NIM : P07124018011 KELAS :A PRODI : DIII KEBIDANAN
Jawaban Evaluasi Soal
1. Tindakan yang dilakukan oleh tim PPAM Kespro dengan kasus gadis tersebut adalah melakukan konseling tentang kesehatan reproduksi remaja sambil memberikan pil kontrasepsi darurat yang dapat mencegah kehamilan yang tidak diinginkan jika digunakan dalam waktu 72 jam ( sampai 3 hari ) dari saat pemerkosaan. Pil kontrasepsi darurat dapat diberikan bila status kehamilan belum jelas dan tes kehamilan tidak tersedia karena tidak ada bukti pil kontrasepsi darurat dapat merugikan perempuan bila positif hamil. Kemudian memberikan dukungan moril dan psikisosial , memastikan kerahasiaan kasus tersebut dan memastikan keamanan fisiknya. 2. Tindakan tim PPAM Kespro untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual pada keluarga tersebut adalah degan melakukan advokasi kepada BPBD dan dinas sosial melalui koordinator klaster kesehatan untuk dukungan mencegah terjadinya kekerasan seksual melalui manajemen tenda pengungsian yang aman Berikut adalah hal-hal yang disampaikan kepada BPPD dan dinas sosial untuk mendukung pencegahan terjadinya kekeraan seksual melalui manajemen tenda pengungsian yang aman: a. Perlindungan: penempatan petugas keamanan dengan jumlah berimbang antara petugas laki-laki dan perempuan serta mengaktifkan sistem keamanan oleh masyarakat. Keamanan di tempat pengungsian penting dilakukan untuk melindungi kelompok rentan dari risiko kekerasan seksual. Penjagaan untuk perlindungan/ keamanan berlangsung 24 jam/7 hari. 1) Melakukan advokasi kepada BPBD dan dinas sosial melalui koordinator klaster kesehatan untuk dukungan mencegah terjadinya kekerasan seksual melalui manajemen tenda atau penampungan sementara yang aman. 2) Melibatkan perempuan di pengungsian dan lembaga/organisasi yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan dalam pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. 3) Berkoordinasi dengan BPPD dan dinas sosial untuk penyediaan fasilitas untuk melanjutkan kehidupan seksual yang sehat di lokasi pengungsian bagi pasangan suami istri yang sah, yang sesuai dengan budaya setempat atau kearifan lokal dan melindungi privasi. 4) Memastikan tersedianya pelayanan kesehatan dan petugas yang kompeten untuk penanganan kasus kekerasan seksual. 5) Menginformasikan adanya pelayanan bagi penyintas perkosaan dengan nomor telepon yang bisa dihubungi 24 jam. Informasi dapat diberikan melalui media yang bermanfaat seperti poster, spanduk, dll. Berkoordinasi dengan lintas sektor terkait untuk memastikan adanya mekanisme rujukan untuk dukungan psikososial, bantuan hukum, perlindungan penyintas dan layanan lainnya pedoman pelaksanaan paket pelayanan awal minimum (ppam) kesehatan reproduksi pada krisis kesehatan. b. Pendidikan: pada situasi bencana pendidikan bagi anak perempuan dan laki-laki harus tetap berjalan dengan mempertimbangkan pengaturan keamanan seperti akses ke lokasi belajar, lingkungan belajar, dan waktu belajar sehingga anak terlindung risiko kekerasan seksual. c. Air dan Sanitasi: perempuan menggunakan toilet lebih lama daripada laki laki dan pekerjaan domestik seperti mengambil air bersih dan mencuci pakaian banyak dikerjakan oleh perempuan. Perlu dipertimbangkan pengaturan dalam: 1) Menempatkan toilet pada tempat yang tidak terlalu jauh dari lokasi pemukiman/tenda dan menyediakan toilet yang aman: Toilet harus terpisah antara laki-laki dan perempuan. Toilet perempuan dan laki-laki sebaiknya tidak berdekatan. Akses menuju toilet mempunyai penerangan yang cukup. Toilet mempunyai lampu atau penerangan yang cukup. Pintu toilet harus dapat di kunci dari dalam. Jumlah toilet perempuan lebih banyak dari toilet laki-laki, sehingga tidak terjadi antrian yang Panjang. 2) Menyediakan tempat mandi, cuci dan air bersih terpisah bagi perempuan dan laki- laki. 3) Manajemen tenda atau penampungan sementara: pada saat pembentukan manajemen tenda atau penampungan sementara harus mempertimbangkan kebutuhan kelompok rentan, dengan cara: Menempatkan satu keluarga berada dalam tempat/tenda yang sama. Menempatkan perempuan yang menjadi kepala keluarga dan anak yang terpisah dari keluarga pada satu tempat yang sama berada dekat dengan pos keamanan. Apabila tidak memungkinkan, mereka ditempatkan pada satu tenda yang sama dan dapat diberikan sekat (berdekatan). d. Melibatkan perempuan di pengungsian dan lembaga/organisasi yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan dalam pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Perempuan harus dilibatkan untuk menjadi kelompok yang aktif dalam proses perencanaan dan pengambil keputusan di masyarakat, sehingga kebutuhan kelompok perempuan dapat terpenuhi dan mengurangi risiko terjadinya kekerasan seksual. 3. Cara pencegahan kekerasan seksual pada PUS bila terjadi tsutami adalah : a. Menempatkan MCK laki-laki dan perempuan secara terpisah di tempat yang aman dengan penerangan yang cukup. Pastikan bahwa pintu MCK dapat di kunci dari dalam. b. Melakukan koordinasi dengan penanggung jawab keamanan untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual. c. Melibatkan lembaga/organisasi yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan dan perempuan di pengungsian dalam pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. d. Menginformasikan adanya pelayanan bagi penyintas perkosaan dengan informasi nomor telefon yang bisa dihubungi 24 jam. Informasi dapat diberikan melalui leaflet, selebaran, radio, dll. e. Memastikan adanya petugas yang bertanggung jawab terhadap penanganan kasus kekerasan seksual. f. Memastikan tersedianya layanan medis dan psikososial ada di organisasi/lembaga yang berperan serta mekanisme rujukan perlindungan dan hukum terkoordinasi untuk penyintas. g. Menyediakan fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan seksual bagi pasangan suami istri yang sah, sesuai dengan budaya setempat atau kearifan local 4. Upaya pencegahan yang dilakukan oleh tim PPAM kespro agar para penyintas (korban perkosaan) bisa segera mendapat informasi tempat pelayanan Kespro sehingga segera mendapat penanganan adalah bisa menginformasikan adanya pelayanan bagi penyintas perkosaan dengan informasi nomor telefon yang bisa dihubungi 24 jam. Informasi dapat diberikan melalui leaflet, selebaran, radio, dll, memastikan adanya petugas yang bertanggung jawab terhadap penanganan kasus kekerasan seksual, dan memastikan tersedianya layanan medis dan psikososial ada di organisasi/lembaga yang berperan serta mekanisme rujukan perlindungan dan hukum terkoordinasi untuk penyintas. 5. Cara PUS dapat mengakses/mendapatkan kondom agar tepat sasaran adalah mereka bisa pergi ke fasilitas kesehtan yang terdekat yang sudah disediakan oleh BNPB, disana mereka pasti sudah ada disediakan KIT kondom, dan bisa dijelaskan oleh tim kesehatan disana atau bidan yang jaga disana cara menggunakan komdom lateks tiap kali berhubungan seksual. Kondom memang tidak dapat mencegah penularan penyakit IMS sepenuhnya , tetapi akan sangat efektif jika pemakaiannya benar. Gunakan kondom lateks . jika alergi , pilih kondom sintesis, meski jenis ini lebih sering bocor dibandingkan kondom yang berjenis lateks. Bisa juga cara pemakaian kondom yang benar: a. Perhatikan kemasan dan tanggal kadaluarsa kondom. Jangan gunakan kondom yang telah melewati tanggal kadaluarsa atau yang kemasannya rusak. b. Buka kemasan kondom dengan hati-hati untuk mencegah robekan pada kondom, karena kondom rentan dengan benda tajam, seperti perhiasan atau kuku. c. Tekan dengan telunjuk dan ibu jari untuk mengeluarkan udara yang kemungkinan terperangkap pada ujung kondom. d. Pasang kondom pada penis yang ereksi. Sisakan sekitar 1 cm pada ujung kondom yang tidak memiliki penampung sperma. e. Kondom berada pada posisi terbalik jika sulit digulirkan. Segera ganti dengan kondom yang baru apabila sisi yang salah dari kondom sudah menempel pada ujung penis. f. Lepas kondom ketika penis masih ereksi, segera setelah selesai ejakulasi. g. Pegang bagian bawah kondom yang berada di bagian dasar penis untuk melepasnya. h. Hindari sperma tercecer dengan melepasnya perlahan-lahan. i. Ikat pangkal kondom dan buang kondom bekas pakai ke tempat sampah. j. Pakai kondom baru tiap kali akan melanjutkan hubungan seks setelah ejakulasi. k. Sebaiknya kondom digunakan bersama pelumas yang berbahan dasar air. Pelumas berbahan minyak seperti petroleum jelly dapat mengurangi efektivitas kondom.