ABSTRAK
Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darah. Daun cincau hijau memiliki kandungan senyawa flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid
yang dapat menurunkan tekanan darah pada tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan membuktikan pengaruh ekstrak etanol daun cincau hijau (Cyclea barbata
Miers) dan dosis paling efektif dalam menurunkan tekanan darah pada tikus.
Penelitian ini menggunakan 55 tikus jantan galur wistar putih yang dikelompokkan
menjadi 11 kelompok uji dan tiap kelompok terdiri dari 5 tikus jantan galur wistar putih.
Kelompok I kelompok negatif CMC 0,5%, kelompok II kelompok positif atenolol 4,5 mg/Kg BB, 3
kelompok ekstrak, 3 kelompok fraksi air dan etil asetat. Pengukuran hewan uji menggunakan
metode non- invasif (tidak langsung) dengan alat Tail Cuff kemudian tekanan darah diukur
sebelum diinduksi (T0), 5 menit setelah diinduksi (T1) dan 10 menit setelah diberikan
perlakuaPn (T2). Pengoralan hewan uji sesuai kelompok perlakuan selama 30 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis ekstrak etanol daun cincau hijau (Cyclea
barbata Miers) yang paling efektif dalam menurunkan tekanan darah adalah 120 mg/ Kg BB,
dosis fraksi air 39 mg/kg BB, dosis fraksi etil asetat 9,6 mg/kgbb.
Kata kunci : Antihipertensi, daun cincau hijau (Cyclea barbata Miers), Tail Cuff.
_____________________________________________________________________________________________________________
ABSTRAK
Hypertension is a degenerative disease characterized by an increase in blood pressure.
Green grass jelly leaves contain flavonoid compounds, saponins, tannins and alkaloids which
can reduce blood pressure in the body. The purpose of this study was to determine and prove
the effect of ethanol extract of green grass jelly (Cyclea barbata Miers) and the most effective
dose in reducing blood pressure in rats.
This study used 55 white Wistar strain male rats which were grouped into 11 test
groups and each group consisted of 5 white Wistar strain male rats. Group I was 0.5% CMC
negative group, group II was positive atenolol 4.5 mg/Kg BW, 3 extract groups, 3 water and
ethyl acetate fraction groups. Measurement of test animals using non-invasive methods
(indirect) with the Tail Cuff, then blood pressure is measured before being induced (T0), 5
minutes after being induced (T1) and 10 minutes after being given treatment (P2). Test animals
according to the treatment group for 30 days peroral induce.
The results showed that the most effective dose of ethanol extract of green grass jelly
(Cyclea barbata Miers) in reducing blood pressure was 120 mg/Kg BW, water fraction dose 39
mg/kg BW, ethyl acetate fraction dose 9.6 mg/Kg BW.
Keywords : Antihypertention, cincau hijau leaves, tail cuff
2
70% dan 1,5 HCL 2%. Larutan dibagi sampai empat kali dengan n-heksana
tiga sama banyak dalam tabung reaksi. dengan volume 75 ml untuk tiap kali
Tabung I sebagai pembanding, tabung partisi menggunakan corong pisah.
II ditambahkan 2-3 tetes reagen Filtrat n-heksana selanjutnya
Dragendorf untuk menunjukan adanya dikumpulkan dan dipekatkan dengan
kekeruhan atau endapan coklat. vakum evaporator pada suhu 40º C.
Tabung reaksi III ditambahkan 2-3 tetes Filtrat n-heksana yang pekat
reagen Meyer untuk menunjukan selanjutnya disebut fraksi n-heksana.
endapan putih (Farnsworth 1996).
Lapisan air kemudian dipartisi 3
Identifikasi saponin. Ekstrak kali dengan etil asetat, dengan volume
dimasukkan ke dalam tabung reaksi 75 ml untuk tiap kali partisi
lalu ditambahkan air dengan menggunakan corong pisah. Filtrat etil
perbandingan (1:1) ditambah HCL 2 N asetat, selanjutnya dikumpulkan dan
lalu dikocok kuat- kuat untuk dapat dipekatkan dengan vakum evaporator
menimbulkan reaksi. Hasil positif pada suhu 40º C sehingga diperoleh
ditunjukkan dengan terdapatnya busa fraksi etil asetat. Residu hasil partisi
(Harbone 1987). dari etil asetat, kemudian dikumpulkan
dan diuapkan dengan menggunakan
Identifikasi tanin. Ekstrak dimasukkan
water bath, hasil yang diperoleh disebut
kedalam tabung reaksi ditambahkan
dengan fraksi air.
