Anda di halaman 1dari 19

DOKUMENTASI KEPERAWATAN

(PENDOKUMENTASIAN EVALUASI KEPERAWATAN)

OLEH KELOMPOK V :

1. I Komang Dika Purnama Putra Absen 09 / (P07120221110)


2. Kadek Putri Suarta Cahyani Absen 17 / (P07120221118)
3. Komang Ayu Krisnayanti Absen 21 / (P07120221122)
4. Komang Prasanti Trie Utami Absen 22 / (P07120221123)
5. Komang Sri Diana Widyawati Absen 23 / (P07120221124)
6. Ni Komang Septya Yanthi Absen 31 / (P07120221132)
7. Ni Putu Wina Absen 44 / (P07120221145)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulisan dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pendokumentasian Evaluasi Keperawatan” dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dokumentasi Keperawatan. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Pendokumentasian Evaluasi
Keperawatan bagi para pembaca dan juga penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada DR.Drs.D.M Ruspawan,


S.Kp.,M.Biomed selaku Dosen Mata Kuliah Dokumentasi Keperawatan. Kami
ucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 23 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Definisi Pendokumentasian Evaluasi Keperawatan ................................. 3
2.2 Tujuan dan Fungsi Pendokumentasian Evaluasi Keperawatan ................ 4
2.3 Komponen dalam Evaluasi....................................................................... 4
2.4 Tipe Pernyataan Evaluasi ......................................................................... 7
2.5 Bentuk Evaluasi........................................................................................ 9
2.6 Langkah Evaluasi ..................................................................................... 9
2.7 Metode Evaluasi ..................................................................................... 10
2.8 Penilaian Evaluasi .................................................................................. 11
2.9 Hasil Evaluasi ......................................................................................... 12
2.10 Contoh Format Evaluasi ......................................................................... 13
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan
kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang
mengalami gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan dasar dapat berupa meningkatkan
kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan
rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu.
Keperawatan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari
upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Sebagai perawat yang
professional harus selalu berfikir kritis dari setiap tahap kita harus selalu
berfikir kritis karena untuk keberhasilan perawatan terutama dalam tahap
evaluasi.
Evaluasi merupakan suatu proses untuk menjelaskan secara sistematis
untuk mencapai obyektif, efisien, dan efektif, serta untuk mengetahui dampak
dari suatu kegiatan dan juga membantu pengambilan keputusan untuk
perbaikan satu atau beberapa aspek program perencanaan yang akan datang.
Evaluasi merupakan pengawasan manajerial untuk mendapat hasil yang
sesungguhnya dibandingkan dengan hasil yang diharapkan. Oleh karena itu
evaluasi sangat di butuhkan setelah kita melakukan pengkajian, diagnosis,
perencanaan, dan pelaksanaan. Tahap penilaian atau evaluasi adalah
perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan
tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya dan merupakan tahap akhir dari
rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pendokumentasian evaluasi keperawatan?


2. Apa tujuan dan fungsi dari pendokumentasian evaluasi keperawatan?
3. Apa saja komponen-komponen dalam pendokumentasian evaluasi
keperawatan?
4. Apa saja tipe-tipe dalam pernyataan evaluasi keperawatan?
5. Apa saja bentuk dalam pendokumentasian evaluasi keperawatan?
6. Bagaimana metode dalam pendokumentasian evaluasi keperawatan?
7. Apa saja langkah-langkah penting dalam pendokumentasian evaluasi
keperawatan?
8. Bagaimana penilainan dalam evaluasi keperawatan?
9. Bagaimana cara menyampaikan hasil dari evaluasi keperawatan?
10. Bagaimana contoh format pendokumentasian evaluasi keperawatan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan dari dilakukannya pendokumentasian


evaluasi keperawatan.
2. Untuk mengetahui bentuk dan tipe dari pendokumentasian evaluasi
keperawatan.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan pendokumentasian evaluasi
keperawatan dengan benar.

1.4 Manfaat
1. Sebagai bahan pengetahuan mata kuliah dokumentasi keperawatan untuk
dikembangkan lebih jauh lagi.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta pembaca mengenai
pendokumentasian evaluasi keperawatan.
3. Menambah daya kritis terhadap penulis dan pembaca.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pendokumentasian Evaluasi Keperawatan


Menurut Wilkinson (2007), secara umum evaluasi diartikan sebagai
proses yang disengaja dan sistematik dimana penilaian dibuat mengenai
kualitas, nilaia tau kelayakan dari sesuai dengan membandingkan pada kriteria
yang diidentifikasi atau standar sebelumnya. Dalam proses keperawatan,
evaluasi adalah suatu aktivitas yang direncanakan terus menerus, aktifitas yang
disengaja dimana klien, keluarga dan perawat sertatenaga kesehatan
professional lainnya menentukan:
1. Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai
2. Kefektifan dari rencana asuhan keperawatan
Evaluasi dimulai dengan pengkajian dasar dan dilanjutkan selama
setiapkontak perawat dengan pasien. Frekuensi evaluasi tergantung dari
frekuensikontak yang ditentukan oleh status klien atau kondisi yang dievaluasi.
Contohnya adalah pada saat pasien baru datang dari ruang bedah maka perawat
akanmengevaluasi setiap 15 menit. Hari berikutnya mungkin evaluasi akan
dilakukansetiap 4 jam dan seterusnya.
Menurut Wilkinson (2007) juga, evaluasi yang efektif tergantung pada
langkah yang sebelumnya dilakukan. Kegiatan evaluasi tumpang tindih
dengankegiatan pengkajian. Tindakan untuk mengumpulkan data adalah sama
tetapi yangmembedakan adalah kapan dikumpulkan dan bagaimana dilakukan.
Pada tahap pengkajian, perawat menggunakan data untuk membuat diagnosa
keperawatan sedangkan pada tahap evaluasi, data digunakan untuk mengkaji
efek dari asuhan keperawatan terhadap diagnosa keperawatan.
Meskipun evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan,
evaluasi bukan berarti akhir dari proses karena informasi digunakan
untuk memulai siklusyang baru. Setelah mengimplementasikan asuhan
keperawatan, perawat membandingkan respon pasien terhadap outcome yang

3
telah direncanakan danmenggunakan informasi ini untuk mereview asuhan
keperawatan.

2.2 Tujuan dan Fungsi Pendokumentasian Evaluasi Keperawatan

 Tujuan Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah untuk menentukan seberapa efektifnya
tindakan keperawatan itu untuk mencegah atau mengobati respon manusia
terhadap prosedur Kesehatan.

 Fungsi Evaluasi
1. Menentukan perkembangan kesehatan klien.
2. Menilai efektifitas, efesiensi dan produktifitas.
3. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki mutu.
5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab.

2.3 Komponen dalam Evaluasi


Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5:

1. Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluatif.


a. Kriteria
Kriteria digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpuln
data dansebagai penentuan kebenaran data yang terkumpul. Semua kriteria
yangdigunakan pada tahap evaluasi ditulis sebagai kriteria hasil. Kriteria
hasilmenandakan hasil akhir asuhan keperawatan. Sedangkan standar
keperawatandigunakan sebagai dasar untuk evaluasi praktik keperawatan
secara luas. Kriteriahasil didefinisikan sebagai standar untuk menjelaskan
respons atau hasil darirencana asuhan keperawatan. Hasil tersebut akan
menjelaskan bagaimana keadaanklien setelah dilakukan observasi. Kriteria
hasil dinyatakan dalam istilah prilaku (behaviour ), supaya dapatdiobservasi
atau diukur dan kemudian dijelaskan dalam istilah yang mudahdipahami.

4
Idealnya, setiap hasil dapat dimengerti oleh setiap orang yang terlibatdalam
evaluasi.

b. Standar Praktik
Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk mengevaluasi
praktikkeperawatan secara luas. Standar tersebut menyatakan hal yang
harusdilaksanakan dan dapat digunakan sebagai suatu model untuk kualitas
pelayanan.Standar harus berdasarkan hasil penelitian, konsep teori, dan
dapat diterima oleh praktik klinik keperawatan saat ini. Standar harus
secara cermat disusun dan diujiuntuk menentukan kesesuaian dalam
penggunaannya. Contoh pemakaian standardapat dilihat pada Standar
praktik Keperawatan yang disusun oleh ANA.

c. Pertanyaan Evaluatif
Pernyataan Evaluatif digunakan untuk menentukan suatu kriteria
dan standar, perlu digunakan pertanyaanevaluative (evaluative questions)
sebagai dasar mengevaluasi kualitas asuhankeperawatan dan respons klien
terhadap intervensi. Pertanyaan-pertanyaan yangdapat digunakan untuk
mengevaluasi :
1) Pengkajian : apakah dapat dilakukan pengkajian pada klien?
2) Diagnosis : apakah diagnosis disusun bersama dengan klien?
3) Perencanan : apakah tujuan telah diidentifikasi dalam perencanaan?
4) Implementas : apakah klien mengetahui tentang intervensi yang akan
diberikan?
5) Evaluasi : apakah modifikasi asuhan keperawatan diperlukan
Standar keperawatan digunakan sebagai dasar untuk evaluasi
praktik keperawatan secara luas. Kriteriahasil didefinisikan sebagai standar
untuk menjelaskan respons atau hasil darirencana asuhan keperawatan.
Hasil tersebut akan menjelaskan bagaimana keadaanklien setelah dilakukan
observasi. Kriteria hasil dinyatakan dalam istilah prilaku (behaviour),
supaya dapatdiobservasi atau diukur dan kemudian dijelaskan dalam istilah

