Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN

DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

 DIAN SUSANTI O TOYO


 KIREY WENGKAU
 KADEK PRASTINI
 JEANE TRIVI MARISU
 DIGNA RIZKI ADINDA

DOSEN PENGAMPUH : Ibu.HATIJAR,S.ST.,M.KES


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA MANDIRI POSO
PRIODI DIII KEBIDANAN
T.A 2018/2019

KATA PENGANTAR

1
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
dan karunian-Nya penulis bisa menyelesaikan tugas kami yang berjudul “RUANG
LINGKUP PROMOSI KESEHATAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN”.

Harapan kami sebagai penyusun yaitu agar para pembaca dapat memahami tentang promkes
pada bayi neonatus, anak balita, remaja, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui,WUS
(Wanita Usia Subur), dan PUS(Pasangan Usia Subur ),klimaterium dan menopause.

Kami pun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
menyusun makalah ini,masih banyak terdapat kekurangan,dalam sistematika penulisan
maupun penggunaan bahasa.

Semoga makalah ini bermamfaat sebagai penambah wawasan dalam hal pengetahuan pada
umumnya,akhir kata kami ucapkan terima kasih.

POSO,17 Maret 2020

KELOMPOK 2

DAFTAR ISI
SAMPUL......................................................................................................... 1

2
KATA PENGANTAR.................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ................................................................. 4


B. RUMUSAN MASALAH ............................................................. 4
C. TUJUAN ....................................................................................... 4
BAB II ISI
A. PROMOSI KESEHATAN (PROMKES) ................................. 5
1. Pengertian Promosi Kesehatan ............................................... 5
2. Tujuan Promosi Kesehatan ..................................................... 5
B. RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN ..................... 5
1. Pengertian Ruang Lingkup Promosi Kesehatan .................... 5
2. Sasaran Ruang Lingkup Promkes Dalam
Pelayanan Kebidanan ............................................................ 5
1) Promosi Kesehatan Pada Bayi (Neonatus) ...................... 5
2) Promosi Kesehatan Pada Anak balita............................... 8
3) Promosi Kesehatan Pada Remaja .................................... 9
4) Promosi Kesehatan Pada Ibu Hamil ................................ 10
5) Promosi Kesehatan Pada Ibu Bersalin ............................. 12
6) Promosi Kesehatan Pada Ibu Nifas ................................. 13
7) Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui .......................... 14
8) Promosi Kesehatan Pada PUS dan WUS ........................ 15
9) Promosi Kesehatan Pada Ibu Klimakterium .................... 16

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 18
B. Saran ....................................................................................................... 25

Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bergesernya pendidkan kesehatan menjadi promosi kesehatan, tidak lepas dari
sejara praktik pendidikan kesehatan pada masyarakat Indonesia dalam praktik
kesehatan masyarakan secara global. Praktik pendidikan esehatan pada waktu lampau,
sekurang-kurangnya pada tahun 1990 an, sangan menekankan pada perubahan
perilaku masyarakat. Para praktisi pendidikan kesehatan telah bekerjakras untuk
memberi informasi melalui berbagai media dan teknologi pendidikan dan kepada
masyarakat, dengan harapan masyarakat mau melakukan hidup sehat sesui yang
diharapka.

4
Peran promosi kesehatan sangat penting dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan dalam berbagai kegiatan program kesehatan. Karena kesehaan merupakan
totalitas dari factor lingkungan prilaku, pelayanan kesehatan dan faktor lingkungan.
Lingkungan merupakan factor terbesar, selain langsung mempegaruhi kesehatan dan
mempegaruhi perilaku, bagitu juga sebaliknya, perilakujuga mempegaruhi lingkungan
dan factor yang lain. Dapat diartikan bahwa perilaku merupakan factor terbesar kedua
setelah factor lingkungan yang mempegaruhi kehatan indifidu, kelompok,
danmasyarakat. Oleh seabab itu, sebagai upaya dalam rangka membina dan
meningkatkan kesehatan masyarakat, pemerintah membuat interfensi atau upaya
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat agar tujuan yang telah di tetapkan dalam
pisi pembangunan dapat tercapai secara optimal.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana melakukan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan?
2. Bagaimana ruang lingkup promosi kesehatan ?
3. Apa saja yang mencakup ruang lingkup promosi kesehatan ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi promosi kesehatan ?
2. Mengetahui ruang lingkup promosi kesehatan ?

BAB II
ISI
A. PROMOSI KESEHATAN (PROMKES)
1. Pengertian Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat agar masyarakat
mau dan mampu serta mandiri dalam melindungi kesehatan diri dan
lingkungannya, dengan upaya membangitkan kesadaran akan potensi yang di
miliki serta menciptakan iklim untuk berkembang dalam memelihara dan
meeningkatkan kesehatan.

2. Tujuan Promosi Kesehatan


- Meningkatkan pengatahuan, kesadaran dan kemampuan petugas, petugas, dan
masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
- Mengembangkan kader-kader kesehatan untuk mengerakkan individu,
keluarga dan masyarakat di wilayah puskesmas untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat.
- Mendorong partisipasi masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
serta mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat.

5
B. RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN

1. Pengertian Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Ruang lingkup promosi kesehatan adalah suatu proses atau upaya


pemberdayaan masyarakat untuk dapat memelihara dan meningkatkan
kesehatannya dalam suatu batasan-batasan baik ilmu maupun subjeknya.

2. Sasaran Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan

1) Promosi Kesehatan Pada Bayi (Neonatus)


Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Pada
waktu kelahiran, sejumlah adaptasi psikologis mulai terjadi pada waktu bayi
baru lahir. Karena perubahan dramatis ini, bayi memerlukan pemantauan ketat
untuk menentukan bagaimana bayi membuat suatu transisi yang baik terhadap
kehidupannya di luar uterus.
Bayi baru lahir juga membutuhkan perawatan yang dapat meningkatkan
kesempatan menjalani masa transisi dengan baik. 3 faktor yang mempengaruhi
perubahan fungsi dan perubahan vital neonatus, yaitu maturasi atau
kematangan janin dalam kandungan, adaptasi, dan toleransi.