dengan kalsium besi (III) sianida dan
amoniak yang akan memberikan Pengukuran tekanan darah
endapan hijau kehitaman (Harbone
Pengukur tekanan darah sistolik
1987).
dan tekanan darah diastol dilakukan
Pembuatan ekstrak daun cincau dengan cara non-invasive yang berarti
hijau menggunakan alat tetapi secara tidak
langsung. Metode Non-Invasive
Ekstrak etanol daun cincau hijau
menggunakan alat Tail Cuff. Prinsip
dibuat secara maserasi dengan cara
kerja pengukuran tekanan darah adalah
serbuk daun cincau hijau sebanyak 10
cuff digelembungkan sampai mencapai
bagian simplisia dari 500 g dimasukkan
tekanan darah diatas tekanan darah
ke dalam botol berwarna gelap, lalu
sistolik, sehingga nadi menghilang
ditambahkan etanol 96% sebanyak 75
kemudian tekanan dikurangi perlahan-
bagian yaitu 3,750 liter. Kemudian
lahan. Pada saat tekanan darah
ditutup dan diamkan selama 5 hari
mencapai dibawah tekanan sistolik nadi
dengan penggojokan sesekali. Setelah
akan muncul kembali. Cara pengukuran
5 hari maserasi disaring dan residu
ini sesuai dengan cara mengukur
diperas. Hasil yang diperoleh
tekanan darah pada manusia
dipekatkan dengan evaporator hingga
menggunakan alat sphignomanometer
menjadi ekstrak kental (Depkes 1989)
(Ngatijan 2006).
Pembuatan fraksi ekstrak etanol
daun cincau hijau menggunakan tiga
pelarut berbeda kepolaran dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
pebandingan 1:1 untuk pelarut dengan
Daun cincau hijau menunjukan
pelarut, dan 10:75 untuk ekstrak dan
hasil positif mengandung flavonoid,
pelarut. Ekstrak etanol daun cincau
tanin, saponin dan alkaloid. Pengujan
hijau 10 gram ditambahkan 70 ml aqua
Alkaloid pada tabung I sebagai
destilata dan 5 ml etanol untuk
pembanding, tabung II + reagen
melarutkan ekstrak, dipartisi tiga
5
0
adanya penurunan tekanan darah
sistolik yang berbeda makna dari 15 CMC
kontrol sakit dan kelompok ekstrak, hal 0
ini dapat terjadi karena mekanisme Ateno
kerja dari atenolol yaitu memblok lol
Ekstrak 120
10
reseptor adrenergik β1, menurunkan 0 mg/kgbb
frekuensi jantung dan curah jantung
Fraksi 9,85
serta penurunan pelepasan renin. Pada 5 Fraksi 19,5
mg/kgbb
mg/kgbb
kelompok ekstrak tekanan darah 0
sistolik pada T1 adanya perbedaan Fraksi 39
bermakna dengan kelompok obat 0 mg/kgbb
pembanding atenolol, pada T2 rata-rata T T T
tekanan darah sistolik ekstrak berbeda 0 1 2
makna dengan kelompok obat atenolol
dan juga berbeda makna dengan
kontrol sakit yang menandakan adanya
penurunan tekanan darah. Pada
kelompok larutan uji fraksi air dosis Gambar 1. Histogram rata-rata
9,85 mg dan dosis 19,5 mg dapat tekanan darah diastolic fraksi air
diketahui bahwa tekanan darah sistolik
Berdasarkan histogram diatas
pada T1 kedua dosis tersebut berbeda
menujukan bahwa tekanan darah
makna dengan kelompok obat
diatolik kelompok sakit (CMC 0,5%)
pembanding dan pada T2 berbeda
dari T1 sampai T2 mengalami kenaikan
makna dengan kelompok kontrol sakit
tekanan darah. Kelompok pembanding
dan juga kelompok obat pembanding.
atenolol pada T 1 mengalami kenaikan
Hal tersebut menujukan adanya
tekanan darah tetapi tidak besar dan
perbedaan bermakna yang sama
pada T2 mengalami penurunan tekanan
dengan kelompok ekstrak. Sedangkan
darah sehingga berbeda signifikan
pada kelompok larutan uji fraksi air
dengan kelompok sakit baik di T1
dosis 39 mg/kgbb yang merupakan
maupun T2. Kelompok ekstrak pada T1
dosis terbesar pada T1 dan T2
mengalami kenaikan tekanan darah
menunjukan adanya perbedaan
dan pada T2 mengalami penurunan
bermakna dengan kontrol sakit dan
tetapi tidak sebesar kelompok atenolol
kelompok ekstrak, hal tersebut
sehingga terdapat perbedaan signifikan
1
0