5
yang mudahdipahami. Idealnya, setiap hasil dapat dimengerti oleh setiap
orang yang terlibatdalam evaluasi.

2. Mengumpukan data mengenai status kesehatan klien yang baru


terjadi.
Pada tahap ini kita perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan.
Siapa yang bertanggung jawab dalam pengumpulan data? Kapan data
tersebut diperoleh? Dan sarana apa yang akan digunakan untuk memperoleh
data? Perawat professional yang pertama kali mengkaji data klien dan
menyusun perencanaan adalah orang yang bertanggung jawab dalam meng
evaluasi responklien terhadap intervensi yang diberikan. Perawat lain yang
membantu memberikan intervensi kepada klien harus berpartisipasi dalam
proses evaluasi. Validitas informasi meningkat jika lebih dari satu orang
yang ikut melakukan evaluasi.

3. Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar.


Perawat memerlukan keterampilan dalam berfikir kritis, kemampuan
menyelesaikan masalah, dan kemampuan mengambil keputusan klinik.
Kemampuan ini diperlukan untuk menentukan kesesuaian dan pentingnya
suatudata dengan cara membandingkan data evaluasi dengan kriteria serta
standar danmenyesuaikan asuhan keperawatan yang diberikan dengan
kriteria dan standaryang sudah ada. Pada tahap ini perawat dituntut untuk
dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin dapat memengaruhi
efektifitas asuhan keperawatan.

4. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.


Pertama kali yang perlu dilaksanakan oleh perawat pada tahap ini
adalah menyimpulkan efektivitas semua intervensi yang telah dilaksanakan.
Kemudian menentukan kesimpulan pada setiap diagnosis yang telah
dilakukan intervensi. Yang perlu diingat disini adalah tidak mungkin
membuat suatu perencanaan 100% berhasil oleh karena itu memerlukan

6
suatu perbaikan dan perubahan-perubahan, sebaliknya tidak mungkin
perencanaan yang telah disusun 100% gagal. Untuk itudiperlukan kejelian
dalam menyusun perencanaan, intervensi yang tepat, dan menilai respon
klien setelah diintervensi seobjektif mungkin.

5. Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan kesimpulan.


Pada tahap ini perawat melakukan intervensi berdasarkan hasil
kesimpulan yang sudah diperbaiki dari perencanaan ulang, tujuan, kriteria
hasil, dan rencana asuhan keperawatan. Meskipun pengkajian
dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan, aspek-aspek khusus
perlu dikaji ulang untuk akurasi suatu asuhan keperawatan.

2.4 Tipe Pernyataan Evaluasi


A. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif (proses) adalah aktivitas dari proses keperawatan
dan hasil kualitas peayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus
dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan diimplementasikan
untuk membantu menilai efektivitas intervensi tersebut. Evaluasi proses
harus terus menerus dilaksanakan hingga tujuan yang telah ditentukan
tercapai. Metode pengumpulan data dalam evaluasi proses terdiri atas
analisis rencana asuhan keperawatan, pertemuan kelompok, wawancara,
observasi klien, dan menggunakan form evaluasi. Ditulis pada catatan
perawatan. Contoh: membantu pasien duduk semifowler, pasien dapat
duduk selama 30 menit tanpa pusing evaluasi formatif juga berfokus pada :

 Evaluasi yang dilakukan setiap selesainya tindakan


 Berorientasi pada etiologi
 Dilakukan secara terus-menerus sampai tujuan yang telah ditentukan
tercapai.
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir
pembahasan suatu pokok bahasan / topik, dan dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan

7
sebagaimana yang direncanakan. Winkel menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes selama
proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru
memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai.
Dengan kata lain evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa
jauh tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan
diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap
belum berhasil untuk selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat .

B. Evaluasi Sumatif
Pernyataan sumatif merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi observasi
dan analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu. Pernyataan-
pernyataan ini menguraikan kemajuan terhadap pencapaian kondisi yang
dijelaskan dalam hasil yang diharapkan. Evaluasi sumatif biasanya
dilakukan pada saat pemindahan atau pemulangan pasien. Berpikir kritis
dan penilaian klinis harus digunakan jika status pasien tidak sesuai dengan
rencana pemulangan.

Tipe tipe khusus dari evaluasi sumatif


Pada waktu tertentu selama waktu asuhan keperawatan, perawat
perlu menulis tipe khusus dari evaluasi sumatif. Perawat perlu menunjuk
pada persyaratan agen kebijakan dan prosedur untuk dokumentasi sumatif.
Secara internasional dua dari persyaratan-persyaratan ini :
a. Joint Commision on accreditation of Health Care Agencies
b. Medicare (perencanaan asuransi negara federal)
Kedua persyaratan ini memerlukan ringkasan evaluasi untuk klien yang :
1. Ditransfer ke pelayanan lain di dalam fasilitas yang sama
2. Dihentikan dan dipindahkan dari satu fasilitas atau pelayanan yang lain
3. Tetap dalam pelayanan yang sama untuk periode waktu yang
diperpanjang
4. Meninggal

8
Pada waktu ini, pernyataan evaluatif yang dikomunikasikan secara
tepat meyakinkan perawatan yang terkoordinasi.

2.5 Bentuk Evaluasi


Bentuk evaluasi menurut Deswani (2009) sebagai berikut:
a. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan
sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi dalam pemberian
pelayanan.
b. Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa
tekanan, dan sesuai wewenang.
c. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respon dan fungsi pasien. Respon perilaku
pasien merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat
pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil.

2.6 Langkah Evaluasi


Langkah-langkah penting dalam pencatatan evaluasi
a. Pengumpulan data dan pembentukan pernyataan kesimpulan merupakan
dua langkah penting dalam pencatatan evaluasi. Data yang dikumpulkan
untuk evaluasi dicatat sebagai bagian dari evaluasi dan biasanya sebelum
pernyataan ringkasan.
b. Kepekaan terhadap kemampuan klien untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Dalam banyak kasus, klien sering kali menginginkan tujuan
yang tidak mungkin, yang terkadang sumber-sumber yang lain tidak ada.
Perawat perlu membantu klien memformulasikan dan mengadaptasikan
dengan harapan dan tujuan yang dapat dilakukan.

9
c. Kesadaran faktor lingkungan, sosial, dan dukungan keluarga. Faktor-
faktor ini sangat berarti selama evaluasi dan diidentifikasikan dalam fase
penilaian proses keperawatan, terutama proses pelaksanaan.

2.7 Metode Evaluasi


Metode Evaluasi Pencatatan Pernyataan evaluasi perlu
didokumentasikan dalam catatan kemajuan, direvisi dalam perencanaan
perawatan atau dimasukkan pada "ringkasan" khusus dalam pelaksanaan bentuk
perencanaan. Evaluasi formatif biasanya ditulis dalam catatan kemajuan. Data
ini dapat membantu perawat untuk menilai respon klien terhadap suatu
intervensi bersama- sama di catat dengan dokumentasi intervensi. Abdomen
bagian bawah kembung, tidak bisa buang air kecil selama 6 jam, tidak ada rasa
nyaman, Catheter Foley dimasukkan dengan menggunakan teknik steril, hasil
yang didapat urine keruh, kuning. Catheter dipasang dengan sistem steril dan di
amankan dengan plester L dengan kuat. Urinary meatus membengkak dan
memerah. Selain itu, Metode evaluasi yang dijelaskan pada kotak 5-3 akan
membantu perawat menentukan terjadi tidaknya pembelajaran dari penyuluhan
yang dilakukan:
 Demonstrasi ulang merupakan cara yang paling bermanfaat dalam
mengevaluasi keterampilan psikomotor (msl. Teknik injeksi dan ganti
balutan). Demonstrasi ulang memberi umpan balik pada perawat dan
memungkinkan dilakukannya koreksi terhadap kesalahan-kesalahan pasien
 Tes tertulis merupakan menjadi hal yang menakutkan bagi beberapa pasien
dan tidak berguna bagi pasien yang keterampilan membaca dan kosakatanya
kurang (kecuali jika tes tersebut ditulis dalam istilah sederhana)
 Diskusi, yaitu meminta pasien untuk mengingat kembali apa yang telah
diajarkan kepadanya, yang memungkinkan perawat untuk mengoreksi
kesalahan konsep yang terjadi pada pasien dan mengevaluasi ingatan pasien
 Observasi perilaku dan non verbal, berma in peran dan sikap yang
diekspresikan melalui perilaku yang dapat dijadikan petunjuk untuk
pembelajaran.

