Anda di halaman 1dari 59

PLENO

SKENARIO B
KELAS F
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2022
Dosen Pembimbing:
dr. Supraja Dwiyono, M.Biomed & drg. Komang Krisna Dewi, M. Pd

Anggota Kelas F:

(202111081) SALSABILA HUSNA (202111089) RISKY NURAINUNISAH


(202111082) AMELIANA SILVYA RIDWAN
(202111083) RIFKA NAZWA ALIFFINA (202111090) KAROLINA
(202111084) ANNISA MAHARANI SUDRAJAD (202111091) LAURANISA ALYA PUDOLIS
(202111085) NADIFTA FAYRUZTYA (202111093) FAKHIRA FIKRIYYATUZZAHRA
HANJARWANI (202111094) MOKHSA IMANAHATU ATOLU
(202111086) HANA SYARIFAH KHAIRIYAH (202111095) PUTRI KINTAN PERTIWI
(202111087) NAILA FATHIYAH (202111096) ALEXANDRA MARETA DINAR
(202111088) ANINDYA MASRULY PUTRI MAHARANI
Skenario B
Seorang ibu datang ke puskesmas membawa putrinya yang berusia 3 tahun untuk berkonsultasi
ke dokter umum terkait keluhan anaknya yang memiliki ekspresi wajah tidak normal karena
mengalami penurunan kelopak atas mata kiri sejak 3 bulan yang lalu. Ibunya melaporkan bahwa
awalnya, keluhan yang pertama kali muncul ialah penurunan kelopak mata atas kanan terutama
saat kelelahan setelah bermain pada sore hari dan membaik setelah istirahat. Tidak terdapat
keluhan seperti sesak napas, suara serak, sulit menelan, kesulitan berbicara, ataupun kelemahan
anggota gerak. Pemeriksaan fisik didapatkan berat badan pasien 16 kg, tinggi badan 96 cm.
Tanda vital; tekanan darah 100/80, denyut nadi 109 x/menit, laju pernapasan 26 x/menit dan
suhu aksila 36,7 C. Pemeriksaan mata; ptosis pada palpebra superior sinistra, gerakan mata
normal. Pemeriksaan neurologis dilakukan pada nervus kranialis VII. Pemeriksaan ekstremitas
superior inferior dan refleks fisiologis (+) dengan kekuatan motorik dan tonus baik. Pemeriksaan
laboratorium terhadap antibodi reseptor asetilkolin (+). Dokter menjelaskan ke ibu pasien bahwa
anaknya tersebut mengalami penyakit autoimun yang menyerang neuromuscular junction,
ditandai oleh kelemahan otot dan cepat lelah akibat adanya antibodi terhadap reseptor asetilkolin.
Pasien kemudian dirujuk ke dokter spesialis mata untuk mendapatkan perawatan selanjutnya.
TERMINOLOGI
Konsultasi Tanda Vital

Menurut KBBI definisi dari kata konsultasi adalah Vital sign atau tanda vital merupakan pengukuran fungsi
pertukaran pikiran untuk mendapatkan kesimpulan (nasihat, tubuh dan alat diagnosa untuk memeriksa organ vital yang
saran, dan sebagainya) yang sebaik-baiknya. Tujuan dari menentukan kondisi dari seseorang meliputi pengukuran
konsultasi diantara nya: Membina hubungan antara dokter suhu tubuh, kadar oksigen dalam tubuh dan denyut nadi
dengan pasien, Mengumpulkan informasi terkait keluhan yang paling dasar dan untuk mengetahui tanda klinis dan
pasien, Penyedia informasi dapat berupa sifat masalah dan berguna untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit dan
pendekatan pada diagnosis atau pengobatan, Membuat berfungsi dalam menentukan perencanaan perawatan
keputusan diagnosis dan pengobatan nya. medis yang sesuai.

Sumber: Maulidah NS, Zahira EE, Meilina E, Rachma HI, Sugiarti R. Online Consultation on
Telemedicine Applications for Adolescents Amid the Covid-19 Pandemic. 2021; p7. Sumber: Putra A. Pengecekan Vital Sign Dengan Integritas Wireless Android.
Larasati TA. Komunikasi Dokter-Pasien Berfokus Pasien pada Pelayanan Kesehatan POLITEKNIK KESEHATANKEMENKES JAKARTA II JAKARTA. 2018
Primer. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung. 2019; p163-164
Pemeriksaan Fisik Tekanan Darah

Pemeriksaan fisik adalah salah satu prosedur yang biasa Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh
dilakukan dokter untuk mendiagnosis penyakit, biasanya jantung terhadap dinding arteri atau merupakan kekuatan
pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainan pendorong bagi darah agar dapat beredar ke seluruh tubuh untuk
dari suatu sistem atau suatu organ bagian-bagian tubuh mulai memberikan darah segar yang mengandung oksigen dan nutrisi
dari kepala hingga kaki (head to toe) yang dilakukan dengan 4 ke organ-organ tubuh.Tekanan darah diukur dalam milimeter air
cara, yaitu Melihat (Inspeksi), Meraba (Palpasi), Mendengar raksa (mmHg), dan dicatat sebagai dua nilai yang berbeda yaitu
(Auskultasi) dan Mengetuk (perkusi). tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.
Ruang lingkup pemeriksaan fisik:
Menurut klasifikasi Joint National Committee pada kasus ini pada
Pemeriksaan tanda vital: Suhu, Denyut nadi, Kecepatan tekanan darah normal yaitu sistolik <120 mmHg dan distolik <80
pernapasan dan tekanan darah, mmHg
Pemeriksaan fisik Head to toe
Menurut klasifikasi American Health Association, tekanan darah
Pemeriksaan fisik persistem tubuh: Sistem kardiovaskular, pasien pada kasus ini dalam keadaan normal yaitu untuk usia 3
pencernaan, muskuloskeletal, pernapasan, endokrin, tahun sistolik 80-115 mmHg dan diastolik 55-8- mmHg.
integumen, neurologi, reproduksi dan perkemihan.
Sumber: Muh A. Amiruddin, Vennetia R. Danes, Fransiska Lintong. ANALISA HASIL
PENGUKURAN TEKANAN DARAH ANTARA POSISI DUDUK DAN POSISI BERDIRI.
Sumber: Hidayati, R. (2019). Teknik Pemeriksaan Fisik. Jakad Media Publishing.
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 1, 2015
Suhu Aksila Denyut Nadi

Suhu Aksila merupakan pengukuran suhu di ketiak telah Denyut nadi adalah suatu tekanan yang dihantarkan
digunakan untuk memperkirakan suhu inti, meskipun dalam bentuk gelombang saat darah dipompa jantung
suhu lingkungan, aliran darah lokal, keringat ketiak, ke seluruh tubuh. Denyut nadi ditentukan oleh
penempatan bagian probe thermometer, penutupan elastisitas pembuluh darah.
kavitas aksila (menjepit termometer di ketiak), dan
waktu yang dibutuhkan untuk membaca sangat
mempengaruhi akurasi.

Sumber: Darwis, ID, BASYAR, E., & ADRIANTO, A. (2018). KESESUAIAN


TERMOMETER DIGITAL DENGAN TERMOMETER AIR RAKSA DALAM MENGUKUR Sumber: Ivanny Kasenda, Sylviah Marunduh, Herlina Wungouw. PERBANDINGAN
SUHU AKSILA PADA DEWASA MUDA (Studi Observasional pada Program Studi DENYUT NADI ANTARA PENDUDUK YANG TINGGAL DI DATARAN TINGGI DAN
Mahasiswa S1 Studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas DATARAN RENDAH.Universitas Sam Ratulangi .2014
Diponegoro Semarang) (Disertasi Doktor, Fakultas Kedokteran).
Ptosis Palpebra Superior Sinistra

Kelopak mata atas yang abnormal disebut dengan “Ptosis”. Levator palpebrae superioris adalah otot berbentuk segitiga
Biasanya akan tertutup mencakup seperenam bagian atas yang terletak di setiap kelopak mata atas. Fungsi utamanya
kornea, yaitu sekitar 2 mm. Ptosis timbul akibat adanya massa adalah elevasi dan retraksi kelopak mata atas.
pada lensa, skar, jaringan fibrosa di kelopak mata. beranastomosis dengan cabang-cabang karotis eksterna
melalui arteri temporalis angularis dan superfisial melalui
arkade perifer superior. Ia menerima persarafan oleh cabang
superior saraf okulomotor (Nervus cranialis III). Masalah
dengan fungsi atau persarafan levator palpebrae superioris
akan mengakibatkan ptosis kelopak mata atas.
Sumber: (1) Iman SA, Himayani R, Ismunandar H. Rekonstruksi Ruptur Palpebra Fullthickness +
Ruptur Sklera Pada Pasien Laki-laki Usia 14 Tahun: Suatu Kedaruratan. Journal of medula. 2019;
Sumber: TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENGGUNA LENSA KONTAK
9(3): 540
PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN.
Wulansari. FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2022 (2) Ng SK, Chan W, Marcet MM, Kakizaki H, Selva D. Levator palpebrae superioris: an anatomical
update. Orbit. 2013; 32(1): 76-84
Pemeriksaan Neurologis Nervus Kranialis VII

