Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PRINSIP FISIKA DALAM PEMELIHARAAN ALAT

OLEH
KELOMPOK 3
NAMA MAHASISWA:
Irene Arista Ngongo Robertus Belaminus Jandu
Troce Tenggu Nalu Senoritha Holies Dimu Nadju
Vinsensia Albinia Peni Kobun Stevenson Lau Boling
Sri Endang Darkay Tirsa Funay
Tirzah Anastasya Messakh Venirini Taneo
Indah Trilany Fudikoa Yemima Malafu
Selduliversal Tbij Yohanes Daniel Fernandes
Richardo Umbu Katanga Siti Saleha Hasan

KELAS : PPN TINGKAT 1

MATA AJARAN : FISIKA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KUPANG PROGRAM


STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas maskalah yang berjudul
“PRINSIP FISIKA DALAM PEMELIHARAAN ALAT” ini tepat pada waktunya.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran da kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Kupang, 02 Oktober 2021

Kelompok III
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
1. Macam- macam peralatan
2.1 Peralatan elektronika
2.2 Peralatan dari bahan logam
2.3 Peralatan dari bahan baku gelas
2.4 Peralatan dari bahan baku karet
2. Perawatan peralatan
2.5 Perawatan alat-alat eletronika
2.6 Perawatan alat-alat dari bahan baku logam
2.7 Perawatan alat-alat dari bahan baku gelas
2.8 Perawatan alat-alat dari bahan baku karet
3. Sterilisasi
4. Dekontaminasi
BAB III PENUTUP
Kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi terkait dengan perawat kesehatan melalui perawatan peralatan, estrilisasi


peralatan, penyimpanan peralatan dan tindakan perawat dalam pemasangan alat-ala tmedis yang
infasi diinstalisasi perawat intensef merupakan salah satu fakor penting yang
mengancampemulihanpasienselamatperawatankesehatanberlangsung. Pasien-pasien ini memiliki
resiko yang tinggi untuk mendapatkan infeksinosokomial. Pada umumnya pasien diinstalasi
perawat intensif memiliki faktor resiko berupa penyakit yang mendasarinya serta gangguan
imun, sehingga pemasangan alat yang tidak tepat dapat mempermudah pasien untuk
mendapatkan infeksi nosokomial.
Factor-faktor resiko untuk infeksi nosocomial diinstalasi perawat intensif adalah
1.Meningkatnya lama perawatan di intalasi perawatan intensif(>48 jam).
2.Pemasangan fentilasi mekanis
3.Diagnosis trauma pada pasien
4.Pemasangan kateter V enasentral
5.Pemasangan kateter pada arteri pulmonal
6.Pemasangan kateterurin
7.Profill aksi sulkus karena stres
Infeksi nosocomial banyak terjadi diseluruh dunia dengan kejadian terbanyak dinegara
miskin dan Negara yang sedang berkembang karena penyakit-penyakit infeksi masih menjadi
penyebab utama.Suatu penelitian yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa sekitar 8.7%
dari 55 rumah sakit dari 14 negara di Eropa.Pada tahun 1992-1997 National Nosocomial
Infection Surveillance System (NNIS) di Amerika Serikat melakukan penelitian
pada181.993pasien di instalasi perawatan intensifdi beberapa rumah sakit. Didapatkan bahwa
infeksi melalui aliran darah, pneumonia, dan infeksi traktusurinarius dengan pemasangan
peralatan invasive merupakankelompok terbanyak dari infeksinosokomial. Di Indonesia sendiri
belum ada data akurat mengenai tingkat infeksi nosokomial. Pemerintah telah berupaya untuk
mencegah infeksi nosokomial melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
270/Menkes/III/2007, namun bagaimana hasil dari kebijakan ini belum ada laporan yang akurat
(Farid, 2007). Masih tingginya tingkat kejadian infeksi nosokomial terutama di negara-negara
berkembang dengan berbagai hal sebagai faktor presdiposisi terjadinya infeksi nosokomial, salah
satunya adalah sterilitas peralatan medis yang digunakan membuat saya terpicu untuk
melakukan penelitian ini. Dimana pada penelitian ini peneliti melakukan uji sterilitas terhadap
peralatan medis Instalasi Perawatan Intensif dewasa serta menguji kepekaan bakteri yang saya
temukan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mensterilisasi alat-alat kesehatan
2. Bagaimana cara merawat alat-alat kesehatan
3. Bagaimana cara menyimpan alat-alat kesehatan
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah .
2. Untuk mengetahui cara-cara memelihara alat-alat kesehatan
3. Memahami apa yang di maksud dengan sterilisasi, dan dekontaminasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Macam-Macam Peralatan