10
 Kuisioner digunakan untuk mengevaluasi perubahan sikap pasien (msl,
peningkatan rasa percaya diri pasien) dan untuk memberi umpan balik bagi
instruktur yang memberikan penyuluhan.
 Penyelesaian masalah dan stimulasi, yaitu melibatkan pasien dengan situasi
teoritis dan memintanya untuk menggambarkan cara menangani situasi
tersebut.

Pedoman untuk Pencatatan Pernyataan Evaluasi:


Sebelum kesimpulan dicatat dengan data yang mendukung penilaian perawat.

1. Mengikuti dokumentasi interpensi perawat dengan pernyataan evaluasi


formatif yang menjelaskan respon eepat klien terhadap intervensi
keperawatan atau prosedur.
2. Menggunakan pemyataan evaluasi sumatif ketika klien dipindah ke fasilitas
lain, atau dipulangkan.
3. Catatn evaluasi sumatif untuk setiap hasil yang diharapkan di
identifikasikan pada perencanaan keperawatan klien.
4. Menulis pemyataan evaluasi yang merefleksikan keadaan perkembangan
klien terhadap tujuan.
5. Melalui suatu penilaian atau modifikasi intervensi, mengawali dan
mendokumentasikan respon perawat untuk merubah kondisi klien.

2.8 Penilaian Evaluasi


Penilaian Keberhasilan
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai.
Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan, apabila dalam penilaian ternyata tujuan
tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya. Hal tersebut dapat terjadi karena
beberapa faktor:
a. Tujuan tidak realistis.
b. Tindakan keperawatan yang tidak tepat.
c. Terdapat faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.

11
Alasan pentingnya penilaian sebagai berikut:
a. Menghentikan tindakan atau kegiatan yang tidak berguna.
b. Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan.
c. Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan.
d. Untuk pengembangan dan penyempurnaan praktik keperawatan.

Teknik Penilaian
 Wawancara: berkaitan dengan perubahan sikap. apakah telah menjalankan
anjuran yang diberikan perawat
 Observasi mengamati secara langsung perubahan yang terjadi.
 Studi dokumentasi: membuat laporan dari rencana asuhan keperawatan
yang dibuat.

2.9 Hasil Evaluasi


Adapun ukuran pencapaian tujuan tahap evaluasi dalam keperawatan:
1. Masalah teratasi; jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan tujuan
dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
2. Masalah sebagian teratasi; jika klien menunjukkan perubahan sebahagian
dari kriteria hasil yang telah ditetapkan.
3. Masalah tidak teratasi; jika klien tidak menunjukkan perubahan dan
kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang
telah ditetapkan dan atau bahkan timbul masalah/diagnosa keperawatan
baru.

12
2.10 Contoh Format Evaluasi

13
14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada proses keperawatan terdapat proses akhir yang disebut proses evaluasi,
dimana proses ini sangat penting dan berpengaruh pada hasil dari proses
keperawatan, sehingga kita sebagai mahasiswa keperawatan menyadari akan
urutan-urutan dari tahapan evaluasi.
Tahapan evaluasi dititik beratkan pada tujuan dari evaluasi itu sendiri yaitu
menjamin asuhan keperawatan secara optimal dan meningkatkan asuhan
keperawatan sehingga para mahasiswa setelah membaca makalah ini
diharapkan dapat meningkatkan dan mengetahui dari tahapan evalusi itu
sendiri. Evalusi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian
ulang rencana keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan, namun tidak
berhenti sampai disini. Evaluasi hanya menunjukan masalah mana yang telah
dapat dipecahkan dan mana yang perlu dikaji ulang, direncanakan kembali,
dilaksanakan dan dievalusi kembali. Jadi proses keperawatan merupakan siklus
yang dinamis bekelanjutan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Septy, Kikis. 2021. Evaluasi Keperawatan. Makalah. Diakses pada 23 September


2021, di
https://www.academia.edu/34700067/Makalah_Evaluasi_Keperawatan

Annas, Z.A. 2013. Dokumentasi Evaluasi Keperawatan. Makalah. Diakses pada


23 September 2021, di https://id.scribd.com/doc/155043010/Dokumentasi-
Evaluasi-Keperawatan

Nurjanah, Intansari. 2010. Proses Keperawatan NANDA, NOC & NIC.


Jogjakarta:Moco Media.

Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.


Jakarta: Salemba Medika.

Rohmah, Nimmatur dan Saiful Walid. 2012. Proses Keperawatan. Jogjakarta:Ar-


Ruzz Medi.

16

Anda mungkin juga menyukai