Selain itu, riwayat kehamilan dan proses persalinan mempunyai peranan


penting dalam morbiditas dan mortalitas bayi, terdapat beberapa aspek transisi
pada bayi baru lahir yang paling dramatis dan cepat berlangsung, yaitu system
pernapasan, sirkulasi, kemampuan menghasilkan sumber glukosa.
Dengan adanya perubahan transisi yang sangan cepat pada bayi tersebut,
sangat di perlukan pemberian asuhan yang komprehensif kepada bayi baru
lahir oleh orang tua. Oleh sebab itu, pemberian informasi atau penyuluhan
sangat di perlukan untung mengajarkan orang tua cara merawat bayi mereka
dan untuj memberi motivasi terhadap upaya pasangan menjadi orang tua
sehingga orang tua percaya diri serta mantap untuk mampu merawat bayinya
sendiri. Kegiatan promosi kesehatan atau penyuluhan akan perawatatan bayi
atau neonatus meliputi:
1. Mengajarkan kepada orang tua cara menjaga keadaan bayi tetap hangat,
bersih, dan kering dengan mengganti popok dan menyelimuti bayi.
2. Menganjurkan perawatan tali pusat dengan membungkus kassa steril
dan kering sertadi jaga agar selalu bersih dan kering agar terhindar dari
infeksi.
3. Mengajarkan tentang perawatan bayi sehari-hari, misalnya cara
memandikan bayi dengan benar, memakaikan baju, mengganti popok,
dan menyelimuti bayi, karena hal seperti ini memang sepele dan tidak
begitu penting namun pda kenyataannyasebagai masyarakat yang

6
memiliki bayi tidak mau melakukakan perawatan bayinya sendiri
melainkan orang lain yang merawatnya.
4. Memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir sampai 7 hari karena
kolostrum sangat penting. Pada umumnya kebanyakan pada masyarakat
kolostrum ini di buang karena menganggap air susu yang kotor dan
tidak bagus bagi bayi padahal itu adalah ASI yang sangat bagus untuk
kekebalan tubuh bayi dan untuk kecerdasan bayi.
5. Memberikan ASI (Air Susu Ibu) saja tanpa tambahan makanan apapun
hingga bayi usian 6 bulan, setelah 6 bulan berikan makanan tambahan
pendamping ASI yang sesuai dengan kebutuhannya untuk menjamin
kesehatan bayi,pertumbuhan, perkembangan, dan kecerdasan. ASI di
berikan sampai usia 2 tahun.
6. Memberikan imuniasi kepada bayi baru lahir dan kemudian
memberikan informasi kepada orang tua untuk di lanjutkan
pembriannya samapi usia 11 bulan, tujuannya untuk meningkatakan
system kekebalan tubuh bayi dan melindungi anak dari beberapa
penyakit yang berbahaya.
7. Memeriksakan dan menimbang bayi secara teratur di posyandu untuk
mengetahui peningkatan perkembangan dan pertumbuhan bayinya.
8. Mengajarkan ibu tentang cara menstimulasi perkembangan bayinya
sesuai dengan tahap usiannya.

9. Mengawasi masalah kesulitan pada bayi terhadap trauma, penyakit atau


infeksi dan segera mengukur suhu jika tampak sakit atau menyusu
kuran baik, selanjutnya segera membawah kepelayanan kesehatan jika
masalah belum teratasi.
2) Promosi Kesehatan Pada Anak Balita
Masa balita sebagai masa emas atau golden age yaitu instan manusia
yang berusia 0-5 tahun ( undang no.20 tahun 2003) anak balita adalah
kelompok anak yang berada dalam proses perkembangan yang bersifat
unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisik
(kordinasi motoric halus dan motoric kasar), kecerdasan (daya piker, daya
cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosioemosi (sikap dan
perilaku), bahasa dan komunikasi serta sosialisasi dan kemandirian.
Pada usia balita, otak bersifat lebih elastis. Plastisitas otak pada balita
mempunyai sisi positif dan sisi negative. Sisi positifnya, otak balita lebih
terbuka untuk proses pembelajaran dan pengayaan. Sisi negatifnya, otak
balita lebih peka terhadap lingkungan yang tidak mendukung, seperti
asupan gizi yang tidak adekuat, kurang stimulasi, dan tidak mendapat
pelayanan kesehtan yang memadai. Oleh sebab itu, masa 5 tahun pertama
kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkuangan dan
masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat di ulang kembali

7
sehingga masa ini di sebut masa kemasaan (golden verion), jendela
kesempatan (window of opportunity, dan masa kritis period).
Pada dasarnya, anak balita akan melewati proses tumbuh kembang
sesuai dengan tahapan usianya. Untuk memantau tumbuh kembang anak
dengan baik, pada orang tua khususnya ibu sangat penting dan perlu
mengetahui sekaligus mengenali ciri-ciri serta prinsip tumbuh kembang
seorang anak. Oleh sebab itu, orang tua harus di bekali informasi yang
sangat pentng akitannya dengan tumbuh kembang anak agar anak sehat
dan tumbuh kembanganya normal. Anak balita yang pertumbuhan dan
perkembangannya baik akan menjamin kelangsuangan hidup yang baik,
untuk masa depannya kelak.
Kegiatan promosi kesehatan yang di berikan kepada orang tua
berhubungan dengan tumbuh kembang anak,meliputi :
1. Pemberian makanan yang bergizi dan seimbang sesuai tahap usia
anak.
2. Pemberian kasih sayang dan perhatian yang optimal dengan
mengajak yang berbicara dan bermain bersama agar terpenuhi
kebutuhan mental dan emosi pada anak.
3. Pemeriksaan dan penimbangan anak setiap bulan, pemberian yang
meliputi stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbh kembang
(SDIDTK) anak sesuai dengan usia yang meliputi pemeriksaan
penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran

lingkar kepala (untuk mengetahui perkembangan otak),


pemeriksaan dengan KPSP yang meliputi gerak kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa, sosial dan kemandirian, tes daya dengar (TDD),
tes daya lihat (TDL) questioner masalah mental dan emosi
(KMME), mendeteksi adanya autis (CHAT) dan deteksi dini
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif ( GPPH).
4. Mengajarkan ibu tentang cara menstimulasi perkembangan anak
balitanya di rumah sesuai dengan tahap usiannya.
5. Pemberian vitamin A setiap 6 bulan sekali untuk mencegah
kebutaan.
6. Mengawasi masalah atau kesulitan pada kesehatan anak khususnya
tumbuh kembang anak, misalnya jika anak mengalami diare maka
orang tua harus dapat memberikan pertolongan pertamapada diare
dengan pemberian oralit pada anak dan mencari penyebab diare,
disebabkan makanan atau lingkungan maka harus di perhatikan
penyebabnya agar tidak terjadi diare lagi.
3) Promosi Kesehatan Pada Remaja
Remaja adalah masa peralihan kekanak-kanak. Definisi lain
menjelaskan bahwa remaja adalah kelompok penduduk yang berusia 10-19
tahun (definisi menurut WHO dan department kesehatan ) atau 10-24
tahun ( menurut UNFPA ) dan belum menikah. Sebagian remaja sudah

8
mengalami kematangan organ reproduksi dan dapat berfungsi atau
berreproduksi, namun secara social dan mental merka belum dewasa.
Remaja akan mengalami banyak masalah jika pendidikan dan
pengasuhan sexualitas dan reproduksinya terabaikan.
Menuju suatu jenjang kehidupan rumah tangga akan selalu di alami
setiap orang. Masa persiapan rumah tangga atau berkeluarga baik seorang
wanita di mulai sejak usia remaja. Tidak semua remaja putri mengetahui
keadaan kesehatan saat memasuki masa kelurga. Sebelum memasuki
jenang berkeluarga, wanita mengalami perubahan menuju kedewasaan.
Perubhan itu meliputi perubahan bentuk tubuh (fisik), perubahan
kesehatan tubuh (biologis), dan perubahan perilaku (psikologis),
perubahan bentuk tubuh atau fisik di tandai dengan ukuran tubuh yang lbih
besar, tinggi, dan payudara yang membesar. Perubahan itu di tandai pula
dengan keluarnya darah melalui alat kelamin wanita yang di sebut haid.
Perubahan perilaku di tandai dengan remaja putri terlihat cantik, menarik,
senang bergaul, mudah marah, mudah sedih, dan mudah kecewa.
Karean perubahan tersebut, remaja putri sering mendapat gangguan
kesehatan. Oleh sebab itu, masa remaja sangat perlu di berikan informasi
atau pengetahuan tentang kesehatan yang sebaik-baiknya. Dengan keadaan
kesehatan yang baik, proses pendewasaan wanita atau remaja putri dalam
menuju perkawinan menjadi lebih baik dan lebih siap serta matang.

Kegiatan promosi kesehatan pada remaja meliputi :


1. Menjalin hubungan yang sehat dengan lingkungan termasuk teman
sebaya wanita dan pria
2. Memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi, dapat dengan
cara memanfaatkan pelayanan kesehatan remaja di posyandu
remaja.
3. Membrikan nutrisi yang bergizi dan seimbang kepada remaja putri,
kareana status gizi akan berdampak pada kehamilannya kelak. Pada
kenyataan, remaja saat ini tidak begitu memperhatikan gizi karena
takut gemuk sehingga akhirnya mereka tidak makan dan lebih
mengutamakan penampilan yang langsing dan kecil tanpa
memperhitungankan dampak jangka panjangnya pada
kesehatannya.
4. Membrikan informasi tentang bahaya sex bebas dan pergaulan
bebas pada kalangan remaja.
5. Memberikan informasi tentang bahaya NAPSA kepada remaja.
6. Meanjurkan kepada orang tua tetap memperhatikan perkembangan
anak remajanya dengan memberikan perhatian dan kasih saying,
misalnya menjadi teman curhat anak remajanya sehingga jika ada
masalah segera dapat di tangani.

9
7. Jika sudah merasa siap dan matang secara fisik,usia, dan
psikologisnya untuk menikah maka segera di nikahkan.
8. Memberikan imunisasi TT untuk remaja putri sebelum menikah.
4) Promosi Kesehatan Pada Ibu Hamil
Kehamilan adalah suatu anugrah dari Tuhan dan juga merupakan
tantangan bagi seorang wanita untuk selalu dapat menjaga janin yang ada
dalam kandungannya dengan baik. Seorang ibu hamil pertama kali
sebaiknya pada usia 20 tahun hingga usia 30 tahun, dengan alasan bahwa
pada usia tersebut, kandungan ibu sudah siap untuk menerima kehamilan,
perasaan dan pikiran ibu sudah matang, dan mampu merawat dirinya
ataupun nanti bayinya. Pada usia tersebut keselamatan dan kesehatan ibu
serta bayinya akan terjamin.
Banyak ibu hamil yang berpendapat bahwa kehamilan membuat
mereka merasa menjadi orang lain, dengan postur tubuh, perasaan dan
tingkah laku yang berbedah atau berubah. Ada beberapa perubahan yanag
utama fungsi tubuh yang terjadi karena kehamilan, yaitu perubahan pada
system reperoduksi (uterus, ovarium, vagina, vulva, dan dinding perut),
system sirkulasi darah, system pernafasan, system pencernaan, tulan dan
gigi, kulit, kelenjar endokrin, serta perubahan metabolism dan perubahan
payudara. Karena perubahan yang banyak tersebut kebanyakan ibu hamil
selalu mengeluh tentang kehamilannya. Pemberian informasi yang baik
kepada ibu yang mempersiapkan kehamilannya atau ibu yang menjalani
kehamilan akan mengurangaui keluhan dan ketidak nyamanan pada ibu

tersebut, terutama dukungan psikologis dari orang terdekat sangat di


perlukan. Peran kegitan promosi kesehatan untuk memberi informasi
tentang pentingnya menjaga kehamilan meliputi :
1. Membantu ibu hamil dengan dukungan moril dan spriritual untuk
selalu menalani tahap kehamilan dengan kondisi yang baik dan
sehat, terutama dari suami dan keluarga karena mereka adalah
orang yang terdekat yang dapat memberikan kasih saying dan
perhatian terhadap ibu hamil tersebut.
2. Memberikan informasi tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan
kepada ibu minimal 4 kali selama kehamilan, yaitu 1 kali pada
triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada
triwulan ketiga serta informasi tentang segera dating ke pelayanan
kesehatan jika ada keluhan sewaktu-waktu.
3. Menganjurkan makanan-makanan yang bergizi yang seibang pada
masa kehamilan.nutrizi pada saat kehamilan sangat penting di
perhatikan dan di terapkan.
4. Memberitahu ibu hamil agar tidak merokok, karena dapat
membahayakan kesehatan janin yang ada dalam kandungan.
5. Memberikan imformasi tentang perubahan pada masa kehamilan
mudah sampai menjelang persalinan.

10
6. Memberikan imformasi tentang pentingnya kebersihan diri yang
meliputi mandi,pakaian,dan lain-lain.
7. Mengajarkan senam hamil untuk mempersiapkan persalinan untuk
kehamilan tua.
8. Memberikan imformasi tentang pentingnya istirahat dan rekreasi.
9. Memberikan informasi tentang tanda bahaya kehamilan yang
sangat berbahaya yang berdampak pada kematian ibu dan janin.
10. Memberikan imformasi tentang tanda persalinan.
5) Promosi Kesehatan Pada Ibu Bersalin
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
pelasenta), yang dapat hidup kedunia luar,dari rahim melalui jalan lahir
atau dengan jalan lain.
Setelah 38 hingga 40 minggu, janin tumbuh dan berkembang di dalam
rahim, saatnya bayi untuk siap di lahirkan kedunia ini. selama berminggu-
minggu seorang ibu mempersiapkan kedatangannya, mempelajari dan
memahami tahap perkembangan bayi, serta merencanakan tempat
prsalinan yang di inginkan dan tidak lupa mempersiapkan latihan yang di
ajrakan pada saat kehamilan untuk mempersiapkan persalinan yang aman,
nyaman, dan bersih.
Proses persalinan pada setiap orang atau wanita akan berbedah-bedah
atau bervariasi walaupun secara alamiah dan hormonal yang tejadi di
dalam tubuh wanita tersebut adalah sama, yaitu adanya kontraksi atau
nyeri pada saat pembukaan leher rahim hingga terbuka penuh sampai 10

cm, kemedian ada dorongan ibu untuk mengejan agar bayi lahir dan
lanjutkan keluarnya plasenta. Kebanyakan wanita selama menjalani proses
persalinan menjadi lupa diri dan tidak terkontrol emosinya, karena merasa
tidak kuat menahan sakit yang di alaminya, hal ini yang menyebabkan ibu
bersalin sering putus asa. Pada saat ini di perlukan pemahaman tentang
proses persalinan yang akan di alami dan di rasakan bu sehingga ibu
menjadi lebih nyaman dan dapat mengkontrol dirinya saat proses
persalinan. Kegiatan promosi kesehatan dalam lingkup ibu bersalin
meliputi :
1. Membantu ibu dengan dukungan moril dan spiritual menjelang dan
saat persalinan agar ibu lebih tenang dan nyaman.
2. Menjelaskan tahap proses persalinan mulai dari pembukaan 1-10
cm dan keluarnya bayi serta palsenta.
3. Memenuhi kebutuhan energy dan cairan ibu untuk mencegah
dehidrasi.
4. Menjelaskan kemajuan persalinan setiap kali stelah di lakukan
pemeriksaan, agar ibu mengetahui perkembangannya dan ibu
menjadi lebih tenang.
5. Mengajarkan tentang menjaga kebersihan selama proses
persalianan.

11
6) Promosi Kesehatan Pada Ibu Nifas
Masa nifas di sebut juga masa post partum atau puerperium adalah
masa atau waktu sejak bayi di lahirkan dan plasenta keluar lepas dari
rahim, sampai 6 minggu berikutnya, di sertai piluhnya kembali organ yang
berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan, seperti
perlukaan yang berkaitan dngan pada saat melahirkan. Setelah persalinan
yang merupakan pengalaman unik yang di alami seorang ibu yang
berdapampak pada perubahan, misalnya uterus, perlukaan bekas lepasnya
plasenta, luka pada jalan lahir, nyeri persalinan atau after pai, lochea,
perubahan serviks dan perubahan ligament pada panggul, selain itu, ,masa
nifas merupakan salah satu faase yang memerlukan adaptasi psikologis.
Pada masa ini seorang ibu perlu informasi dan motivasi untuk dapat
memahami perubahan yang terjadi pada dirinya dan kenyamanan bagi
dirinya dan juga bayi, karena dampak psikologis pada ibu dapat jga di
rasakan pada bayinya. Upaya promosi kesehatan dalam lingkup masa nifas
meliputi :
1. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi meliputi
makanana dengan diet berimbanga, cukup karbonhidrat, protein dan
lemak serta vitamani dan mineral, mengkonsumsi makanan
tambahan, nutrisi 800 kalori perhari pada 6 bulan pertama, dan
mengkonsumsi vitamin A.

2. Menganjurkan ibu selalu menjaga kebersihan meliputi :


a. Menjaga kebersihan alat genetalia dengan mencucinya
menggunakan sabun yang mempunyai kandungan Ph netral dan
air bersih dari arah depan ke belakang, kemudian mengeringkan
daerah vulva sampai anus sebelum memakai pembalut wanita,
dan mengganti pembalut minimal 3 kali sehari.
b. Memakai pakaian yang longgar, kering, dan mudah menyerap
keringat.
c. Menjaga kebersihan rambut dan mencucinya dengan bersih dan
menggungakan sisir yang lembut, karena ibu nifas biasanya
mengalami gangguan kerontokan rambut akibat perubahan
hormon.
d. Menjaga kebersihan kulit dengan mandi menimal 2 kali perhari
dan mennjaga kulit tetap kering.
3. Menganjurka ibu untuk mobilisasi (belajar bergerak), melakukan
mobilisasi sedini mungkin, minimal 2 jam setelah persalinan,
terutama pada persalinan normal, berguna untuk memperlancar
sirkulasi darah, dan pengeluaran cairan vagina (Lochea), sedangkan

12
untuk persalinan yang mengalami komplikasi mobilisasi
menyesuaikan dengan kondisi kesehatan.
4. Menjelaskan kebutuhan istirahat dan tidur untuk ibu nifas meliputi :
a. Istirahat cukup untuk mengurangi kelelahan (tidur malam 7-8
jam ).
b. Tidur siang selagi bayi tidur (lamanya sekitar 2 jam)
c. Kembali melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan-
lahan
5. Menganjurkan ibu nifas dalam 6 jam harus sudah BAK spontan
atau sendiri, karena uretra yang berdilatasi akan kembali normal
dalam waku 6 jam.
6. Memberikan informasi kepada ibu masa nifas bahwa ibu akan
sering berkemih karena adanya proses autolysis serabut otot uterus.
7. Mengjarkan tentang senam nifas yang di lakukan sejak hari pertama
setiap hari sampai hari ke 10 untuk mempercepat pemulihan
keadaan atau kesehatan ibu nifas.
8. Memberikan informasi tentang konstipasi (sulit buang air besar),
karena konstipasi sering terjadi pada ibu nifas akibat adanya rasa
nyeri, takut jahitan sobek, atau hemoroid.
9. Memberikan informasi tentang hubungan sex dan keluarga
berencana. Hubungan sex aman setelah dara merah berhenti keluar
adari vagina, dan ibu dapat memasukan 1 jari atau 2 jari ke dalam
vagina, jika tidak terasa nyeri maka aman untuk berhubungan sex.

Pada dasarnya ibu yang menyusui secara ekslusif tidak mengalami


populasi dan selama itu ibu tidak mengalami haid, tetapi akan lebih
aman jika ibu memakai kontrasepsi. Idealnya seorang ibu boleh
hamillagi setelah anak usia 2 tahun.
10. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan payudara, terutama
bagian putig.ajarakan teknik perawatan payudara yang benar agar
asi yang di produksi menjadi banyak dan juga ajarkan tentang
teknik menyusui yang benar, karena jika salah maka akan
menyebabkan masalah pada payudara, misalnya putting susu lecet,
bendungan ASI, dan yang lebih parah lagi dapat terjadi mastitis.
11. Memberikan informasi tentang tanda bahaya masa nifas yang
sangat berbahaya pada ibu nifas.

7) Promosi Kesehatan pada Ibu Menyusui


Menyusui adalah proses alamiah. Menyusui akan menjamin bayi tetap
sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyeusi
sebenarnya tidak hanya memberikan kesempatan kepada bayi untuk
tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga cerdas,

13
mempunyai emosi yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif
serta perkembangan social yang lebih baik. Berarti dapat di simpulkan
bahwa menyusui adalah suatu pengetahuan yang selama bertahun-tahun
mempunyai peran yang penting dalam mempertahankan khidupan
manusia. Bagi ibu yang tidak menyusui berarti kehilangan kepercayaan
diri untuk dapat memberikanperawatan yang terbsik kepada bayinya dan
bagi bayi yang tidak di susui berarti bukan saja kehilangan sumber
makanan yang vital, tetapi kehilangan cara perawatan optimal dari ibu
terlebih lagi kuranganya ikatan atau jalinan kasih saying antara ibu dan
bayi.
Oleh sebab itu, pentingnya pemberian informasi dan motivasi kepada
ibu yanga baru melahirkan tentang pemberian ASI pada bayinya kegiatan
promosi kesehatan pada lingkup ibu meyusui meliputi:
1. Memberikan motivasi kepada ibu bahwa pemberian ASI sangat
penting dan sangat bermanfaat bagi dirinya dan juga bayinya.
2. Mengajarkan tentang perawtan payudara untuk memperlancar
keluarnya ASI.
3. Mengajarkan teknik atau cara menyusui yang benar pada bayi
karena jika salah posisi maka akan menyebabkan masalah atau
trauma pada ibu.
4. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi dan
menambah porsi hingga 800 kalori perhari.
5. Menganjurkan istirahat yang cukup ( tidur malam 7-8 jam dan tidur
siang 2 jam)

6. Menganjurkan untuk selalu menjaga kebersihan payudara terutama


pada daerah putting susu.
7. Memberikan informasi tentang masalah pada saat menyusui,
misalnya bendungan ASI, putting susu lecet, dan pembengkakan
payudara sampai terjadi mastitis. Jika terjadi salah satu dari
masalah tersebut segera di periksakan ke petugas kesehatan.
8) Promosi Keseahatan Pada PUS atau WUS
Pasangan Usia Subur (PUS) dan Wanita Usia Subur (WUS) merupakan
masa yang terpenting bagi seorang wanita yang berlangsung kira-kira
sampai usia 33 Tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada
alat genital bermakna karena memungkinkan terjadinya kehamilan.
Pada masa ini, terjadi ovulasi sekitar 450 kali, dan selama masa ini
wanita mengluarkan darah selama 1800 hari, dan akan terjadi penurunan
vertilisasi setelah usia 40 tahun. Akan tetapi, pada kenyataan kondisi
tersebut memang tidak sama pada setiap wanita,misalnya ada wanita yang
usianya 35 tahun sudah tidak ahid lagi, tetapi ada juga yang sudah usia 45
tahun baru berhenti haid. Berdasarkan pengamatan dan survey, umunya
masa berhenti haid (tidak bereproduksi), sesuai dengan kapan atau usia
berapa seorang wanita tersebu pertama haid. Jika haid pertamanya

14
usiannya lebih muda maka kemungkinan besar semakin muda usianya
berhenti haid begitu juga sebaliknya. Dengan demikian, untuk
meningkatkan pengetahuan PUS atau WUS perlu adanya kegiatan promosi
kesehatan meliputi :
1. Memberikan informasi tentang waktu yang baik untuk kehamilan
pada seorang wanita, yaitu usia 20-30 tahun.
2. Jika PUS sudah mempunyai anak maka di beri informasi tentang
konrasepsi, karena jarak yang ideal, untuk sebuah kehamilan
minimal 2 tahun.
3. Menganjurkan tetap menjaga hidup dengan sehat dalam arti,
menjaga nutrisi, istirahat tidur, olahraga, menjauhi stress, dan
menjaga lingkungan yang sehat.
9) Promosi Kesehatan Pada Ibu Klimaterium atau Menopause
Klimakterium merupakan masa peralihan yang normal, yang
berlangsung sebelum dan sesudah menopause. Klimakterium berlangsung
kurang lebih 6 tahun sebelum menopause, berdasarkan keadaan
endokrinologi (kadar hormone esterogen turun dan hormone gonadotropin
meningkat), dan berhaid sesudah 6 tahun menopause, sehingga lamanya
klimakterium sekitar 12 tahun.
Menopause adalah tidak terjadinya periode menstruasi selama 12 bulan
akiba tidak aktifnya polikel sel telur. Periode transisi menopause di hitung
dari periode menstruasi terakhir di ikuti dengan 12 bulan periode amenore
(tidak mendapatkan siklus haid).

Menopause adalah bagian dari periode transisi perubahan masa


reproduktif ke masa tidak reproduktif. Usia rata-rata menopause berkisar
antara usia 47-53 tahun, namun tidak ada cara yang pasti untuk
memprediksi kapan seorang wanita akan memasuki masa menopause.
Masa menopause seorang wanita ada yang terjadi lebih dini. Penyebabnya
belum di ketahui secara jelas, namun factor penyakit, obat-obatan, dan
operasi dapat menjadi penyebab tersebut. Wanita yang mengalami
klimakterium dini mengalami gejala meliputi hot flashes (perasaan panas
di seluruh tubuh terutama terasa pada area dada dan kepala ), gangguan
emosi, kekeringan pada vagina, dan menurunya keinginan untuk
berhubungan sexual. Wanita yang mengalami menopause lebih dini akan
mempunyai resiko pengeroposan tulang lebih besar daripada wanita
mengalami menopause secara normal, yang beresiko menyebabkan
osteoporosis dan patah tulang. Sebagian besar wanita yang sudah
mengalami atau menjalani masa menopause merasa sudah tidak menarik
lagi dan merasa sudah tidak bergairah lagi, sehingga perasaan tersebut
berdampak pada psikologisnya dan berdampak pada masalah-masalah fisik
yang terjadi, pemberian informasi dan pengetahuan kepada iu mengalami
menopause akan meringankan dan mengurangi masalah tersebut, sehingga

15
di perlukan kegiatan promosi kesehatan pada lingkup klimakterium dan
menopause sebagi berikut :
1. Memberikan informasi tentang perubahan pada masa menopause
sehingga ibu dapat mengatasinya jika mengalami masalah tersebut.
2. Menganjurkan ibu agar jangan stress atau menjaga kondisi
psikologisnya.
3. Menganjurkan orang terdekat, misalnya suami dan anak-anak, agar
memberika perhatian khusus pada ibu menopause.
4. Mengatur dan menyesuaikan nutrisi dan pola makan yang
seimbang.
5. Menganjurkan ibu agar menghindari penuaan kulit yang terlalu
cepat.
6. Menganjurkan ibu agar berolahraga teratur sesuai dengan
kemampuannya.
7. Menganjurkan ibu agar mempertahankan aktivitas social.
8. Menganjurkan ibu agar melakukan kegiatan spiritual dan kegiatan
yang positif.
9. Menganjurak ibu ikut aktif dalam kegiaa posyandu lansia karena
dapat memantau kesehatnnya.
10. Menganjurkan ibu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,
misalnya tidak merokok, tidak minum minuman keras atau
beralkohol, menghindari stress, olahraga teratur, dan makan
makanan yang seimbang.

11. Menganjurkan ibu menopause untuk pergi ke pelayanan kesehatan


jika mengalami masalah atau ganggua kesehatan.
12. Menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi kalsium guna
mencegah pengeroposan tulang.

BAB III

16
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Promosi Kesehatan Pada Bayi (Neonatus)
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Pada
waktu kelahiran, sejumlah adaptasi psikologis mulai terjadi pada waktu bayi baru
lahir. Karena perubahan dramatis ini, bayi memerlukan pemantauan ketat untuk
menentukan bagaimana bayi membuat suatu transisi yang baik terhadap
kehidupannya di luar uterus.
Kegiatan promosi kesehatan atau penyuluhan akan perawatatan bayi atau
neonatus meliputi:
a. Mengajarkan kepada orang tua cara menjaga keadaan bayi tetap hangat,
bersih, dan kering dengan mengganti popok dan menyelimuti bayi.
b. Menganjurkan perawatan tali pusat dengan membungkus kassa steril dan
kering sertadi jaga agar selalu bersih dan kering agar terhindar dari
infeksi.
c. Mengajarkan tentang perawatan bayi sehari-hari, misalnya cara
memandikan bayi dengan benar, memakaikan baju, mengganti popok, dan
menyelimuti bayi, karena hal seperti ini memang sepele dan tidak begitu
penting namun pda kenyataannyasebagai masyarakat yang memiliki bayi
tidak mau melakukakan perawatan bayinya sendiri melainkan orang lain
yang merawatnya.
d. Memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir sampai 7 hari karena
kolostrum sangat penting. Pada umumnya kebanyakan pada masyarakat
kolostrum ini di buang karena menganggap air susu yang kotor dan tidak
bagus bagi bayi padahal itu adalah ASI yang sangat bagus untuk
kekebalan tubuh bayi dan untuk kecerdasan bayi.
e. Memberikan ASI (Air Susu Ibu) saja tanpa tambahan makanan apapun
hingga bayi usian 6 bulan, setelah 6 bulan berikan makanan tambahan
pendamping ASI yang sesuai dengan kebutuhannya untuk menjamin
kesehatan bayi,pertumbuhan, perkembangan, dan kecerdasan. ASI di
berikan sampai usia 2 tahun.
f. Memberikan imuniasi kepada bayi baru lahir dan kemudian memberikan
informasi kepada orang tua untuk di lanjutkan pembriannya samapi usia
11 bulan, tujuannya untuk meningkatakan system kekebalan tubuh bayi
dan melindungi anak dari beberapa penyakit yang berbahaya.
g. Memeriksakan dan menimbang bayi secara teratur di posyandu untuk
mengetahui peningkatan perkembangan dan pertumbuhan bayinya.
h. Mengajarkan ibu tentang cara menstimulasi perkembangan bayinya sesuai
dengan tahap usiannya.

17
i. Mengawasi masalah kesulitan pada bayi terhadap trauma, penyakit atau
infeksi dan segera mengukur suhu jika tampak sakit atau menyusu kuran
baik, selanjutnya segera membawah kepelayanan kesehatan jika masalah
belum teratasi.

2. Promosi Kesehatan Pada Aank Balita


Masa balita sebagai masa emas atau golden age yaitu instan manusia yang
berusia 0-5 tahun ( undang no.20 tahun 2003) anak balita adalah kelompok anak
yang berada dalam proses perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki pola
pertumbuhan dan perkembangan fisik (kordinasi motoric halus dan motoric
kasar), kecerdasan (daya piker, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
spiritual), sosioemosi (sikap dan perilaku), bahasa dan komunikasi serta sosialisasi
dan kemandirian.
Kegiatan promosi kesehatan yang di berikan kepada orang tua berhubungan
dengan tumbuh kembang anak,meliputi :
a. Pemberian makanan yang bergizi dan seimbang sesuai tahap usia anak.
b. Pemberian kasih sayang dan perhatian yang optimal dengan mengajak yang
berbicara dan bermain bersama agar terpenuhi kebutuhan mental dan emosi
pada anak.
c. Pemeriksaan dan penimbangan anak setiap bulan, pemberian yang meliputi
stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbh kembang (SDIDTK) anak
sesuai dengan usia yang meliputi pemeriksaan penimbangan berat badan,
pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar kepala (untuk mengetahui
perkembangan otak), pemeriksaan dengan KPSP yang meliputi gerak kasar,
gerak halus, bicara dan bahasa, sosial dan kemandirian, tes daya dengar
(TDD), tes daya lihat (TDL) questioner masalah mental dan emosi
(KMME), mendeteksi adanya autis (CHAT) dan deteksi dini gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktif ( GPPH).
d. Mengajarkan ibu tentang cara menstimulasi perkembangan anak balitanya
di rumah sesuai dengan tahap usiannya.
e. Pemberian vitamin A setiap 6 bulan sekali untuk mencegah kebutaan.
f. Mengawasi masalah atau kesulitan pada kesehatan anak khususnya tumbuh
kembang anak, misalnya jika anak mengalami diare maka orang tua harus
dapat memberikan pertolongan pertamapada diare dengan pemberian oralit
pada anak dan mencari penyebab diare, disebabkan makanan atau
lingkungan maka harus di perhatikan penyebabnya agar tidak terjadi diare
lagi.
3. Promosi Kesehatan Pada Anak Remaja
Remaja adalah masa peralihan kekanak-kanak. Definisi lain menjelaskan
bahwa remaja adalah kelompok penduduk yang berusia 10-19 tahun (definisi
menurut WHO dan department kesehatan ) atau 10-24 tahun ( menurut UNFPA )
dan belum menikah. Sebagian remaja sudah mengalami kematangan organ
reproduksi dan dapat berfungsi atau berreproduksi, namun secara social dan
mental merka belum dewasa.

18
Kegiatan promosi kesehatan pada remaja meliputi :
a. Menjalin hubungan yang sehat dengan lingkungan termasuk teman sebaya
wanita dan pria
b. Memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi, dapat dengan cara
memanfaatkan pelayanan kesehatan remaja di posyandu remaja.
c. Membrikan nutrisi yang bergizi dan seimbang kepada remaja putri, kareana
status gizi akan berdampak pada kehamilannya kelak. Pada kenyataan,
remaja saat ini tidak begitu memperhatikan gizi karena takut gemuk
sehingga akhirnya mereka tidak makan dan lebih mengutamakan
penampilan yang langsing dan kecil tanpa memperhitungankan dampak
jangka panjangnya pada kesehatannya.
d. Membrikan informasi tentang bahaya sex bebas dan pergaulan bebas pada
kalangan remaja.
e. Memberikan informasi tentang bahaya NAPSA kepada remaja.
f. Meanjurkan kepada orang tua tetap memperhatikan perkembangan anak
remajanya dengan memberikan perhatian dan kasih saying, misalnya
menjadi teman curhat anak remajanya sehingga jika ada masalah segera
dapat di tangani.
g. Jika sudah merasa siap dan matang secara fisik,usia, dan psikologisnya
untuk menikah maka segera di nikahkan.
h. Memberikan imunisasi TT untuk remaja putri sebelum menikah.
4. Promosi Kesehatan Pada Ibu Hamil
Kehamilan adalah suatu anugrah dari Tuhan dan juga merupakan tantangan
bagi seorang wanita untuk selalu dapat menjaga janin yang ada dalam
kandungannya dengan baik.
Peran kegitan promosi kesehatan untuk memberi informasi tentang pentingnya
menjaga kehamilan meliputi :
1. Membantu ibu hamil dengan dukungan moril dan spriritual untuk selalu
menalani tahap kehamilan dengan kondisi yang baik dan sehat, terutama
dari suami dan keluarga karena mereka adalah orang yang terdekat yang
dapat memberikan kasih saying dan perhatian terhadap ibu hamil tersebut.
2. Memberikan informasi tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan kepada
ibu minimal 4 kali selama kehamilan, yaitu 1 kali pada triwulan pertama, 1
kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan ketiga serta informasi
tentang segera dating ke pelayanan kesehatan jika ada keluhan sewaktu-
waktu.
3. Menganjurkan makanan-makanan yang bergizi yang seibang pada masa
kehamilan.nutrizi pada saat kehamilan sangat penting di perhatikan dan di
terapkan.
4. Memberitahu ibu hamil agar tidak merokok, karena dapat membahayakan
kesehatan janin yang ada dalam kandungan.
5. Memberikan imformasi tentang perubahan pada masa kehamilan mudah
sampai menjelang persalinan.

19
6. Memberikan imformasi tentang pentingnya kebersihan diri yang meliputi
mandi,pakaian,dan lain-lain.
7. Mengajarkan senam hamil untuk mempersiapkan persalinan untuk
kehamilan tua.
8. Memberikan imformasi tentang pentingnya istirahat dan rekreasi.
9. Memberikan informasi tentang tanda bahaya kehamilan yang sangat
berbahaya yang berdampak pada kematian ibu dan janin.
10. Memberikan imformasi tentang tanda persalinan.
5. Promosi Kesehatan Pada Ibu Bersalin
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
pelasenta), yang dapat hidup kedunia luar,dari rahim melalui jalan lahir atau
dengan jalan lain.
Kegiatan promosi kesehatan dalam lingkup ibu bersalin meliputi :
1. Membantu ibu dengan dukungan moril dan spiritual menjelang dan saat
persalinan agar ibu lebih tenang dan nyaman.
2. Menjelaskan tahap proses persalinan mulai dari pembukaan 1-10 cm dan
keluarnya bayi serta palsenta.
3. Memenuhi kebutuhan energy dan cairan ibu untuk mencegah dehidrasi.
4. Menjelaskan kemajuan persalinan setiap kali stelah di lakukan pemeriksaan,
agar ibu mengetahui perkembangannya dan ibu menjadi lebih tenang.
5. Mengajarkan tentang menjaga kebersihan selama proses persalianan.
6. Promosi Kesehatan Pada Ibu Nifas
Masa nifas di sebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau
waktu sejak bayi di lahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai 6
minggu berikutnya, di sertai piluhnya kembali organ yang berkaitan dengan
kandungan, yang mengalami perubahan, seperti perlukaan yang berkaitan dngan
pada saat melahirkan.
Upaya promosi kesehatan dalam lingkup masa nifas meliputi :
a. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi meliputi makanana
dengan diet berimbanga, cukup karbonhidrat, protein dan lemak serta
vitamani dan mineral, mengkonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori
perhari pada 6 bulan pertama, dan mengkonsumsi vitamin A.
b. Menganjurkan ibu selalu menjaga kebersihan meliputi :
a) Menjaga kebersihan alat genetalia dengan mencucinya menggunakan
sabun yang mempunyai kandungan Ph netral dan air bersih dari arah
depan ke belakang, kemudian mengeringkan daerah vulva sampai anus
sebelum memakai pembalut wanita, dan mengganti pembalut minimal
3 kali sehari.
b) Memakai pakaian yang longgar, kering, dan mudah menyerap keringat.
c) Menjaga kebersihan rambut dan mencucinya dengan bersih dan
menggungakan sisir yang lembut, karena ibu nifas biasanya mengalami
gangguan kerontokan rambut akibat perubahan hormon.
d) Menjaga kebersihan kulit dengan mandi menimal 2 kali perhari dan
mennjaga kulit tetap kering.

20
c. Menganjurka ibu untuk mobilisasi (belajar bergerak), melakukan mobilisasi
sedini mungkin, minimal 2 jam setelah persalinan, terutama pada persalinan
normal, berguna untuk memperlancar sirkulasi darah, dan pengeluaran
cairan vagina (Lochea), sedangkan untuk persalinan yang mengalami
komplikasi mobilisasi menyesuaikan dengan kondisi kesehatan.
d. Menjelaskan kebutuhan istirahat dan tidur untuk ibu nifas meliputi :
a) Istirahat cukup untuk mengurangi kelelahan (tidur malam 7-8 jam ).
b) Tidur siang selagi bayi tidur (lamanya sekitar 2 jam)
c) Kembali melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan
e. Menganjurkan ibu nifas dalam 6 jam harus sudah BAK spontan atau
sendiri, karena uretra yang berdilatasi akan kembali normal dalam waku 6
jam.
f. Memberikan informasi kepada ibu masa nifas bahwa ibu akan sering
berkemih karena adanya proses autolysis serabut otot uterus.
g. Mengjarkan tentang senam nifas yang di lakukan sejak hari pertama setiap
hari sampai hari ke 10 untuk mempercepat pemulihan keadaan atau
kesehatan ibu nifas.
h. Memberikan informasi tentang konstipasi (sulit buang air besar), karena
konstipasi sering terjadi pada ibu nifas akibat adanya rasa nyeri, takut
jahitan sobek, atau hemoroid.
i. Memberikan informasi tentang hubungan sex dan keluarga berencana.
Hubungan sex aman setelah dara merah berhenti keluar adari vagina, dan
ibu dapat memasukan 1 jari atau 2 jari ke dalam vagina, jika tidak terasa
nyeri maka aman untuk berhubungan sex.Pada dasarnya ibu yang menyusui
secara ekslusif tidak mengalami populasi dan selama itu ibu tidak
mengalami haid, tetapi akan lebih aman jika ibu memakai kontrasepsi.
Idealnya seorang ibu boleh hamillagi setelah anak usia 2 tahun.
j. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan payudara, terutama bagian
putig.ajarakan teknik perawatan payudara yang benar agar asi yang di
produksi menjadi banyak dan juga ajarkan tentang teknik menyusui yang
benar, karena jika salah maka akan menyebabkan masalah pada payudara,
misalnya putting susu lecet, bendungan ASI, dan yang lebih parah lagi
dapat terjadi mastitis.
k. Memberikan informasi tentang tanda bahaya masa nifas yang sangat
berbahaya pada ibu nifas.
7. Promosi Kesehatan Ibu Menyusui
Menyusui adalah proses alamiah. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat
dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyeusi sebenarnya
tidak hanya memberikan kesempatan kepada bayi untuk tumbuh menjadi manusia
yang sehat secara fisik, tetapi juga cerdas, mempunyai emosi yang lebih stabil,
perkembangan spiritual yang positif serta perkembangan social yang lebih baik.
Oleh sebab itu, pentingnya pemberian informasi dan motivasi kepada ibu
yanga baru melahirkan tentang pemberian ASI pada bayinya kegiatan promosi
kesehatan pada lingkup ibu meyusui meliputi:

21
a. Memberikan motivasi kepada ibu bahwa pemberian ASI sangat penting dan
sangat bermanfaat bagi dirinya dan juga bayinya.
b. Mengajarkan tentang perawtan payudara untuk memperlancar keluarnya
ASI.
c. Mengajarkan teknik atau cara menyusui yang benar pada bayi karena jika
salah posisi maka akan menyebabkan masalah atau trauma pada ibu.
d. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi dan menambah porsi
hingga 800 kalori perhari.
e. Menganjurkan istirahat yang cukup ( tidur malam 7-8 jam dan tidur siang 2
jam)

f. Menganjurkan untuk selalu menjaga kebersihan payudara terutama pada


daerah putting susu.
g. Memberikan informasi tentang masalah pada saat menyusui, misalnya
bendungan ASI, putting susu lecet, dan pembengkakan payudara sampai
terjadi mastitis. Jika terjadi salah satu dari masalah tersebut segera di
periksakan ke petugas kesehatan.
8. Promosi Kesehatan Pada PUS dan WUS
Pasangan Usia Subur (PUS) dan Wanita Usia Subur (WUS) merupakan masa
yang terpenting bagi seorang wanita yang berlangsung kira-kira sampai usia 33
Tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna
karena memungkinkan terjadinya kehamilan.
Dengan demikian, untuk meningkatkan pengetahuan PUS atau WUS perlu
adanya kegiatan promosi kesehatan meliputi :
a. Memberikan informasi tentang waktu yang baik untuk kehamilan pada
seorang wanita, yaitu usia 20-30 tahun.
b. Jika PUS sudah mempunyai anak maka di beri informasi tentang
konrasepsi, karena jarak yang ideal, untuk sebuah kehamilan minimal 2
tahun.
c. Menganjurkan tetap menjaga hidup dengan sehat dalam arti, menjaga
nutrisi, istirahat tidur, olahraga, menjauhi stress, dan menjaga lingkungan
yang sehat.
9. Promosi Kesehatan Pada Ibu Klimakterium
Klimakterium merupakan masa peralihan yang normal, yang berlangsung
sebelum dan sesudah menopause. Klimakterium berlangsung kurang lebih 6
tahun sebelum menopause, berdasarkan keadaan endokrinologi (kadar hormone
esterogen turun dan hormone gonadotropin meningkat), dan berhaid sesudah 6
tahun menopause, sehingga lamanya klimakterium sekitar 12 tahun.

perlukan kegiatan promosi kesehatan pada lingkup klimakterium dan


menopause sebagi berikut :
a. Memberikan informasi tentang perubahan pada masa menopause sehingga
ibu dapat mengatasinya jika mengalami masalah tersebut.

22
b. Menganjurkan ibu agar jangan stress atau menjaga kondisi psikologisnya.
c. Menganjurkan orang terdekat, misalnya suami dan anak-anak, agar
memberika perhatian khusus pada ibu menopause.
d. Mengatur dan menyesuaikan nutrisi dan pola makan yang seimbang.
e. Menganjurkan ibu agar menghindari penuaan kulit yang terlalu cepat.
f. Menganjurkan ibu agar berolahraga teratur sesuai dengan kemampuannya.
g. Menganjurkan ibu agar mempertahankan aktivitas social.
h. Menganjurkan ibu agar melakukan kegiatan spiritual dan kegiatan yang
positif.
i. Menganjurak ibu ikut aktif dalam kegiaa posyandu lansia karena dapat
memantau kesehatnnya.
j. Menganjurkan ibu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, misalnya
tidak merokok, tidak minum minuman keras atau beralkohol, menghindari
stress, olahraga teratur, dan makan makanan yang seimbang.

k. Menganjurkan ibu menopause untuk pergi ke pelayanan kesehatan jika


mengalami masalah atau ganggua kesehatan.
l. Menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi kalsium guna mencegah
pengeroposan tulang.

B. Saran
Dalam pendekatan promosi kesehatan perlu adanya hubungan kerja sama dengan
pihak-pihakyang berpengaruh dalam upaya kesehatan masyarakat. Dan melaksanakan
evaluasi dan audit yang juga merupakan mekanisme untuk menentukan kebutuhan
kesehatan.
Dalam pendekatan promosi kesehatan daripada menggunakan pendekatan yang
persuasive atau bahkan memaksa, lebih baik menggunakan pendekatan yang
berkerjasama dengan masyarakat untuk mencari pemecahan masalah mereka sendiri,
sembari memberi imformasi yang mereka perlukan dalam membuat keputusan
tersebut. Tetapi dalam kondisi yang lebih darurat, seperti penyebaran epidemic yang
memerlukan aksi sesegera mungkin, perlu di pertimbangkan untuk menggunakan
pendekatan persuasif untuk merubah sikap dan perilaku masyarakat.s

23
24

Anda mungkin juga menyukai