Anda di halaman 1dari 12

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN

KONSELING PADA IBU


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah asuhan kebidanan kehamilan
Dosen pengampu Ibu Beti Sartika, S.ST., M.Kes

DISUSUN OLEH :
Alif Laila
Ainun Nurossmania
Irma
Mia Rosmiati

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah ini yang berjudul “ Komunikasi interpersonal dan konseling
pada ibu” sebagai tugas mata kuliah asuhan kebidanan kehamilan dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga Makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang.
Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.

Sukabumi, Desember 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal dan Konseling............................... 3
2.2 Tujuan konseling ....................................................................................... 4
2.3 Fungsi Konseling ...................................................................................... 5
2.4 Proses Konseling ...................................................................................... 5
2.5 Tingkah Laku / Komunikasi Non Verbal .................................................. 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 8
3.2 Saran ......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang
paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun
tidur di pagi hari sampai tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu
kita digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Dengan
demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang
paling dasar.
Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami
perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik
yang terbuka yang disebabkan adanya kesalahfahaman dalam berkomunikasi.
Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru akan menyadari bahwa
diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang baik
dan efektif.yang harus dimiliki seorang manusia.
Efektifitas seorang komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauh mana
tujuan-tujuan tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi
adalah mendapat perhatian. Jika pesan disampaikan tetapi penerima
mengabaikannya, maka usaha komunikasi tersebut akan gagal. Keberhasilan
komunikasi juga tergantung pada pemahaman pesandan penerima. Jika
penerima tidak mengerti pesan tersebut,maka tidaklah mungkin akan berhasil
dalam memberikan informasi atau mempengaruhinya. Bahkan jika suatu
pesan tidak dimengerti, penerima mungkin tidak meyakini bahwa
informasinya benar, sekalipun komunikator benar-benar memberikan arti apa
yang dikatakan.
Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat
diperlukan oleh manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya dengan
lancar. Terutama ketika seseorang melakukan aktivitas dalam situasi yang
formal, misal dalam lingkungan kerja. Lebih penting lagi ketika aktivitas
kerja seseorang adalah berhadapan langsung dengan orang lain dimana

1
sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi interpersonal.
Agar komunikasi dapat berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam
berkomunikasi
Dan tidaklah semua orang memiliki communication skill. Banyak orang
yang berkomunikasi hanya mengandalkan gaya yang dipakai sehari-hari.
Mereka menganggap cara komunikasi yang mereka pakai sudah benar.
Padahal kalau dicermati masih banyak kesalahan dalam berkomunikasi.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tesebut, maka dirumuskanlah beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian Komunikasi Interpersonal dan Konseling?
2. Bagaimana faktor penghambat Komunikasi Interpersonal dan Konseling?
3. Bagaimana pengaruh pemahaman diri terhadap Komunikasi
Interpersonal dan Konseling?

1.3 Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini bertujuan untuk melakukan pengkajian terhadap hal-
hal sebagai berikut:
1. Untuk mendiskripsikan pengertian Komunikasi Interpersonal dan
Konseling.
2. Membina hubungan baik antara konselor dan konseli
3. Keterampilan mendengar aktif
4. Membantu mengambil keputusan
5. Keterampilan observasi

1.4 Manfaat Penulisan


Penyusunan makalah ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan dan wawasan mengenai Komunikasi Interpersonal dalam
kehidupan sehari-hari khusus dalam bidang kebidanan.

2
BAB II
PEMBAHASAAN

2.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal dan Konseling


Komunikasi interpersonal merupakan inti dari semua hubungan antara
manusia. Berikut adalah beberapa pendapat para ahli tentang pengertian
komunikasi interpersonal :
1. Menurut Liliweri, 2007
Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh 2
atau 3 orang dengan jarak fisik diantara mereka yang sangat dekat,
bertatap muka atau bermedia dengan sifat umpan balik yang berlangsung
cepat, adaptasi pasien bersifat khusus serta memiliki tujuan/maksud
komunikasi tidak berstruktur.
2. Menurut Depkes RI, 2002
Komunikasi Interpersonal adalah pertukaran informasi, perasaan
atau pemikiran antar manusia (individu) secara tatap muka (face to face),
individu dengan individu (person to person), verbal non-verbal.
3. Menurut Saraswati dan Tarigan (2002)
Komunikas interpersonal adalah interaksi orang ke orang, dua arah,
verbal dan non verbal.

Secara garis besar komunikasi interpersonal dapat disimpulkan sebagai


proses tatapan muka penyampaian informasi dan saling pengertian antara dua
atau lebih individu.
Sedangkan konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan
lengkap, dilakukan secara sistematik dengan paduan keterampilan
komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasa pengetahuan klinik,
bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah
yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau upaya untuk
mengatasi masalah tersebut ( Saifudin, Abdul Bari. 2001 : 39).

3
Menurut Rochman Natawidjaja, 1987:32, konseling adalah sebagai
hubungan timbal balik antara dua individu , dimana yang seorang (yaitu
konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai
pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah
yang dihadapi pada waktu yang akan datang.
Konseling adalah proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain
dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu melalui pemahaman
terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
(Saraswati dan Tarigan, 2002)
Proses konseling menggambarkan adanya kerjasama antar bidan selaku
konselor dengan klien dalam mencari tahu tentang masalah yang dihadapi
klien. Proses ini memerlukan keterbukaan dari klien dan bidan agar mencapai
jalan keluar pemecahan masalah klien.
Manfaat konseling adalah meningkatkan kemampuan klien dalam
mengenal masalah, merumuskan alternatif, memecahkan masalah dan
memiliki pengalaman dalam pemecahan masalah secara mandiri.
Komunikasi, menciptakan hubungan antara bidan dengan pasien untuk
mengenal kebutuhan dan menentukan rencana tindakan.
Konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk
wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan
usaha bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai
tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan
kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup
pelayanan kebidanan.

2.2 Tujuan konseling


 Pemecahan masalah, meningkatkan efektifitas individu dalam
pengambilan keputusan secara tepat.
 Pemenuhan kebutuhan, menghilangkan perasaan yang menekan/
mengganggu.
 Perubahan sikap dan tingkah laku.

4
2.3 Fungsi Konseling
 Pencegahan : mencegah timbulnya masalah kesehatan.
 Penyesuaian : membantu klien mengalami perubahan biologis, psikologis,
kultural dan lingkungan .
 Perbaikan : perbaikan terjadi bila ada penyimpangan perilaku klien
 Pengembangan : meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta
peningkatan derajat kesehatan
2.4 Proses Konseling
Proses konseling terdiri dari:
1. Pembinaan hubungan baik (rapport) : Pembinaan hubungan baik dimulai
sejak awal pertemuan dengan klien dan perlu dijaga seterusnya dengan :
 Memberi salam pada awal setiap pertemuan
 Memperkenalkan diri
 Menciptakan suasana nyaman dan aman.
 Memberikan perhatian penuh pada klien SOLER.
- S : Face your clients squarely (menghadap klien) & smile/ nod
at clients (senyum/ mengganggukkan kepala).
- O : Open and Non Judgemental Facial Expression (ekspresi
muka menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai).
- L : Lean Towards Client (tubuh condong kearah klien).
- E : Eye Contact in a culturally- Acceptable Manner (kontak
mata/ tatap mata sesuia dengan cara yang diterima budaya
setempat).
- R : Relaxed and Friendly Manner (santai dan sikap bersahabat).
2. Pengambilan keputusan
Setelah mendapatkan dan memberikan cukup informasi sesuai
dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantu klien
memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat perencanaan untuk
mengatasi masalah, dan klien memutuskan langkah apa yang akan ia
ambil.

5
3. Mendengar aktif (active listening)
Adalah mendengarkan lebih dari sekedar pasif, tetapi mendengarkan
sambil berpikir dan mengevaluasi apa yang dikatakan konseli.
Pada metode mendengarkan ini seorang konselor mendengarkan
seorang konseli dan kemudian menanggapinya dengan menggunakan
teknik seperti parafrase di mana pendengar menyatakan kembali apa
yang telah dikatakan untuk menunjukkan empati, menunjukkan bahwa
dia mendengarkan dan memahami apa yang dibicarakan, dan
memberikan umpan balik/merefleksikan isi ucapan dan perasaan klien.
Tujuan mendengarkan adalah:
 Menunjukkan minat dan perhatian kita terhadap klien.
 Meningkatkan kesadaran kita terhadap perasaan klien.
 Untuk memperoleh informasi.
 Memberi arahan percakapan terhadap klien.
4. Keterampilan Observasi
Seorang bidan, dengan keahliannya dapat mengobservasi,dapat
menyakinkan dan menolong ibu tersebut agar mampu melepaskan
dirinya dari rasa sakit yang berlebihan, untuk melalui proses ini secara
aman baik bagi dirinya maupun bagi bayinya juga untuk bersikap terbuka
dan menerima hal-hal yang terjadi pada dirinya(Wiknjosastro, 1999:177).
Hal yang perlu kita observasi adalah:
 Tingkah laku verbal.
 Non verbal.
 Kesenjangan antara tingkah laku verbal dan non verbal.
Kepekaan dalam observasi merupakan hal yang paling mendasar
dalam membina komunikasi efektif.

2.5 Tingkah Laku / Komunikasi Non Verbal


Komunikasi non verbal adalah pesan yang disampaikan dalam
komunikasi dikemas dalam bentuk non verbal, tanpa kata-kata. Bentuk

6
komunikasi non verbal misalnya Bahasa tubuh, tindakan atau perbuatan ,
warna dll.
Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata baik
secara lisan maupun tulisan. Bahasa verbal merupakan sarana untuk
menyampaikan perasaan, pikiran dan maksud tujuan.
Fungsi komunikasi non verbal:
 Melengkapi komunikasi verbal.
 Menekankan komunikasi verbal.
 Membesar-besarkan komunikasi non verbal.
Kesenjangan Tingkah Laku Verbal dan Non Verbal
Kesenjangan tingkah laku verbal dan non verbal dapat dilihat dari:
 Kesesuaian antara tingkah verbal dan non verbal.
 Kesesuaian antara duah buah pertanyaan.
 Kesesuaian antara apa yang diucapkan dan apa yang dikerjakan.
Factor penghambat Komunikasi Interpersonal dan Konseling
 Gangguan lingkungan
 Kehilangan kefokusan
 Tidak ada respon dari lawan bicara
 Penggunaan bahasa yang berbeda
 Kehilangan kefokusan
 Kecepatan dalam berbicara
 Keterbatasan pengetahuan

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh 2 atau
3 orang dengan jarak fisik diantara mereka yang sangat dekat, bertatap muka
atau bermedia dengan sifat umpan balik yang berlangsung cepat, adaptasi
pasien bersifat khusus serta memiliki tujuan/maksud komunikasi tidak
berstruktur.
Konseling adalah proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain
dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu melalui pemahaman
terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk para tenaga bidan disarankan untuk bersikap semestinya yaitu
ramah, sopan, sabar dan santun serta meningkatkan kualitas pelayanan
mulai dari diri sendiri terlebih dahulu agar mampu menghadapi dan
memahami kondisi atau kesulitan yang dihadapi oleh pasien/klien.

8
DAFTAR PUSTAKA

Wahyunigrum, Ema dan Yogi Andhi Lestari. 2010. Buku Saku Komunikasi dan
Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.

Wulandari, Diah. 2009. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan.


Yogjakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai