Dosen Pengampu :
Tatarini Ika Pipitcahyani, SST., M.Kes.
Disusun Oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami semua, sehingga kami semua
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Serta sholawat dan
juga salam selalu kami panjatkan kepada baginda besar kita yaitu Muhammad
SAW.
Adapun judul makalah yang kami kerjakan adalah “Ruang Lingkup
Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan Pada PUS / WUS”. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dwi Wahyu Wulan Sulistyowati, SST., M.Keb, selaku Ketua Jurusan
Kebidanan Kampus Surabaya Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
2. Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes, selaku Ketua Program Studi Sarjana
Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya dan dosen
pengampu mata kuliah Kode Etik dan Perundang-undangan Profesi Bidan.
3. Tatarini Ika Pipitcahyani, SST., M. Kes, selaku dosen pengampu mata kuliah
Promosi Kesehatan.
4. Sherly Jeniawaty, S.ST, M.Kes. selaku Dosen Mata Kuliah Promosi
Kesehatan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
5. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pengerjaan
makalah ini. Kami juga mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
untuk memperbaiki isi dari makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi para penulis lainnya maupun pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................6
1.3.1 Tujuan umum.....................................................................................6
1.3.2 Tujuan khusus....................................................................................6
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................6
1.4.1 Manfaat bagi mahasiswa....................................................................6
1.4.2 Manfaat bagi tenaga kesehatan..........................................................7
BAB II.....................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................8
2.1 Pengertian PUS / WUS..............................................................................8
2.2 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Pada PUS / WUS.............................9
1.2.1 Persiapan Kehhamilan........................................................................9
1.2.2 Keluarga Berencana.........................................................................13
1.2.3 Kesehatan.........................................................................................15
1.2.4 Parenting..........................................................................................16
1.2.5 Nutrisi...............................................................................................17
1.2.6 Produktifitas.....................................................................................18
BAB III..................................................................................................................19
PENUTUP.............................................................................................................19
3.1 Kesimpulan..............................................................................................19
3.2 Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
terhenti sama sekali, masa ini disebut menopause (Akbar & Hidayani,
2021).
Pasangan Usia Subur adalah Pasangan suami istri yang saat ini hidup
bersama, baik bertempat tinggal resmi ataupun tidak, dimana usia istri
antara 20 tahun sampai 45 tahun. Pasangan usia subur batasan usia yang
digunakan disini adalah 20-45 tahun. Pasangan Usia Subur berkisar antara
usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup
matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi
dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus
janda atau cerai. Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, Pasangan Usia
Subur sangat mudah dalam memperoleh keturunan, dikarenakan keadaan
kedua pasangan tersebut normal. Hal ini lah yang menjadi masalah bagi
Pasangan Usia Subur yaitu perlunya pengaturan tingkat kelahiran,
perawatan kehamilan dan persalinan aman (Kadarisman, 2015).
5
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui lebih mendalam
mengenai lingkup dan sasaran promosi kesehatan dalam praktek
kebidanan menurut sasaran pada Pasangan Usia Subur?
6
1.4.2 Manfaat bagi tenaga kesehatan
Makalah ini dapat digunakan untuk mengembangkan kader – kader
kesehatan untuk menggerakkan individu, keluarga dan masyarakat di
wilayah sekitah untuk berprilaku hidup bersih dan sehat.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang pada
saat ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah
maupun tidak, dimana umur istrinya antara 15 tahun sampai 44 tahun.
Pasangan usia subur batasan umur yang digunakan disini adalah 15 sampai
44 tahun bukan 15 sampai 49 tahun (Yasin, 2012).
8
1.2 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Pada PUS / WUS
Lingkup promosi kesehatan terhadap PUS/WUS meliputi persiapan
hamil, keluarga berencana, kesehatan, parenting, nutrisi dan produktifitas.
Penyuluhan tentang kesehatan pada masa pra kehamilan di sampaikan
pada kelompok wanita usia subur/pria usia subur yang akan menikah.
Penyampaian tentang kesehatan ini disesuaikan dengan tingkat intelektual
klien. Nasehat yang diberikan menggunakan bahasa yang mudah dicerna,
karena informasi yang diberikan bersifat pribadi dan sensitif.
9
juga bagi pasangan yang menikah dan sudah memiliki anak. Perencanaan
kehamilan perlu dibicarakan oleh setiap pasangan yang berencana untuk
menikah karena hal itu memiliki beberapa manfaat. Pertama, perencanaan
bermanfaat untuk menghindari jarak kehamilan yang terlalu muda, tua
ataupun jarak antara kehamilan yang dekat. Kedua, kehamilan yang
dipersiapkan dan diatur jaraknya juga akan mencegah terjadinya gangguan
fisik dan psikologis. Merencanakan kehamilan adalah meningkatkan
kualitas diri dan mewujudkan mimpi untuk menjadi keluarga yang
harmonis.(Sedgh and Singh, 2014);Ayu et al., 2021).
Persiapan gizi bagi WUS dan PUS, Persiapan gizi perlu dilakukan
sebelum menikah, ini berkaitan dengan persiapan kehamilan, dimana
proses kehamilan membutuhkan cadangan nutrisi dari ibu. Persiapan gizi
meliputi penentuan status gizi dan pemenuhan gizi seimbang. status gizi
ditentukan dengan pengukuran Indek Massa Tubuh (IMT) serta
pengukuran Lingkar Lengan atas bagi Catin perempuan. Secara umum
terdapat pesan khusus gizi seimbang yang perlu diperhatikan bagi calon
pengantin adalah mengonsumsi aneka ragam makanan untuk memenuhi
kebutuhan energinya. Hal tersebut meliputi konsumsi zat gizi makro dan
mikro (karbohidrat, protein, vitamin dan mineral) yang akan digunakan
sebagai proses pertumbuhan tubuh yang cepat, peningkatan volume darah
dan peningkatan hemoglobin dalam darah yang berguna untuk mencegah
anemia yang disebabkan karena kehilangan zat besi selama proses
menstruasi (Kemenkes,2014). Gizi yang memengaruhi prakonsepsi adalah
karbohidrat, lemak, protein, asam Folat, vitamin A, E, dan B12, mineral
zinc, besi, kalsium, dan omega-3 pasangan yang akan melangsungkan
pernikahan sebaiknya mulai mengubah pola makan menjadi teratur dan
baik selambat-lambatnya enam bulan sebulan sebelum kehamilan. Hal ini
dapat membantu memperbaiki tingkat kecukupan gizi pasangan.
Persiapan fisik bagi WUS dan PUS, persiapan fisik bagi PUS dan
WUS meliputi melakukan pemeriksaan tanda tanda vital, cek darah rutin,
10
cek urine rutin, mengukur IMT dan Lila, pemeriksaan indikasi penyakit
atas indikasi medis lain seperti IMS dan diabetes melitus, imunisasi, dan
perawatan dan atau pemeriksaan organ reproduksi, memenuhi kabutuhan
gizi untuk tubuh, berolahraga rutin dan menerapkan pola hidup sehat.
11
pengelolaan kesehatan kesejahteraan, pengelolaan kesehatan, pengelolaan
kesehatan kesejahteraan keluarga.
12
Menghargai hak ibu mengendalikan kesuburan. Misalnya hamil jika
sudah siap, asi selama 2 tahun, membesarkan anak, dan sebagainya.
3. Lindungi kesehatan reproduksi
Melindungi ibu dari gangguan kesehatan reproduksi. Misalnya
kehamilan terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat akan meningkatkan
risiko preeklamsia, prematuritas, dan lainnya.
4. Lindungi anak
Melindungi anak dari gangguan tumbuh kembang dan gangguan
kesehatan. Terlalu dekat atau terlalu banyak anak, maka gizi yang
diberikan akan kurang.
5. Turunkan risiko kanker
Menurunkan risiko kanker. Misalnya menurunkan kejadian kanker
indung telur dan kanker endometrium.
6. Menurunkan risiko penyakit
Menurunkan risiko penyakit radang panggul. Terlalu banyak anak dan
terlalu dekat jaraknya bisa meningkatkan risiko ibu mengalami
penyakit tersebut.
7. Menjaga kesehatan jiwa
Mempersiapkan kehamilan dengan baik akan menjaga kesehatan jiwa.
Misalnya hamil yang tidak sehat meningkatkan risiko depresi pasca
melahirkan. Dan terlalu banyak anak juga membuat ibu stres dalam
mengasuhnya
13
Pasangan usia subur (PUS) dan Wanita usia subur (WUS) perlu
untuk mempersiapkan program Keluarga Berencana (KB) karena program
ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga secara
keseluruhan. Dengan berpartisipasi dalam program KB, WUS dan PUS
dapat memperoleh manfaat seperti menekan kehamilan yang tidak
diinginkan, menurunkan risiko kesehatan ibu dan anak, serta
meningkatkan kualitas keluarga dan kesejahteraan keluarga secara
keseluruhan. Selain itu, partisipasi WUS dan PUS dalam program KB juga
dapat membantu dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk
sehingga tidak melebihi kecepatan pembangunan negara
1. Pil KB
Pil KB adalah alat kontrasepsi hormonal yang diminum setiap hari
pada waktu yang sama untuk mencegah kehamilan
2. KB suntik
Suntikan KB adalah alat kontrasepsi hormonal yang diberikan melalui
injeksi setiap 1-3 bulan untuk mencegah kehamilan
3. Implan KB
Implan KB adalah alat kontrasepsi hormonal yang ditanamkan di
bawah kulit lengan atas dan dapat mencegah kehamilan selama 3-5
tahun
4. IUD
IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang ditempatkan
di dalam rahim dan dapat mencegah kehamilan selama 3-10 tahun
5. Kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi yang dapat digunakan oleh pria dan
wanita untuk mencegah kehamilan dan melindungi dari penyakit
menular seksual
6. Metode kalender
14
Metode kalender adalah metode kontrasepsi yang melibatkan
pemantauan siklus menstruasi untuk menentukan periode subur dan
tidak subur
7. Kontap ( kontrasepsi mantap)
a. Vasektomi, merupakan kontap atau metode operasi pria (MOP)
dengan cara memotong vas deferens sehingga saat ejakulasi tidak
terdapat spermatozoa dalam cairan sperma
b. Tubektomi, merupakan kontap atau metode operasi wanita
(MOW) dengan memotong atau menutup saluran tuba falopi
wanita.
KB kontap dilakukan apabila pasangan sudah tidak ingin memiliki
anak lagi.
1.2.3 Kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang
utuh, bukan hanyabebas dari penyakitatau kecacatan, dalam segala aspek
yang berhubungan dengan sistemreproduksi, fungsi serta prosesnya.
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan
15
kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan
sistem dan fungsi serta proses dan bukan hanya kondisi yang bebas dari
penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atasperkawinan yang
sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak,
bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa,spiritual memiliki hubungan yang
serasi, selaras, seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dan
masyarakat dan lingkungan.
16
Oleh sebab itu pemberian edukasi kesehatan mengenai parenting pola
makan, pola hidup, dan pola tidur yang baik dan sehat sangat diperlukan
untuk meningkatkan kualitas anak yang akan dilahirkan sekaligus dapat
membantu pada upaya penurunan kesakitan dan kematian ibu dan bayi
serta mengurangi resiko kegawatdaruratan.
1.2.5 Nutrisi
Pasangan usia subur tidak boleh mengonsumsi makanan yang
mengandung bahan pengawet dan penyedap. Pasangan usia subur dapat
mengonsumsi buah-buahan dan sayuran. Pasangan usia subur
membutuhkan beberapa nutrisi sperti:
1. Zat besi
Sumber zat besi yang baik adalah daging yang tidak berlemak seperti
ayam, ikan, dan hasil laut lainnya. Tumbuhan yang merupakan sumber
zat besi adalah sayuran berdaun hijau, sereal, roti, kacang, dan biji-
bijian.
2. Kalsium
Untuk memperkuat struktur tulang guna menompang tubuh. Wanita
usia subur disarankan untuk mengonsumsi kalsium antara 1000-1300
mg/harinya. Sumber kalsium yang terkenal adalah susu, juga bisa
diperoleh dari bayam, brokoli, salmon, dan almond.
3. Asam Folat
Membantu mencegah cacat selubung saraf pada janin. Tambahan
asupan asam folat yang dibutuhkan Wanita usia subur sekitar 400 mcg.
Folat banyak terdapat pada sayuran hijau. Hanya saja, harus pandai
mengolahnya agar zat nutrisinya tidak rusak.
4. Omega-3
Bermanfaat dalam pengembangan struktur otak dan mendukung
Kesehatan jantung. Banyak terkandung dalam ikan bilis, herring,
mackerel, tuna, dan salmon
5. Vitamin B12
17
Penting bagi pembentukan sel darah merah dan fungsi system saraf
pusat. Tubuh membutuhkan sekitar 2,4 mcg. Dimasa kehamilan
dibutuhkan sekitar 2,6 mcg, dan pada saat menyusui dibutuhkan 2,8
mcg. Banyak terdapat pada makanan laut, seperti kerrang, kepiting,
tuna, dan sarden serta bisa dari telur, ayam, ikan salmon, daging sapi,
dan susu.
1.2.6 Produktifitas
1. Pada usia remaja (dibawah 20 tahun)
Pada kehamilan diusia muda memiliki resiko yang lebih tinggi pada
Kesehatan. Pada usia dibawah 20 thn organ reproduksi yang belum
siap dab beresiko tinggi mengalami kondisi Kesehatan yang buruk saat
hamil. Selain itu kondisi sel telur belum sempurna dikhawatirkan akan
mengganggu perkembangan janin.
2. Pada usia 21-35 tahun
Pada usia 21-35 tahun resiko gangguan Kesehatan pada kehamilan
paling rendah yaitu 15%. Selain itu apabila dilihat dari perkembvangan
kematangan, Wanita pada kelompok umur ini telah memiliki
kematangan reproduksi, emosional maupun aspek sosial.
3. Pada usia diatas 35 tahun
Walaupun usia ideal untuk Wanita hamil adalah usia 21-35 tahun akan
tetapi untuk yang baru mendapat kehamilan diusia 35 tahun tidak perlu
cemas. Adapun permasalahan yang muncul pada usia 35 tahun adalah
diabetes gestational yaitu diabetes yang muncul Ketika sedang hamil,
mengalami tekanan darah yang tinggi dan juga gangguan kandung
kemih.
18
BAB III
PENUTUP
1.3 Kesimpulan
1.4 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Siti Luthfiah Nasution, (2020). Lingkup promkes untuk PUS dan WUS
Zakiah Hasan Gaffar, Antonia Sasap Abao, (2021). Partisipasi Pasangan Usia
Subur (PUS) dalam program Keluarga Berencana di Kampung KB
Kelurahan Sagatani, Singkawang, Kalimantan Barat
20