Pemeriksaan gangguan pada sistem saraf yang digunakan Salah satu saraf cranial berupa bagian dari sistem saraf tepi
untuk menilai fungsi neurologis pasien, agar dapat yang mempersarafi otot wajah, berkembang dari arkus
melokalisasi penyakit neurologis dan membantu dalam faring ke 2 masa embrio. CN VII berasal dari batang otak,
menentukan atau mengesampingkan diagnosis banding. berjalan melalui canalis fasialis pada tulang temporal dan
keluar melalui foramen stylomastoideus yang kemudian
bercabang pada ujung posterior glandula parotis.

Sumber: Fritz D, Musial MK. Neurological Assessment. Home Healthc Now. 2016 Sumber: Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Gray's Basic Anatomy. International Ed.
Jan;34(1):16-22. [PubMed] Philadelphia: ELSEVIER. 2012: 440, 444-445.
Pemeriksaan Ekstremitas Superior Refleks Fisiologis
Inferior

Ekstremitas atas dibagi atas daerah bahu (hubungan antara


Refleks fisiologi meliputi refleks peregangan otot yang
lengan dan badan), lengan atas, lengan bawah, dan tangan.
muncul pada stimulasi tendon, periosteum, tulang,
bawah terdiri dari tungkai atas dan tungkai bawah yang
persendian, fascia, atau aponeurosis. Refleks akan muncul
dapat dibagi dalam ruang- ruang; masing-masing ruang
dengan peregangan otot dan bukan oleh tendon, karena
mempunyai otot-otot dengan fungsi tertentu. Ekstremitas
refleks bisa terjadi melalui organ sensorik (misalnya,
bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal,
neuromuscular spindie), maka refleks seperti itu dinamakan
metatarsal, dan tulang-tulang phalangs. pemeriksaan yg
refleks propioseptik.
dilakukan untuk mengetahui kekutan otot bagian atas
maupun bawah.

sumber : Pulsen ,f dan waschake j. sobotta atlas anatomi manusia , anatomi umum Sumber: Sumber : Diah Kurnia Mirawati, Sutejo Widjojo, Suroto, Agus Sudomo, Oemar
dan sistem muskulosleletal . 2013. Sri Hartanto, Risono, RAJ Sri Wulandari, Suyatmi. PEMERIKSAAN NEUROLOGI.
Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta/RSUD dr Moewardi Surakarta
Kekuatan Motorik Tonus
Teknik pemeriksaan sistem motorik meliputi penilaian sikap
badan atau postur, bentuk dan ukuran otot, gerakan abnormal
otot yang tidak terkendali, tonus otot, kekuatan otot, dan
gerakan ekstremitas. Pemeriksaan ini dilakukan dalam posisi
berdiri, duduk, atau berbaring. dapat dinilai kekuatannya
sebagai berikut :
Derajat 0: tidak ada kontraksi otot sama sekali atau
lumpuh total
Derajat 1: ada sedikit kontraksi otot tetapi persendian
tidak bisa digerakkan Tonus merupakan jumlah ketegangan atau resistensi
terhadap gerakan pada otot-otot dalam keadaan istirahat.
Derajat 2: pasien bisa menggerakkan ekstremitas tetapi
gerakan ini tidak mampu melawan gaya berat, misalnya
pasien bisa menggeser lengan tetapi tidak dapat
mengangkatnya
Derajat 3: kekuatan otot sangat lemah tetapi anggota
tubuh dapat digerakkan melawan gaya gravitasi
Derajat 4: kekuatan otot lemah tetapi anggota tubuh
dapat digerakkan melawan gaya gravitasi dan dapat
menahan sedikit tahanan yang diberikan
Derajat 5: tidak ada kelumpuhan maupun kelemahan
(kondisi normal)
Sumber: Nicholl DJ, Appleton JP. Clinical neurology: why this still matters in the 21st Sumber: Campbell W.W., Barohn R.J. DeJong’s The Neurologic Examination. 7th ed.
century. J Neurol Neurosurg Psychiatry. 2014;86(2):229–33 Lippincott Williams & Wilkins; Philadelphia, PA, USA; 2019: 467.
Pemeriksaan Laboratorium Antibodi Reseptor Asetilkolin

Antibodi reseptor asetilkolin (anti-AChR) merupakan


Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan
antibodi utama dalam patogenesis penyakit miastenia
penunjang untuk diagnosis penyakit. Pemeriksaan
gravis (MG). Antibodi reseptor asetilkolin yang ditemukan
laboratorium merupakan penelitian perubahan yang
pada penderita miastenia gravis yaitu mencapai 80-85%.
timbul pada penyakit dalam hal susunan kimia dan
Antibodi reseptor asetilkolin selalu dalam bentuk
mekanisme biokimia tubuh. Pemeriksaan laboratorium
poliklonal dan imunoglobulin G (IgG). Pemeriksaan
juga sebagai ilmu terapan untuk menganalisis cairan
antibodi ini merupakan salah satu pemeriksaan penting
tubuh dan jaringan.
dalam menegakkan diagnosa. .

Sumber: Hakim M, Tiara F, Yanuar A, Wiratman W, Indriawati LA, Budikayanti A,


Sumber: Jemani J, Kurniawan M. ANALISA QUALITY CONTROL HEMATOLOGI DI
Octaviana F. Hubungan Kadar Antibodi Reseptor Asetilkolin Dengan Derajat Keparahan
LABORATORIUM RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG. Garuda Kemendikbud.
Penyakit Miastenia Gravis Di Rs Cipto Mangunkusumo. Majalah Kedokteran Neurosains
2019;1(2):81.
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2020; p186
Penyakit Autoimun Neuromuscular Junction

Penyakit autoimun merupakan respon imun yang Neuromuscular junction merupakan penghubung antara
mengakibatkan kerusakan pada jaringan tubuh sendiri serabut saraf dan otot pada membran otot yang
serta mengganggu fungsi fisiologis tubuh. Penyakit berfungsi mengubah impuls elektrik menjadi sinyal kimia
autoimun dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya untuk digunakan sebagai pencetus kontraksi otot.
adalah faktor genetik, infeksi, lingkungan, hormonal, Neuromuscular junction terdiri dari membran presinaptik,
daerah/suku, diet dan toksik/obat. Patogenesis celah sinaptik (synaptic cleft) dan membran post
autoimun terdiri atas gangguan aktivitas selular dan sinaptik. Neuromuscular Junction (NMJ) atau endplate
protein regulator. Gangguan aktivitas selular dapat adalah sinaps yang spesial dimana saraf motorik
terjadi apabila tubuh gagal mempertahankan toleransi presinaptik bertemu dengan membran postsinaptik dari
akan self-antigen dan terjadi aktivasi autoreaktif sel otot rangka (motor endplate). Susunan, diferensiasi dan
imun terhadap self-antigen tersebut. fungsi NMJ memerlukan interaksi tepat antara saraf dan
sel otot. Kegagalan dari interaksi ini akan menyebabkan
gangguan yang luas terhadap aktivitas neuromuskular.

Sumber:
Sumber: Yulia Cahya Khasanah. Potensi Koekspresi Chimeric Antigen Receptor (Car)
Indrayani M, Panji PAS. NEUROMUSCULAR PHYSIOLOGY. 2017 halaman 4
Dan Gen Foxp3 Pada Sel T Regulators Sebagai Modalitas Terapi Penatalaksanaan
Autoimun. Essence of Scientific Medical Journal. 2019;1(1): 27.! Febriana S. MYASTHENIA GRAVIS. 2015: 2
IDENTIFIKASI MASALAH
Keluhan yang pertama kali muncul ialah penurunan kelopak mata atas kanan terutama saat
kelelahan setelah bermain pada sore hari dan membaik setelah istirahat

Keluhan anaknya yang memiliki ekspresi wajah tidak normal karena mengalami penurunan
kelopak atas mata kiri sejak 3 bulan yang lalu

Anaknya tersebut mengalami penyakit autoimun yang menyerang neuromuscular junction


HIPOTESIS
Penyakit autoimun karena
gangguan neuromuscular
junction
(Myasthenia Gravis)
MEKANISME
Seorang ibu datang ke puskesmas
membawa putrinya berusia 3 tahun

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan mata Pemeriksaan neurologis Pemeriksaan ekstremitas Pemeriksaan


Anamnesa : laboratorium
-Berat badan pasien 16 -Ptosis pada palpebra Pemeriksaan pada nervus Superior inferior dan
-Anaknya yang memiliki -Tinggi badan 96 cm. superior sinitra kranialis VII. refleksfisiologis (+) Antibodi reseptor
ekspresi wajah tidak -Tanda vital: Gerakan mata normal dengan kekuatan asetilkolin (+).
normal karena mengalami •Tekanandarah 100/80 motorik dan tonus baik.
penurunan kelopak atas •Denyutnadi 109 x/menit
mata kiri sejak 3 bulan •Laju pernapasan 26
yang lalu. x/menit
-Keluhan pertama kali •Suhu aksila 36,7 C.
muncul ialah penurunan
kelopak mata atas kanan
terutama saat kelelahan
setelah bermain pada sore
hari dan membaik setelah
istirahat. Hipotesis : Penyakit autoimun yang menyerang neuromuscular junction, ditandai oleh
-Tidak terdapat keluhan kelemahan otot dan cepat lelah akibat adanya antibodi terhadap reseptor asetilkolin
seperti sesak napas, suara
serak, sulit menelan,
kesulitan berbicara,
ataupun kelemahan
anggota gerak.

Rujukan : Dokter Spesialismata


MORE INFO
Tidak terdapat keluhan seperti sesak Pemeriksaan fisik didapatkan berat badan
Seorang ibu datang ke napas, suara serak, sulit menelan, pasien 16 kg, tinggi badan 96 cm. Tanda
puskesmas membawa putrinya kesulitan berbicara, ataupun vital ; tekanan darah 100/80, denyut nadi
yang berusia 3 tahun kelemahan anggota gerak 109 x/menit, laju pernapasan 26 x/menit
dan suhu aksila 36,7 C
01 02
03

Pemeriksaan ekstremitas
Pemeriksaan mata ; ptosis pada
Pemeriksaan neurologis dilakukan superior inferior dan refleks
palpebra superior sinistra,
pada nervus kranialis VII fisiologis (+) dengan
gerakan mata normal.
kekuatan motorik dan tonus baik.

04 05
06
Dokter menjelaskan ke ibu pasien bahwa anaknya
tersebut mengalami penyakit autoimun yang
menyerang neuromuscular junction, ditandai oleh
kelemahan otot dan cepat lelah akibat adanya
antibodi terhadap reseptor asetilkolin

08

Pemeriksaan laboratorium terhadap Pasien kemudian dirujuk ke dokter


antibodi reseptor asetilkolin (+) spesialis mata untuk mendapatkan
perawatan selanjutnya
07
09
I DON'T KNOW
Apakah sebelumnya pasien pernah konsultasi ke dokter?
Apakah ada keturunan dari Ibu tersebut yang mengalami penyakit autoimun juga?
Apakah ada keturunan dari ibu pasien yang mengalami gejala seperti itu?
Apakah pasien mengalami gangguan penglihatan?
Kapankah pasien mulai mengalami penurunan pada kelopak mata sebelah kanan?
Apakah pasien mengalami nyeri otot setelah beraktivitas?
Apakah pasien masih mengalami gejala lain setelah mendapatkan pengobatan?
Apakah pasien menderita infeksi bakteri atau virus?
Bagaimana hasil pemeriksaan neurologis pd nervus kranialis VII yang dilakukan
dokter?
Apakah kondisi kelopak mata anak tersebut kembali normal setelah istirahat?
Apakah anak tersebut memiliki pola makan yang sehat?
LEARNING ISSUES
Apa sajakah otot–otot yang membentuk
ekspresi wajah dan apa saja fungsinya?

01
Musculi faciales berkembang dari arcus pharingeus kedua dan dipersarafi
oleh cabang - cabang nervus facialis. Musculi ini berada dalam fascia
suerficialis, dengan origo pada tulang atau fascia dan berinsertio pada kulit.

Pembagian otot - otot ekspresi wajah diantaranya:


Pada daerah calvaria:
M. occipitofrontalis: bagian venter frontalis berfungsi untuk
mengangkat alis dan mengerutkan dahi, venter occipitalis berfungsi
untuk menarik kulit kepala mundur

M. temporoparietalis: otot besar yang mengelilingi orificium (lubang)


orbita yang membentang sempurna ke masing-masing palpebrae
Pada daerah kelopak mata dan hidung:
M. orbicularis oculi: berfungsi untuk menutup kelopak mata
M. Corrugator Supercili: berukuran lebih kecil, terletak di sebelah dalam alis
mata, dan berkontraksi pada saat mengerutkan dahi
M. Depressor Supercilii: berasal dari tepi medial orbital, dekat os lacrimale,
dan berinsersio pada aspek medial tulang orbita (alis), sehingga secara aktif
menekan bagian medial alis
M. Procerus: otot ini bekerja pada saat mengernyit seperti menarik alis ke
bawah dan juga membantu melebarkan lubang hidung.
M. Nasalis: berfungsi pada saat nares mengembang
M. depressor septi nasi: membantu memperlebar nares
M. levator labii superior: memperdalam sulcus nasolabialis selama ekspresi
sedih bersama M.levator anguli oris
Pada daerah telinga:
M.auricularis anterior, superior dan posterior: Otot-otot yang
mengelilingi lubang telinga ini berfungsi untuk mengangkat telinga

