Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Kelompok 1 Tingkat 1 A :

Nama : -. Resha Anjani Qurnia Rulianto

-. Richardo Umbu Katanga (TA)

-. Selduliversal Tbij

-. Sharly Yanaputri Lauwoe

Prodi : Pendidikan Profesi Ners

Dosen Pembimbing : Yuliana Dafroyati,S.Kep,Ns,MSc

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


JURUSAN KEPERAWATAN KUPANG
PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
PENGKAJIAN KEPERAWATAN ini dengan baik. Makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Program
Studi Pendidikan Profesi Ners, Jurusan Keperawatan Kupang, Poltekkes
Kemenkes Kupang.
Penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada dosen pembimbing atas
bantuan dan bimbingannya kepada penulis dalam proses pengerjaan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan limpah terima kasih kepada semua pihak yang baik
secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis dalam proses
pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna maka
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik. Penulis juga berharap, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan juga bagi para pembaca.

Kupang, 15 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pengkajian Keperawatan...............................................................3
2.2 Tujuan Pengkajian...........................................................................................3
2.3 Tahapan-Tahapan Pengkajian.........................................................................4
2.4 Jenis Dan Sumber Data...................................................................................5
2.5 Area Pengkajian ..............................................................................................7
2.6 Teknik Pengumpulan Data..............................................................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................19

3.2 Saran................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan bermutu perawat
harus menerapkan proses keperawatan untuk menunjang tingkat kepuasan
pasien terhadap pelayanan. Tahapan pertama dalam proses keperawatan yaitu
pengkajin. Dalam melakukan pengkajian perawat harus menemukan data yang
akurat, rinci, dan aktual mengenai kondisi pasien. Dengan adanya data-data
dari pengkajian ini memudahkan dalam melakukan intervensi selanjutnya.
Pengkajian keperawatan ini sangat penting dilakukan untuk melakukan
tindakan yang dapat mencegah dan mengobati kondisi kesejahteraan pasien.
Pelayanan yang bermutu juga tidak akan berjalan dengan baik apabila orang-
orang yang bersangkutan tidak menjalankan tindakan yang profesional.
Sebelum melakukan pengkajian perawat harus mengetahui tahap-tahapan apa
yang akan dilakukan serta menelaah kondisi pasien dari segi biologis,
psikologis, sosial, dan spiritual.
Proses keperawatan merupakan pegangan atau pedoman bagi perawat
dalam memecahkan masalah mengenai pasien serta dapat memberikan
kepuasan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Sehingga penting
bagi perawat untuk terus menggali kemampuan skill maupun pengetahuan
mengenai proses keperawatan. Dalam proses keperawatan terdapat 5 tahapan
yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Tahapan
pertama yang dilakukan yaitu pengkajian dimana pengkajian ini adalah tahap
mengkaji data-data mengenai kondisi pasien secara aktual dan akurat. Perawat
harus mengetahui tahap-tahapan dalam melakukan pengkajian yaitu
pengumpulan data, analisis data, dan penentuan masalah.
Pengkajian keperawatan adalah tahap dasar dari seluruh proses
keperawatan dengan tujuan mengumpulkan informasi dan data-data pasien.
Supaya dapat mengidentifikasi masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan.
Pengkajian merupakan tahap pertama dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan kemudian diikuti 3 tahapan selanjutnya yaitu diagnose
keperawatan, perencanaan hingga evaluasi. Agar pelaksanaan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan baik tahapan tersebut harus dilaksanakan
dengan sistematis.

1.2. Rumusan Masalah


1.Apa itu pengkajian keperawatan?
2.Apa tujuan dari pengkajian?
3.Apa saja tahapan-tahapan pengkajian?
4.Apa saja jenis dan sumber data?
5.Area pengkajian?
6.Bagaimana teknik pengumpulan data?

1.3. Tujuan
1.Untuk mengetahui tentang pengkajian keperawatan
2.Untuk mengetahui tentang tujuan pengkajian
3.Untuk mengetahui tentang tahapan-tahapan pengkajian
4.Untuk mengetahui tentang jenis dan sumber data
5.Untuk mengetahui tentang area pengkajian
6.Untuk mengetahui tentang teknik pengumpulan data
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pengkajian Keperawatan


Pengkajian keperawatan adalah tahap dasar dari seluruh proses
keperawatan dengan tujuan mengumpulkan informasi dan data-data pasien.
Supaya dapat mengidentifikasi masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental sosial dan lingkungan. Pengkajian yang
lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data sangat penting untuk
merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan respon individu.

Menurut Manurung (2011) pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk


mengumpulkan data dan menganalisanya. Pengkajian yang sistematis dalam
keperawatan dibagi dalam lima tahap kegiatan, meliputi pengumpuln data,
analisis data, sistematika data, penentuan masalah, dan dokumentasi data.
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan proses sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.

Pengkajian keperawatan difokuskan pada respon pasien terhadap masalah-


masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar
manusia. Misalnya dapatkah klien melakukan aktifitas sehari-hari, sehingga
fokus pengkajian klien adalah respon klien yang nyata maupun potensial
terhadap masalah-masalah aktifitas harian. Pengkajian merupakan tahap
pertama dalam pelaksanaan asuhan keperawatan kemudian diikuti 3 tahapan
selanjutnya yaitu diagnosa keperawatan, perencanaan hingga evaluasi. Agar
pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik tahapan tersebut
harus dilaksanakan dengan sistematis.

2.2. Tujuan Pengkajian


Tujuan pengkajian menurut Dermawan (2012) adalah sebagai berikut:
 Untuk memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien.
 Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien.
 Untuk menilai keadaan kesehatan pasien.
 Membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksananya.
 Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan.
 Mengumpulkan informasi yang relevan yang akan membentuk dasar
perencanaan, implementasi, dan evaluasi sistemik keperawatan.
Perawat diharapkan memahami tentang konsep proses keperawatan dan
mampu menerapkan serta menyusunannya dalam sebuah dokumen status
kesehatan klien. Agar semua tahapan sistematis maka tahapan pertama yaitu
pengkajian keperawatan harus dipahami dan dilaksanakan dengan baik untuk
itu perawat harus mengetahui tahap-tahapan dalam pengkajian
2.3. Tahapan-Tahapan Pengkajian
Perawat perlu mengetahui tahapan-tahapan dalam pengkajian, yaitu
pengumpulan data, analisa data dan penentuan masalah. Bagi keperawatan
untuk terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan dengan membenahi
diri demi pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standarnya dan
berpedoman pada proses keperawatan.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini berisikan informasi klien yang dilakukan secara
sistematis dalam menemukan masalah dan kebutuhan keperawatan dan
kesehatan. Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit
(initial assessment), selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing
assessment), serta pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data
(reassessment).
 Tipe Data
Tipe data menurut Setiadi (2012) adalah sebagai berikut:
a) Data subjektif
Data subjektif adalah deskripsi verbal pasien mengenai masalah
kesehatannya. Data subjektif diperoleh dari riwayat keperawatan termasuk
persepsi pasien, perasaan dan ide tentang status kesehatannya. Sumber
data lain dapat diperoleh dari keluarga, konsultan dan tenaga kesehatan
lainnya.
b) Data objektif
Data objektif adalah hasil observasi atau pengukuran dari status
kesehatan pasien.
2. Analisis Data
Analisa data merupakan kemampuan berpikir kritis perawat dan alar yang
dibarengi dengan pengetahuan dan pengalaman yang rasional. Data yang
telah didapat kemudian dikaitkan berdasarkan konsep dan teori.
3. Penentuan Masalah
Selanjutnya tahapan terkahir dari pengkajian yaitu pentuan masalah,
kemudian dapat dirumuskan bebrapa masalah kesehatan pasien. Dimana
rumusan permasalahan tersebut ada yang bisa ditangani dengan asuhan
keperawatan (masalah keperawatan) dan ada yang tidak dan lebih
menggunakan tindakan medis.
2.4. Jenis Dan Sumber Data
Jenis Data
Dalam pengkajian keperawatan terdapat jenis data yang dapat di peroleh,
yaitu:
1. Data Subjektif
Data subjektif adalah deskripsi verbal pasien mengenai masalah
kesehatannya. Data subjektif diperoleh dari riwayat keperawatan termasuk
persepsi pasien, perasaan dan ide tentang status kesehatannya. Sumber
data lain dapat diperoleh dari keluarga, konsultan dan tenaga kesehatan
lainnya. Data subjektif mencakup persepsi, perasaan klien tentang status
kesehatanya. Misalnya tentang nyeri, lemah, mual,kecemasan.
2. Data Objektif
Data objektif adalah hasil observasi atau pengukuran dari status kesehatan
pasien. Misalnya pengukuran nadi, pernafasan, tekanan darah, edema,
berat badan, tingkat kesadaran.
Sumber Data
1. Sumber Data Primer
Klien adalah sumber utama data (primer) dan perawat dapat menggali
informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien.
2. Sumber Data Sekunder
Jika klien mengalami gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau
kesadaran yang menurun, misalnya klien bayi atau anak-anak, atau klien
dalam kondisi tidak sadar. Informasi dapat diperoleh melalui orang
terdekat seperti orang tua, suami atau istri, anak, teman klien.
3. Sumber Data Lainnya
a. Catatan medis dan anggota tim lainnya.
Catatan kesehatan terdahulu dapat digunakan sebagai sumber
informasi yang dapat mendukung rencana tindakan perawatan.

b. Riwayat penyakit

Pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan riwayat


penyakit yang diperoleh dari terapis. Informasi yang diperoleh adalah hal-
hal yang difokuskan pada identifikasi patologis dan untuk menentukan
rencana tindakan medis.

c. Konsultasi

Kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan


spesialis, khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau dalam
merencanakan dan melakukan tindakan medis. Informasi tersebut dapat
diambil guna membantu menegakkan diagnosa.

d. Hasil pemeriksaan diagnostik

Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik, dapat


digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan
masalah kesehatan klien. Hasil pemeriksaan diagnostik dapat digunakan
membantu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan.
e. Perawat lain

Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka


perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat
klien sebelumnya. Hal ini untuk kelanjutan tindakan keperawatan yang
telah diberikan.

f. Kepustakaan

Untuk mendapatkan data dasar klien yang komprehensif, perawat


dapat membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien.
Memperoleh literatur sangat membantu perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan yang benar dan tepat.

2.5. Area Pengkajian


Dalam pengkajian area yang dapat dilakukan pengkajian keperawatan
adalah sebagai berikut:
• Kepala : bagian tubuh manusia paling atas. Terdiri dari wajah, otak,
dan memiliki struktur muskuloskeletal yang ditopang oleh tengkorak.
Salah satu bagian kepala, yaitu otak adalah organ utama dari sistem
saraf pusat manusia.
• Muka/wajah : organ pusat untuk ekspresi, pengenalan, dan komunikasi
manusia. Wajah terdiri dari empat organ perasa yang sangat penting,
yaitu hidung, mata, telinga, dan lidah. Pada tubuh manusia, wajah
berada di bagian anterior (depan) kepala dan memanjang dari dahi
hingga ke dagu.
• Mata : salah satu bagian tubuh yang memiliki peranan penting dalam
hidup manusia. Sebagai indera penglihat, mata memiliki bagian-bagian
yang memiliki fungsi tersendiri, baik bagian luar seperti kelopak mata
dan alis, atau bagian dalam mata seperti kornea, retina dan pupil.
• Mulut : bagian awal dalam sistem pencernaan makhluk hidup. Secara
umum, fungsi mulut terbagi menjadi dua. Yakni untuk mencerna
makanan dan alat komunikasi. Kita mungkin sudah mengenal fungsi
mulut untuk mencerna makanan secara mekanis.
• Telinga : organ indera yang bertanggung jawab untuk pendengaran.
Setiap bagian telinga memiliki peranan penting dalam menyediakan
informasi bunyi ke otak. Secara umum telinga terbagi atas telinga luar,
telinga tengah dan telinga dalam.
• Leher : anggota tubuh berongga yang terletak di antara kepala dan
toraks, memisahkan kepala dari batang tubuhnya. Wilayah leher mulai
dari dasar kranium hingga permukaan pundak, atau dikenal juga
sebagai segmen servikal tulang belakang.
• Thorax (Dada) : rongga yang berbentuk kerucut, pada bagian bawah
lebih besar dari bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang
dari bagian depan. Thorax adalah bagian tubuh yang tersusun dari
tulang dada ( Sternum ), 12 ruas tulang belakang.
• Jantung : organ vital yang berfungsi sebagai pemompa darah untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh.
• Paru-Paru : salah satu organ penting dalam sistem pernapasan manusia.
Organ paru-paru sangat membantu dalam keberlangsungan hidup
manusia. Paru-paru memiliki fungsi utama sebagai organ ekskresi
yang menghasilkan zat sisa berupa karbondioksida.
• Abdomen : bagian tubuh yang berada di antara dada dan pelvis. Perut
disebut juga sebagai abdomen atau rongga tubuh. Wilayah perut
meliputi seluruh rongga perut yang terdiri dari saluran pencernaan dan
organ pelengkap, sistem kemih, dan limpa. Organ abdominal
bertanggung jawab dalam pencernaan dan penyerapan makanan.
• Hati : organ padat terbesar dan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia.
Digolongkan sebagai bagian dari sistem pencernaan, peran hati
meliputi detoksifikasi, sintesis protein, dan produksi bahan kimia yang
diperlukan untuk pencernaan.
• Limpa : organ tubuh berukuran satu kepalan kecil yang terletak di sisi
kiri perut. Organ ini dilindungi oleh tulang rusuk, sehingga tidak
langsung terasa ketika disentuh. Organ ini mempunyai fungsi untuk
melindungi tubuh dari kerusakan akibat zat asing.
• Ginjal : organ yang berada di bagian bawah tulang rusuk belakang
tubuh manusia. Fungsi utama organ tubuh ini adalah membersihkan
darah dari senyawa beracun pada tubuh sebelum akhirnya dialirkan ke
seluruh tubuh.
• Genitalia Externa : organ atau alat kelamin yang tampak dari luar,
dapat dilihat bila wanita dalam posisi litotomi. Fungsi genetalia
eksterna adalah untuk kopulasi. Genitalia eksterna meliputi bagian
yang disebut kemaluan ( vulva ) dan liang sanggama ( vagina ).
Genetika interna terdiri dari rahim ( uterus ), saluran telur ( tuba ), dan
indung telur ( avarium ).
• Anus : saluran pendek pada ujung rektum dan menjadi jalur keluarnya
feses.
• Ekstremitas : atau sering disebut anggota gerak, adalah perpanjangan
dari anggota tubuh utama (misalnya kaki-kaki serangga yang
merupakan perpanjangan dari abdomen), atau juga merupakan anggota
tubuh prehensilitas atau anggota tubuh yang digunakan untuk
mencengkram/memegang.
2.6. Teknik Pengumpulan Data
a. Anamnesis atau Wawancara
Wawancara / anamnesa adalah komunikasi timbal balik berbentuk
tanya jawab antara perawat dengan pasien / keluarga tentang hal yang
berkaitan dengan kesehatan pasien. Anamnesis merupakan suatu proses
tanya jawab atau komunikasi untuk mengajak klien dan keluarga bertukar
pikiran dan perasaan, mencakup keterampilan secara verbal dan non
verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang
masalah kesehatan dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin
hubungan antara perawat dengan klien. Selain itu wawancara juga
bertujuan untuk membantu klien memperoleh informasi dan berpartisipasi
dalam identifikasi masalah dan tujuan keperawatan, serta membantu
perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap
pengkajian.
Semua interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan
komunikasi. Komunikasi. keperawatan adalah suatu proses yang kompleks
dan memerlukan kemampuan skill komunikasi dan interaksi. Teknik
tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati
dan rasa kepedulian yang tinggi. Teknik verbal meliputi pertanyaan
terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi respon klien.
Teknik non verbal meliputi: mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan
dan kontak mata. Mendengarkan secara aktif merupakan suatu hal yang
penting dalam pengumpulan data, tetapi juga merupakan sesuatu hal yang
sulit dipelajari.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara
dengan klien adalah :
• Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
• Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluhan
• keluhannya/ pendapatnya
• Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan
nyaman bagi klien
• Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
• Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
• Tidak bersifat menggurui
• Memperhatikan pesan yang disampaikan
• Mengurangi hambatan-hambatan
• Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)
• Menghindari adanya interupsi
• Mendengarkan penuh dengan perasaan
• Memberikan kesempatan istirahat kepada klien
b. Pengamatan atau Observasi
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indra
lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari observasi
adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui
kepekaan alat panca indra. Observasi ini dilakukan dengan sengaja dan
sadar dengan upaya pendekatan. Selama metode observasi berlangsung
perawat melibatkan semua panca indra baik itu melihat dan mendengar
apa yang dikatakan pasien.
Observasi juga harus berurutan antara lain sebagai berikut:

1. Tanda klinis adanya masalah pada pasien

2. Ancaman terhadap keamanan pasien, actual atau potensial

3. Adanya dan berfungsinya peralatan yang terkait

4. Lingkungan sekitar termasuk orang-orang didalamnya. (Kozier, 2010)

Kegiatan obsevasi, meliputi 2S HFT :

• Sight (pengelihatan), seperti kelainan fisik, perdarahan, terbakar, dan


menangis.
• Smell (bau), seperti alkohol, darah, feses, obatobatan dan urine.
• Hearing (Pendengaran), seperti tekanan darah, batuk, menangis
ekspresi nyeri, heart rate, dan ritme.
• Feeling (daya rasa).
• Taste (cita rasa)

Pada saat mengobservasi terdapat dua tahap yaitu: memerhatikan data dan
menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan data. Perawat pada saat
mengobservasi harus memiliki pengetahuan yang matang karena apabila
perawat salah dalam melakukan observasi maka hasil yang didapatkan
bisa saja salah ataupun tidak sesuai dengan yang seharusnya.
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk
menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan
dengan berbagai cara, diantaranya adalah:
• Inspeksi
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh
yang diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti : Mata kuning
(icteric), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dll
• Palpasi
Yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap
bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya adanya
tumor, edema, krepitasi (patah/retak tulang), dll.
• Auskultasi
Yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran.
Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal
yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
• Perkusi
Yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian
tubuh menggunakan tangan atau alat bantu seperti refleks hammer
untuk mengetahui refleks seseorang (dibicarakan khusus). Juga
dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kesehatan fisik
klien. Misalnya kembung, batas-batas jantung, batas hepar-paru
(mengetahui pengembangan paru), dll.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengkajian keperawatan adalah tahap dasar dari seluruh proses
keperawatan dengan tujuan mengumpulkan informasi dan data-data
pasien. Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data
sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu.
Menurut Manurung (2011) pengkajian adalah pendekatan
sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya. Pengkajian
yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam lima tahap kegiatan,
meliputi pengumpuln data, analisis data, sistematika data, penentuan
masalah, dan dokumentasi data. Pengkajian keperawatan merupakan
tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses sistematis
dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
3.2. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan kepada semua pembaca
khususnya mahasiswa/i keperawatan untuk mampu mempelajari
pengkajian keperawatan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Manurung, S. (2011). Buku ajar keperawatan maternitas asuham


keperawatan intranatal. Jakarta : Trans Info Media.
Setiadi.(2012). Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Teori dan Praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu
Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep &
Kerangka Kerja (1st ed.). Yogyakarta: Gosyen Publishing
Tarwoto, & Wartono. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Yogyakarta: Salemba Medika
Supratti, & Ashriady. (Juli 2016). Pendokumentasian Standar Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Mamuju, Indonesia. Jurnal
Kesehatan Manarang

Anda mungkin juga menyukai