PENDAHULUAN
Faktor resiko kejang demam yang penting adalah demam. Selain itu terdapat faktor
riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara kandung, perkembangan terlambat,
problem pada masa neonatus, anak dalam perawatan khusus, dan kadar natrium rendah.
Setelah kejang demam pertama kira kira 33% anak akan mengalami satu kali rekurensi
(kekambuhan), dan kira kira 9 % anak mengalami recurensi 3 kali atau lebih, resiko rekurensi
meningkat dengan usia dini, cepatnya anak mendapat kejang setelah demam timbul,
temperatur yang rendah saat kejang, riwayat keluarga kejang demam, dan riwayat keluarga
epilepsi.
Hingga kini belum diketahui dengan pasti penyebab kejang demam. Demam sering
disebabkan infeksi saluran pernafasan atas, radang telinga tengah, infeksi saluran cerna dan
infeksi saluran kemih. Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi. Kadang kadang
demam yang tidak begitu tinggi dapat menyebabkan kejang. Kejang demam merupakan salah
satu kelainan saraf yang paling sering dijumpai pada bayi dan anak. Sekitar 2,2% hingga 5%
anak pernah mengalami kejang demam sebelum mereka mencapai usia 5 tahun. Sampai saat
ini masih terdapat perbedaan pendapat mengenai akibat yang ditimbulkan oleh penyakit ini
namun pendapat yang dominan saat ini kejang pada kejang demam tidak menyebabkan akibat
buruk atau kerusakan pada otak namun kita tetap berupaya untuk menghentikan kejang
secepat mungkin.
Dan bagi beberapa orang tua, kejang demam pada anak sering menimbulkan fobia
tersendiri. Keyakinan untuk segera menurunkan panas ketika anak demam sudah melekat erat
dalam benak orang tua. Demam diidentikkan dengan penyakit, sehingga saat demam berhasil
diturunkan, orangtua merasa lega karena menganggap penyakit akan segera pergi bersama
turunnya panas badan.
1.2 Tujuan
-Untuk mengetahui secara umum tentang penyakit kejang pada bayi baru lahir
1.2.2 Tujuan khusus
PEMBAHASAN
Kejang demam ini secara umum dapat dibagi dalam dua jenis yaitu :
Kejang pada bayi baru lahir sering tidak dikenali karena bentuknya berbeda dengan
kejang pada anak atau orang dewasa.Hal ini disebabkan karena ketidakmatangan organisasi
korteks
Pada bayi baru lahir.Kejang umum tonik-klonik jarang pada bayi .Manifestasi kejang
pada bayi baru lahir dapat berupa tremor,hiperaktif,kejang-kejang,tiba-tiba menangis
melengking,tonus otot hilang disertai atau tidak dengan hilangnya kesadaran ,gerakan yang
tidak menentu(involuntary movements).nistagmus,atau mata mengedip-ngedip
paroksismal,gerakan seperti mengunyah dan menelan(fenomena oral dan bukal),bahkan apnu
Oleh karena itu manifestasi klinik yang berbeda-beda dan bervariasi ,seringkali
kejang pada bayi baru lahir tidak dikenali oleh yang berpengalaman.Dalam prinsip,setiap
gerakan yang tidak biasa pada bayi apabila berlangsung berulang-ulang dan periodik ,harus
dipikirkan kemungkinan merupakan manifestasi kejang.
Kejang pada neonatus bukanlah suatu penyakit,namun merupakn suatu gejala penting
akan adanya penyakit ,namun merupakan suatu gejala penting akan adanya penyakit lain
sebagai penyebab kejang atau adanya kelainan susunan saraf pusat.Penyebab utama kejang
adalah kelainan bawaan diotak,sedangkan penyebab sekundernya adalah gangguan metabolik
atau penyakit lain seperti penyakit infeksi.Dinegara berkembang kejang pada neonatus sering
disebabkan oleh tetanus neonatrum,sepsis,meningitsi,ensefalitis,perdarahan otak,dan cacat
bawaan.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38 derajat celcius) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium atau
di luar sistem susunan saraf pusat atau otak. Kejang demam biasanya terjadi pada 24 jam
awal demam atau hari pertama demam. Anak akan terlihat aneh untuk beberapa saat,
kemudian kaku, kelojotan dan memutar matanya. Anak tidak responsif untuk beberapa
waktu, napas akan terganggu, dan kulit akan tampak lebih gelap dari biasanya. Setelah
kejang, anak akan segera normal kembali.
