3. KESIMPULAN
Tidak ada perbedaan antara tindakan dan SOP yang ada
PEMERIKSAAN
TANDA-TANDA VITAL
1. DEFINISI
Tanda-tanda vital di gunakan sebagai indikator dari status kesehatan, ukuran-ukuran Ini
menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural dan endokrin tubuh. Karna sangat penting,
maka disebut dengan tanda-tanda vital. Tanda vital merupakan cara yang cepat dan efesian untuk
memantau kondisi klien atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon klien terhadap
intervens.
B. Denyut Nadi
Denyut nadi dapat dibedakan menjadi denyut nadi apical dan perifer. Denyut nadi apikal
adalah denyut yang dirasakan pada daerah apeks jantung. Denyut perifer adalah denyut yang
dirasakan pada perifer tubuh seperti leher, pergelangan dan kaki. Pada klien yang sehat, laju perifer
sama dengan denyut jantung. Perubahan kesehatan klien dapat memperlemah denyut perifer dan
membuatya sulit untuk dideteksi. Sehingga pengkajian pada denyut perifer merupakan suatu
komponen penting dalam pengkajian kesehatan menyeluruh. Beberapa arteri yang bisa digunakan
sebagai lokasi menghitung denyut nadi antara lain : Arteri Rasialis di pergelangan tangan, Arteri
Brakialis disiku bagian dalam, Artery Karotis di leher,Artery Temporalis di pelipis, Artery Femoralis
di lipatan paha ( selangkangan), Artery Dorsalis di kaki, Artery Frontalis di ubun-ubun bayi. Lokasi
denyut perifer yang paling umum digunakan adalah denyut radial. Palpasi denyut radial dilakukan
dengan meletakkan dua atau tiga ujung jari pada pergelangan anterior sepanjang tulang radius. Jika
denyut teratur,hitunglah denyut selama 30 detik lalu hasilnya dikali 2. Jika denyut tidak teratur, kaji
denyut, perhatikan empath al yaitu : laju, ritme, kekuatan dan elastisitas arteri.
C. PERNAPASAN
Sistem pernapasan berfungsi untuk membantu manusia menghirup oksigen dan mengeluarkan
karbon dioksida. Selama proses pernapasan, Saluran pernapasan berfungsi sebagai tempat lintasan dan
tempat pertukaran udara di dalam tubuh manusia. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut:
rongga hidung – faring – laring – trakea – bronkus – bronkiolus – alveolus – paru-paru.
1. Rongga hidung Udara masuk ke tubuh manusia lewat rongga hidung. Rongga hidung
memiliki selaput lendir yang berfungsi untuk menangkap benda asing yang masuk melalui
saluran pernapasan.
2. Faring atau tekak adalah organ sistem pernapasan yang terletak di belakang rongga hidung
dan mulut. Faring tersusun dari otot lurik dengan panjang kurang lebih 4 cm. Faring
meruupakan persimpangan antara saluran pencernaan dengan saluran pernapasan.
3. Laring atau pangkal tenggorokan memiliki katup yang disebut epiglotis yang berfungsi
mengatur jalannya makanan dan udara pernapasan agar sesuai dengan salurannya masing-
masing. Selain itu, pada pangkal tenggorokan terdapat pita suara yang merupakan organ
penghasil suara pada manusia.
4. Trakea atau batang tenggorokan adalah organ sistem pernapasan berupa pipa dengan panjang
sekitar 10 cm yang sebagian terletak di leher dan sebagian lagi di rongga dada atau torak.
Pada bagian dalam rongga terdapat epithel bersilia atau jaringan. Fungsi jaringan rambut ini
pada trakea adalah untuk menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
5. Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan saluran penghubung antara rongga hidung,
rongga mulut, dan paru-paru. Bronkus terbagi menjadi dua, yakni bronkus kanan dan bronkus
kiri. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.
6. Alveolus adalah struktur berbentuk bola-bola kecil atau gelembung paru-paru yang diliputi
oleh pembuluh-pembuluh darah. Epitel pipih yang melapisi alveoli memudahkan darah di
dalam kapiler darah mengikat oksigen dari udara dalam rongga alveolus.
7. Paru-paru terletak di rongga dada, tepat di atas sekat diafragma. Organ ini memiliki dua
bagian, yakni paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput
paru-paru atau pleura. Di bagian dalam paru-paru, terdapat gelembung halus yang merupakan
perluasan permukaan paru-paru yang disebut alveolus.
D. SUHU TUBUH
Suhu tubuh manusia di atur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan
oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu
tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Hipotalamus merasakan
perubahan ringan pada suhu tubuh. Hipotalamus anteriormengontrol pengeluaran panas, dan
hipotalamus posteriormengontrol produksi panas. Bila sel saraf di hipotalamus anteriormenjadi panas
melebihi sel point, implus akan dikirim untuk menurunkan suhu tubuh.
3. INDIKASI TINDAKAN YANG DI LAKUKAN
a. Saat pasien akan dilakukan pembedahan
b. Pasien dirawat inap, sebagai data pengkajian
c. Sewaktu diperlukan pemeriksaan tanda-tanda vital
d. Pada saat pertama kali mencatat riwayat klien sebagai data dasar
e. Pada kondisi klinis yang telah ditetapkan misalnya syok dan pendarahan
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Penurunan curah jantug
b. Pola napas tidak efektif
c. Bersihan jalan napas tidak efektif
7. REFERENSI
Berman, A., Snyder, S.J., Frandsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing:
Concepts, Process, and Practice (Tenth Edition). New York: Pearson Education, Inc.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan