METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab
pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin
selama proses penelitian, hal ini penting karena desain penelitian merupakan
strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian
hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk
mengontrol variabel yang berpengaruh dalam penelitian (Sugiyono, 2010).
Penelitian yang digunakan yaitu cross sectional, cross sectional adalah suatu
penelitian non-eksperimental untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada satu waktu (Notoatmodjo,2010).
1
ini adalah kelas VII, dan VIII PGRI 2 Ciledug yang berjumlah 425
responden dan yang merokok adalah 182 responden.
2. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi dijelaskan dalam buku Metode Penelitian oleh Sugiyono (2012).
Meskipun sampel hanya merupakan bagian dari populasi, kenyataan-
kenyataan yang diperoleh dari sampel itu harus dapat menggambarkan
dalam populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa
dan siswi yang merokok kelas VII, dan VIII PGRI 2 Ciledug.
3. Besar sampel
Besar sampel adalah menetapkan besarnya atau jumlah sampel suatu
penelitian tergantung pada dua hal, yaitu : pertama, adanya sumber –
sumber yang dapat digunakan untuk menentukan batas maksimal dari
besarnya sampel. Kedua, kebutuhan dari rencana analisis yang
menentukan batas minimal dari besarnya sampel (Notoatmodjo, 2012).
Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑑)2
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N= Jumlah populasi
d = Tingkat signifikan 10%
Populasi yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 182 responden dan
presisi yang ditetapkan atau tingkat signifikansi 0,1 maka besarnya
sampel pada penelitian ini adalah:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑑)2
182
𝑛=
1 + 182 (0,1)²
2
182
𝑛=
1 + 182 (0, 01)
182
𝑛=
2,82
Tabel 4.1
Besar Sampel
VII. 2 65 5
x 14
182
VII. 3 65 4
x 11
182
VII. 4 65 6
x 18
182
VII. 5 65 5
x 14
182
VII. 6 65 5
x 13
182
VIII. 1 65 6
x 17
182
VIII. 2 65 5
x 15
182
VIII. 3 65 6
x 16
182
VIII. 4 65 6
x 16
182
VIII. 5 65 6
x 17
182
VIII. 6 65 6
x 16
182
Total 182 65
3
4. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang
berhubungan dengan pengambilan sebagian dari populasi. Jika sampling
dilakukan dengan metode yang tepat, analisis statistik dari suatu sampel
dapat digunakan untuk menggeneralisasikan keseluruhan populasi. Metode
sampling banyak menggunakan teori probabilitas dan teori statistika
(wikipedia, 2017).
4
Penentuan sampel penelitian didapat dari daftar absensi siswa seluruh
kelas setiap tingkat. Lalu peneliti mengambil nomor absensi siswa yang
genap di setiap kelas hingga terpenuhi kuota sampel yang di inginkan.
5. Kriteria Sampel
Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka
sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi
maupun eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu
dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel.
5
C. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP PGRI 2 Ciledug Tangerang karena
mayoritas memiliki kebiasaan merokok dan tempat tersebut belum pernah
dilakukan penelitian tentang faktor–faktor yang berhubungan dengan
perilaku merokok pada siswa di SMP PGRI 2 Ciledug.
D. Waktu Penelitian
Waktu penelitian terdiri dari waktu persiapan, pelaksanaan, dan
penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 sampai
Januari 2019. Sedangkan pelaksanaan pengambilan data dengan kuesioner
pada responden pada tanggal 8-9 Januari pada pukul 09 : 00 WIB.
E. Etika Penelitian
Kode etik penelitian merupakan suatu pedoman etika yang berlaku untuk
setiap kegiatan penelitian yang melibatkan pihak peneliti, subjek
penelitian, dan masyarakat yang memiliki dampak dari penelitian tersebut.
Etika penleitian bertujuan untuk melindungi subjek penelitian dari
kemungkinan bahaya atau hal-hal yang merugikan selama prosedur
penelitian berlangsung. Etika dalam penelitian menunjuk pada prinsip-
prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan penelitian, dari proposal
penelitian sampai dengan publikasi hasil penelitian (Notoadmodjo, 2012).
Secara umum terdapat empat prinsip utama dalam etik penelitian
keperawatan yaitu :
6
a. Peneliti memberikan penjelasan langsung kepada responden
mencakup seluruh penjelasan yang tertulis dalam lembar persetujuan
responden dan penjelasan lain yang diperlukan untuk pemahaman
responden tentang pelaksanaan penelitian.
b. Peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya
tentang aspek- aspek yang belum dipahami dari penjelasan peneliti
dan menjawab seluruh pertanyaan seubjek dengan terbuka
c. Peneliti memberika waktu yang cukup kepada responden untuk
menentukan pilihan mengikuti atau menolak ikut serta sebagai
sampel penelitian.
d. Peneliti meminta responden untuk menandatangani lembar
persetujuan, jika responden menyetujui untuk ikut serta dalam
penelitian .
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah etika dengan menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian.
Semua informasi dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan data-data
yang diperoleh dari responden digunakan untuk kepentingan penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini prinsip Confidentiality
diterapkan dengan cara :
a. Peneliti tidak menampilkan informasi mengenai identitas (nama
dan alamat) responden pada lembar kuesioner yang dibagikan
b. Peneliti hanya menggunakan coding sebagai pengganti identitas
responden.
7
c. Informasi yang diberikan oleh responden hanya diiketahui oleh
peneliti.
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua
fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2012). Peneliti
menggunakan lembar kuesioner sebagai alat pengumpulan data.
Kuesioner adalah suatu alat pengumpul data dalam assessment non
tes,berupa serangkaian yang diajukan kepada responden (peserta
didik,orang tua atau masyarakat) (Gantina komalasari,dkk, 2011:81).
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalaah :
1. Kuesioner ini terdiri dari beberapa bagian”
a. Bagian a adalah petunjuk pengisian.
b. Bagian b adalah identitas responden
c. Pertanyaan untuk mengukur variabel tipe merokok dengan total
pertanyaan 18 dan menggunakan skala liket.
d. Pertanyaan untuk mengukur variabel pengetahuan dengan total
pertanyaan 8 dan menggunakan skala guttman
e. Pertanyaan untuk mengukur variabel sikap dengan total
pertanyaan 7 dan menggunakan skala likert.
f. Pertanyaan untuk mengukur variabel kepercayaan dengan total
pertanyaan 5 dan menggunakan skala likert.
g. Pertanyaan untuk mengukur variabel teman sebaya dengan total
pertanyaan 5 dan menggunakan skala likert.
h. Pertanyaan untuk mengukur variabel Orang tua dengan total
pertanyaan 5 dan menggunakan skala likert.
i. Pertanyaan untuk mengukur variabel saran dan prasarana dengan
total pertanyaan 5 dan menggunakan skala likert.
8
Tabel 4.2
Kisi-Kisi
No Variabel No Pertanyaan Skala
1. Tipe Perilaku 1 – 18 Likert
Merokok
2. Pengetahuan 1–8 Guttman
3. Sikap 1–7 Likert
4. Kepercayaan 1–5 Likert
5. Sarana dan prasarana 1–5 Likert
a. Uji validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang akan diukur. Kuesioner perlu diuji dengan
uji korelasi antara skors tiap item dengan skors total kuesioner
tersebut. Semua item yang ada didalam kuesioner mengukur konsep
yang kita ukur apabila kuesioner tersebut memiliki validitas
9
konstruk. Table product moment digunakan untuk mengetahui
apakah nilai korelasi pernyataan itu signifikan (Sutanto, 2010).
Rumus
n. ∑XY) – (∑X.∑Y)
r=
√[n.∑X2− (∑X)2] [n.∑Y2− (∑Y)2]
Keterangan:
r : Koefisien korelasi
n : Jumlah responden uji coba
∑X : Jumlah skor item
∑Y : Skor total seluruh pertanyaan
Keputusan Uji :
Bila rhitung lebih besar dari rtabel artinya variabel valid
Bila rhitung lebih kecil dari rtabel artinya variabel tidak valid
(Hastanto, 2007).
Tabel 4.3
Hasil Uji Kuesioner Validitas di SMP PGRI 2 CILEDUG
Variabel Jumlah Pertanyaan Pertanyaan Nilai r Hitung
Valid
Tipe Perilaku 20 18 (0,416 – 0,648)
Merokok
Pengetahuan 10 8 (-0,047 – 0,902)
Sikap 8 7 (-0,070 – 0,929)
Kepercayaan 6 5 (-0,039 – 0,785)
Teman Sebaya 5 5 (0,609 – 0,808)
Orang Tua 5 5 (0,753 – 0,907)
Sarana dan 5 5 (0,632 – 0,872)
Prasarana
10
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,
dengan menggunakan alat ukur yang sama. Menguji reliabilitas
adalah dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Tingkat
reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala
Alpha 0-1 (Notoatmodjo, 2010).
Rumus:
𝑘 1 − ∑ ơb2
𝑟=[ ][ ]
𝑘−1 ơ𝑡 2
Keterangan:
R : Reliabilitas instrumen
ơt 2 : Varians total
11
Sangatbaik : 0,75 – 1,00
Tabel 4. 4
Hasil Uji Rebilitas Kuesioner di SMP PGRI 2 CILEDUG
12
2. Prosedur Teknis
a. Sebelum kuesioner disebarkan, peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta menjamin kerahasiaan
identitas responden dan hasil kuesioner kepada calon responden.
b. Peneliti menentukan responden sesuai dengan kriteria inklusi baik
yang merokok.
c. Bagi calon responden yang terlibat dalam penelitian diberikan
lembar persetujuan untuk dibaca dan ditanda tangani.
d. Setelah responden setuju, maka peneliti memberikan kuesioner
kepada responden dan menjelaskan cara mengisi kuesioner.
e. Selama pengisian kuesioner, peneliti memberikan kesempatan
kepada responden untuk mengundurkan diri apabila responden
tidak bersedia untuk mengisi kuesioner
f. Peneliti memberikan waktu kepada responden untuk menjawab
seluruh pertanyaan kuesioner
g. Peneliti mengumpulkan kuesioner, jika seluruh pertanyaan sudah
diisi lengkap oleh responden dan periksa kelengkapannya.
h. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden yang telah
mengisi lembar kuesioner.
13
Proses editing data yang dilakukan peneliti adalah dengan
melakukan pengecekkan lembar kuesioner yang telah diisi oleh
responden saat penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya
jawaban yang belum lengkap. Dari hasil pengecekkan tidak
didapatkan kuesioner dengan jawaban yang tidak lengkap.
b. Coding, atau pengkodean merupakan kegiatan mengubah data yang
diperoleh menjadi angka, atau kode yang telah disusun. Dengan
tujuan untuk mempermudah saat analisis dan mempercepat entry
data Proses coding yang dilakukan peneliti yaitu mengubah data
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan
pada lembar kuesioner.
c. Entry data, yaitu memasukan data yang telah melalui proses
pengkodean ke perangkat lunak pengolah data di komputer untuk
kemudian diolah.
Peneliti memasukkan seluruh data dari seluruh responden yang
sudah dalam bentuk kode (angka atau huruf) ke software computer
(IBM SPSS Statistic 22). Variabel pengetahuan, sikap,
kepercayaan, sarana dan prasarana, orangtua, teman sebaya dan
perilaku dimasukkan dengan data yang sudah di coding.
d. Tabulasi, yakni membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. Peneliti membuat
tabel-tabel data sesuai dengan tujuan yang diinginkan peneliti.
14
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian dimana peneliti ingin mengetahui
apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi
normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang
baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal
(Santoso, 2009).
3(𝑋̅−𝑀𝑒𝑑)
Sk =
𝑠
Keterangan:
𝑋̅ : Rata-rata hitung
Mod: Modus
Med : Median
S : Simpangan baku
15
a.Variabel Independen
Tabel 4. 5
Hasil Uji Normalitas Kuesioner di SMP PGRI 2 CILEDUG
(n = 30)
b. Variabel Dependen
Tabel 4. 5
Hasil Uji Normalitas Kuesioner di SMP PGRI 2 CILEDUG
(n = 70)
16
2. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoadmojo, 2010). Untuk
mendeskripsikan semua variabel bebas (support system) dan variabel
terikat (motivasi belajar) dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
narasi. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui sebaran
(distribusi) dari frekuensi jawaban responden terhadap kuesioner yang
telah diisi.
1. Variabel Perilaku Merokok dikategorikan dalam data kategorik
dengan menggunakan perhitungan nilai :
a. Distribusi frekuensi
𝑓
𝑃= 𝑥 100%
𝑛
Keterangan:
p = Proporsi
f = Frekuensi kategori
n = Jumlah sampel
17
a. Distribusi frekuensi
𝑓
𝑃= 𝑥 100%
𝑛
Keterangan:
p = Proporsi
f = Frekuensi kategori
n = Jumlah sampel
18
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
behubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010).
Dalam analisis bivariat dilakukan analisa tabulasi silang pada masing-
masing variabel bebas dan variabel terikat untuk mencari hubungan
yang bermakna. Proses analisis ini dapat menggunakan uji chi square
untuk mengetahui korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat.
Pada penelitian ini uji chi square digunakan untuk mengetahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada siswa SMP
PGRI 2 CILEDUG dikarenakan chi square mencari ada tidaknya
hubungan antara kedua variabel
.
(𝑂−𝐸)2
X =∑
2
𝐸
X2 = Uji chi square
O = Nilai Observasi
E = nilai ekspektasi (harapan)
E = Frekuensi yang diharapkan
Jika syarat chi square tidak terpenuhi dilakukan uji Statistik non
Parametrik . Statistik Non-Parametrik, yaitu statistik bebas sebaran
(tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal
19
atau tidak). Selain itu, statistik non-parametrik biasanya menggunakan
skala pengukuran sosial, yakni nominal dan ordinal yang umumnya
tidak berdistribusi normal. Pada penelitan ini digunakan uji Statistik
Non-Parametrik Wilcoxon.
20
Untuk mendapatkan p-value ketika H0 benar , kita harus menjumlahkan
probabilita dari pemunculan data dengan probabilita dari kemungkinan
pemunculan yang lebih ekstrim.
Hipotesis:
H0 : P1 = P2.
Contoh: berikut adalah 12 observasi dari dua kelompok data yang dibagi dalam
dua kategori yaitu diatas median dan dibawah median. Ujilah apakah proporsi
diatas media populasi I lebih besar dari populasi II? Gunakan α = 0,05.
21
Keputusan: Tolak H0 karena p-value < α
Ho : P1 = P2
H1 : P1 ≠ P2
22
Setiap kemungkinan pemunculan yang mempunyai selisih peluang (P1 – P2) lebih
besar dari 0,66 maka dikatakan mempunyai peluang pemunculan yang lebih
ekstrim.
H0 : P1 = P2
H1 : P1 ≠ P2
peluang pemunculan yang lebih ekstrim juga berlaku untuk arah yang berlawanan.
23