Kejang biasanya berakhir kurang dari 1 menit, tetapi walaupun jarang dapat terjadi
selama lebih dari 15 menit. Kejang demam jarang terjadi lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Kejang karena sebab lain atau kejang yang tidak disebabkan oleh demam akan berlangsung
lebih lama, dapat terjadi pada salah satu bagian tubuh saja dan dapat terjadi berulang.
2.2 Etiologi
Komplikasi perinatal.
-Hipoksi-iskhemik ensefalopati.Biasanya kejang timbul pada 24 jam pertama
kelahiran.
-Perdarahan intrakranial.
Kelainan metabolisme.
-Hipoglikemia
-Hipokalsemia
-Hipomagnesemia
-Hiponatremia
-Hipernatremia
-Hiperbilirubin
Infeksi
Ketergantungan obat
Polisitermia
Hingga kini belum diketahui dengan pasti penyebab kejang demam. Demam sering
disebabkan infeksi saluran pernafasan atas, radang telinga tengah, infeksi saluran cerna dan
infeksi saluran kemih. Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi. Kadang kadang
demam yang tidak begitu tinggi dapat menyebabkan kejang.
Penyebab demam pada umumnya disebabkan karena infeksi virus. Infeksi virus
bisanya akan sembuh sendiri tanpa pemberian anttibiotika. Biasanya perjalanan penyakit
infeksi virus dalam 1-2 hari awal demam akan naik turun dan pada hari ke tiga demam
membaik atau demam turun hanya teraba hangat, bila diukur dibawah 38,5 dan semakin
panjang interval demamnya. Antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya
yang dicurigai sebagai penyebab bakteri. Sebenarnya, infeksi yang disebabkan karena bakteri
relatif sangat jarang. Tetapi sebaliknya, justru dalam praktek sehari-hari pemberian
antibiotika lebih sering diberikan
Penanganan suportif lainnya adalah meletakkan anak anda di lantai atau tempat tidur
dan jauhkan dari benda yang keras atau tajam dan membebaskan jalan nafas. Palingkan
kepala ke salah satu sisi sehingga saliva (ludah) atau muntah dapat mengalir keluar dari
mulut. Jangan menaruh apapun di mulut pasien. Anak anda tidak akan menelan lidahnya
sendiri.
Dalam keadaan tertentu sebaiknya hubungi dokter anak anda segera. Penanganan
awal di Rumah Sakit biasanya dilakukan pemberian oksigen hanya saat masih kejang, bila
kejang berhenti tidak perlu, menjaga keseimbangan air dan elektrolit dan mempertahankan
keseimbangan tekanan darah
Dalam kasus kejang demam sederhana tidak ada pencegahan khusus yang bisa
dilakukan. Namun kadangkala pencegahan berkala (intermiten) untuk kejang demam
sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO dan antipiretika pada saat anak
menderita penyakit yang disertai demam.
Pada umumnya, kejang demam tidak berdampak yang berat pada tumbuh dan
berkembangnya anak. Tetapi kasus tertentu yang bersiko terjadi gangguan hipersensitif
susunan saraf pusat, hipersensitif saluran cerna dan pada penderita alergi saluran cerna, bila
tidak ditangani dengan baik, kejang demam dapat berkembang menjadi kejang demam
berulang, epilepsi, kelainan motorik, gangguan perilaku dan gangguan mental dan belajar.
Melihat berbagai hal tentang penanganan dan akibat kejang demam pada anak
tersebut, maka memang harus diwaspadai dan tidak harus diremehkan. Namun sebaliknya
juga jangan disikapi ketakutan berlebihan atau intervensi dan pemeriksaan berlebihan.
Karena sikap yang berlebihan dalam menangani sebuah kasus akan berdampak tindakan dan
pemeriksaan yang berlebihan y ang tidak perlu. Bahkan tindakan ketakutan dan tindakan
berlebihan akan mempunyai dampak tersendiri khususnya dalam efek samping obat
pemeriksaan dan pengeluaran biaya besar yang tidak perlu.
Penyebab kejang pada neonatus ,baik primer maupun sekunder umumnya berkaitan
erat dengan kondisi bayi didalam kandungan dan saat proses persalinan serta masa-masa bayi
baru lahir.Kejang pada bayi baru lahir kurang bisa dikenali karena bentuknya berbeda dengan
kejang pada orang dewasa atau anak.Hal ini yang mungkin merupakan faktor penyebab
kejang adalah sebagai berikut:
c.Gawat janin pada masa kehamilan dan persalinan yang mengharuskan dilakukannya
induksi persalinan.Kondisi ini dapat menyebabkan asfiksia
d.Alat-alat yang digunakan untuk proses pertolongan persalinan tidak steril ssehingga
dapat menyebabkan terjadinya infeksi.
f.Trauma pada janin selama dalam kandungan atau selama persalinan dapat
menyebabkan perdarahan intrakranial.
2.3 Penilaian
Penilaian untuk membuat diagnosis antara lain dilakukan dengan urutan sebagai
berikut :
*Riwayat kehamilan
*Riwayat persalinan
Gawat janin
*Riwayat kelahiran
Trauma lahir
Lahir asfiksia
- Kesadaran (normal,apatis,samnolen,sopor,koma)
*penilaian kejang
-Bentuk kejang.
-lama kejang.
*Pemeriksaan laboratorium
-punksi lumbal
-punksi subdural
-gula darah
-kadar magnesium
-kultur darah
-TORCH
2.4 Penanganan
Prinsip dasar tindakan mengatasi kejang pada bayi baru lahir sebagai berikut :
Mengatasi kejang dengan memberikan obat anti kejang(misalnya
Diazepam,fenobarbital,fenitoin/dilantin).
Menjaga jalan nafas tetap bebas(perhatikan ABCD resusitasi).
M encari faktor penyebab kejang (perhatikan riwayat kehamilan,persalinan dan
kelahiran,kelainan fisik yang ditemukan,bentuk kejang dan hasil laboratorium).
Mengobati penyebab kejangmengobati hipoglikemia,hipokalsemia,dan lain-lain).
Obat anti kejang :
Diazepam;dosis 0,1-0,3 mg/kgbb i.v,disuntikkan perlahan-lahan sampai kejang
berhenti.Dapat diulangi pada kejang berulang,tetapi tidak dianjurkan untuk dosis
pemeliharaan.
Fenobarbital:dosis 5-10 mg/kgbb i.v,disuntikkan perlahan-lahan selama beberapa
menit.Apabila kejang berlanjut,fenobarbital dapat diulangi dengan dosis maksimal
20mg/kgbb.Dosis pemeliharaan ialah 5-8 mg/kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis.
Fenitoin (Dilantin):dosis 5-10 mg/kgbb i.v,disuntikkan dalam 5-10 menit.Dapat
diulangi lagi dalam 5-10 menit.Fenitoin diberikan apabila kejang tidak dapat diatasi
dengan fenobarbital dosis 10-20 mg/kgbb.Sebaiknya fenitoin diberikan 10-15
mg/kgbb i.v pada hari pertama,dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 4-7 mg/kgbb
i.v atau oral dalam 2 dosis.
Penanganan kejang pada bayi baru lahir
Bayi diletakkan dalam tempat yang hangat