DISUSUN OLEH :
Alif Laila
Ainun Nurossmania
Irma
Mia Rosmiati
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah ini yang berjudul “ Komunikasi interpersonal dan konseling
pada ibu” sebagai tugas mata kuliah asuhan kebidanan kehamilan dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi interpersonal.
Agar komunikasi dapat berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam
berkomunikasi
Dan tidaklah semua orang memiliki communication skill. Banyak orang
yang berkomunikasi hanya mengandalkan gaya yang dipakai sehari-hari.
Mereka menganggap cara komunikasi yang mereka pakai sudah benar.
Padahal kalau dicermati masih banyak kesalahan dalam berkomunikasi.
2
BAB II
PEMBAHASAAN
3
Menurut Rochman Natawidjaja, 1987:32, konseling adalah sebagai
hubungan timbal balik antara dua individu , dimana yang seorang (yaitu
konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai
pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah
yang dihadapi pada waktu yang akan datang.
Konseling adalah proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain
dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu melalui pemahaman
terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
(Saraswati dan Tarigan, 2002)
Proses konseling menggambarkan adanya kerjasama antar bidan selaku
konselor dengan klien dalam mencari tahu tentang masalah yang dihadapi
klien. Proses ini memerlukan keterbukaan dari klien dan bidan agar mencapai
jalan keluar pemecahan masalah klien.
Manfaat konseling adalah meningkatkan kemampuan klien dalam
mengenal masalah, merumuskan alternatif, memecahkan masalah dan
memiliki pengalaman dalam pemecahan masalah secara mandiri.
Komunikasi, menciptakan hubungan antara bidan dengan pasien untuk
mengenal kebutuhan dan menentukan rencana tindakan.
Konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk
wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan
usaha bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai
tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan
kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup
pelayanan kebidanan.
4
2.3 Fungsi Konseling
Pencegahan : mencegah timbulnya masalah kesehatan.
Penyesuaian : membantu klien mengalami perubahan biologis, psikologis,
kultural dan lingkungan .
Perbaikan : perbaikan terjadi bila ada penyimpangan perilaku klien
Pengembangan : meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta
peningkatan derajat kesehatan
2.4 Proses Konseling
Proses konseling terdiri dari:
1. Pembinaan hubungan baik (rapport) : Pembinaan hubungan baik dimulai
sejak awal pertemuan dengan klien dan perlu dijaga seterusnya dengan :
Memberi salam pada awal setiap pertemuan
Memperkenalkan diri
Menciptakan suasana nyaman dan aman.
Memberikan perhatian penuh pada klien SOLER.
- S : Face your clients squarely (menghadap klien) & smile/ nod
at clients (senyum/ mengganggukkan kepala).
- O : Open and Non Judgemental Facial Expression (ekspresi
muka menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai).
- L : Lean Towards Client (tubuh condong kearah klien).
- E : Eye Contact in a culturally- Acceptable Manner (kontak
mata/ tatap mata sesuia dengan cara yang diterima budaya
setempat).
- R : Relaxed and Friendly Manner (santai dan sikap bersahabat).
2. Pengambilan keputusan
Setelah mendapatkan dan memberikan cukup informasi sesuai
dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantu klien
memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat perencanaan untuk
mengatasi masalah, dan klien memutuskan langkah apa yang akan ia
ambil.
5
3. Mendengar aktif (active listening)
Adalah mendengarkan lebih dari sekedar pasif, tetapi mendengarkan
sambil berpikir dan mengevaluasi apa yang dikatakan konseli.
Pada metode mendengarkan ini seorang konselor mendengarkan
seorang konseli dan kemudian menanggapinya dengan menggunakan
teknik seperti parafrase di mana pendengar menyatakan kembali apa
yang telah dikatakan untuk menunjukkan empati, menunjukkan bahwa
dia mendengarkan dan memahami apa yang dibicarakan, dan
memberikan umpan balik/merefleksikan isi ucapan dan perasaan klien.
Tujuan mendengarkan adalah:
Menunjukkan minat dan perhatian kita terhadap klien.
Meningkatkan kesadaran kita terhadap perasaan klien.
Untuk memperoleh informasi.
Memberi arahan percakapan terhadap klien.
4. Keterampilan Observasi
Seorang bidan, dengan keahliannya dapat mengobservasi,dapat
menyakinkan dan menolong ibu tersebut agar mampu melepaskan
dirinya dari rasa sakit yang berlebihan, untuk melalui proses ini secara
aman baik bagi dirinya maupun bagi bayinya juga untuk bersikap terbuka
dan menerima hal-hal yang terjadi pada dirinya(Wiknjosastro, 1999:177).
Hal yang perlu kita observasi adalah:
Tingkah laku verbal.
Non verbal.
Kesenjangan antara tingkah laku verbal dan non verbal.
Kepekaan dalam observasi merupakan hal yang paling mendasar
dalam membina komunikasi efektif.
6
komunikasi non verbal misalnya Bahasa tubuh, tindakan atau perbuatan ,
warna dll.
Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata baik
secara lisan maupun tulisan. Bahasa verbal merupakan sarana untuk
menyampaikan perasaan, pikiran dan maksud tujuan.
Fungsi komunikasi non verbal:
Melengkapi komunikasi verbal.
Menekankan komunikasi verbal.
Membesar-besarkan komunikasi non verbal.
Kesenjangan Tingkah Laku Verbal dan Non Verbal
Kesenjangan tingkah laku verbal dan non verbal dapat dilihat dari:
Kesesuaian antara tingkah verbal dan non verbal.
Kesesuaian antara duah buah pertanyaan.
Kesesuaian antara apa yang diucapkan dan apa yang dikerjakan.
Factor penghambat Komunikasi Interpersonal dan Konseling
Gangguan lingkungan
Kehilangan kefokusan
Tidak ada respon dari lawan bicara
Penggunaan bahasa yang berbeda
Kehilangan kefokusan
Kecepatan dalam berbicara
Keterbatasan pengetahuan
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh 2 atau
3 orang dengan jarak fisik diantara mereka yang sangat dekat, bertatap muka
atau bermedia dengan sifat umpan balik yang berlangsung cepat, adaptasi
pasien bersifat khusus serta memiliki tujuan/maksud komunikasi tidak
berstruktur.
Konseling adalah proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain
dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu melalui pemahaman
terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk para tenaga bidan disarankan untuk bersikap semestinya yaitu
ramah, sopan, sabar dan santun serta meningkatkan kualitas pelayanan
mulai dari diri sendiri terlebih dahulu agar mampu menghadapi dan
memahami kondisi atau kesulitan yang dihadapi oleh pasien/klien.
8
DAFTAR PUSTAKA
Wahyunigrum, Ema dan Yogi Andhi Lestari. 2010. Buku Saku Komunikasi dan
Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.