Pada daerah mulut:


M. orbicularis oris: Otot ini membantu menyatukan, membuka atau
mengerucutkan bibir
M. buccinator: membantu mengompres pipi pada gigi bersamaan
dengan menegangkan dan mengerutkan pipi.
M. levator anguli oris: berfungsi untuk mengangkat sudut mulut.
M. depressor anguli oris: berfungsi untuk menarik sudut mulut ke
bawah dan ke lateral
Pada daerah mulut:
M. depressor labii inferior: mendepresi bibir bawah dan
menggerakkannya ke lateral.
M. levator labii superior: memperdalam sulcus nasolabialis selama
ekspresi sedih bersama m.levator anguli oris
M. risorius: membantu dalam tersenyum
M.zygomaticus mayor & M.zygomaticus minor: bekerja saat tersenyum
M. mentalis: berfungsi menyesuaikan bibir ketika sedang minum dan
pada saat cemberut

Pada daerah leher:


M. platysma: menegangkan kulit regio cervicalis dan menggerakkan
bibir bawah dan sudut mulut ke bawah
Sumber:
Drake, Richard L. Vogl, Wayne. Mitchell, Adam W. Gray`s Basic
Anatomy. Elsevier. 2012.
Netter, Frank H. Atlas of Human Anatomy. Elsevier. 2019
Anggraini W. Perspektif anatomi dan antropometri pada senyum.
Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu. 2020; p37-41
Gangguan otot apa saja yang terganggu
pada kasus diatas?

02
Musculus Levator Musculus Orbicularis
Palpebrae Superioris Oculi

Origo: margin orbital medial,


ligamen palpebral medial, tulang
lacrimal
Insersio: kulit sekitar margin orbit,
Action: mengangkat palpebrae.
superior & inferior tarsal plates
Inervasi oleh N. okulomotorius (CN III)
Action: menutup kelopak mata,
palbebral part- kedipan
lembut/halus, orbital part-kedipan
kuat.
Inervasi oleh n. facialis (CN VII)

Sumber: Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Gray's Basic Anatomy. International Ed. Philadelphia: ELSEVIER. 2012: 464-466.
Bagaimana tahap perkembangan neural? Dan
bagaimana perkembangan saraf neural yang
mempengaruhi ekspresi wajah?

03
Neurulasi

Sumber : Bear MF, Connors BW, Paradiso MA. Neuroscience: Exploring the Brain. 4th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2016. P: 193.
Neurulasi
Selesai di 25-28 hari

Sumber : Bear MF, Connors BW, Paradiso MA. Neuroscience: Exploring the Brain. 4th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2016. P: 195.
Proliferasi Neural

Sumber : Bear MF, Connors BW, Paradiso MA. Neuroscience: Exploring the Brain. 4th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2016. P: 786.
Migrasi Neuronal

Sumber : Bear MF, Connors BW, Paradiso MA. Neuroscience: Exploring the Brain. 4th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2016. P: 789.
Diferensiasi Neuronal

Sumber : Bear MF, Connors BW, Paradiso MA. Neuroscience: Exploring the Brain. 4th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2016. P: 790.
Nervus kranialis ketiga
Saraf Wajah
(N.III) yang mempersarafi
m. levator palpebrae
Berperan dalam hal
superioris yang fungsinya
mengontrol otot-
untuk mengangkat
otot mimik di wajah,
kelopak mata atas, lalu
membawa rasa
juga mempersarafi rektus
kecap pada 2/3
superior, rektus medial,
anterior dari lidah
rectus inferior yang
dan cavum oris, dan
melakukan sebagian
memberi serat-serat
besar pergerakan mata m.
saraf parasimpatis
obliqus inferior yang
sekretomotor untuk
merupakan otot
NERVUS kelenjar ludah,
ekstraokular, berfungsi NERVUS FACIALIS lakrimal, nasal dan
pada bola mata Terletak OKULOMOTOR
kelenjar palatina.
di fissura orbitalis
superior.
Sumber: Prometheus. Atlas Anatomi Manusia Kepala, Leher, & Neuroanatomi. 2014
Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan
neural pada masa embrio?

04
Week 0-4 Week 5-6
Rhombencephalon (Hindbrain) terbagi menjadi Pemisahan sempurna pada facial dan nervus
myelencephalon (caudal), yang akan menjadi medulla akustik terjadi, dan berkembang nervus
oblongata, dan metencephalon (cranial), yang akan intermedius, menjadi poin penting untuk
menjadi pons dan cerebellum. Primordium kelainan gestasional yang mengenai sistem
facioacustic (acousticofacial) nampak sekitar 3 tersebut.
minggu dan menempel pada metencephalon sebelah
cranial dari otic vesicle

Week 7
Nervus intermedius kini menjadi lebih kecil daripada akar motoris dan memasuki batang
otak antara nervus vestibulococchlear dan ujung motoris nervus facial. Kini nampak
beberapa cabang di bagian perifer nervus ketujuh. Seluruh cabang perifer terletak
dalam lamina myoblastik yang akan membentuk otot fasial. Pada akhir minggu ke7,
pemisahan antara cabang terminal semakin jelas. Berbagai otot fasial mulai nampak
seperti zygomaticus mayor dan minor, anguli oris depresor, dan frontalis.
Sumber: Sataloff R T, Selber J C. Phylogeny and embryology of the facial nerve and related structures. Part Il: Embryology. ENT-Ear,
Nose&Throat Journal. 2013
Week 8 Week 9
Sebuah sulcus berkembang disekitar nervus facial Nampak auricularus anterior, corrugator
yang akan mengawali canal fallopi. Otot otot supercillii, occipital dan platysma mandibula, dan
Orbicularis oris, levator anguli oris dan orbicularis levator labii superior ala nasi. Semua nervus
oculi nampak. cranial menyerupai dewasa.

Week 10-15 Week 16-born


Percabangan bagian perifer nervus facial. Terjadi Seluruh komunikasi nervus facial selesai pada 16
komunikasi antara nervus trigeminalis (via cabang minggu kehamilan. Minggu ini, osifikasi telah
infraorbital, bukal, auriculotermporal, dan mental) selesai untuk menutup sebagian sulcus ke canal
di perioral dan daerah infraorbital. Bagian vertikal fallopi.
nervus fasial mulai nampak di bagian tengah
telinga, dan hubungannya dengan eksternal

Sumber: Sataloff R T, Selber J C. Phylogeny and embryology of the facial nerve and related structures. Part Il: Embryology. ENT-Ear,
Nose&Throat Journal. 2013
Apa saja syaraf-syaraf yang mempengaruhi
ekspresi wajah? Dan syaraf-syaraf apa yang
terganggu pada skenario diatas?

05
Nervus okulomotorius adalah nervus kranialis ketiga (N.III) yang mempersarafi
m. levator palpebrae superioris

Fungsinya:

Mengangkat kelopak mata atas,lalu juga mempersarafi rektus superior, rektus


medial, rectus inferior yang melakukan sebagian besar pergerakan mata m.
obliqus inferior yang merupakan otot ekstraokular, berfungsi pada bola mata
Terletak di fissura orbitalis superior.

Sumber : Prometheus. Atlas Anatomi Manusia Kepala, Leher, & Neuroanatomi. 2014 )
Nervus facialis adalah nervus kranialis ketujuh yang keluar dari batang otak di
antara pons dan medulla oblongata.

Fungsinya:

Nervus ini berperan dalam hal mengontrol otot- otot mimik di wajah, membawa
rasa kecap pada 2/3 anterior dari lidah dan cavum oris, dan memberi serat-serat
saraf parasimpatis sekretomotor untuk kelenjar ludah, lakrimal, nasal dan
kelenjar palatina.

Sumber : Prometheus. Atlas Anatomi Manusia Kepala, Leher, & Neuroanatomi. 2014 )
Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan
jaringan otot craniofacial pada masa
embrio?

06
Berasal dari Lapisan Mesoderm Paraksial
(Penebalan Mesoderm)
Minggu ke-3 Periode Embrionik
Terjadi Invaginasi sel-sel epiblast di primitive streak

Lokasi pertengahan antara sel epiblast dengan sel hipoblast mesenkim

Lap. baru mesoderm poliferasi dan diferensiasi

Fibroblast Chondroblast Osteoblast

Terbentuk Trilaminer disc

Sumber: Balogh MB, Fehrenbach MJ. Illustrated dental embryology, histology and anatomy.3rd ed.Elsevier Saunders:Singapore.2012.
Berasal dari lapisan mesoderm trilaminar disc

Mesoderm Paraxial
akhir minggu ke 3

somitomer

somit
7 pasang somitomer pertama di regio cranial tidak bersegmentasi lebih
lanjut dan akan membentuk sebagian besar muskuloskeletal craniofacial.
Pasangan pertama somit muncul di regio occipital pada perkembangan embrio
hari ke 20, Somit baru kemudian muncul pada sequence craniocaudal dengan
jumlah 3 pasang per hari hingga akhir minggu ke 5. (42-44 pasang).

somit berdiferensiasi > sklerotom, dermomiotom (dermatom & miotom).

sklerotom > membentuk tulang rangka aksial


dermatom > dermis kulit
miotom > jaringan otot
Perkembangan otot craniofacial
otot ekstraokular (mata) berkembang dari preotik miotom dan
tersusun mengelilingi mata yang berkembang, inervasi oleh
CN III, IV dan VI
otot-otot intrinsik dan ekstrinsik lidah berkembang dari
preservikal somit yang disebut oksipital somit. oksipital
miotom diinervasi oleh nervus preservikal > n. hypoglossus
(CN XII)
otot dari pharyngeal arch berkembang dari mesoderm
pharyngeal arch yang berasal dari somitomer. otot yang
berasal dari mesoderm pharyngeal arch ini adalah otot
pengunyahan, otot ekspresi wajah, faring, laring. otot otot ini
diinervasi oleh nervus dari masing-masing pharyngeal arch
Perkembangan otot craniofacial
Otot dari pharyngeal arch
branchial/pharyngeal arch I (mandibular arch)
dibentuk o/ 2 proc. mandibular yang menyatu di midline (minggu ke-4
periode embrionik):
otot-otot pengunyahan (m. Masseter, m. Temporalis, m. Pterygoideus
Lateralis, m. Pterygoideus Medialis)
dipersarafi oleh CN V (n. trigeminus)
branchial/pharyngeal arch II (hyoid arch)
(minggu ke-7 periode embrionik)
otot-otot ekspresi wajah, otot suprahyoid, otot infrahyoid
dipersarafi oleh CN VII (n. facialis)
Perkembangan otot craniofacial
Otot dari pharyngeal arch
branchial/pharyngeal arch III (mandibular arch)
membentuk otot-otot pharyngeal
dipersarafi oleh CN IX (n. glossopharyngeal)

branchial/pharyngeal arch IV (mandibular arch)


otot-otot palatum lunak & otot-otot pharyngeal constrictor
dipersarafi oleh CN X (n. vagus)
Perkembangan otot craniofacial
Minggu ke 10 i.u.

sel-sel otot bermigrasi ke seluruh bagian atas wajah.


membentuk laminae di tiap sisi wajah yang meluas ke
permukaan bakal daerah infra orbital, temporal.
occipital, cervical, mandibular

Sumber:
Balogh MB, Fehrenbach MJ. Illustrated dental embryology, histology and anatomy.3rd ed.Singapore: Elsevier Saunders. 2012.
Carlson BM. Human Embriology and Developmental Biology. 5th ed. Philadelphia: ELSEVIER. 2014: 208-213
Sadler TW. Langman's Medical Embriology. 14th ed. Wolters Kluwer. 2019: 80-84.
Singh V. Textbook of Clinical Embriology. 1st ed. New Delhi: ELSEVIER. 2012: 103-105, 112.
Apa saja penyebab gangguan neuromuscular
junction, dan apa penyebab pada kasus ini?

07
Penyebab Gangguan

Infeksi
Autoimun
Bakteri

Mutasi Obat atau


Genetik toksin spesifik

Sumber:
1. Omar A, Marwaha K, Bollu PC. Physiology, Neuromuscular Junction. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2022
2. Hill MTHE NEUROMUSCULAR JUNCTION DISORDERSJournal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry2013;74:ii32-ii37.
Penyakit yang dapat
ditimbulkan?

Myasthenia Gravis Lambert-Eaton-Syndrome


Pada miastenia gravis, antibodi terhadap
reseptor asetilkolin atau protein yang terlibat Pada sindrom miastenia Lambert-Eaton
dalam pengelompokan reseptor, terutama (LEMS), hilangnya saluran kalsium bergerbang
kinase spesifik otot, menyebabkan hilangnya tegangan prasinaptik menyebabkan
reseptor asetilkolin secara langsung atau berkurangnya pelepasan pemancar asetilkolin.
mengganggu pengelompokan reseptor
asetilkolin yang diinduksi agrin yang diperlukan
untuk neurotransmisi yang efisien.

Sumber:
1. Omar A, Marwaha K, Bollu PC. Physiology, Neuromuscular Junction. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2022
2. Hill MTHE NEUROMUSCULAR JUNCTION DISORDERSJournal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry2013;74:ii32-ii37.
PENYEBAB PADA SKENARIO

Myasthenia Gravis
yang disebabkan oleh autoimun.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai