Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PROGRAM KESEHATAN REMAJA / CALON IBU


Makalah Ini disusun untuk Memenuhi Tugas Semester V
Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat
Dosen Pengampu Sri Wahyuni S.Kp.Ns.S.Tr.Keb.M.Kes

Disusun oleh :

1. Puput Nur Hayati P1337424418015


2. Fatih Nurul Karimah P1337424418026
3. Fava Vega Novenia P1337424418050

PRODI SI TERAPAN KEBIDANAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat yang berjudul “Program Kesehatan Remaja /
Calon Ibu” ini dengan tepat waktu. Dalam penyelesaian makalah ini, penyusun mendapat banyak
bantuan oleh berbagai pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Sri Wahyuni S.Kp.Ns.S.Tr.Keb.M.Kes selaku dosen mata kuliah Ilmu Kesehatan


Masyarakat yang telah memberikan tugas makalah dan bantuan dalam penyelesaian
makalah ini.
2. Teman-teman kelas S1 Terapan Kebidanan Semarang yang telah memberikan motivasi
dan saran-saran dalam penyelesaian makalah ini.
3. Orang tua yang tidak pernah lelah memberikan motivasi dan doa dalam penyelesaian
makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.

Besar harapan semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai informasi ataupun
pengetahuan bagi pembaca dan dapat menjadi literatur guna membantu mahasiswa dalam belajar
mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Semarang, 29 Juli 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................iii

A. Latar Belakang................................................................................................................iii
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................iii
C. Tujuan.............................................................................................................................iv

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................1

A. Program Kesehatan Pelayanan Kesehatan Remaja / Calon Ibu .....................................1


B. Program Kesehatan Perkawinan yang Sehat...................................................................4
C. Program Kesehatan Keluarga Sehat ...............................................................................5
D. Program Kesehatan Sistem Reproduksi dan Masalahnya...............................................11

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................19

A. Kesimpulan.....................................................................................................................19
B. Saran...............................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sampai saat ini, Indonesia masih menghadapi masalah kesehatan reproduksi yang
ditandai dengan masih tingginya angka pernikahan dan kehamilan pada kelompok
remaja. Riskesdas 2013 menunjukkan sebanyak 2,6% perempuan menikah pertama kali
pada usia kurang dari 15 tahun, dan 23,9% perempuan menikah pada usia 15-19 tahun.
Tingginya angka pernikahan dan kehamilan yang terlalu muda tersebut menunjukkan
masih rendahnya status kesehatan reproduksi perempuan di negeri ini. Hal ini disertai
pula dengan masalah kesehatan yang banyak terjadi pada perempuan antara lain Kurang
Energi Kronik (KEK), anemia, dan HIV.
Berbagai permasalahan kesehatan tersebut akan berdampak pada status kesehatan
ibu hamil dan janinnya jika kondisi tersebut tidak ditangani terlebih dahulu. Oleh karena
itu, diperlukan upaya peningkatan kesehatan pada masa sebelum hamil, seperti yang
diamanatkan Permenkes Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil merupakan serangkaian kegiatan yang
ditujukan pada perempuan sejak masa remaja hingga saat sebelum hamil dalam rangka
menyiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan, persalinan, dan melahirkan bayi
yang sehat. Selain ditujukan untuk perempuan, pelayanan kesehatan masa sebelum hamil
juga ditujukan kepada laki-laki, karena kesehatan reproduksi laki-laki juga dapat
mempengaruhi kesehatan reproduksi perempuan. Pelayanan kesehatan masa sebelum
hamil ditujukan pada tiga kelompok sasaran, yaitu remaja, pasangan calon pengantin
(catin), dan pasangan usia subur (PUS).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja Program Kesehatan Pelayanan Kesehatan Remaja / Calon Ibu ?
2. Apa saja Program Kesehatan Perkawinan yang Sehat ?
3. Apa saja Program Kesehatan Keluarga Sehat ?
4. Apa saja Program Kesehatan Sistem Reproduksi dan Masalahnya ?

iii
C. TUJUAN
Tujuan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memahami Program Kesehatah
Remana / Calon ibu

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Program Kesehatan Pelayanan Kesehatan Remaja / Calon Ibu


1. Pelayanan Kesehatan Remaja / Calon Ibu
Sampai saat ini, Indonesia masih menghadapi masalah kesehatan reproduksi yang
ditandai dengan masih tingginya angka pernikahan dan kehamilan pada kelompok remaja.
Riskesdas 2013 menunjukkan sebanyak 2,6% perempuan menikah pertama kali pada usia
kurang dari 15 tahun, dan 23,9% perempuan menikah pada usia 15-19 tahun. Tingginya angka
pernikahan dan kehamilan yang terlalu muda tersebut menunjukkan masih rendahnya status
kesehatan reproduksi perempuan di negeri ini. Hal ini disertai pula dengan masalah kesehatan
yang banyak terjadi pada perempuan antara lain Kurang Energi Kronik (KEK), anemia, dan
HIV.
Berbagai permasalahan kesehatan tersebut akan berdampak pada status kesehatan ibu
hamil dan janinnya jika kondisi tersebut tidak ditangani terlebih dahulu. Oleh karena itu,
diperlukan upaya peningkatan kesehatan pada masa sebelum hamil, seperti yang diamanatkan
Permenkes Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa
Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi,
serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil merupakan serangkaian kegiatan yang
ditujukan pada perempuan sejak masa remaja hingga saat sebelum hamil dalam rangka
menyiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan, persalinan, dan melahirkan bayi yang
sehat. Selain ditujukan untuk perempuan, pelayanan kesehatan masa sebelum hamil juga
ditujukan kepada laki-laki, karena kesehatan reproduksi laki-laki juga dapat mempengaruhi
kesehatan reproduksi perempuan. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil ditujukan pada tiga
kelompok sasaran, yaitu remaja, pasangan calon pengantin (catin), dan pasangan usia subur
(PUS).

a) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil Pada Masa Remaja


Pada kelompok remaja, pelayanan kesehatan masa sebelum hamil ditujukan untuk
mempersiapkan remaja menjadi orang dewasa yang sehat, produktif, serta terbebas dari
berbagai gangguan kesehatan yang dapat menghambat kemampuan menjalani kehidupan

1
reproduksi secara sehat. Jenis pelayanan kesehatan masa sebelum hamil yang diberikan
pada remaja antara lain:
1) Anamnesis
Selain anamnesis secara umum, pada remaja juga dilakukan anamnesis HEADSSS
(Home, Education, Eating, Activity, Drugs, Sexuality, Safety, dan Suicide). Melalui
anamnesis HEADSSS diharapkan permasalahan yang dialami remaja dapat dideteksi.
Selain itu juga dilakukan deteksi dini masalah kesehatan jiwa jika ada indikasi.
2) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan
status gizi, dan pemeriksaan fisik lengkap sesuai indikasi.
3) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk remaja meliputi pemeriksaan darah (golongan darah
dan kadar hemoglobin/Hb), pemeriksaan urin, dan pemeriksaan lainnya berdasarkan
indikasi.
4) Tatalaksana
Tatalaksana pelayanan kesehatan masa sebelum hamil pada remaja lebih ditekankan
pada pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Materi KIE yang
disampaikan disesuaikan dengan kebutuhahan remaja tersebut, antara lain keterampilan
psikososial, pola makan gizi seimbang, aktivitas fisik, pubertas, aktivitas seksual,
penyalahgunaan NAPZA, dan sebagainya. Remaja juga perlu mendapatkan pelayanan
gizi yang bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi anemia yang dilaksanakan
dengan pemberian tablet tambah darah (TTD). Selain suplementasi gizi, remaja juga
membutuhkan imunisasi untuk pencegahan penyakit, baik imunisasi yang bersifat rutin
maupun imunisasi yang diberikan karena keadaan khusus.

b) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil Pada Pasangan Calon Pengantin (Catin) dan
Pasangan Usia Subur (PUS)
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil pada pasangan catin dan PUS bertujuan untuk
mempersiapkan pasangan agar sehat sehingga perempuan dapat menjalankan proses kehamilan,
persalinan yang sehat dan selamat, serta melahirkan bayi yang sehat. Jenis pelayanan kesehatan
masa sebelum hamil yang diberikan pada pasangan catin dan PUS antara lain:
1) Anamnesis

2
Anamnesis yang dilakukan pada catin dan PUS sama, yaitu anamnesis umum dan
pemeriksaan kesehatan jiwa atas indikasi.
2) Pemeriksaan fisik
Sama halnya dengan anamnesis, pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk pasangan catin
dan PUS juga sama, yaitu pemeriksaan tanda vital, status gizi (penentuan indeks massa
tubuh/IMT dan pengukuran lingkar lengan atas/LiLA), serta pemeriksaan fisik lengkap.
3) Pemeriksaan penunjang
Pada pasangan catin, pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain pemeriksaan
darah (golongan darah dan kadar hemoglobin/Hb), urin rutin, dan pemeriksaan penunjang
lain atas indikasi. Untuk pasangan catin yang pernah menikah sebelumnya juga diperlukan
pemeriksaan IVA atau pap smear. Pemeriksaan penunjang untuk PUS sama dengan
pemeriksaan yang dilakukan pada catin dan ditambah dengan SADANIS (pemeriksaan
payudara klinis oleh tenaga medis).
4) Tatalaksana
Tatalaksana pelayanan kesehatan masa sebelum hamil pada catin dan PUS terdiri dari
KIE, pelayanan gizi berupa pemberian TTD, skrining dan imunisasi tetanus toxoid (TT).
Materi KIE yang dapat diberikan pada catin dan PUS antara lain materi kesehatan
reproduksi, kehamilan dan perencanaan kehamilan, kondisi dan penyakit yang perlu
diwaspadai, kesehatan jiwa, pengetahuan tentang fertilitas, kesetaraan gender, dan
pencegahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pada PUS, tatalaksana ditambah
dengan pelayanan kontrasepsi. Pelayanan kontrasepsi mengacu pada pemilihan kontrasepsi
rasional untuk menunda, menjarangkan, atau membatasi jumlah anak. PUS dapat memilih
metode yang sesuai dengan kebutuhan setelah mendapat konseling pelayanan kontrasepsi.
Dengan pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, diharapkan setiap laki-laki dan
perempuan dapat merencanakan dan mempersiapkan kehamilan dan persalinan yang sehat
dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Untuk itu, diperlukan kapasitas tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan masa sebelum hamil yang optimal, serta
diperlukan adanya koordinasi antara Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Puskesmas, dan Lintas Sektor untuk mewujudkan pelayanan kesehatan
masa sebelum hamil yang berkualitas.

3
B. Program Perkawinan yang Sehat
1. Program Calon Pengantin (Catin)
Kelas calon pengantin (catin) merupakan salah satu usaha dan kepedulian pemerintah
untuk mengurangi angka perceraian. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keharmonisan
dalam rumah tangga sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya perceraian. Dilaksanakan
program kelas calon pengantin diharapkan mampu menimbulkan keluarga yang harmonis.
Permasalahan ketidakharmonisan dalam rumah tangga dapat muncul sebelum bahkan
sesudah perkawinan dilakukan. Permasalahan tersebut disebabkan oleh hal-hal seperti
kesalahan dalam memilih calon suami, perbedaan watak, ketidakpuasan dalam berhubungan
seksual, kejenuhan rutinitas. Maka dari itu, setiap individu harus mengetahui dan mengerti
hak dan kewajibannya sebagai suami dan istri. Kelas catin yang dilaksanakan juga
memberikan konseling pranikah. Dengan adanya konseling pranikah diharapkan dapat
membantu kesiapan individu dalam menjalankan kehidupan rumah tangga.
Konseling pranikah adalah suatu proses pemberian bantuan oleh seseorang yang
profesional terhadap pasangan calon suami istri sebelum melaksanakan perkawinan dan
memberikan bekal serta petunjuk sehingga dapat membentuk kehidupan rumah tangga yang
bahagia dunia dan akhirat.
Salah satu kegiatan dalam kelas calon pengantin adalah memberikan penyuluhan
reproduksi. Penyuluhan merupakan salah satu kegiatan pendidikan dalam kesehatan yang
dilakukan dengan cara memberikan pesan dan memberikan keyakinan pada masyarakat agar
tidak hanya sadar, tau dan mengerti tetapi juga mampu melakukan anjuran yang berkaitarn
dengan kesehatan.
Penyuluhan lebih menekankan pada usaha untuk mengubah perilaku kelompok sasaran
agar berperilaku sehat. Terutama pada kemampuan kognitif (pengetahuan), sehingga
pengetahuan kelompok sasaran sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Pendidikan
kesehatan mempunyai tujuan untuk mencapai perubahan perilaku agar dapat berperilaku
sehat, lingkungan sehat dan dapat mempunyai peran aktif dalam meningkatkan derajat
kesehatan yang optimal pada individu, keluarga maupun masyarakat.
2. Program Imunisasi TT
Tetanus neonatorum merupakan salah satu penyebab kematian neonatal di Indonesia,
sekitar 40 persen kematian bayi terjadi pada masa neonatal. Salah satu strategi Kemenkes

4
untuk eliminasi mencapai adalah dengan melakukan tetanus neonatorigm imunisasi tetanus
toxoid (TT).
Untuk pelaksanaan program imunisasi TT pada calon pengantin, Kemenkes menjalin
kerjasama dengan Kementerian Agama. Hal tersebut dilakukan karena sasaran dari program
ini adalah calon pengantin yang biasanya sudah mendaftarkan diri di kantor urusan agama
(KUA). Baik Dinas Kesehatan maupun KUA setempat, masing-masing saling membentuk
divisi atau bagian yang bertanggung jawab menangani program tersebut.
TT bagi calon pengantin telah diatur dalam ketetapan Kementerian Agama: No. 2 Tahun
1989 No. 162-1/PD.0304.EI tanggal 6 Maret 1989 tentang imunisasi TT calon pengantin
bahwa setiap calon pengantin sudah diimunisasi TT sekurang-kurangnya 1 bulan sebelum
pasangan tersebut mendaftarkan diri untuk menikah di KUA dengan dibuktikan berdasaran
surat keterangan imunisasi/kartu imunisasi calon pengantin (catin) dan merupakan
persyaratan administratif pernikahan.
Hambatan pelaksanaan program imunisasi TT yang datang dari pihak pasien antara lain;
takut di suntik, malas ke puskesmas, tidak ada waktu untuk imunisasi karena kerja, takut
tidak bisa hamil dan kurangnya pengetahuan tentang program bagi tersebut imunisasi calon
pengantin. dinilai oleh pihak penyebab hambatan puskesmas kurangnya cakupan imunisasi
TT bagi calon pengantin.

C. Program Keluarga Sehat

Pendekatan keluarga adalah salah satu cara puskesmas untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam
gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga diwilayah kerjanya. Dalam
pelaksanaannya, pendekatan keluarga terintegrasi dengan semua program diseluruh puskesmas.

Kegiatan kunjungan rumah dilakukan untuk

1. Pendataan/pengumpulan data profil kesehatan keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan


datanya
2. Promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif
3. Menindaklanjuti program kesehatan dalam gedung

5
4. Pemanfaatan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga untuk
pengorganisasian/pemberdayaan masyarakat dan manajemen puskesmas

Pendekatan keluarga bertujuan untuk : 

1. Meningkatkan akses pelayanan komprehensif meliputi pelayanan promotif dan preventif serta
pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar.
2. Mendukung standar pelayanan Minimal (SPM) Kab/Kota dan SPM Provinsi melalui
peningkatan akses dan skrining kesehatan.
3. Mendukung pelaksanaan JKN dengan mendorong kesadaran masyarakat untuk menjadi
peserta JKN.
4. Mendukung tercapainya Program Indonesia Sehat.

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dilaksanakan oleh


Puskesmas dengan ciri sebagai berikut:

1. Sasaran utama adalah Keluarga;


2. Mengutamakan upaya Promotif-Preventif, disertai penguatan upaya kesehatan berbasis
masyarakat (UKBM);
3. Kunjungan rumah dilakukan Puskesmas secara aktif untuk peningkatan outreach dan total
coverage; dan
4. Pendekatan siklus kehidupan atau life cycle approach.

Ada 12 indikator keluarga sehat yang harus kita cermati dan kita pahami. Keduabelas
indikator keluarga sehat terbagi ke dalam lima kelompok, yaitu:

 Lima indikator dalam gizi, kesehatan ibu dan anak

1. Keluarga mengikuti program keluarga berencana (KB)


2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan
3. Bayi mendapatkan imunisasi lengkap
4. Bayi mendapat ASI Ekslusif
5. Balita mendapat Pemantauan pertumbuhan

 Dua Indikator dalam pengendalian penyakit menular dan tidak menular

1. Penderita TB Paru mendapat pengobatan sesuai standar


2. Penderita Hipertensi melakukan pengobatan secara terarur
6
 Satu Indikator kesehatan jiwa

1. Penderita gangguan jiwa mendapat pengobatan dan tidak ditelantarkan

 Dua Indikator dalam perilaku sehat

1. Anggota keluarga tidak ada yang merokok


2. Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN

 Dua indikator terkait lingkungan sehat

1. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih


2. Menggunakan/mempunyai akses jamban keluarga

a) Pada indikator yang pertama, 

Keluarga mengikuti program keluarga berencana (KB), pasangan usia subur, dapat
mengunakan metode KB yang sesuai dan diharapkan kepada ibu bersalin untuk dapat
menggunakan KB segera setelah melahirkan. Untuk pilihan metode kontrasepsi yang tetap bagi
anda dan pasangan tentunya anda bisa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Ada sejumlah
manfaat ber-KB diantaranya dapat mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, dapat
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga,
mengatur dan menjarangkan kehamilan, meningkatkan kecukupan ASI dan pola asuh yang baik
bagi anak, dan dapat menurrunkan resiko kematian ibu dan bayi.

b) Pada indikator kedua

Ibu melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan akan membuat ibu selamat dan
bayi sehat. Ada sejumlah manfaat bersalin difasilitas pelayanan kesehatan diantaranya dengan
bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi ditolong oleh tenaga kesehatan yang
kompeten. Ibu juga akan dapat memperoleh pelayanan KB segera setelah melahirkan, dapat
menggunakan JKN-KIS/JAMPERSAL sebagai sumber pembiayaan, ibu dan bayi mendapatkan
penanganan segera jika sewaktu-waktu terjadi komplikasi, bayi akan mendapatkan IMD (inisiasi
menyusu dini) dan juga bayi akan mendapatkan seluruh perawatan yang diperlukan termasuk
juga imunisasi.

c) Indikator ketiga

7
Bayi mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi dasar lengkap untuk bayi dapat diperoleh
di Posyandu, Puskesmas, Dokter, dokter spesialis anak, bidan praktik dan juga di rumah salin.
untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi dasar lengkap yang harus diperoleh oleh seorang bayi dan
anak dapat dilihat pada paket informasi Bayi mendapatkan imunisasi lengkap di sini.

d) Indikator keempat

Bayi mendapat ASI Ekslusif. Pastikan bayi anda hanya diberikan ASI saja dari usia 0-6
bulan, dan ASI diteruskan sampai usia bayi 2 tahun. Ibu menyusui sampai 2 tahun lebih hemat
dan anak akan tumbuh kembang secara optimal. Anak akan tumbuh sehat dan cerdas.

Manfaat ASI bayi bayi diantaranya adalah

1. sumber makanan terbaik sampai usia 6 bulan;


2. Bayi tidak mudah sakit;
3. Meningkatkan kasih sayang ibu dan bayi;
4. Menunjang tumbuh kembang yang optimal.

Manfaat ASI bagi ibu diantaranya adalah dapat mengurangi resiko kanker
payudara, mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mempercepat pemulihan kandungan,
mempercepat penurunan berat badan setelah melahirkan dan dapat menunda kehamilan.

e) Indikator ke-lima

Balita mendapat Pemantauan pertumbuhan. Agar Balita mendapat pemantauan


pertumbuhan, balita harus dibawa ke posyandu untuk ditimbang setiap bulan. Diposyandu balita
akan ditimbang  setiap bulan sejak lahir sampai 5 tahun. Pemantauan pertumbuhan balita ini
bermanfaat untuk mengetahui status pertumbuhan balita, sebagai deteksi dini gangguan
pertumbuhan balita, Ibu mendapat penyuluhan gizi pertumbuhan balita.

Konsultasikan segera balita ke Puskesmas apabila ditemui hal-hal sebagai berikut:

1. berat badan berada dibawah garis Merah;


2. Berat badan tidak naik
3. Balita sakit/demam/batuk/pilek/diare.

Manfaat lain balita selalu dibawa ke Posyandu adalah agar orang tua dapat selalu memantau
pertumbuhan balita, mendapat kapsul vitamin A, mendapat imunisasi lengkap,  tempat
mendapatkan makanan tambahan bergizi. Selain itu ke posyandu juga sangat bermanfaat bagi
8
ibu hamil untuk mendapat tablet tambah darah dan ibu juga bisa mendapat
pengetahuan/wawasan tentang kesehatan dengan mengikuti penuyukuhan yang disampaiakan
oleh petugas kesehatan, terutama pengetahunan yang terkait dengan Kesehatan ibu dan anak.

f) Indikator keenam

Penderita TB Paru mendapat pengobatan sesuai standar. Gejala TB diantaranya


adalah batuk berdahak, sesak nafas dan nyeri dada, badan lemas, nafsu makan berkurang, dan
demam meriang berkepanjangan, Gejala lainnya adalah berat badan menurun, dan adanya
kontak dengan pasien TB. Bila ada salah satu atau lebih gejala di atas segera periksa ke
Puskesmas.

Untuk mengetahui orang sakit TB harus dilakukan pemeriksaan dahak. Bila hasil
pemeriksaan positif, maka harus diberi pengobatan selama 6 bulan secara terus menerus, tidak
boleh putus sampai sembuh. Selama proses pengobatan lakukan pemeriksaan rutin ke
Puskesmas. Pemeriksaan dahak dilakukan pada satu akhir tahap awal (intensif) yaitu akhir
bulan kedua atau ketiga akhir bulan, pemeriksaan dahak diulang pada akhir bulan kelima, dan
untuk memastikan pasien sembuh pemeriksaan dahak diulang pada akhir periode pengobatan.

g) Indikator ketujuh

Penderita Hipertensi melakukan pengobatan secara terarur. Pada umumnya hipertensi


tidak disertai dengan gejala atau keluhan tertentu. Keluhan tidak spesifik pada penderita
hipertensi adalah sakit kepala, gelisah, jantung berdebar-debar, pusing, penglihatan kabur, rasa
sakit di dada, mudah lelah dan lain-lain.

h) Indikator kedelapan

Penderita gangguan jiwa mendapat pengobatan dan tidak ditelantarkan. Gangguan jiwa
dapat diobati apa apa lagi jika ditangani sedini mungkin. Peran keluarga sangat penting dalam
memperhatikan dan mendeteksi dini gejala perubahan emosi, perilaku dan pola/isi pikir yang
tidak wajar dari anggota keluarga. Hal yang harus diperhatikan adalah apabila ada anggota
keluarga yang dipasung agar segera dilaporkan kepada kader/puskesmas setempat untuk dapat
ditangani sebagaimana mestinya. 

i) Indikator kesembilan,  

9
Anggota keluarga tidak ada yang merokok. Rokok itu sebenarnya adalah racun. Dalam
satu batang rokok yang dibakar, mengandung 4000 zat kimia beracun dan sebagian diantaranya
adalah bersifat karsinogenik. Racun utama yang terdapat dalam sebatang rokok adalah tar,
nikotin, dan karbonmonoksida.

j) Indikator ke sepuluh

Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN. Menjadi anggota JKN atau menjadi peserta
JKRA di aceh adalah sesuatu yang sangat penting bagi keluarga. Hal ini untuk menjamin
anggota keluarga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan difasilitas kesehatan yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

k) Indikator kesebelas

Keluarga mempunyai akses sarana air bersih. Sarana air bersih sangat penting untuk
mencapai keluarga sehat.Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada genangan air disekitar
sumber air, dan dilengkapi dengan saluran pembuanagan air, tidak ada kotoran atau kuman
pencemar air dan memenuhi syarat-syarat air yang bersih.

l) Indikator kedua belas

Menggunakan/mempunyai akses jamban keluarga. Selalu gunakan jamban sehat.


Manfaat Buang Air Besar dan Kecil di jamban diantaranya adalah : 1). Lingkungan bersih,
sehat dan tidak berbau, 2). Tidak mencemari sumber air dan tanah yang ada disekitarnya, 3).
Tidak mengundang lalat/kecoa/serangga yang dapat menularkan penyakit sehingga semua
anggota keluarga akan sehat dan terhindar dari  berbagai penyakit yang biasa disebabkan oleh
kegiatan buang air besar sembarangan seperti infeksi saluran pencernaan, tifus, kecacingan,
diare, kdan disentri.

D. Program Kesehatan Sistem Reproduksi dan Masalahnya

1. Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja

10
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara
utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan
dengan system reproduksi serta fungsi dan prosesnya.
Tujuan progran kesehata reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja agar
memahami dan menyadari ilmu tersebut, sehingga memiliki sikap dan perilaku sehat dan
bertanggung jawab kaitannya dengan masalah kehidupan reproduksi
Secara umum dalam penanggulangan masalah pada remaja, peran bidan adalah sebagai
fasilitator dan konselor yang bisa dijadikan tempat mencari jawaban dari suatu permasalahan
yang dihadapi oleh remaja sehingga bidan harus memiliki pengetahuan dan wawasan yg
cukup.
Contoh peran yang bisa dilakukan oleh bidan adalah:
1) Mendengarkan keluhan remaja yang bermasalah, dengan tetap menjaga kerahasiaan
kliennya.
2) Membangun komunikasi dengan remaja.
3) Ikut serta dalam kelompok remaja
4) Melakukan penyuluhan - penyuluhan pada remaja berkaitan dengan kesehatan reproduksi
5) Memberikan informasi yang selengkap- lengkapnya pada remaja sesuai dengan
kebutuhannya.

2. Masalah – Masalah Reproduksi


a. Infertilitas
Infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami-istri untuk mengalami kehamilan
setelah melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi, selama satu tahun (Sarwono,497).
1) Jenis Infertilitas
a) Infertile primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak
setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa
menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
b) Infertile sekunder
Berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya tetapi
saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual

11
sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi
jenis apapun.
2) Faktor Penyebab
a) Gangguan organ reproduksi pada Wanita
1. Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina akan membunuh sperma
dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina.
2. Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu
pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma
ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang
menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak
dapat masuk ke rahim
3. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang
mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang
menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan
akhirnya terjadi abortus berulang.
4. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan
terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.
5. Gangguan ovulasi, gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan
hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormone FSH dan LH yang
memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapat terjadi karena
adanya tumor cranial, stress, dan pengguna obat-obatan yang menyebabkan
terjadinya disfungsi hiotalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua
hormone ini. Maka folikel mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada
gangguan ovulasi.
6. Kegagalan implantasi, wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami
kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi
pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akibatnya
fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.
7. Endometriosis
8. Faktor immunologis, apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu,
maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi
ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.

12
9. Lingkungan, paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat
kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh
termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
b) Pada Pria
1. Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas
2. Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia
3. Abnormalitas ereksi
4. Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi
5. Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi
penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
6. Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti kanker.
a) Faktor-Faktor Infertilitas Yang Sering Ditemukan

b. Infeksi Menular Seksual (IMS)


Infeksi menular seksual (IMS) merupakan infeksi yang ditularkan melalui hubungan
seksual, yang popular disebut penyakit kelamin. Semua tehnik hubungan seks lewat vagina,
dubur atau mulut yang dapat menjadi wahana penularan penyakit kelamin.
Penyebab infeksi tersebut diantaranya adalah bakteri (misalnya gonore, sifilis), jamur,
virus (misalnya herpes, HIV), atau parasit (misalnya kutu), penyakit ini dapat menyerang
pria maupun wanita. IMS menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius.
Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar, sakit berkepanjangan, kemandulan
bahkan kematian.
Penyakit IMS yang sering terjadi di masyarakat diantaranya gonore, sifilis, klamidia,
kondiloma, bacterial vaginosis dan lain-lain.
Penyakit gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrheae. Pada laki-laki
dikenal sebagai kençing nanah, dengan gejala keluar cairan kental berwarna kekuningan
dari alat kelamin, nyeri di perut bagian bawah. Pada perempuan sering tanpa gejala.
Komplikasi yang mungkin terjadi, diantaranya radang panggul pada perempuan,
kemungkinan terjadi kemandulan baik pada perempuan atau laki-laki, infeksi mata pada
bayi baru lahir yang dapat menyebabkan kebutaan, kehamilan ektopik (di luar kandungan)
dan memudahkan penularan infeksi HIV.

13
Penyakit sifilis disebut juga raja singa, disebabkan bakteri Treponema palidum.
Gejala yang timbul tampak luka tunggal, menonjol dan tidak nyeri, bintil/bercak merah di
tubuh yang hilang dengan sendirinya dan sering limfadenopati. Komplikasinya kerusakan
pada otak dan jantung, pada kehamilan dapat ditularkan pada bayi, keguguran atau lahir
cacat dan memudahkan penularan infeksi HIV.
Penyakit klamidia disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi ini biasanya
kronis karena 70% perempuan pada awalnya tidak merasakan gejala apapun sehingga tidak
memeriksakan diri. Gejalanya yaitu keluar ini cairan dari vagina/penis encer berwarna putih
kekuningan, nyeri di rongga panggul, pendarahan setelah hubungan seksual (pada
perempuan). Komplikasi yang terjadi biasanya menyertai gonore, penyakit radang panggul,
kemandulan akibat perlekatan pada saluran falopian, kehamilan ektopik (diluar
kandungan), infeksi mata dan radang paru-paru (pneumonia) pada bayi baru lahir dan
memudahkan penularan infeksi HIV.

c. Gangguan Haid
1. Kelainan Dalam Banyaknya Darah Dan Lamanya perdarahan Haid
a. Hipermenorea (Menoragia)
Perdarahan Haid Yang Lebih Banyak Dari Normal Atau Lebih Lama (lebih dari 8
Hari)
Penyebab : Mioma Uteri, Polip endometrium, irregular endrometrial shedding.
b. Hipomenorea
Perdarahan Haid yang lebih pendek dan/atau kurang dari biasanya
Penyebab : Pasca Miomektomi, gangguan endokrin
2. Kelainan Dalam siklus Haid
a. Polimenorea
Siklus Haid lebih pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari)
Penyebab : Gangguan Hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi,
peradangan, endometriosis
b. Oligomenorea
Siklus Haid lebih panjang dari biasanya (lebih dari 35 hari)
Penyebab : Gangguan Hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi,
peradangan

14
c. Amenorea
Keadaan tidak datang haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut
3. Perdarahan Diluar Haid
Metrorargia adalah Perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid
Penyebab :
• Pada Servik (polip, erosio, ulkus, karsinoma servik)
• Pada Korpus Uteri ( polip, abortus, mola, koriokarsinoma, subinvolusio, karsinoma,
mioma)
• Pada Tuba ( KET, Radang, Tumor)
• Pada Ovarium ( Radang, Kista, Tumor)

4. Gangguan Lain Dalam Hubungan Dengan Haid


a. Dismenorea
Adalah Nyeri Pada Saat Haid
Klasifikasi :
1) Dismenorea Primer
Adalah Nyeri Haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang
nyata (Biasanya mulai terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya
setelah 12 bulan atau lebih)
Ciri :
• Nyeri berupa kejang berjangkit-jangkit, terbatas pada perut bawah, dapat
menyebar ke daerah pinggang dan paha. Biasanya disertai rasa mual, muntah,
sakit kepala, diare,iritabilitas. dsb
2) Dismenorea Sekunder
Adalah Adalah Nyeri Haid yang dijumpai karena gangguan ekstrinsik)
Penyebab :
• Salpingitis, endometriosis, stenosis servisitis uteri
b. Premenstual Tension (tegangan Pra Haid)
Adalah Keluhan-keluhan yang biasanya mulai pada satu minggu sampai beberrapa
hari sebelum datangnya haid. Adakalanya terus berlangsung sampai haid berhenti
Gejala :

15
Keluhan-keluhan yang biasanya mulai pada satu minggu sampai beberrapa hari
sebelum datangnya haid. Adakalanya terus berlangsung sampai haid berhenti
Gejala Pada Kasus Yang Lebih Berat :
Depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi.
c. Viccarious Menstruation
Adalah Keadaan Dimana Terjadi Perdarahan Ekstragenital Dengan Interval Periodik
Yang Sesuai Dengan Siklus Haid
Gejala :
Terjadi Perdarahan Pada Mukosa Hidung, Lambung, Usus, Paru-paru, Mamae,
Kulit.
Penyebab :
Peningkatan Kadar estrogen yang dapat menyebabkan edema dan kongesti pada
alat-alat lain di luar alat-alat genital
d. Mittelschmerz Dan Perdarahan Ovulasi
Adalah Keadaan Dimana Terjadi Nyeri antara haid sekitar pertengahan siklus haid,
atau saat ovulasi. Rasa Nyeri dapat disertai atau tidak disertai dengan perdarahan
Gejala : Nyeri tidak mengejang, tidak menjalar dan tidak disertai mual dan muntah.
Biasanya hanya terjadi beberapa Jam, tetapi pada beberapa kasus lain dapat terjadi
sampai 2-3 hari.
e. Mastalgia
Adalah Rasa Nyeri dan Pembesaran Mammae sebelum Haid
Penyebab : Adanya Edema & Hyperemia karena peningkatan relatif dan kadar
estrogen.

d. Pelvic Inflkamatry Deseases (PID)


1. Definisi
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas. Penyakit
tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba, indung
telur, miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul. Penyakit radang
panggul merupakan komplikasi umum dari penyakit Menular Seksual (PMS).
2. Penyebab

16
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital
bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan
hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang panggul. Bakteri
penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang
menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai
bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini
adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi
karena hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan
dari rahim, serta menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah
menstruasi).
3. Faktor Risiko
Wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun berisiko tinggi untuk
mendapat penyakit radang panggul. Hal ini disebabkan wanita muda berkecenderungan
untuk berganti-ganti pasangan seksual dan melakukan hubungan seksual tidak aman
dibandingkan wanita berumur. Faktor lainnya yang berkaitan dengan usia adalah lendir
servikal (leher rahim). Lendir servikal yang tebal dapat melindungi masuknya bakteri
melalui serviks (seperti gonorea), namun wanita muda dan remaja cenderung memiliki
lendir yang tipis sehingga tidak dapat memproteksi masuknya bakteri.
Faktor risiko lainnya adalah:
1. Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya
2. Pasangan seksual berganti-ganti, atau lebih dari 2 pasangan dalam waktu 30 hari
3. Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS
4. Menggunakan douche (cairan pembersih vagina) beberapa kali dalam sebulan
5. Penggunaan IUD (spiral) meningkatkan risiko penyakit radang panggul. Risiko
tertinggi adalah saat pemasangan spiral dan 3 minggu setelah pemasangan terutama
apabila sudah terdapat infeksi dalam saluran reproduksi sebelumnya.
4. Tanda dan Gejala
Gejala paling sering dialami adalah nyeri pada perut dan panggul. Nyeri ini
umumnya nyeri tumpul dan terus-menerus, terjadi beberapa hari setelah menstruasi
terakhir, dan diperparah dengan gerakan, aktivitas, atau sanggama. Nyeri karena radang
panggul biasanya kurang dari 7 hari. Beberapa wanita dengan penyakit ini terkadang

17
tidak mengalami gejala sama sekali. Keluhan lain adalah mual, nyeri berkemih,
perdarahan atau bercak pada vagina, demam nyeri saat sanggama, dan menggigil.

5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat kenaikan dari sel darah putih yang
menandakan terjadinya infeksi. Kultur untuk GO dan chlamydia digunakan untuk
mengkonfirmasi diagnosis. Ultrasonografi atau USG dapat digunakan baik USG
abdomen (perut) atau USG vagina, untuk mengevaluasi saluran tuba dan alat reproduksi
lainnya. Biopsi endometrium dapat dipakai untuk melihat adanya infeksi. Laparaskopi
adalah prosedur pemasukan alat dengan lampu dan kamera melalui insisi (potongan)
kecil di perut untuk melihat secara langsung organ di dalam panggul apabila terdapat
kelainan.
6. Terapi
Tujuan utama terapi penyakit ini adalah mencegah kerusakan saluran tuba yang
dapat mengakibatkan infertilitas (tidak subur) dan kehamilan ektopik, serta pencegahan
dari infeksi kronik. Pengobatan dengan antibiotik, baik disuntik maupun diminum,
sesuai dengan bakteri penyebab adalah pilihan utama. Kontrol setelah pengobatan
sebanyak 2-3 kali diperlukan untuk melihat hasil dan perkembangan dari pengobatan.
7. Komplikasi
Penyakit radang panggul dapat menyebabkan berbagai kelainan di dalam
kandungan seperti nyeri berkepanjangan, infertilitas dan kehamilan abnormal. Penyakit
ini dapat menyebabkan parut pada rahim dan saluran tuba. Parut ini mengakibatkan
kerusakan dan menghalangi saluran tuba sehingga menyebabkan infertilitas. Parut juga
dapat menyebabkan sel telur tidak dapat melalui jalan normalnya ke rahim sehingga
dapat terjadi kehamilan ektopik.
8. Pencegahan
Cara terbaik untuk menghindari penyakit radang panggul adalah melindungi diri
dari penyakit menular seksual. Penggunaan kontrasepsi seperti kondom dapat
mengurangi kejadian penyakit radang panggul. Apabila mengalami infeksi saluran
genital bagian bawah maka sebaiknya segera diobati karena dapat menyebar hingga ke
saluran reproduksi bagian atas. Terapi untuk pasangan seksual sangat dianjurkan untuk
mencegah berulangnya infeksi.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk diketahui oleh para perempuan bakal
calon ibu ataupun laki-laki calon bapak. Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas dapat
penulis simpulkan bahwa.
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil merupakan serangkaian kegiatan yang
ditujukan pada perempuan sejak masa remaja hingga saat sebelum hamil dalam rangka
menyiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan, persalinan, dan melahirkan bayi yang
sehat. Selain ditujukan untuk perempuan, pelayanan kesehatan masa sebelum hamil juga
ditujukan kepada laki-laki, karena kesehatan reproduksi laki-laki juga dapat mempengaruhi
kesehatan reproduksi perempuan.
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara
utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan
dengan system reproduksi serta fungsi dan prosesnya.

B. Saran

Untuk itu wawasan dan pengetahuan kesehatan reproduksi maupun program kesehatan
remajasangatlah penting untuk bisa dikuasai dan dimiliki oleh para perempuan dan laki-laki
yang akan berumah tangga, supaya kesejahtaraan dan kesehatan bisa tercapai dengan
sempurna. Oleh kerana itu penulis memberi saran kepada para pihak yang terkait khususnya
pemerintah, Dinas Kesehatan untuk bisa memberikan pengetahuan dan wawasan tersebut
kepada khalayak masyarakat dengan cara sosialisasi, kegiatan tersebut mudah-mudahan
kesehatan reproduksi masyarakat bisa tercapai dan masyarakat lebih pintar dalam menjaga
kesehatannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://kesga.kemkes.go.id/berita-lengkap.php?id=36- Diakses pada tanggal 28 Juli 2020

https://dinkes.acehprov.go.id/news/read/2020/01/06/150/program-keluarga-sehat-ks.html Diakses pada


tanggal 29 Juli 2020

Dwi, Rachel. 2013. Modul Kesehatan Reproduksi. https://www.google.com/url?


q=https://griyahusada.id/files/bahan-ajar/Bahan%2520Ajar
%2520Kespro.pdf&usg=AFQjCNHBtBZ_zywt_nGB1Cep-ZEfaAo1Hg Diakses pada tanggal 29 Juli
2020

Amalia, Rianti dan Siswantara, Pulung. 2018. Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Pada
Calon Pengantin Di Puskesmas Pucang Sewu Surabaya. Jurnal Biometrika dan Kependudukan.7 (1) :
29-38.

Sawitri dan Farida, Ida. 2012. Gambaran Persepsi Tugas Puskesmas Dan Petugas KUA Dalam
Pelaksanaan Program Imunisasi TT Pada Calon Pengantin Wanita di Kota Tangerang Selatan. Jurnal
Kesehatan Reproduksi. 3 (3) : 132-142.

Munawaroh, Lathifah. 2019. Tes Kesehatan Sebagai Syarat Pra Nikah. Jurnal Pemikiran Hukum dan
Hukum Islam. 10(1) : 99-120.

20

Anda mungkin juga menyukai