keluarga
mengetahui bahaya dari Tn. A tentang pernikah dini
pernikahan dini
Do : An. D tampak kebingungan
melakukan peran barunya sebagai
istri dan ibu rumah tangga
Ds : An. D mengatakan khawatir Penurunan koping keluarga An. D
tentang respon orang terdekat keluarga Tn. A tentang pernikahan
pada masalah kesehatan dini
Do : terbatasnya komunikasi
orang terdekat dengan klien
• PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
1. Deficit pengetahuan An. D keluarga Tn. A b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
pada pernikahan dini
No KRITERIA SKOR BOBOT NILAI

1. Sifat Masalah : Aktual 3 1

Aktual: 3
Resiko: 2
Sejahtera:1

2. Kemungkinan masalah dapat 1 2

diubah : Sebagian

Mudah: 2
Sebagian: 1
Tidak dapat: 0

3. Potensi masalah untuk dicegah : 3 1

Tinggi

Tinggi: 3
Cukup: 2
Rendah: 1

4. Menonjolnya masalah : Masalah 2 1

berat harus segera ditangani

Masalah berat harus segera

ditangani : 2

Ada masalah tetapi tidak perlu

ditangani : 1

Masalah tidak dirasakan : 0

JUMLAH
2. Penurunan koping keluarga An. D keluarga Tn. A b.d ketidakmampuan keluarga
memutuskan maslah tentang pernikahan dini
No. KRITERIA SKOR BOBOT NILAI

1. Sifat Masalah : Aktual 3 1

Aktual: 3
Resiko: 2
Sejahtera:1

2. Kemungkinan masalah dapat 1 2

diubah : Sebagian

Mudah: 2
Sebagian: 1
Tidak dapat: 0

3. Potensi masalah untuk dicegah : 3 1

Tinggi

Tinggi: 3
Cukup: 2
Rendah: 1

4 Menonjolnya masalah : Masalah 2 1

berat harus segera ditangani

Masalah berat harus segera

ditangani : 2

Ada masalah tetapi tidak perlu

ditangani : 1

Masalah tidak dirasakan : 0

. JUMLAH
• DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Skor

1. Deficit pengetahuan An. D keluarga

Tn. A b.d ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah pada

pernikahan dini

2. Penurunan koping keluarga An. D

keluarga Tn. A b.d

ketidakmampuan keluarga

memutuskan maslah tentang

pernikahan dini
No. Diagnosa Tujuan umum dan khusus Rencana tindakan

1. defisit pengetahuan An. Defisit pengetahuan An. D keluarga Tn. TUK 1 : An. D mampu

D keluatga Tn. A b.d A teratasi dalam 1x24 jam dengan melakukan perilaku sesuai

ketidakmampuan criteria hasil : anjuran

keluarga mengenal 1. An. D mampu melakukan 1. Identifikasi kesiapan

masalah pada perilaku sesuai anjuran dan kemampuan

pernikahan dini. 2. An. D mampu menjelaskan menerima informasi

Ditandai dengan adanya pengetahuan tentang 2. Jelaskan factor resiko

rasa bingung pada klien pernikahan dini yang dapat

dalam peran barunya mempengaruhi

kesehatan pada

pernikahan dini

TUK 2 : An. D mampu

menjelaskan pengetahuan tentang

pernikahan dini

1. Sediakan materi dan

pendidikan kesehatan

2. Berikan kesempatan

untuk bertanya tentang

pernikahan dini
No. Diagnosa Tujuan umum dan khusus Rencana tindakan

2. Penurunan koping Penurunan koping keluarga An. D TUK 1 : menurunnya perilaku

keluarga An. D keluarga Tn. A teratasi dalam 1x24 jam mengabaikan anggota keluarga

keluarga Tn. A b.d dengan criteria hasil : 1. Identifikasi pemahaman

ketidakmampuan 1. Menurunnya perilaku mengabaikan tentang keputusan

keluarga memutuskan anggota keluarga pernikahan dini

maslah tentang 2. Meningkatnya komunikasi antar 2. Fasilitasi pengungkapan

pernikahan dini anggota keluarga perasaan antar anggota

keluarga

TUK 2 : meningkatnya

komunikasi antar anggota

keluarga

1. Identifikasi respon emosional

tentang kondisi saat ini

Dengarkan maslah,

perasaan, dan

pertanyaan keluarga
Dx. TGL/ Implementasi TTD TGL/ Evaluasi TTD

JAM JAM

1. TUK 1 : S : An. D mengatakan

- Mengidentifikasi kesiapan dan sudah mampu

kemampuan menerima melakukan peran

informasi barunya sebagai

- Menjelaskan factor resiko seorang istri

yang dapat mempengaruhi O : An. D tampak

kesehatan pada pernikahan tenang dan sudah

dini tidak kebingungan

TUK 2 : A : masalah teratasi

- Menyediakan materi dan P : intervensi

pendidikan kesehatan dihentikan

- Memberikan kesempatan

untuk bertanya tentang

pernikahan dini
Dx. TGL/ Implementasi TTD TGL/ Evaluasi TTD

JAM JAM

2. TUK 1

- Mengidentifikasi pemahaman S : keluarga Tn. A

tentang keputusan pernikahan mengatakan sudah

dini paham tentang

- Memfasilitasi pengungkapan keputusan yang

perasaan antar anggota diambil

keluarga O : keluarga Tn. A

TUK 2 tampak rukun dan

- Mengidentifikasi respon tenang dalam

emosional tentang kondisi saat menyikapi

ini masalah yang

- Mendengarkan masalah, sedang dihadapi

perasaan, dan pertanyaan A : masalah teratasi

keluarga P : intervensi

dihentikan
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai