LANSIA
Oleh Kelompok 6 :
Yustina Rumbrawer
Rosalina Rumbewas
Merinna Kulla
Greaceline Vira Ivanna Kalo
Nurhudayanti
Windri Tenri Ajeng
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan-Nya,
makalah “Promosi Untuk Kesehatan Reproduksi Lansia dan Posyandu Lansia” dapat
terselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Perempuan
dan Reproduksi Terkini. Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah
pengetahuan tentang promosi kesehatan reproduksi dan posyandu lansia.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik serta saran yang membangun sangat penulis harapkan sebagai
penyempurnaan penulisan kedepannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................1
1.3 TUJUAN..................................................................................................................................2
1.4 MANFAAT...............................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................................3
2.1 Definisi Promosi Kesehatan....................................................................................................3
2.2 Definisi Posyandu Lansia........................................................................................................7
BAB III..................................................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................................................15
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................................15
3.2 SARAN..................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana Promosi Untuk Kesehatan Reproduksi Lansia Dan Pelaksanaan
Posyandu Lansia ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Promosi Kesehatan Pada Lansia.
2. Untuk Mengetahui Pengertian Posyandu Lansia.
3. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Promosi Kesehatan Reproduksi Lansia Dan
Posyandu Lansia.
1.4 MANFAAT
Untuk Menambah Pengetahuan Tentang Pelaksanaan Promosi Untuk Kesehatan
Reproduksi Lansia Dan Posyandu Lansia.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
1.5.1 Tujuan Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan harus mempunyai tujuan yang jelas. Yang dimaksud tujuan
dalam konteks ini adalah apa yang diinginkan oleh promosi kesehatan sebagai
penunjang program-program kesehatan yang lain. Tujuan umum promosi kesehatan
tidak terlepas dari Undang-Undang Kesehatan No.23/1992, maupun WHO, yakni
meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara
ekonomi maupun social. Promosi kesehatan di semua program kesehatan, baik
pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan
kesehatan, maupun program kesehatan lainnya bermuara pada kemampuan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, baik kesehatan individu, kelompok
maupun masyarakat.
4
1.5.3 Strategi Promosi Kesehatan
Untuk mencapai tujuan promosi kesehatan, maka perlu dilakukan strategi dalam
pelaksanaan promosi kesehatan yang bekerja sama dengan tenaga kesehatan dan
sektor terkait. Strategi tersebut adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2006)
1. Advokasi
Yaitu pendekatan pimpinan dengan tujuan untuk mengembangkan kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan. Hasil yang diharapkan adalah kebijakan
dan peraturan peraturan yang mendukung untuk memengaruhi terciptanya
perilaku hidup bersih dan sehat serta adanya dukungan dana atau sumber daya
lainnya. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain pendekatan perorangan
melalui lobi, dialog, negoisasi, debat, petisi, mobilisasi, seminar, dan lain lain.
2. Bina suasana
Yaitu penciptaan situasi yang kondusif untuk memberdayakan perilaku hidup
bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat dapat tercipta dan
berkembang jika lingkungan mendukung hal ini. Dalam hal ini, lingkungan
mencakup lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi dan politik.
3. Gerakan pembedayaan Masyarakat
Yaitu gerakan dari, oleh, dan untuk masyarakat mengenali dan memelihara
masalah kesehatan sendiri serta untuk memelihara, meningkatkan, dan
melindungi kesehatannya. Tujuan yang ingin dicapai melalui pendekatan ini
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan keterampilan untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat.
5
1.5.5 Pemilihan Metode Promosi Keehatan
Notoatmodjo (1989) menyatakan bahwa agar tercapai hasil belajar (perubahan
perilaku) dengan efektif dan efisien, maka pemilihan metode pendidikan perlu
dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pemilihan metode hendaknya disesuaikan dengan tujuan pendidikan.
a) Pemilihan metode tergantung kepada kemampuan guru atau pendidiknya.
b) Pemilihan metode harus mempertimbangkan kemampuan dari sasaran belajar
(pihak yang belajar).
c) Pemilihan metode tergantung pada besarnya kelompok sasaran.
d) Pemilihan metode harus disesuaikan dengan waktu pemberian atau
penyampaian pesan. Pemilihan metode hendaknya mempertimbangkan
fasilitas-fasilitas yang tersedia
6
c) Flyer
d) Selebaran berbentuk seperti leaflet, tetapi tidak terlipat. Biasanya disebarkan
melalui udara (pesawat udara)
e) Billboard
Berbentuk papan besar berukuran 2 x 2 m yang berisi tulisan dan/atau gambar yang
ditempatkan di pinggir jalan besar yang dapat dibaca atau dilihat oleh pemakai
jalan. Tulisan dalam billboard harus cukup besar
f) Poster
Merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar. Ukuran poster biasanya sekitar 50
x 60 cm. Karena ukurannya yang terbatas, maka tema dalam poster tidak terlalu
banyak, sedapat-dapatnya hanya ada satu tema dalam satu poster. Tata letak kata
dan warna dalam poster hendaknya menarik. Kata-kata dalam poster tidak lebih
dari tujuh kata dan hurufnya dapat dibaca oleh orang yang lewat dari jarak 6
meter.Tujuan poster adalah untuk mengingatkan kembali dan mengarahkan
pembaca ke arah tindakan tertentu atau sebagai bahan diskusi kelompok.
g) Flannelgraph
Merupakan guntingan-guntingan gambar atau tulisan yang di belakangnya diberi
kertas amril (ampelas). Guntingan gambar tersebut kemudian ditempekan pada
papan berlapis kain flanel atau kain berbulu yang lain. Keuntungan menggunakan
flannelgraph adalah peserta dapat mendekat dan memilih sendiri gambar atau kata
yang diinginkannya untuk ditempelkan di tempat yang ia inginkan. Dengan cara
ini, para peserta menunjukkan gagasannya sendiri tentang masalah yang sedang
didiskusikan. Flannelgraph yang telah dipergunakan dalam suatu pendidikan juga
dapat dipergunakan kembali untuk pendidikan kesehatan dengan topik yang
berbeda.
h) Bulletin board
Berupa papan berukuran 90 x 120 cm yang biasanya dipasang di dinding fasilitas
umum (puskesmas, rumah sakit, balai desa, dan kantor kecamatan). Pada papan ini
ditempelkan gambar-gambar, leaflet, poster, atau media massa lain yang
mengandung informasi penting yang secara berkala diganti dengan topik-topik
lain.
i) Lembar balik
Merupakan alat peraga yang menyerupai kalender balik bergambar. Lembar balik
(flip chart) mempunyai dua ukuran. Ukuran besar terdiri atas lembaran-lembaran
yang berukuran ± 50 x 75 cm, sedangkan ukuran kecil ± 38 x 50 cm. Lembar balik
yang berukuran lebih kecil (21 x 28 cm) disebut flip book atau flip chart meja.
Lembaran-lembaran ini disusun dalam urutan tertentu dan dibundel pada salah satu
sisinya. Di bawah gambar, dituliskan pesan-pesan yang dpaat dibaca oleh
komunikan. Lembar balik digunakan dengan cara membalik lembaran-lembaran
bergambar tersebut satu per satu. Lembar balik digunakan untuk pertemuan
kelompok dengan jumlah maksimal peserta 30 orang. Flip book biasa
dipergunakan untuk pendidikan individu atau kelompok yang lebih kecil (kurang
dari 5 orang).
7
j) Flashcard
Merupakan sejumlah kartu bergambar berukuran 25 x 30 cm. Gambar-gambarnya
dapat dibuat dengan tangan atau dicetak dari foto dan diberi nomor urut.
Keterangan tentang gambar tercantum di belakang setiap kartu. Flashcard
dipergunakan untuk sasaran berjumlah kurang dari 30 orang.
8
1.6.1 Tujuan Posyandu Lansia
Tujuan umum dari Posyandu lanjut usia adalah meningkatkan kesejahteraan lansia
melalui kegiatan posyandu lanjut usia yang mandiri dalam masyarakat. Menurut
tujuan posyandu lansia meliputi:
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan lansia.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan lansia.
3. Membina kesehatan dirinya sendiri.
4. Meningkatkan kesadaran pada lansia.
5. Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut
dimasyarakat, untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna bagi
keluarga.
Tujuan umum adalah meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia untuk
mencapai lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdayaguna bagi
25 keluarga dan masyarakat. Tujuan khususnya, meliputi:
a) Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan santun lanjut usia
b) Meningkatnya ketersediaan data dan informasi di bidang kesehatan lanjut usia
c) Meningkatnya koordinasi dengan lintas program, lintas sektor,
profesi/organisasi profesi, organisasi masyarakat, dunia usaha, media massa
dan pihak terkait lainnya
d) Meningkatnya peran serta dan pemberdayaan keluarga, masyarakat dan lanjut
usia dalam upaya peningkatan kesehatan lanjut usia
e) Meningkatnya peran serta lanjut usia dalam upaya peningkatan kesehatan
keluarga dan masyarakat
9
2. Meningkatkan kemandirian pada lansia
3. Memperlambat aging proses
4. Deteksi dini gangguan kesehatan pada lansia
5. Meningkatkan harapan hidup
Alasan pentingnya posyandu lansia karena kerentanannya terhadap gangguan
kesehatan. Gangguan kesehatan pada organ reproduksi, seperti osteoporosis dan
kanker leher rahim (pada lansia perempuan) dan gangguan kelenjar prostat dan
gangguan seksual serta impotensi (pada lansia laki-laki merupakan masalah tersendiri
dan berdampak pada kualitas hidup lansia)
10
4. Kegiatan rehabilitative
Kegiatan rehabilitatif adalah upaya yang dilakukan atau bersifat medis,
psikososial, edukatif dan pengembangan keterampilanatau hobi untuk
mengembalikan semaksimal mungkin kemampuan fungsional dan kepercayaan
diri pada lansia. Kegiatan-kegiatan dalam posyandu lansia dicatat dan dipantau
melalui Kartu Menuju Sehat (KMS) bagi lansia diantaranya adalah:
Kegiatankegiatan di posyandu lansia antara lain: Penyuluhan kesehatan (perilaku
hidup sehat, gizi lansia, proses degeneratif), pemeriksaan kesehatan berkala,
pelayanan dan pemeliharaan kesehatan lansia, rujukan, olahraga dan kesehatan,
pembinaan rohani atau kesehatan mental spiritual, pemberian makanan tambahan
dan rekreasi.
5. Kegiatan Rujukan
Upaya yang dilakukan untuk mendapatkan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
yang memadai dan tepat waktu sesuai kebutuhan. Upaya dapat dilakukan secara
vertikal dari tingkat pelayanan dasar ke tingkat pelayanan spesialistik di rumah
sakit secara horizontal ke sesama tingkat pelayanan yang mempunyai sarana yang
lebih lengkap.
Beberapa kegiatan pada posyandu lansia menurut Departemen Kesehatan RI
adalah:
a) Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living)
meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/ minum, berjalan,
mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/ kecil dan
sebagainya.
b) Pemeriksaan status mental
Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional, dengan
menggunakan pedoman metode 2 menit (bisa dilihat di KMS Lanjut usia).
c) Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Massa Tubuh (IMT).
d) Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop
serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.
e) Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist, Sahli atau Cuprisulfat.
f) Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus).
g) Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi
awal adanya penyakit ginjal.
h) Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 8.
i) Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota POKSILA
yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat
(Public Health Nursing)
j) Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi
setempat.
11
k) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) penyuluhan sebagai contoh menu
makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lansia, serta
menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut.
l) Kegiatan olahraga antara lain senam lansia, gerak jalan santai, dan lain
sebagainya untuk meningkatkan kebugaran. Kecuali kegiatan pelayanan
kesehatan seperti uraian diatas, kelompok dapat melakukan kegiatan
nonkesehatan dibawah bimbingan sektor lain, contohnya kegiatan
kerohanian, arisan, kegiatan ekonomi produktif, forum diskusi, penyaluran
hobi dan lainlain.
12
1.6.6 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Posyandu Lansia
Beberapa faktor yang dihadapi lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia antara lain :
a) Jarak Posyandu Lansia
Menurut Nurhayati jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah
menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan fisik karena penurunan daya
tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu
berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia
merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus
menimbulkan kelelahan atau masalah yang serius maka hal ini dapat mendorong
minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu.
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu
tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan
atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini
berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia
merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus
menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat
mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu.
b) Pengetahuan Lansia
Posyandu Lansia Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan
peraba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya perilaku manusia. Pengetahuan yang rendah tentang manfaat posyandu
lansia dapat menjadi kendala bagi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia.
Pengetahuan yang salah tentang tujuan dan manfaat posyandu dapat menimbulkan
salah persepsi yang akhirnya kunjungan ke posyandu rendah. Pengetahuan lansia akan
manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan
sehari-harinya.
Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan
tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah
kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia
menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong
minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia. Hasil
penelitian Kurniasari menunjukkan hasil bahwa ada hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan motivasi lansia berkunjung ke Posyandu Lansia di Desa Dadirejo
Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan dengan kekuatan sedang. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu tingkat pendidikan, informasi yang
diperoleh, pengalaman dan sosial ekonomi.
13
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman
pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu,
lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan
segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan
pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu
mengikuti kegiatan posyandu lansia.
c) Sikap Lansia
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan . Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan
dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan
sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan
yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang
adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan
merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila
individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons.
d) Motivasi Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi perubahan
perilaku. Dengan adanya promosi kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan
maka masyarakat lebih terdorong dan tertarik sehingga cenderung dalam merubah
tingkah lakunya. Dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan
cara health promtion (promosi kesehatan). Promosi kesehatan sendiri dapat dilakukan
dengan cara pelatihan pelatihan pada masyarakat, mentransformasikan pengetahuan
pengetahuan dan memberikan dukungan pada Masyarakat.
Fungsi pelayanan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan tidak dapat lagi
seluruhnya ditangani oleh para dokter saja. Apalagi kegiatan itu mencakup kelompok
masyarakat luas. Para dokter memerlukan bantuan tenaga para medis, sanitasi gizi,
ahli ilmu sosial dan juga anggota masyarakat (tokoh masyarakat, kader) untuk
melaksanakan program kesehatan, tugas tim kesehatan ini dapat dibedakan menurut
tahap/jenis program kesehatan yang dijalankan, yaitu promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, pengobatan dan rehabilitasi. Peran puskesmas atau petugas kesehatan dalam
kegiatan posyandu adalah sebagai fasilitator dan lebih memberdayakan masyarakat
dalam kegiatan posyandu.
e) Motivasi Keluarga
Motivasi keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia
untuk mengikuti kegiatan posyandu. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia
apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke
posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu
mengatasi segala permasalahan bersama lansia. Efek dari dukungan keluarga yang
adekuat terhadap kesehatan dan kesejahteraan terbukti dapat menurunkan mortalitas,
mempercepat penyembuhan dari sakit, meningkatkan kesehatan kognitif, fisik dan
emosi, disamping itu pengaruh positif dari dukungan keluarga adalah pada
14
penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan
stress.
15
BAB III
PENUTUP
1.7 KESIMPULAN
Promosi kesehatan adalah segala upaya yang dilakukan oleh individu atau kelompok
untuk meningkatkan pengetahuan dengan harapan dapat merubah perilaku kesehatan di
masyarakat.
Posyandu lansia merupakan pelayanan terpadu bagi lansia di suatu wilayah tertentu
yang disepakati dan dibimbing agar lansia dapat menerima dan memperoleh pelayanan
kesehatan yang memadai
1.8 SARAN
Untuk penyebaran promosi kesehatan yang merata dan menyeluruh ke masyarakat
khususnya lansia, diperlukan peran berbagai sektor seperti pemerintah, tenaga kesehatan
ataupun Lembaga swadaya Masyarakat untuk menunjang kelancaran program promosi
kesehatan salah satunya adanya Posyandu Lansia karena kelompok usia lanjut
memerlukan perhatian khusus dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari-harinya baik dari
tenaga medis, paramedic, maupun keluarga.
16
DAFTAR PUSTAKA