Misalnya EKG, EEG, diatermigelombang mikro, ultra sonic, tabung reaksi, pipet, tangspatie,
pinset bedah, pinset anatomi, gunting, forcep, hand schoen dll.
Dari sekian banyak peralatan kesehatan dapat di kategorikan menjadi 4 yaitu:
1. Peralatan elektronika
2. Peralatan dari bahan baku logam
3. Peralatan dari bahan baku gelas
4. Peralatan dari bahan baku karet atau plastic.
2.2 Peralatan Elektronika
Peralatan elektronika dalah peralatan yang mempergunakan sumber daya listrik,terdapat
pula peralatan elektronik dibidang kesehatan yang berfungsi sebagai alat untuk memeriksa
kondisi tubuh seseorang. Misalnya spirometer, kolonoskopi, alat cek darah,
elektrokardiografi(EKG), ultrasonogafi(USG), ct- scan electroencephlography(EEG)
unit thermography, ventilator.
 Spirometer adalah alat pengukur aliran udara yang keluar keparu-paru melalui
jalan pernafasan, yang tercatat dalam bentuk grafik dengan suatu volume pada
setiap waktunya. Spirometer ini berfungsi sebagai alat untuk memeriksa dan
mengukur aliran udara tersebut. jika dengan menggunakan alat ini maka kita akan
mengetahui aliran-aliran, kadar, dan jumlah pasokan udara yang masuk dan
keluarnya udara dari tubuh kita melalui alat pernafasan seperti paru-paru.
 Kolonoskopi yaitu alat kesehatan yang digunakan untuk memeriksa kondisi
saluran pencernaan bagian bawah, anus dan rektum.  Adapun fungsi daripada
colonoscopy ini adalah Untuk melihat jika adanya lesi pada usus besar, seperti
misalnya tumor, dan untuk mendeteksi adanya pendarahan pada usus bagian
bawah.
 Alat cek dara , dengan alat ini dapat digunakan untuk mengukur kadar gula darah,
mengukur kolesterol dan asam urat. Alat cek/pengukur kadar darah ini terdapat
pula bermacam-macam jenis, antara lain Tipe GCU (Glucose, Uric Acid,
Cholesterol) dengan tampilan LCD besar (35 x 45 mm). Ada juga tipe Accu-Check
Active, yang bisa digunakan untuk semua sampel darah (kaliper, vena, arteri, dan
neonatus).Dan banyak lagi jenis tipenya.
 Electrocardiogrphy adalah pemeriksaan untuk mengukur dan merekam aktivitas
listrik jantung. EKG umumnya dilakukan untuk memerikisa kondisi jantung dan
menilai evektivitas pengobatan penyakit jantung. Dalam penggunaan alat ini
terdapat grafik aktivitas jantung, yang berfungsi untuk merekam aktivitas listrik
jantung tersebut.
 Ultrasonography (USG) adalah alat diagnostik medis yang menggunakan suara
ultra, yang dipakai untuk pencitraan organ internal dalam tubuh atau otot,
ukurannya, luka patogi, dan struktur yang berada dalam tubuh seseorang tersebut.
USG ini sering digunakan untuk memeriksa kehamilan, dan untuk melihat janin
yang ada di dalam rahim ibunya  tersebut.
 CT-SCAN atau CT-Scanner (computerized Tomography Scanner) adalah sebuah
mesin khusus sinar-X yang mengirimkan berbagai berkas pencitraan secara
bersamaan dari berbagai sudut-sudut yang berbeda, yang artinya alat yang
digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut-sudut kecil, misalnya
dari tulang tengkorak dan otak. Dan fungsi dari alat ini adalah untuk melihat hasil
foto bagian-bagian dan rangka tubuh tersebut dengan hasil yang akurat dan
lengkap. Dan juga untuk menilai organ-organ dalam, misalnya untuk memeriksa
penyakit stroke, penyakit gangguan organ pencernaan, dan lain-lain. Serta banyak
lagi kegunaan dari CT-SCAN ini, yang dipakai dalam memeriksa bagian-bagian
tubuh lainnya.

 Electroencephalography (EEG) adalah suatu alat yang mempelajari gambar dari


rekaman aktivitas listrik di otak, termasuk teknik perekaman EEG dan
interpretasinya. Pemeriksaan EEG adalah tes yang mendeteksi aktivitas listrik di
otak, dengan menggunakan cakram logam kecil (elektroda) yang dilekatkan pada
kulit kepala. Perlu diketahui bahwa sel-sel otak berkomunikasi melalui impuls
listrik dan aktif setiap saat, bahkan ketika sedang tidur. Aktivitas ini kemudian
ditampilkan sebagai garis bergelombang pada rekaman EEG.

Pemeriksaan EEG adalah salah satu tes diagnostik utama untuk epilepsi.
Pemeriksaan ini juga dapat berperan dalam mendiagnosis gangguan otak lainnya.
Mendapatkan rekaman EEG yang baik dan benar adalah salah satu dari tujuan
utama dari pemeriksaan EEG, selain interpretasi yang benar.

EEG adalah alat untuk menunjang tegaknya diagnosis, selama dapat


memperoleh
rekaman yang baik dan benar. Rekaman yang tidak baik justru akan menyesatkan
tegaknya diagnosis. Oleh karena itu, ada pepatah yang mengatakan, “Bad EEG is
worse than no EEG at all”. EEG mungkin juga bermanfaat untuk mendiagnosis
atau mengobati gangguan berikut:

 Tumor otak.
 Kerusakan otak akibat cedera kepala.
 Disfungsi otak yang dapat memiliki berbagai penyebab (ensefalopati).
 Peradangan otak (ensefalitis).
 Trauma pada kepala.
 Gangguan tidur.

 Thermography atau thermal imaging adalah suatu teknik dimana energi


inframerah yang tidak terlihat secara kasat mata, dipancarkan oleh obyek
kemudian diubah menjadi gambar panas secara visual.

Thermography atau thermal imaging adalah suatu teknik dimana energi


inframerah yang tidak terlihat secara kasat mata, dipancarkan oleh obyek
kemudian diubah menjadi gambar panas secara visual. Infrared
Thermography dapat dianggap sebagai pemetaan panas tanpa sentuhan dan
analisa pola panas pada permukaan objek Thermography juga dapat
digunakan sebagai cara untuk menginspeksi peralatan listrik atau mekanis
untuk menentukan ketidaknormalan fungsi dengan memperoleh pola
panasnya. Metode Inspeksi ini didasarkan pada kenyataan sebagian besar
komponen di dalam suatu system yang akan menunjukkan kenaikan atau
penurunan temperatur jika terjadi malfungsi Peningkatan temperatur dalam
rangkaian listrik mungkin disebabkan oleh koneksi kendor atau sekring yang
mengalami beban lebih. Dengan Thermography kita dapat mengamati pola
panas pada saat komponen sistem beroperasi, kerusakan atau gangguan dapat
dilokalisir dan keparahannya dapat langsung dievaluasi. Kontak secara fisik
terhadap sistem tidak lagi diperlukan, inspeksi dengan Thermography dapat
dilakukan dalam kondisi beroperasi penuh tanpa menghasilkan kerugian
operasi atau menghentikan operasi tersebut. 

 Ventilator adalah mesin yang berfungsi untuk menunjang atau


membantu pernapasan. Ventilator sering kali dibutuhkan oleh pasien yang
tidak dapat bernapas sendiri, baik karena suatu
penyakit atau karena cedera yang parah. Tujuan penggunaan alat ini
adalah agar pasien mendapat asupan oksigen yang cukup

Melalui ventilator, pasien yang sulit bernapas secara mandiri dapat


dibantu untuk bernapas dan mendapatkan udara layaknya bernapas secara
normal. Mesin ventilator akan mengatur proses menghirup dan
menghembuskan napas pada pasien. Ventilator akan memompa udara
selama beberapa detik untuk menyalurkan oksigen ke paru-paru pasien,
lalu berhenti memompa agar udara keluar dengan sendirinya dari paru-
paru.
Ventilator umumnya digunakan untuk membantu proses pernapasan
pada pasien yang tidak dapat bernapas sendiri. Beberapa kondisi atau
penyakit yang membuat pasien membutuhkan mesin ventilator adalah:

 Gangguan paru-paru berat, seperti gagal napas, ARDS (acute respiratory distress


syndrome), asma berat, pneumonia, PPOK (penyakit paru obstruktif kronis), dan
pembengkakan paru (edema paru).
 Gangguan sistem saraf yang menyebabkan kelemahan otot pernapasan, koma, atau
stroke.
 Gangguan pada jantung, seperti gagal jantung, serangan jantung, atau henti jantung.
 Keracunan karbon dioksida.
 Gangguan keseimbangan asam basa, yaitu asidosis dan alkalosis.
 Cedera berat, misalnya luka bakar luas dan cedera kepala berat.
 Syok.
 Dalam pengaruh pembiusan total, sehingga kehilangan kemampuan bernapas, misalnya
pada pasien yang menjalani operasi.

2.3 Peralatan Dari Bahan Baku Logam

Bahan baku logam yang biasa dipakai adalah nikel, alpaca, tembaga dan logam campuran
lainnya. Peralatan dari bahan logam ini banyak ragamnya, misalnya: scalpel dan scalpel handle,
gunting, forceps, needle holders dan instrumen tray.
1. Scalpel dan scapel handle
Scalpel adalah pisau operasi atau pisau bedah, sedangkan scalpel handle adalah gagang
atau tangkai pisau atau fungsinya sebagai pegangan pisau operasi atau scalpel.
2. Gunting
Gunting adalah suatu alat yang digunakan untuk memotong suatu barang atau benda.
Gunting terdiri dari beberapa macam yaitu:
 Bandage scissor. Alat ini berfungsi untuk menggunting perban atau kain has. Ada
juga beberapa macam yang terkenal diantaranya yaitu: Type Lister ( bersudut ),
Type kanowles ( tidak bersudut )
 Liguster scissor
Liguster scissor adalah gunting yang digunakan untuk menggunting jahitan luka-
luka. Umumnya ujung gunting satu melengkung. Ada beberapa type yang
terkenal, yaitu:
 Type spencer
 Type littauer
 Type northben
 Typr haeth dan type sistrunk
3. Forceps
Forceps adalah suatu alat yang terdiri dari 2 keping yang saling berhadapan, yang dapat
dikontrol ( dapat dijepit dan dilepaskan ) oleh pegangan atau oleh tekanan langsung pada
keping-keping tersebut. Forceps terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Pinset, pinset terbagi dalam beberapa bagian yaitu:
 Anatomi pinset, anatomi pinset digunakan untuk menjepit jaringan lunak saat
mejahit luka.
 Chirugische pinset, pinset ini adalah pinset yang digunakan untuk penjepit
jaringan keras saat menjahit luka, dengan ciri ujung keduanya bergerigi
 Splinter pinset, alat ini ada yang berupa pinset dan tang, dengan ciri: kedua ujung
runcing seperti ujung tombak yang digunakan untuk mencabut pecahan atau
kepingan apapun yang menancap dipermukaan kulit tubuh.
 Pinset agrave, pinset ini digunakan untuk menjepit elip pada luka-luka sehingga
tidak terbuka. Ciri-cirinya yaitu kedua ujung bergerigi dan dibawah kedua gigi
terdapat lekukan yang berfungsi untuk tempat ujung elip supaya dapat ditekan.
b. Klem ( stamp )
Klem adalah suatu alat untuk menjepit ( memegang dan menekan ) sesuatu benda.
Klem biasa berupa jepitan dan ada juga yang penggunaannya menggunakan alat
mur bersayap yang diputar. Klem terdiri dari beberapa bagian yaitu:
 Arteri klem, arteri klem tergolong alat seperti pegangan gunting dengan stelan,
sedangankan kedua tepi kepingnya dihubungkan yang satu dengan yang
lainnya. Kedua jepitan bagian atas ada yang lurus ( straight ), bengkok (curvet).
 Buldog klem, alat ini juga termasuk arterio klem. Alat ini digunakan menjepit
luka agar darah tidak mengalir keluar. Bentuknya seperti pinset, hanya cara
menggunakannya berbeda yaitu bila ditekan dengan jempol klemnya akan
terbuka. Type buldog klem yaitu:
 Type dieffer bach
 Type hopkims
 Type de bakey
 Doeck klem, alat ini digunakan untuk menjepit kain operasi ( berlubang
tengah )
2.4 Peralatan Dari Bahan Baku Gelas
Bahan baku gelas yang biasa dipakai adalah pyrex, fiber gelas.
Contoh: vacuum extractive/ekstraksivakum, pipet, tabung reaksi, buret dll.
2.5 Peralatan dari bahan baku karet
Karet sudah tidak asing ditemukan dalam kehidupan. Tidak hanya digunakan untuk
beberapa peralatan rumah tangga atau keperluan beberapa bidang industri, alat-alat kesehatan
pun banyak menggunakan karet ini. berikut ini adalah 5 alat kesehatan berbahan karet.

1. Plester

Alat kesehatan yang satu ini pastinya sering Anda temukan. Ketika mengalami luka, plester
ini selalu menjadi media penanganan pertama. Fungsinya untuk menutupi luka yang mana
ditambahkan perekat agar bisa menempel. Terbuat dari bahan karet, khususnya karet sintetis
yang dibuat menjadi plastik seperti pada produk setonplast, leukoflix, dermilite dan sebagainya.
2. Hot Water Botle
Jika Anda sering mengompres beberapa anggota badan dengan botol pengompres, maka
botol tersebut adalah salah satu alat kesehatan berbahan karet. Hot water botle ini merupakan
botol yang diisi oleh air panas kemudian digunakan sebagai pengompres ketika demam atau
untuk meredakan nyeri. Terbuat dari karet elastis yang tahan panas dan tidak beracun, kemudian
dibentuk menjadi sebuah kantung bertutup di ujungnya.

3. Gloves

Gloves merupakan sebuah sarung tangan yang berfungsi untuk melindungi tangan dari
berbagai pengaruh lingkungan. Bisa juga dijadikan sebagai faktor penentu kehigienisan saat
menjalani prosedur perawatan. Terbuat dari bahan karet silikon.
4. Infusion Set
Infusion set ini merupakan perangkat medis untuk penanganan infus pada pasien.
Bentuknya berupa selang terbuat dari karet sintetis seperti plastik elastis.  Sesuai namanya,
selang ini digunakan untuk menyalurkan cairan infus seperti obat, nutrisi dan sebagainya ke
dalam tubuh. Selain perangkat infus, perangkat transfusi pun sama halnya seperti alat infus yang
mana terbuat dari bahan dasar karet.
5. Stethoscope

Alat kesehatan lainnya yang menggunakan karet sebagai bahan dasar pembuatan adalah
stetoskop. Sering digunakan untuk mendeteksi detak jantung, paru-paru, atau bunyi lain dari
beberapa organ tubuh. Beberapa bagian dari alat ini dibuat dari karet sintetis yang aman
digunakan.

Selain beberapa alat tersebut, masih banyak alat kesehatan berbahan karet lainnya. Meskipun
terbuat dari karet, namun fungsi dan kegunaannya sudah diuji coba sehingga aman, tidak
beracun, dan anti pengaruh dari lingkungan yang membahayakan. Untuk mengetahui perihal
karet yang bisa digunakan sebagai alat kesehatan, bisa menghubungi Kobe Global
International sebagai pihak industri pengolahan karet.

2. PERAWATAN PERALATAN
Peralatan kesehatan pada hakekatnya dibagi dalam 4 kategori (elektronika, logam, gelas, dan
karet) maka perawatan peralatan dibagi menjadi 4 bagian pula.
2.6 Perawatan Alat-Alat Elektronika
Perawatan elektronika sangat peka terhadap goncangan sehingga perlu dihindari
goncangan. Hindari peralatan dari medan magnet yang kuat agar sensisivitas meter tidak
berubah, alat-alat elektronika tidak tahan pada suhu diatas 250C, sehingga pada waktu
penggunaan suhu ruangan sebaiknya berkisar antara 180C-250C rata-rata temperature 210C. untuk
menghindari suhu terlalu tinggi, pada alat perlu diberi kipas angin disekitar power supply/sumber
daya alat tersebut.debu dapat pula mempengaruhi kerjanya alat, sehinngga setiap saat ruangan
dibersihkan dengan mennggunakan alat penyedot debu (vacuum cleaner).pengetahuan dan
ketrampilan ini meliputi:
 Sasaran pengukuran telah dipahami terlebih dahulu
 Persiapan metode,waktu dan program pengukuran
 Kondisi peralatan baik atau tidak

2.7 Perawatan alat Dari Bahan Baku Logam


Alat-alat terbuat dari logam misalnya besi,tembaga,maupun aluminium sering terjadi karatan.
Untuk menghindari terjadinya hal demikian maka alat-alat tersebut harus harus disampaikan
pada tempat yang yang mempunyai temperature tinggi ( 370C) dan lingkungan yang kering
kalau perlu memakai bahan silicon sebagai penyerap uap air. Sebelum disimpan alat tersebut
harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat,kemudian di oles dengan minyak
olie, minyak rem atau paraffin cai

2.8 Perawatan Alat Dari Bahan Baku Gelas


Bahan gelas banyak di pakai dalam laboratorium medis. Ada beberapa keuntungan
maupun kelemahan dari bahan baku gelas tersebut. Keuntungannya: bahan gelas tahan
terhadap bahan kimia,terutama bahan gelas pyrex,tahan terhadap perubahan temperature
yang mendadak,koefisianmual yang kecil dan tembus cahaya yang besar.
Kelemahannya:mudah pecah terhadap mekanik,dan mudah tumbuh jamur sehingga
mengganggu daya tembus sinar,kadang –kadang dalam menggunakan kain katum untuk
membeesihkan saja muda timbul goresan
Dengan memperhatikankeuntungan dan kelemahan dari bahan gelas, maka dalam
segi keperawatan maupun memperlakuka alat-alat gelas harus di perhatikan:
1. Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 270C-370Cdan di beri
tambahan lampu 25 watt
2. Ruangan tempat penyimpangan di beri bahan silicon sebagai zat higroskopis
3. Gunakan alcohol, aceton, kapas, sikat halus, dan pompa angin untuk
membersihkan debu dari permukaan kaca atau gelas.
4. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan diatas kawat
kasar atau boleh melakukan pemanasan secara langsung asalkan bahan gelas
terbuat dari pyrex.
5. Gelas yang akan direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung kedalam air
yang sedang mendidi melainkan gelas dimasukkan kedalam air dingin
kemudian di panaskan secara perlahan-lahan
2.9 Perawatan Alat Dari Bahan Baku Karet
Sarum tangan dari karet hand schoen mudah sekali meleleh atau melengket apabila
disimpan terlalu lama. Untuk menghindari kerusakan dari bahan karet sebelum melakukan
penyimpanan mula-mula bersihkan kotoran darah atau cairan obat dengan cara mencuci dengan
sabun kemudian dikeringkan dengan menjemur dibawa sinar matahari atau hembusan udara
hangat. Setelah itu ditaburi talk pada seluruh permukaan.
3.Strelisasi
Pengertian:suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya
pada peralatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau menggunakan
bahan kimia.

