Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KEJANG PADA NEONATUS

(Tugas untuk melengkapi tugas Gadar Komunitas)

Disusun Oleh :

Imeldha Yurisna Sari (1804296)


Indah (1804297)
Indriani Supardi (1804298)
Khofifah Ihwani (1804299)
Lelya Reema Fitria (1804300)

PROGAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan

suhu (suhu rektal lebih dari 380C) yang disebabkan oleh suatu proses

ekstrakranium (diluar rongga kepala).  Kejang demam ini biasanya terjadi

bayi atau anak-anak antara umur 3 bulan dan 5 tahun yang berhubungan

dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakranial atau

penyebab tertentu. Anak yang pernah kejang tanpa demam dan bayi yang

berumur kurang dari 4 minggu tidak termasuk. Kejang demam harus

dibedakan dengan epilepsi, yaitu yang ditandai dengan kejang berulang tanpa

demam.

Faktor resiko kejang demam yang penting adalah demam. Selain itu

terdapat faktor riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara kandung,

perkembangan terlambat, problem pada masa neonatus, anak dalam

perawatan khusus, dan kadar natrium rendah. Setelah kejang demam pertama

kira kira 33% anak akan mengalami satu kali rekurensi (kekambuhan), dan

kira kira 9 % anak mengalami recurensi 3 kali atau lebih, resiko rekurensi

meningkat dengan usia dini, cepatnya anak mendapat kejang setelah demam

timbul, temperatur yang rendah saat kejang, riwayat keluarga kejang demam,

dan riwayat keluarga epilepsi. Hingga kini belum diketahui dengan pasti

penyebab kejang demam. Demam sering disebabkan infeksi saluran


pernafasan atas, radang telinga tengah, infeksi saluran cerna dan infeksi

saluran kemih. Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi. Kadang

kadang demam yang tidak begitu tinggi dapat menyebabkan kejang.

Kejang demam merupakan salah satu kelainan saraf yang paling

sering dijumpai pada bayi dan anak. Sekitar 2,2% hingga 5% anak pernah

mengalami kejang demam sebelum mereka mencapai usia 5 tahun. Sampai

saat ini masih terdapat perbedaan pendapat mengenai akibat yang ditimbulkan

oleh penyakit ini namun pendapat yang dominan saat ini kejang pada kejang

demam tidak menyebabkan akibat buruk atau kerusakan pada otak namun

kita tetap berupaya untuk menghentikan kejang secepat mungkin. Dan bagi

beberapa orang tua, kejang demam pada anak sering menimbulkan fobia

tersendiri. Keyakinan untuk segera menurunkan panas ketika anak demam

sudah melekat erat dalam benak orang tua. Demam diidentikkan dengan

penyakit, sehingga saat demam berhasil diturunkan, orangtua merasa lega

karena menganggap penyakit akan segera pergi bersama turunnya panas

badan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja yang di maksud dengan kejang demam ?

2. Apa saja etiologi pada kejang demam ?

3. Apa saja tanda dan gejala dari kejang demam ?

4. Bagaimana pencegahan dari kejang demam ?

5. Bagaimana asuhan kebidanan dari kejang demam ?


C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi kejang demam

2. Untuk mengetahui etiologi dari kejang demam

3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari kejang demam

4. Untuk mengetahui pencegahan kejang demam

5. Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada kejang demam


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Kejang pada neonatus ialah suatu gangguan terhadap fungsi neurologis

seperti tingkah laku, motorik, atau fungsi otonom. Periode bayi baru lahir

(BBL) dibatasi sampai hari ke-28 kehidupan pada bayi cukup bulan, dan

untuk bayi prematur, batasan ini biasanya digunakan sampai usia gestasi 42

minggu.Kebanyakan kejang pada BBL timbul selama beberapa hari. Sebagian

kecil dari bayi tersebut akan mengalami kejang lanjutan dalam kehidupannya

kelak. Kejang pada neonatus relatif sering dijumpai dengan manifestasi klinis

yang bervariasi. Timbulnya sering merupakan gejala awal dari gangguan

neurologi dan dapat terjadi gangguan pada kognitif dan perkembangan jangka

panjang.1.2

B. Etiologi

Kejang demam ini secara umum dapat dibagi dalam dua jenis yaitu :

Simple febrile seizures adalah kejang menyeluruh yang berlangsung dan

Complex febrile seizures / complex partial seizures : kejang fokal (hanya

melibatkan salah satu bagian tubuh), berlangsung > 15 menit, dan atau

berulang dalam waktu singkat (selama demam berlangsung).

Hingga kini belum diketahui dengan pasti penyebab kejang demam. Demam

sering disebabkan infeksi saluran pernafasan atas, radang telinga tengah,

infeksi saluran cerna dan infeksi saluran kemih.


Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi. Kadang kadang

demam yang tidak begitu tinggi dapat menyebabkan kejang.

Beberapa hal yang merupakan faktor risiko berulangnya kejang demam

adalah :

1. Usia

2. Riwayat kejang demam dalam keluarga

3. Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah

relatif normal

4. Riwayat demam yang sering

5. Kejang pertama adalah complex febrile seizure

C. Tanda Dan Gejala

Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan

dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh

infeksi di luar susunan saraf pusat; misalnya tonsilitis, otitis media akut,

bronkitis, furunkulosis dan lain-lain. Serangan kejang biasanya terjadi dalam

24 jam pertama sewaktu demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan

dapat berbentuk tonik-klonik , tonik, klonik, fokal atau akinetik. Umumnya

kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti, anak tidak memberi reaksi

apapun untuk sejanak tetapi setelah beberapa detik atau menit anak akan

terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan saraf.


Adapun salah satu pedoman dalam membuat diagnosa kejang demam

yang sederhana antara lain dapat memakai beberapa kriteria sebagai berikut :

1. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan dan 4 tahun

2. Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tidak lebih dari 15 menit

3. Kejang bersifat umum

4. Kejang timbul dalam 16 jam petama setelah timbulnya demam

5. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal

6. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya satu minggu sesudah suhu

normal tidak menunjukan kelainan

7. Frekuensi kejang bangkitan dalam satu tahun tidak melebihi 4 kali

Kejang demam yang tidak memenuhi salah satu atau lebih dari tujuh

criteria tersebut (modifikasi Livingstone) digolongkan pada epilepsy yang

diprovokasi oleh demam. Kejang kelompok dua ini mempunyai dasar

kelainan yang menyebabkan timbulnya kejang, sedangkan demam hanya

merupakan faktor pencetus saja.

Gejala umum pada kejang demam :

1. Tidak sadar

2. Kedua tangan dan kaki kejang-kejang

3. Terjadi selama 1-2 menit

Gejala tidak umum :

1. Kaku atau gerakan terjadi di sebagian tubuh (Tangan atau kaki sisi kiri/

kanan tubuh)

2. Berlangsung > 15 menit


D. Penanganan

Dalam penanganan kejang demam, orang tua harus mengupayakan diri

setenang mungkin dalam mengobservasi anak. Beberapa hal yang harus

diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Anak harus dibaringkan di tempat yang datar dengan posisi menyamping,

bukan terlentang, untuk menghindari bahaya tersedak.

2. Jangan meletakkan benda apapun dalam mulut si anak seperti sendok atau

penggaris, karena justru benda tersebut dapat menyumbat jalan napas.

3. Jangan memegangi anak untuk melawan kejang.

4. Sebagian besar kejang berlangsung singkat dan tidak memerlukan

penanganan khusus.

5. Jika kejang terus berlanjut selama 10 menit, anak harus segera dibawa ke

fasilitas kesehatan terdekat. Sumber lain menganjurkan anak untuk dibawa

ke fasilitas kesehatan jika kejang masih berlanjut setelah 5 menit. Ada pula

sumber yang menyatakan bahwa penanganan lebih baik dilakukan secepat

mungkin tanpa menyatakan batasan menit .

Jika anak dibawa ke fasilitas kesehatan, penanganan yang akan

dilakukan selain poin-poin di atas adalah sebagai berikut :

1. Memastikan jalan napas anak tidak tersumbat

2. Pemberian oksigen melalui face mask

3. Pemberian diazepam 0,5 mg/kg berat badan per rektal (melalui anus) atau

jika telah terpasang selang infus 0,2 mg/kg per infus

4. Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan


5. Sebagian sumber menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah untuk

meneliti kemungkinan hipoglikemia. Namun sumber lain hanya

menganjurkan pemeriksaan ini pada anak yang mengalami kejang cukup

lama atau keadaan pasca kejang (mengantuk, lemas) yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai