Remaja yang mengetahui dirinya hamil, akan menghentikan proses pembentukan identitas dan tugas perkembangan. Remaja yang seharusnya masih dalam perkembangan diri, setelah mengetahui hamil dia dituntut harus bertanggung jawab dan berubah peran dari pelajar/mahasiswa berubah menjadi seorang ibu, apalagi belum mempunyai pasangan yang sah. Hal ini sangat menyulitkan dirinya menyebabkan beban psikologis yang berat sehingga dapat menyebabkan depresi. Saat seorang remaja hamil, ia menghadapi tugas perkembangan pada masa hamil meliputi : 1. Menerima realitas biologis kehamilan. Kebanyakan remaja tidak mengharap untuk menjadi hamil, sehingga kalau terjadi kehamilan merupakan suatu hal yang tidak diharapkan. Remaja yang terlanjur hamil biasanya menyembunyikan kehamilannya dengan diet, memakai baju ketat supaya kehamilannya tidak diketahui orang lain. Beberapa remaja hamil dapat menyembunyikan kehamilannya sampai melahirkan dan tidak ada orang mengetahui kehamilannya. Hal ini menunjukkan bahwa remaja tidak memperoleh perhatian dan pelayanan kesehatan tentang kehamilannya. Selama merahasiakan kehamilannya, remaja hamil diliputi rasa cemas nanti kalau ketahuan orang lain, takut kalau melahirkan dan perasaan psikologis lainnya. Kejadian ini menunjukkan bahwa sebenarnya remaja yang hamil memerlukan dukungan psikologis dari orang lain supaya dapat menerima realita tentang kehamilannya. 2. Menerima realitas tentang bayi yang belum dilahirkan. Remaja yang hamil dalam pernikahan, mungkin hanya membayangkan akan mempunyai bayi yang lucu, sehat, menyenangkan. Dia belum bisa menerima kenyataan bahwa bayinya nanti akan tumbuh dan berkembang yang menuntut kebutuhan yang kompleks, maka kehamilan pada remaja
Nurul Aziza Ath Thaariq Page 1
Kebutuhan Psikologis pada Kehamilan Remaja 2019
dapat menimbulkan persoalan psikologis untuk dirinya maupun orang lain
misalnya: pasangannya, orangtua dan orang sekitarnya.
B. Menerima Realitas Menjadi Orangtua
Menjadi orangtua berarti harus mampu mencintai, memberi perhatian dan mampu merawat bayinya. Ayah dan ibu yang masih usia remaja mempunyai kemampuan terbatas untuk memenuhi tugas perkembangan tersebut. Remaja yang hamil memerlukan dukungan dari berbagai pihak untuk membantu mencapai tugas perkembangan remaja selama hamil.
C. Pengaruh Budaya Terhadap Kehamilan Remaja
Remaja dari keluarga menengah kebawah cenderung lebih banyak terjadi kehamilan karena mereka lebih sulit untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi. Biasanya remaja dari keluarga miskin cenderung aktif hubungan seksual lebih awal. Mereka kurang mengetahui akses tentang KB sehingga banyak yang terjadi kehamilan.Remaja yang hamil terutama yang belum menikah, akan dipandang sebagai sesuatu yang kurang baik sehingga kurang dapat diterima oleh masyarakat, hal ini juga menjadikan beban psikologis tersendiri yang dirasakan oleh remaja.
D. Reaksi Keluarga Terhadap Kehamilan Remaja
Pada saat remaja mengetahui dirinya hamil, hal yang paling sulit adalah bagaimana cara menyampaikan kepada orangtua. Biasanya remaja tidak berani memberitahu ke pada orangtua sampai kehamilan kelihatan jelas, bahkan sering kehamilannya disembunyikan sampai saatnya melahirkan. Ibu biasanya merupakan orang pertama yang mengetahui dan ibu berusaha menutupi supaya jangan sampai diketahui oleh ayahnya, namun hal ini tidak bisa disembunyikan terlalu lama. Reaksi orangtua pertama kali mengetahui anaknya hamil biasanya sangat kaget, marah, malu, bingung, merasa bersalah dan sedih. Untuk menghadapi ini peran tenaga kesehatan terutama bidan sangat diperlukan.
Nurul Aziza Ath Thaariq Page 2
Kebutuhan Psikologis pada Kehamilan Remaja 2019
E. Calon Ayah Yang Masih Remaja.
Seorang laki-laki yang akan menjadi ayah pada usia remaja, mempunyai reaksi macammacam. Ada yang kaget, takut, bingung akan berbuat apa, kadang–kadang meminta untuk menggugurkan kandungan. Ada juga yang membiarkan saja karena tidak mengerti harus berbuat apa. Biasanya orangtua dari remaja laki-laki ini tidak melibatkan anaknya dalam mengambil keputussan karena memang anaknya dianggap masih remaja dan belum bisa diajak diskusi untuk mengambil keputusan. Jika remaja tersebut akhirnya tidak menikah maka lama kelamaan hubungan diantara mereka perlahan hilang. Apabila mereka menikah maka rasa puas terhadap pernikahan cenderung rendah. Disinilah dukungan psikologis sangat diperlukan.
F. Tugas Perkembangan Masa Remaja, Masa Menjadi Orangtua Dan Perilaku
Yang Menimbulkan Konflik. Masa Remaja Masa Menjadi Perilaku yang Orangtua Menimbulkan Konflik Narsisme dan Pembentukan hubungan Persaingan antara egosentrisme, berfokus mutualisme dan empati remaja dan bayi baru pada diri sendiri dan dengan bayi baru lahir. lahir untuk mendapat keputusan diri. perhatian pasangan, keluarga, teman. Tidak mampu membedakan perasaan diri sendiri dan perasaan bayi baru lahir. Pembentukan identitas; Identifikasi peran Menolak mengemban Mengembangkan maternal dan tanggung jawab menjadi hubungan dengan teman pembedaan peran. orangtua, marah kepada sebaya, melakukan bayi baru lahir. eksperimen peran, membutuhkan masa moratorium. Pembentukan citra tubuh Menerima perubahan Penolakan terhadap dan pembentukan citra tubuh akibat perubahan citra tubuh, identitas seksual kehamilan, persalinan menolak untuk dan pascapartum menyusui Emansipasi dari Pengukuhan kembali Tidak suka bergantung peran dalam keluarga pada keluarga untuk keluarga mendapat batuan
Nurul Aziza Ath Thaariq Page 3
Kebutuhan Psikologis pada Kehamilan Remaja 2019
Masa Remaja Masa Menjadi Perilaku yang
Orangtua Menimbulkan Konflik keuangan dan dukungan lainnya, konflik dengan ibu tentang pola pengasuhan anak Perkembangan koqnitif: Pengambilan keputusan Kesulitan memahami transisi dari pemikiran dan perencanaan masa prinsip umum tentang konkrit ke pemikiran depan berhubungan perkembangan anak, operasional formal. dengan pengasuhan permainan bayi dan anak keamanan anak.