Larutan sterilisasi:
 Kalium dichromat 10 gram
 Asambelerang 25 ml
 Aquadest 75 ml

Jenis peralatan yang di sterilisasikan


1. Peralatan yang terbuat dari logam,misalnya pinset, gunting, speculum dan lain-lain
2. Peralatan yang terbuat dari kaca,misalnya semprit ( spuit ),tabung kimia dan lain –lain
3. Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya,kateter, sarum tangan, pipa penduga
lambung, drain.
4. Peralatan yang terbuat dari ebonit misalnya kanulerectum, dan kanuletrachea
5. Peralatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok (nierbeken),dan baskom
6. Peralatan yang terbuat dari porseling, misalnya mangkok,cangkir,dan piring
7. Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya selang infuse
8. Peralatan yang terbuat dari tenunan,misalnya kain
kasha,tampon,doekoperasi,baju,sprei,dan sarung bantal.
Pelaksanaan sterilisasi
 Dengan cara rebus Melestarikan peralatan dengan cara merebus didalam air
sampai mendidi (1000C) dan ditunggu antara 15-20 menit.
 Sterilisasi Dengan Cara Stoom
Mensterilkan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu
dan tekanan tertentu
 Sterilisasi dengan cara panas kering
Mensterikan peralatan dengan open dengan uap panas.
 Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti
alkohol,sublimat,uap formalin,khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kena panas.
4. Dekontaminasi
Dekontaminasi yaitu membuang semua material yang tampak ( debu,kotoran ) pada
benda,lingkungan, permukaan kulit dengan menggunakan sabun air dan gesekan.
1. Mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau permukaan lingkungan.
2. Untuk membuang kotoran yang tempak
3. Untuk membuang kotoran yang tidak telihat ( mikroorganisme)
4. Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung dengan alat pensteril
atau desifektan .
5. Untuk melindungi personal dan pasien .
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Brdasarkan makalah “prinsip fisika dalam pemeliharaan alat” ini dapat di simpulkan
bahwa: peralatan kesehatan meliputi peralatan elektronika, perlatan darai bahan baku logam,
peralatan dari bahan baku gelas, dan peralatan dari bahan baku karet/plastic cara merawat alat
kesehatan sangat di perlukan agar alat-alat tersebut tetap higienis dan baik karena alat-alat
tersebut sangat berperan penting dalam bidang kesehatan.
3.2 Saran
Merawat alat-alat kesehatan itu sangat penting untuk anggota medis terutama untuk
menjaga kesehatan pasien. Merawat alat-alat kesehatan di katakan penting karena menyangkut
keselamatan pasien. Menggunakan atau merawat alat-alat kesehatan sesuai dengan prosedur.
DAFTAR PUSTAKA
1.J.F.Gabriel(1996),FISIKA KEDOKTERAN, Jakarta. EGC

2.Arena, Victor : Ionizing Radiation and Life, The C,V. Mosby Company, St. Louis 1971

3.Broder, Marion R : Efficiency of Human Movement W.B Saunders Company, Philadelphia,


1960

4.Bykof K.M. Test-book of Physiology, Foreign Languages Publishing House Moskow, 1960

p. 373

5.Cameron John R. Skofronick James G : Medical Phisics John Wiley & Sons Inc.New

York, 1978

Anda mungkin juga menyukai