KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya serta shalawat dan salam pada Rasulallah Muhammad SAW,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “STUNTING”. Makalah
ini di susun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pengantar Asuhan Kehamilan
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna, untuk
itu penulis mengharapkan saran serta kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Penulis berharap semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua terutama bagi para calon tenaga kesehatan, para pembaca pada
umumnya dan khususnya bagi penulis serta menjadi referensi untuk makalah-
makalah selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Stunting...............................................................................
B. Penyebab Stunting................................................................................
C. Dampak Stunting..................................................................................
D. Cara Pencegahan Stunting....................................................................
E. Pengertian 1000 Hari Pertama Kehidupan...........................................
F. Pemasalahan Gizi Anak Indonesia dalam 1000 Hari Pertama
Kehidupan.............................................................................................
G. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Agar Anak Mendapat Asupan
Gizi yang Optimal.................................................................................
H. Langkah-langkah Untuk Memenuhi Nutrisi dalam 1000 Hari
Pertama Kehidupan...............................................................................
I. SOP Penatalaksanaan Stunting.............................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan pada anak dimulai dari sejak masa kandungan. Selama 9
bulan bayi mendapatkan asupan dari ibu. Asupan yang sehat dan bergizi
selama masa kandungan bisa menciptakan anak sehat dan cerdas. Tentu hal ini
juga untuk mencegah berbagai macam gangguan tumbuh kembang anak
nantinya. Salah satunya adalah stunting.
Berdasarkan data WHO, Indonesia menduduki peringkat ke-5 di dunia
untuk jumlah anak dengan kondisi stunting. Lebih dari sepertiga anak berusia
dibawah 5 tahun di Indonesia tingginya berada dibawah rata-rata. Bahkan,
kasus stunting di Indonesia semakin meningkat. Pada 2013 persentase
penderita stunting sebesar 37,2%.
Rentang 1000 hari awal kehidupan yang harus menjadi perhatian ini
bukan tanpa alasan. Selama ini dipahami bahwa pertumbuhan anak yang
berlangsung secara cepat terjadi pada masa-masa awal, yaitu tahun pertama
dan kedua usia anak.Namun, dalam kasus-kasus kekurangan gizi, justru fakta
menunjukkan bahwa penurunan status gizi terjadi pada periode ini.
Hasil penelitian Shrimpton dkk. (Jurnal Pediatrics, Mei 2001) yang
berjudulWorldwide Timing of Growth Faltering: Implications for Nutritional
Interventionsmenunjukkan bahwa status gizi seorang anak berdasarkan indeks
berat badan menurut umur (BB/U) cenderung menurun pada saat ia memasuki
usia 3 bulan.
Penurunan status gizi yang sangat tajam terjadi hingga ia berusia 12
bulan dan mulai melambat pada usia 18-19 bulan. Hanya saja, kekurangan gizi
ini masih akan terus berlanjut hingga anak usia 5 tahun.Sementara, kalau
dilihat berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB),
penurunan status gizi dimulai sekitar usia 3 bulan hingga 15 bulan.
Karenanya, jika intervensi peningkatan asupan gizi dilakukan setelah anak
berusia 2 tahun, maka intervensi tersebut sangat tidak efektif.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari stunting?
2. Apa penyebab terjadinya stunting?
3. Apa dampak dari stunting?
4. Bagaimana cara pencegahan stunting?
5. Apa pengertian dari 1000 Hari Pertama Kehidupan?
6. Apa saja permasalahan gizi pada anak Indonesia dalam 1000 HPK?
7. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan agar anak mendapat asupan gizi
yang optimal?
8. Apa saja langkah-langkah untuk memenuhi nutrisi dalam 1000 HPK?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui tentang stunting.
2. Agar mahasiswa mengetahui penyebab stunting.
3. Agar mahasiswa mengetahui dampak stunting.
4. Agar mahasiswa mengetahui cara pencegahan stunting.
5. Agar mahasiswa mengetahui tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan.
6. Agar mahasiswa mengetahui permasalahan gizi pada anak di Indonesia
dalam 1000 HPK.
7. Agar mahasiswa mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan agar anak
mendapat asupan gizi yang optimal.
8. Agar mahasiswa mengetahui langkah-langkah untuk memenuhi nutrisi
dalam 1000 HPK.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Stunting
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh
asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih
dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia 2 tahun. Normalnya
untuk usia 5 tahun tinggi badannya mencapai 110 cm.
Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan
anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tidak
maksimal saat dewasa. Kemampuan kognitif para penderita juga berkurang,
sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi Indonesia.
B. Penyebab Stunting
Penyebab stunting di Indonesia sangat beragam atau bersifat multidimensional
seperti berikut ini :
1. Praktik pengasuhan yang tidak baik. Kurangnya pengetahuan tentang
kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan.
2. Kurangnya akses ke bahan makanan bergizi. 1 dari 3 ibu hamil mengalami
anemia atau bahan makanan mahal.
3. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC, PNC dan
pembelajaran dini berkualitas. 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi
suplemen zat besi yang memadai.
4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. 1 dari 5 rumah tangga masih
BAB di ruang terbuka. Dan 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses
air minum bersih.
C. Dampak Stunting
1. Dampak Jangka Pendek, yaitu pada masa kanak-kanak :
Perkembangan menjadi terhambat
3
Penurunan fungsi kognitif
Penurunan fungsi kekebalan tubuh
Gangguan sistem pembakaran
2. Dampak Jangka Panjang, yaitu pada masa dewasa :
Timbul resiko penyakit degenerative, seperti diabetes mellitus, jantung
coroner, hipertensi, dan obesitas.
4
Untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak pada
1.000 hari pertamanya, ibu perlu memperhatikan asupan makanannya. Air
Susu Ibu (ASI) Eksklusif merupakan makanan terbaik bagi anak 0-6
bulan.ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan anak seperti energi,
protein, lemak, vitamin dan mineral serta komponen probiotik untuk
kesehatan saluran cerna. Saat menginjak umur genap enam bulan, anak dapat
diperkenalkan makanan pendamping ASI, dan sejak berumur genap satu
tahun, anak dapat diberikan makanan padat dan susu pertumbuhan.
Pertumbuhan dan perkembangan ini memerlukan asupan gizi dari ibu,
baik yang dikonsumsi ibu maupun yang berasal dari mobilisasi simpanan ibu.
Bila pasokan gizi dari ibu ke bayi kurang, bayi akan melakukan penyesuaian,
karena bayi bersifat plastis (mudah menhyesuaikan diri). Penyesuaian tersebut
bisa melalui pengurangan jumlah sel dan pengecilan ukuran organ dan tubuh
yang lebih kecil, agar sesuai dengan terbatasnya asupan gizi. Sayangnya sekali
berubah, bersifat permanen, artinya bila perbaikan gizi dilakukan setelah
melewati kurun seribu pertama kehidupan, maka efek perbaikannya kecil,
sebaliknya bila dilakukan pada masa 1000 HPK, terutama didalam kandungan,
maka efek perbaikannya bermakna.
Perubahan permanen inilah yang menimbulkan masalah jangka
panjang. Mereka yang mengalami kekurangan gizi pada 1000 hari pertama
kehidupan, mempunyai tiga resiko:
1. Resiko terjadinya penyakit tidak menular/ khronis, tergantung organ yang
terkena. Bila ginjal, maka akan menderita hipertensi dan gangguan ginjal,
bila pancreas maka akan beresiko penyakit diabetes tipe 2, bila jantung
akan beresiko menderita penyakit jantung, dst.
2. Bila otak yang terkena maka akan mengalami hambatan pertumbuhan
kognitif, sehingga kurang cerdas dan kompetitif.
3. Gangguan pertumbuhan tinggi badan, sehingga beresiko pendek/stunting.
Keadaan ini ternyata tidak hanya bersifat antar-generasi (dari ibu ke anak)
tetapi bersifat trans-generasi (dari nenek ke cucunya). Sehingga diperkirakan
dampaknya mempunyai kurun waktu 100 tahun, artinya resiko tersebut berasal
5
dari masalah yang terjadi sekitar 100 tahun yang lalu, dan dampaknya akan
berkelanjutan pada 100 tahun berikutnya.
Jika 1000 hari tersebut dibagi berdasarkan tahapan kehidupan anak, maka ada
5 titik kritis yang harus diperhatikan pada seorang anak ialah :
Masih dalam kandungan = 280 hari
Umur 0-6 bulan = 180 hari
Umur 6-8 bulan = 60 hari
Umur 8-12 bulan = 120 hari
Umur 12-24 bulan = 360 hari.
6
Memasuki usia kehamilan trimester 3 ibu dan suami mempersiapkan
informasi mengenai menyusui, agar saat melahirkan nantinya akan
memberikan IMD dan ASI Eksklusif untuk bayinya kelak.
2. Periode 0 – 6 bulan (180 hari)
Semua anak yang lahir harus mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD)
Medapatkan ASI Eksklusif
Membantu ibu yang mengalami masalah dengan pemberian ASI
Eksklusif dengan tersedianya media konsultasi mengenai ASI
Eksklusif
Bantuan dukungan kepada Ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
Memantau pertumbuhan bayi secara teratur
3. Periode 6- 24 bulan (540hari)
Memastikan bahwa ibu mengetahui jenis dan bentuk makanan serta
frekuensi pemberian makanan untuk bayi.
Mengajarkan kepada ibu mengenai masa transisi pemberian makanan
pada bayi. Makanan lumat atau cair pada usia 6-8 bulan, lembek
lunak/semi pada pada usia 8-12 bulan, dan makanan padat pada usia
12-24 bulan
Memberikan dorongan dan dukungan pada ibu untuk tetap
memberikan ASI
Mengajarkan dan memberikan informasi kepada ibu mengenai
pemilihan bahan makanan yang bergizi dan murah untuk makanan
tambahan bagi bayi.
Memantau pertumbuhan secara teratur.
7
Mengkonsumsi makanan sumber asam folat dan suplemen asam folat
selama 3 bulan prakehamilan
Olahraga teratur
Menghindari rokok, kafein dan minuman beralkohol
2. Pada masa kehamilan
Memenuhi asupan kalori yang cukup untuk mendukung peningkatan
berat badannya dengan pola makan yang seimbang. Ibu hamil tidak
dianjurkan untuk mencoba menurunkan berat badan atau menghindari
peningkatan berat badan yang normal. Kalaupun berat badan
meningkat terlampau cepat, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga
medis dan tidak menanganinya sendiri.
Meningkatkan asupan zat besi. Pada ibu hamil kebutuhan zat besi
meningkat sebesar 200-300% untuk pembentukan plasenta dan sel
darah merah. Untuk memenuhinya dapat diasup baik dari makanan
maupun dari suplemen (karena kebutuhan sebesar ini sulit dicapai
hanya dari asupan makanan saja). Sumber zat Besi contohnya daging,
ayam, ikan, sayuran hijau, serealia tumbuk, kacang-kacangan, hati
sapi.
Meningkatkan asupan asam folat. Asam folat ini berperan dalam
pembentukan sistem saraf dan sel-sel. Jika asupannya kurang memadai
dapat menimbulkan kelainan bawaan pada bayi seperti: anenchepaly
(lahir tanpa batok kepala), spina bifida (tulang belakang tidak
tersambung), anemia makrositik, dan lain-lain. Untuk memenuhinya
dapat diasup baik dari sumber makanan dan suplemen. Sumber Asam
folat contohnya sayuran hijau, daging tanpa lemak, biji-bijian, kacang
tanah, jeruk.
Meningkatkan asupan Kalsium. Kalsium berperan dalam pembentukan
gigi, tulang, hati, saraf dan otot pada bayi. Sumber utama Kalsium
adalah susu dan olahannya seperti : whole milk, skimmed milk,
yoghurt, keju, serta beberapa bahan makanan nabati dalam sayuran
hijau tua.
8
Meningkatkan asupan Vitamin D. Vitamin D berperan dalam
meningkatkan penyerapan Kalsium dalam tubuh, mengurangi resiko
infeksi selama kehamilan, dan mengurangi gejalapreeclampsia.
Sumber vitamin D contohnya kuning telur, susu dan olahannya,
mentega.
Memenuhi kebutuhan Yodium. Kekurangan Yodium selama hamil
mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme yang selanjutnya dapat
berkembang menjadi kretinisme di kemudian hari. Sumber Yodium
contohnya makanan laut seperti ikan, udang, kerang.
Menghindari rokok, kafein dan minuman beralkohol
Cukup istirahat dan menjaga perasaan gembira
3. Pada masa kehidupan pertama bayi
Lakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) segera setelah melahirkan serta
upayakan bayi mendapatkan kolostrum (ASI yang pertama kali keluar
dan berwarna jernih kekuningan).
Berikan hanya ASI eksklusif selama 6 bulan pertama keidupan bayi.
Setelah bayi berusia 6 bulan berikan MP-ASI (Makanan Pendamping
ASI). Pada usia ini alat pencernaan bayi sudah lebih matang untuk
mencerna makanan non-ASI. Bahan makanan yang digunakan untuk
membuat MP-ASI ini hendaknya merupakan bahan makanan yang
biasa dimakan dalam keluarga yang dibuat sesuai dengan kemampuan
mengunyah dan menelan bayi. dalam pembuatannya sebaiknya hindari
penambahan gula dan garam < 1 tahun. MP-ASI yang ideal adalah
yang mengandung: (1) makanan pokok (2) sayuran dan kacang-
kacangan, (3) lauk nabati, (4) lauk hewani, (5) buah-buahan. Pada awal
pengenalannya hendaknya bayi dikenalkan pada makanan tunggal agar
ia mengenal rasa asli dari makanan tersebut dan untuk memudahkan
evaluasi jika muncul gejala alergi, secara bertahap berikan secara
majemuk dengan menyampurkan sejumlah bahan makanan.
9
I. SOP Penatalasksanaan Stunting
1.Pengertian 1. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita
akibat kekurangan gizi kronis.
2. Stunting adalah : Status gizi berdasarkan indeks Panjang
badan atau Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau
Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dengan nilai Z-score
< -2 SD dan atau terdapat tindak klinis yang buruk.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
2. Tujuan
dan menurunkan angka kehjadian stunting pada bayi dan
balitaserta evaluasi perkembangan status gizi balita
3.Kebijakan SK puskesmas
4.Referensi Buku Evalauasi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan
10
7.Bagan Alir
Ibu Bayi dan Petugas melakukan pengukuran
Balita datang ke Tinggi badan TB)
( dan berat badan
posyandu
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh
asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih
dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia 2 tahun. Normalnya
untuk usia 5 tahun tinggi badannya mencapai 110 cm. Penyebab stunting di
Indonesia sangat beragam atau bersifat multidimensional seperti berikut ini :
Praktik pengasuhan yang tidak baik. Kurangnya pengetahuan tentang
kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan,dan kurangnya akses ke
bahan makanan bergizi. 1 dari 3 ibu hamil mengalami anemia atau bahan
makanan mahal.
Istilah 1.000 hari pertama kehidupan mulai diperkenalkan pada 2010
sejak dicanangkannya gerakan scalling-up nutrition di tingkat global.Periode
1.000 hari pertama kehidupan adalah masa yang paling krusial bagi anak.
Terhitung sejak 270 hari selama dalam kandungan ibu, hingga 730 hari setelah
anak lahir.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini apabila ada kesalahan yang tidak
disengaja maupun yang disengaja mohon saran dan kritik untuk
menyempurnakan dalam penulisan dan susunan kata-kata yang telah dijadikan
dalam bentuk makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://dinkes.inhukab.go.id
https://plus.google.com/1000haripertamakehidupan
13