Anda di halaman 1dari 8

1.

Definisi
Inkontinensia urin didefinisikan sebagai keluarnya urin yang tidak dikehendaki
dalam jumlah dan frekuensi tertentu sehingga menimbulkan masalah sosial
dan atau kesehatan. Inkontinensia urin merupakan salah satu sindroma
geriatrik yang sering dijumpai pada usia lanjut (Kane, 2008).
Menurut International Continence Society, inkontinensia urine adalah keluhan
berkemih tanpa disadari (involunter) akibat gangguan fungsi saluran kemih
bagian bawah yang dipicu oleh sejumlah penyakit sehingga menyebabkan
pasien berkemih pada situasi yang berbeda (NICE, 2015).
2. Penyebab
Faktor risiko terjadinya inkontinensia urine, yaitu : (Vinker, 2001)
a. Iritasi kandung kemih, misalnya akibat infeksi, minuman bersoda, teh,
kopi, pemanis buatan, makanan pedas atau asam.
b. Efek samping obat tertentu, misalnya obat penenang atau relaksasi otot.
c. Asupan minum yang mengandung kafein atau alkohol. Konsumsi kafein
dan alkohol akan meningkatkan risiko inkontinensia urin karena keduanya
bersifat diuretik, yang menyebabkan kandung kemih terisi dengan cepat
dan memicu keinginan untuk sering buang air kecil.
d. Minum terlalu banyak terutama dalam waktu singkat, sehingga
meningkatkan produksi air kemih.
e. Penyakit yang mempengaruhi otak atau syaraf pada kandung kemih.
f. Penuaan. Berusia lanjut juga menjadi salah satu faktor risiko inkontinensia
urin, meskipun kondisi ini bukan merupakan bagian yang normal dalam
proses

penuaan,

tetapi

prevalensinya

meningkat

sejalan

dengan

peningkatan usia. Hal ini disebabkan karena lemahnya kandung kemih


dan otot-otot kandung kemih pada orang yang berusia lanjut.
Penyebab khusus inkontinensia urine pada perempuan meliputi :
Inkontinensia urine dapat terjadi akibat kelemahan otot-otot dasar panggul
yang dapat disebabkan karena proses penuaan (anging), penurunan kadar
hormon saat menopause, kegemukan, riwayat persalinan dengan berat
badan lahir bayi yang besar, dan operasi-operasi dasar panggul seperti
pengangkatan rahim.
Penyebab khusus inkontinensia urine pada laki-laki meliputi :
Benign prostatic hyperplasia (BPH), pembesaran kelenjar prostat bisa
menyebabkan pembesaran otot kandung kemih disertai pembentukan
jaringan ikat yang menyebabkan fungsi kontraksi otot kadung kemih tidak
stabil.

Penyebab lain inkontinensia urine dikenal dengan akronim DIAPERS (SIGN,


2004) :
D
: delirium yang menunjukkan kegagalan kendali kandung kemih.
I
: infeksi dan inflamasi yang dapat memicu dysuria dan aktivitas kandung
A
P

kemih yang berlebihan.


: atrophic vaginitis yang dapat memicu inkontinensia urine.
: psikologi dan farmakologi, beberapa obat seperti hipnotik, diuretik,
antikolinergik

dan penyekat alfa (alpha blocker) dapat menyebabkan

perubahan yang memicu


inkontinensia urine.
: mengandung arti produksi urin yang berlebihan (excessive urin

production).
R : restriksi mobilitas yang memicu akses toilet yang terbatas.
S : stool impaction atau impaksi tinja yang dapat memicu urgensi atau
overflow
incontinence.
3. Klasifikasi inkontinensia urin terdiri dari:
Inkontinensia Urin Akut Reversibel
Pasien delirium mungkin tidak sadar saat mengompol atau tak dapat pergi ke
toilet sehingga berkemih tidak pada tempatnya. Bila delirium teratasi maka
inkontinensia urin umumnya juga akan teratasi. Setiap kondisi yang menghambat
mobilisasi pasien dapat memicu timbulnya inkontinensia urin fungsional atau
memburuknya inkontinensia persisten, seperti fraktur tulang pinggul, stroke,
arthritis dan sebagainya. Resistensi urin karena obat-obatan, atau obstruksi
anatomis dapat pula menyebabkan inkontinensia urin. Keadaan inflamasi pada
vagina dan urethra (vaginitis dan urethritis) mungkin akan memicu inkontinensia
urin. Konstipasi juga sering menyebabkan inkontinensia akut. Berbagai kondisi
yang menyebabkan poliuria dapat memicu terjadinya inkontinensia urin, seperti
glukosuria atau kalsiuria. Gagal jantung dan insufisiensi vena dapat menyebabkan
edema dan nokturia yang kemudian mencetuskan terjadinya inkontinensia urin
nokturnal. Berbagai macam obat juga dapat mencetuskan terjadinya inkontinensia
urin seperti Calcium Channel Blocker, agonist adrenergic alfa, analgesic narcotic,
psikotropik, antikolinergik dan diuretic.
Untuk mempermudah mengingat penyebab inkontinensia urin akut reversible
dapat dilihat akronim di bawah ini :
D --> Delirium
R --> Restriksi mobilitas, retensi urin
I --> Infeksi, inflamasi, Impaksi
P --> Poliuria, pharmasi
Inkontinensia Urin Persisten

Inkontinensia urin persisten dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, meliputi


anatomi, patofisiologi dan klinis. Untuk kepentingan praktek klinis, klasifikasi
klinis lebih bermanfaat karena dapat membantu evaluasi dan intervensi klinis.
4. Manifestasi klinis Inkontinensia Urin meliputi :
Inkontinensia urin stress :
Tak terkendalinya aliran urin akibat meningkatnya tekanan intraabdominal,
seperti pada saat batuk, bersin atau berolah raga. Umumnya disebabkan oleh
melemahnya otot dasar panggul, merupakan penyebab tersering inkontinensia
urin pada lansia di bawah 75 tahun. Lebih sering terjadi pada wanita tetapi
mungkin terjadi pada laki-laki akibat kerusakan pada sfingter urethra setelah
pembedahan transurethral dan radiasi. Pasien mengeluh mengeluarkan urin pada
saat tertawa, batuk, atau berdiri. Jumlah urin yang keluar dapat sedikit atau
banyak
Inkontinensia urin urgensi :
Keluarnya urin secara tak terkendali dikaitkan dengan sensasi keinginan
berkemih. Inkontinensia urin jenis ini umumnya dikaitkan dengan kontraksi
detrusor tak terkendali (detrusor overactivity). Masalah-masalah neurologis sering
dikaitkan dengan inkontinensia urin urgensi ini, meliputi stroke, penyakit
Parkinson, demensia dan cedera medula spinalis. Pasien mengeluh tak cukup
waktu untuk sampai di toilet setelah timbul keinginan untuk berkemih sehingga
timbul peristiwa inkontinensia urin. Inkontinensia tipe urgensi ini merupakan
penyebab tersering inkontinensia pada lansia di atas 75 tahun. Satu variasi
inkontinensia urgensi adalah hiperaktifitas detrusor dengan kontraktilitas yang
terganggu.

Pasien

mengalami

kontraksi

involunter

tetapi

tidak

dapat

mengosongkan kandung kemih sama sekali. Mereka memiliki gejala seperti


inkontinensia urin stress, overflow dan obstruksi. Oleh karena itu perlu untuk
mengenali kondisi tersebut karena dapat menyerupai ikontinensia urin tipe lain
sehingga penanganannya tidak tepat
Inkontinensia urin overflow :
Tidak terkendalinya pengeluaran urin dikaitkan dengan distensi kandung kemih
yang berlebihan. Hal ini disebabkan oleh obstruksi anatomis, seperti pembesaran
prostat, faktor neurogenik pada diabetes melitus atau sclerosis multiple, yang
menyebabkan berkurang atau tidak berkontraksinya kandung kemih, dan faktorfaktor obat-obatan. Pasien umumnya mengeluh keluarnya sedikit urin tanpa
adanya sensasi bahwa kandung kemih sudah penuh.
Inkontinensia urin fungsional :

Memerlukan identifikasi semua komponen tidak terkendalinya pengeluaran urin


akibat faktor-faktor di luar saluran kemih. Penyebab tersering adalah demensia
berat, masalah muskuloskeletal berat, faktor lingkungan yang menyebabkan
kesulitan unutk pergi ke kamar mandi, dan faktor psikologis. Seringkali
inkontinensia urin pada lansia muncul dengan berbagai gejala dan gambaran
urodinamik lebih dari satu tipe inkontinensia urin. Penatalaksanaan yang tepat
memerlukan identifikasi semua komponen. Inkontinensia urin pada lansia. Di
unduh dari:
5. Terapi
Salah satu terapi yang dapat diberikan pada penderitan inkontinensia urine adalah
Senam Kegel
Pengertian
Senam kegel adalah senam yang bertujuan untuk memperkuat otot-otot dasar
panggul terutama otot pubococygeal sehingga seorang wanita dapat
memperkuat otot-otot saluran kemih, dan otot-otot vagina. Nama senam ini
diambil dari penemunya dr. Arnold Kegel, seorang dokter ahli kebidanan dan
penyakit kandungan di Los Angeles sekitar tahun 1950-an. Inisiatif dr. Arnold
Kegel unutk menciptakan senam ini adalah ketika beliau melihat pasiennya
yang sedang dalam proses pemulihan sering tidak dapat menahan keluarnya air
seni, sehingga ide tersebut muncul agar pasiennya tidak mengalami hal

tersebut.
Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi
Inkontinensia Urine (terutama inkontinensia stress dan urgensi)
Prolaps organ pelvis
Paradoks Kontraksi puborectalis
Nyeri Panggul
Nyeri akibat vestibulitis vulva
Bentuk lain dari disfungsi dasar panggul
Penurunan respon seksual pada pria dan wanita
Kontraindikasi
Sistitis berat
Pielonefritis
Gangguan/ Kelainan uretra
Hidronefrosis
Vesicourethral reflux
Batu traktus urinarius
Penderita tidak kooperatif
Bladder penuh
Manfaat

Senam ini bertujuan untuk melatih/ menguatkan otot-otot dasar panggul


(pelvic floor muscle) (Horlroyd-Leduc and Strauss, 2004). Disfungsi dasar
panggul dapat menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu kualitas hidup
seperti inkontinensia urine, inkontinensia alvi, prolaps organ panggul, dan
disfungsi seksual. Kebanyakan disfungsi dasar panggul dihubungkan dengan
kerusakan dasar panggul selama persalinan, terutama pada persalinan pertama
(Darmojo,2000)
Senam kegel membantu meningkatkan tonus dan kekuatan otot lurik uretra
dan periuretra. Senam kegel sebaiknya dilakukan saat hamil dan setelah
melahirkan untuk membantu otot-otot panggul kembali ke fungsi normal.
Apabla dilakukan secara teratur, latihan ini dapat membantu mencegah prolaps
uterus dan stress inkontinenia di kemudian hari.
Berdasarkan pendapat dari para ahli, senam kegel memiliki manfaat dan tujuan
sebagai berikut:
Memeperkuat tonus otot-otot lurik uretra dan periurtera
Membantu penguatan otot sehingga fungsi otot panggul kembali ke fungsi
normal
Mencegah terjadinya inkontinensia urin (ketidakmampuan menahan
keinginan untuk berkemih)
Mencegah kerusakan dasar panggul saat persalinan

Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan
Latihan kegel dapat menguatkan otot-otot yang mengontrol alur dari urin
(air seni). Pada umumnya disarankan bagi pria atau wanita yang
memiliki masalah inkontinensia urin (tidak mampu menahan BAK).
Untuk wanita dapat mencegah prolaps uteri (turunnya rahim).
Senam kegel teratur dapat mengencangkan otot-otot vagina sehingga
cengkeraman vagina pada penis saat bersenggama bertambah kuat dan
mengakibatkan kepekaan rangsang vagina bertambah.
Pada pria, kegel berguna untuk mengatasi urge incontinence yaitu
keinginan berkemih yang sangat kuat sehingga tidak dapat mencapai
toilet tepat pada waktunya.
Pria juga dapat meningkatkan kemampuan mengontrol dan mengatasi
ejakulasi dini serta ereksi lebih lama.
Pada pria, latihan ini akan mengangkat testis dan mengencangkan otot
kremaster sama seperti mengencangkan anus sphincter. Hal ini

disebabkan karena otot Puboccoccygeus (PC) dimulai dari daerah sekitar


anus.
Kekurangan

Efek yang dihasilkan memerlukan waktu yang lama, yaitu 8-10 minggu
Prosedur
Latihan otot dasar panggul yaitu latihan dalam bentuk seri untuk membangun
kembali kekuatan otot dasar panggul. Otot dasar panggul tak dapat dilihat dari
luar, sehingga sulit untuk menilai kontraksinya secara langsung. Latihan senam
Kegel merupakan salah satu latihan otot dasar panggul. Latihan Kegel
bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot otot dasar panggul. Beberapa
jenis latihan kontraksi otot dasar panggul perlu dikenali.
Latihan I
Instruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul.
Minta klien berupaya untuk menghentikan aliran urine selama
berkemih dan kemudian memulainya kembali. Apabila klien masih
terpasang kateter, latihan dapat dilakukan dengan memberi klem
pada selang urine bag sehingga urine tertahan pada kandung
kemih, didiamkan beberapa lama, lalu dilepas jika kandung kemih
sudah terasa penuh.
Praktekan setiap kali berkemih.
Rasional: membantu klien untuk merasakan otot-otot anterior pada dasar
panggul dan mengajarkan teknik pengontrolan.
Latihan II
Minta klien mengambil posisi duduk atau berdiri.
Instruksikan klien untuk mengencangkan otot-otot di sekitar anus.
Rasional: membantu klien merasakan otot-otot posterior pada dasar
panggul.
Latihan III
Minta klien mengencangkan otot di bagian posterior dan kemudian
kontraksikan otot anterior secara perlahan sampai hitungan ke
empat
Kemudian

minta

klien

merelaksasikan

otot-otot

secara

keseluruhan.
Ulangi latihan 4x/jam saat terbangun dari tidur selama 3 bulan.
Rasional: Meningkatkan pengontrolan otot panggul dan membantu
relaksasi sfingter selama berkemih
Latihan IV

Apabila memungkinkan, ajarkan klien melakukan sit-ups yang


dimodifikasi (lutut ditekuk).
Rasional: Menguatkan otot-otot abdomen untuk pengontrolan kandung
kemih.
Setelah klien mampu melakukan, mulailah berlatih sebanyak 10 kali ulangan.
Setiap kali kontraksi, tahan selama tiga hitungan. Kemudian secara perlahan
naikkan hitungan kontraksinya hingga Anda bisa menahan selama 10-15
hitungan, dengan istirahat selama 10 detik diantaranya. Jumlah optimum kirakira 50-100 kali sepanjang hari, pagi, siang, sore dan malam. Latihan Kegel
hanya efektif bila dilakukan secara teratur dan baru terlihat hasilnya 8-12
minggu.

Daftar pustaka :
Darmojo. (2000). Geriatri llmu Kesehatan Usila. (Edisi 2). Jakarta : FKUI,
Kane RL, Ouslander JG, Abrass IB, Resnick B. 2008. Essentials of clinical geriatris. 6 th ed.
New

York, NY: McGraw-Hill.

National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE). 2015. Urinary Incontinence: the
managernent

of

urinary

incontinence

in

woman.

Diunduh

dari

URL:

http://www.nice.org.uk. Pada tanggal 13 April 2015


Scottisg Intercollegiate Guidelines Network. Management of urinary incontinence in primary
care: a national clinical guideline. Edisi pertama. Edinburgh: SIGN 2004. Diunduh
dari

URL: http:/ /www.sign.ac.uk pada tanggal 13 April 2015.

Vinker S, Kaplan B, Nakar S, Samuels Q Shapira G, Kitai E. 2001. Urinary incontinence in


women: prevalence, characteristics and effect on quality cf life. A primary care clinic
study IMAJ ; 3:663-6.
Smeltzer, C. Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Volume 2. Jakarta:
EGC
Soetojo. INKONTINENSIA URINE PERLU PENANGANAN MULTI DISIPLIN
http://soetojo.blog.unair.ac.id/2009/03/13/inkontinensia-urine-perlu-penanganan-multidisiplin/ ( Akses 14 April,2015)
Baradero M, Dayrit MW, Siswadi Y. Klien gangguan ginjal: seri asuhan keperawatan.
Jakarta:
EGC; 2005.
http://www.smallcrab.com/lanjut-usia/838-inkontinensia-urin-pada-lansia diakses pada
tanggal

13 April 2015

https://www.scribd.com/doc/77768916/inkontinensia-urin diakses pada tanggal 13 April 2015

Anda mungkin juga menyukai