i
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................ ii
Deskripsi Umum Usaha ........................................................................ 1
I. Pendahuluan ...................................................................................... 2
I.1. Latar Belakang ........................................................................... 2
I.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
I.3. Tujuan Proposal ......................................................................... 3
II. Pembahasan Umum ......................................................................... 3
II.1. Pengertian Selai ........................................................................ 3
II.2. Alat & Bahan Umum ............................................................... 4
II.3. Segmentasi Produk ................................................................... 5
II.4. Keunggulan Produk ................................................................. 6
II.5. Analisa S.W.O.T ....................................................................... 6
II.6. Analisa 4P.................................................................................. 7
III. Pembahasan Khusus ...................................................................... 7
III.1. Kelebihan Nutrisi .................................................................... 9
III.2. Manfaat Kesehatan ................................................................. 14
IV. Struktur Organisasi ........................................................................ 15
V. Aspek Finansial ................................................................................ 16
VI. Aspek Marketing ............................................................................... 19
VII. Eksport Selai Kiwel ........................................................................... 20
VII.1. Penjelasan Umum ................................................................... 20
VII.2. Penjelasan Khusus .................................................................. 21
VII.3. Strategi Eksport Selai Kiwel .................................................. 25
VIII. Penutup ............................................................................................. 26
LAMPIRAN ............................................................................................... 26
9.1. GAMBAR II / PEMBAHASAN UMUM ................................... 26
9.2. GAMBAR III / PEMBAHASAN ................................................ 27
ii
9.3. GAMBAR IV / STRUKTUR ORGANISASI ............................ 29
9.4. GAMBAR V / ASPEK FINANSIAL .......................................... 29
iii
DESKRIPSI UMUM USAHA
BENTUK : PERUSAHAAN
JENIS : INDUSTRI
EMAIL : Srohayati9@gmail.com
1
I / PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Nipah (kiwel) atau Nypa fruticans (Thunb.) Wurmb adalah anggota suku
Palmae, tumbuh di sepanjang sungai yang terpengaruh pasang surut air laut dan
tumbuhan ini dikelompokkan pula dalam ekosistem hutan mangrove. Jenis ini
tumbuh rapat berkelompok, seringkali membentuk komunitas murni yang luas
di sepanjang sungai dekat muara hingga sungai dengan air payau (Kitamura et
al., 1997). Buahnya membulat seperti buah pandan dengan panjang bonggol
hingga 45 cm. Sebaran jenis ini utamanya di daerah equator, melebar dari Sri
Langka ke Asia Tenggara hingga Australia Utara. Luas pertanaman nipah di
Indonesia diperkirakan 700.000 ha, merupakan nipah yang terluas
dibandingkan dengan Papua Nugini (500.000 ha) dan Filipina (8.000 ha)
(www.kehati.or.id, 2009). Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 sebanyak
237,5 juta jiwa (www.datastatistis-indonesia.com, 2010) dengan laju
pertumbuhan 1,7% per tahun dan dengan tingkat konsumsi beras per kapita
sebesar 135 kg merupakan tantangan yang tidak ringan. Laju pertambahan
penduduk yang semakin meningkat di- tambah dengan masih belum stabilnya
kemampuan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan beras dalam negeri,
mungkin saja berpotensi untuk menggoyah ketahanan pangan nasional yang
dimiliki. Terlebih dengan masih kentalnya persepsi mayarakat dengan pola
konsumsi yang ”beras sentris”, sehingga saat sebagian warga diberitakan ada
yang makan tiwul, garut atau ganyong, ditafsirkan telah terjadi kerawanan
pangan di wilayah tersebut. Untuk itu diperlukan diversifikasi pangan, tidak
hanya beras tapi juga sumber karbohidrat lain misalnya tepung nipah (Gunarjo,
2008). Hutan mangrove merupakan salah satu contoh dari berbagai ekosistem
hutan di Indonesia yang sangat berpotensi untuk digali sebagai sumber pangan
dalam mendukung ketahanan pangan. Telah banyak dilaporkan bahwa
masyarakat sekitar hutan mangrove mengolah panganan yang bahan bakunya
dibuat dari buah mangrove. Salah satu bahan pangan yang baik kandungan
2
gizinya, potensial dan belum banyak dimanfaatkan di Indonesia adalah nipah
(kiwel). Buah nipah dapat dijadikan tepung pengganti bahan pangan misalnya
beras, karena tepung ini cukup banyak mengandung karbohidrat, lemak,
protein dan vitamin (Sardjono, 1992). Dalam upaya penganekaragaman pangan
mendukung ketahanan pangan ini perlu dilakukan identifikasi bahan makanan
lokal dari sumberdaya hutan yang berpotensi untuk dikembangkan, salah
satunya adalah nipah (kiwel).
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja manfaat kiwel ?
2. Bagaimana cara mengolah kiwel menjadi selai ?
3. Apa potensi kiwel bagi sumber gizi manusia ?
4. Bagaimana kondisi pasar terhadap kiwel ?
5. Bagaimana rincian keuangan ?
1.3. Tujuan Proposal
1. Mengetahui rinci manfaat kiwel
2. Mengetahui cara mengolah kiwel menjadi selai
3. Mengetahui sumber gizi kiwel
4. Mengetahui kondisi pasar
5. Mengetahui rincian keuangan
II / PEMBAHASAN UMUM
2.1. Pengertian Selai
Selai atau selei, di bahasa inggris translator disebut jam, dan bahasa
perancis disebut confiture adalah salah satu jenis makanan awetan dari sari
buah atau buah-buahan yang sudah dihancurkan, ditambahi gula, dan dimasak
hingga kental atau berbentuk setengah padat. Selai tidak dimakan begitu saja,
melainkan untuk dioleskan diatas roti tawar atau sebagai isi roti manis. Selai
juga digunakan sebagai isi pada kue-kue seperti kue nastar atau pemanis di
minuman, seperti yogurt dan es krim. Selai yang didalamnya masih ditemukan
3
potongan buah dalam berbagai ukuran disebut preserve atau conserves,
sedangkan selai yang dibuat dari sari buah dan kulit buah genus citrus disebut
marmalade.
Pectin yang dikandung dalam buah-buahan atau sari buah bereaksi
dengan gula dan asam selai menjadi kental. Buah-buahan dengan kadar pectin
atau keasaman yang rendah perlu ditambahkan sehingga selai bisa menjadi
kental dan lezat dirasakan.
Buah-buahan yang dijadikan selai biasanya buah yang sudah masak, tapi
tidak terlalu matang dan mempunyai rasa sedikit masam. Buah- buahan yang
umum dijadikan selai adalah strawberry, blueberi, apricot, apel, anggur, pir,
fig, dan kurma dan juga kiwel atau nipah. Selain itu, selai dapat dibuat dari
sayur- sayuran seperti wortel dan seledri. Di Indonesia, selai dibuat dari buah-
buahan tropis seperti nanas, srikaya, dan jambu biji.
2.2. Alat dan Bahan Umum
Alat Umum Pembuatan Selai :
1. Panci
2. Kompor gas
3. Pisau
4. Spatula
5. Sendok
6. Gelas
7. Pengaduk (dari kayu)
8. Blender
9. Botol selai/ plastic
10. Palu
11. Golok
12. Air bersih
Bahan Pembuatan Selai Kiwel :
1. Buah kiwel muda (1 kg daging buah kiwel/nipah)
2. Gula pasir (1 kg)
3. CMC secukupnya
4
4. Vanili 2 sacet
5. Natrium benzoat (bahan pengawet)
6. Daun pandan / tambahkan perisa untuk varian rasa
Proses pembuatan :
1. Lepaskan buah kiwel yang masih ada kulitnya dari janjangnya,
menggunakan palu.
2. Belah kiwel muda menjadi dua bagian dengan memekai golok.
3. Bersihkan buah kiwel dengan air bersih mengalir.
4. Hancurkan daging kiwel tersebut dengan blander.
5. Tampung dalam panci. Tambah daun pandan.
6. Masukan gula pasir pada kuali lainnya masak dengan api kecil, hingga
berwarna kuning muda.
7. Masukan adonan daging kiwel sambil diaduk.
8. Masukan CMC, Vanili, natrium benzoate secukupnya.
9. Setelah agak kental angkat adonan,tunggu sampai dingin.
10. Lakukan pengemasan ke dalam botol / plastik.
5
b. Menentukan objek pasar dalam menjalankan proyek selai kiwel harus
ditentukan objek pasar dengan strategi yang mudah dijangkau masyarakat
(konsumen).
c. Menetapkan target / sasaran pasar dalam menjalankan proyek selai kiwel
harus ditetapkan target / sasaran pasar usaha dengan cara melihat
perbedaanya agar lebih mudah dijangkau oleh pembeli sewaktu
membelinya.
2.4. Keunggulan Produk
Keunggulan dari produk selai kiwel sbb :
1. Memiliki kandungan gizi
2. Bahan produk yang higienis
3. Memiliki kualitas produk yang bermutu
2.5. Analisa SWOT
Pada kegiatan memulai usaha pembuatan selai kiwel, aktifitas awal kami yang
dilakukan adalah mengukur kemampuan terhadap lingkungan dan pesaing.
Analisa ini berkaitan dengan analisis SWOT. Rinciannya sbb :
1. Strenght (Kekuatan)
Kekuatan produk ini sbb :
a. Produk dapat dijual untuk semua kalangan masyarakat
b. 1 (satu) produk dapat terdiri dari beberapa macam rasa
c. Bahan produknya terjamin, bermutu, dan higenis
2. Weakness (Kelemahan).
Kelemahan produk ini sbb :
a. Tidak tahan lama
b. Produknya mudah ditiru
3. 0pportunity (peluang)
Kesempatan produk ini sbb :
a. Adanya tempat pemasaran yang strategis
b. Fasilitas yang dibutuhkan sudah tersedia
4. Threath (ancaman)
Ancaman produk ini sbb :
6
Timbulnya pesaing yang dapat menjual produk yang sama dengan harga
lebih murah.
2.6. ANALISA 4P
1. product (produk)
Produk yang dijual adalah “kiwel jam” yang dapat menjadi makanan
selingan sehari-hari.
2. price (harga)
Harga perkemas dapat dibuat murah sehingga terjangkau dan relative
ringan.
3. promotion (promosi)
Dalam melakukan promosi produk ini akan disebarkan brosur kepada
masyarakat dan dilakukan masa promosi pada setiap pembelian 10 paket
dengan isi 50 kemas dengan memberikan diskon tertentu pada awal
pemasaran.
4. place (tempat)
Tempat yang dipilih adalah pasar tradisional, supermarket, dan plaza-plaza
karena letaknya cukup strtegis sehingga mudah dijangkau masyarakat
(konsumen).
7
fruticans Wurmb, dan diketahui sebagai satu-satunya anggota genus Nypa.
Juga merupakan satu-satunya jenis palma dari wilayah mangrove (Ditjenbun,
2006). Dalam zonasi kelompok mangrove, nipah menduduki habitat agak
kedalam. Nipah hanya tumbuh subur disepanjang daerah pasang surut dekat
dengan pantai dan ditepi muara sungai atau rawa-rawa air payau. Di tempat-
tempat yang sesuai, tegakan nipah membentuk jalur lebar tak terputus di
belakang lapisan hutan mangrove, kurang lebih sejajar dengan garis pantai.
Nipah mampu bertahan hidup di atas lahan yang agak kering atau yang kering
sementara air surut (Mangrove Information Centre, 2009).
Divisio : Magnoliophyta
Class : Arecales
Familia : Nipoideae
Genus : Nipa
8
memiliki akar yang sangat labil sehinggah rumpun-rumpun nipah mudah di
hanyutkan oleh air(Baharuddin, 2009).Sebaran jenis tanaman ini utamanya di
daerah equator, melebar dari Sri Langka ke Asia Tenggara hingga Australia
Utara. Luas areal pertanaman nipah di Indonesia diperkirakan 700.000 ha,
terluas dibandingkan dengan Papua Nugini (500.000 ha) dan Filipina (8.000
ha) (World Agroforestry Center, 2008). Sedangkan populasi tanaman nipah
diperkirakan tidak kurang dari 8000 pohon setiap hektar, sehingga jumlah
keseluruhan tanaman nipah di Indonesia sekitar 5.600 juta pohon (Bandini,
1996).
Buah Nipah
Buah nipah berbentuk gepeng
dengan 2-3 rusuk dengan warna coklat
kemerahan, terkumpul dalam kelompok
rapat menyerupai bola berdiameter
sekitar 13 cm. Struktur buah mirip
dengan buah kelapa, dengan eksokarp
halus, mesokarp berupa sabut, dan endokarp keras yang disebut tempurung.
Biji dilindungi oleh tempurung dengan panjang antara 8-13 cm dan berbentuk
kerucut. Dalam satu tandan buahnya dapat mencapai antara 30-50 butir,
berdempetan satu dengan yang lain membentuk kumpulan buah bundar
(Mangrove Information Centre, 2009).
3.1. Kelebihan Nutrisi
Tabel 1. Komposisi kandungan serat buah nipah
JENIS UJI KANDUNGAN DALAM BUAH
NIPAH (KIWEL) PER 100 gr
Kadar air (g) 38,96
Kadar abu (g) 0,98
Kadar lemak (g) 0,70
Kadar protein (g) 2,95
Kadar karbohidrat (g) 56,41
9
Total gula (g) 27,22
Vitamin C (g) 0,60
Vitamin E (g) 0
Tandan buah nipah berbentuk bulat, warna coklat, kaku dan berserat.
Pada setiap buah terdapat satu biji berbentuk telur. Ukuran: diameter
kepala buah: sampai 45 cm. Buah nipah muncul dari tangkai bunga yang
biasanya akan tumbuh sampai menyentuh lumpur, ketika masak kepala
buah akan terpecah menjadi buah-buah yang terpisah secara individu
(Ang, 2010).
Kulit pada buah nipah yang tua cenderung keras, sehingga sering
tidak dimanfaatkan. Padahal kulit buah nipah ini memiliki kandungan
50,5% serat kasar 9, 77% kandungan air dan kandungan lemak sebesar
0,6% pada setiap butir buah nipah tua. Hal tersebut menunjukkan bahwa
buah nipah yang sudah tua memiliki serat yang cukup tinggi (Hidayat,
2006).
Karakteristik kandungan serabut kulit buah nipah tua dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi kandungan serat kulit nipah
Kandungan Jumlah %
Selulosa 36,5
Hemiselulosa 21,8
Lignin 27,3
Abu 8,1
Ekstrktif 0,8
Sumber : Tamunaidu P dan Shir (2010).
10
Pelepah Nipah
Tangkai daun dan pelepah nipah
dapat digunakan sebagai bahan kayu
bakar yang baik. Pelepah daun nipah
juga mengandung selulosa yang bisa
dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan pulp (bubur kertas). Selain
itu pelepah nipah juga dapat digunkana sebagai bahan baku particleboard
yang berkualitas baik karena warnanya khas dan menarik (Mangrove
Information Centre, 2009). Setiap batang nipah biasanya terdiri atas 3-5
tangkai atau pelapah daun dengan panjang antara 5-7 m. Setiap pelepah
daun rata-rata mempunyai 25-100 helai anak daun yang bertulang seperti
daun aren atau kelapa (Baharuddin, 2009).
Karakteristik kandungan serat pelepah nipah dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi kandungan pelepah nipah
Kandungan Jumlah (%)
Selulosa 42,22
Lignin 19,85
Abu 4,06
Panjang serat (mm) 1,06
Sumber : Akpakpan et al,.(2011).
11
Menurut Matthijs (1999), konsentrasi sulfida tanah dan salinitas
menyebabkan perbedaan struktur dominasi vegetasi mangrove. Pada
penelitian yang dilakukan oleh siddiqi, 1995 diketahui bahwa salinitas
pada zona mangrove terbagi tiga yaitu salinitas rendah berada pada kadar
< 20 >. Sedang antara 20-40 mmosh/ cm3 dan salinitas kuat berada pada
> 40 micromhos/ cm3 nipah tumbuh pada kadar salinitas antara 50-100
mmosh/cm3, Kadar salinitas tinggi akan menyebabkan tanaman menjadi
kerdil serta produksi malai dan buahnya menjadi rendah (bandini, 1996).
Nipah digolongkan zona transisi dari pantai ke hutan dataran
rendah.(Milantara, 2006). Berdasarkan penelitian oleh Kathiresan 2001,
tempat tumbuh tanaman nipah digolongkan pada zona berikut :
Hutan mangrove pinggiran (fringing mangrove forest) . Berada di
sepanjang perbatasan garis pantai banyak dipengaruhi oleh jangkauan
pasang surut, mudah tekena erosi dan akan lama untuk kembali ke bentuk
daratan semula jika terpapar ombak besar saat terjadi pasang surut.
Hutan mangrove sungai (riverine mengrove forest): Merupakan
bagian terlebat pada mangrove yang ada di sepanjang sungai dan anak
sungai. Zona hutan mangrove ini banyak dilewati ari segar dalam jumlah
besar berupa air tawar yang akan menuju laut sepanjang sungai, aliran air
membawa tanah yang mengendap membentuk endapan liat berupa tanah
alluvial mengandung banyak nutrisi yang membuat tegakan vegetasi lebih
tinggi dan tumbuh dengan cepat.
Cara Penyadapan Nira Nipah
Waktu penyadapan yang paling baik adalah pada saat buah belum
menjadi tua (buah nipah masih muda) pada saat itu nipah sedang aktif
mengumpulkan bahan makanan untuk pembentukan biji. Bunga nipah
biasanya muncul pada bulan Februari, Maret, Agustus dan September,
setelah 4 - 5 bulan kemudian baru dapat di lakuhkan penyadapan (Ariez,
2010). Setelah tanda bunga nipah dipilih, selanjutnya tangkai tandan
tersebut di lilit dengan rotan tipis sampai menutup bagian yang besar dan
tangkai bunga yang akan di sadap. Setelah di balut dengan rotan tipis
12
tandan nipah di goyangkan ke atas dan ke bawah, masing-masing 12x,
kemudian di goyangkan ke kiri dan ke kanan masing-masing 12x
penggoyangan tandan nipah ini harus di lakuhkan pelan-pelan dan dengan
irama yang tetap, selanjutnya tangkai tandan di tepuk-tepuk dengan tangan
masing-masing 18x tepukandengan tangan kosong dan dengan irama yang
tetap mulai dari pangkal tandan sampai ke ujung tangkai buah. Selanjutnya
pangkal tandan di tendang-tendang dengan telapak kaki sebanyak 4x,
sambil di tekan dengan telapak kaki, pangkal tandan di lenturkan ke bawah
secara pelan-pelan, kemudian di ikat dengan tali supaya tetap melengkung.
Perlakuan menggoyang goyang tangkai ke atas, bawah, kanan dan kiri,
memukul dengan tangan pada ke empat sisinya dan menekan dengan
telapak kaki pada pangkal tandan tersebut di lakuhkan setiap hari selam 3
hari ber turut-turut, setelah di istirahatkan selama 2 sampai 3 hari,
kemudian di ulangi lagi dengan perlawanan yang sama sampai seminggu
menjelang di lakuhkan penyadapan. Waktu penyadapan yang tepat
ditandai dengan, adanya warna kuning ke hijau-hijauan pada tangkai
tersebut setelah di lakuhkan. Nira Nipah berkualitas bagus, diperlukan
waktu antara 20 hingga 25 hari (Hadi, 2011). Selama waktu persiapan
penyadapan hingga proses penyadapan, tangkai malai harus dibungkus
dengan pelepah kelapa atau lumpur agar tidak kering dan nira masih tetap
muncul selama 3 bulan (Daryono, 2010). Tanaman nipah yang siap sadap
berpotensi disadap selama 3 bulan (Rahman, 2011). Saat mencapai waktu
satu bulan terakhir selama 2 minggu tanaman nipah diberi perlakuan
penggoyangan secara horizontal ke kiri dan ke kanan paling sedikit 5 kali
ke kiri dan ke kanan dengan interval waktu seminggu 2 kali. hasil potensi
nira rata-rata sebanyak 1 liter/hari, dari hasil pengamatan dan wawancara
menunjukan bahwa penyadapan nira pohon nipah dengan intensitas 2 kali
sehari, dari jam 6 pagi sampai jam 5 sore dan jam 6 sore sampai jam 6 pagi
esok harinya, diperoleh hasil 0,5 - 1 liter per sekali sadap. Jadi dalam sehari
dapat mencapai 1 - 2 liter nira Kemudian nira diambil dan dipasang lagi
esok hari diambil jam 6 pagi. (Daryono, 2011). Berdasarkan penelitian
13
yang dilakukan oleh Ahmed, 2003 tanaman nipah memiliki hasil volume
nira yang berbeda dalam interval umur tertentu produktivitas nira nipah
dapat dilihat pada Tabel di Bawah ini.
Tabel Produksi tanaman nira nipah berdasarkan umur pohon
Age class Nira (ml/tangkai/hari)
0-4 0
5-8 800-1000
9-12 1500-1900
13-15 1000-1200
>15 600-700
14
untuk mengetahui kandungan zat antioksidan yang terdapat di dalam buah
nipah itu sendiri.Para ahli dan dokter telah mengatakan bahwa kandungan
antioksidan di dalam buah nipah lebih tinggi dari kandungan standar
antioksidan pada vitamin C dan vitamin A yang terdapat pada buahan lain.
Itulah sedikit penjelasan tentang manfaat buah nipah serta kandungan
antioksidan di dalam buah nipah yang berguna untuk mencegah radikal bebas
serta menghambat pertumbuhan sel-sel kangker yang berkembang di dalam
tubuh.
IV / SRTUKTUR ORGANISASI
Srtuktur organisasi khususnya disektor pimpinan sangat dibutuhkan dalam
proyek pembuatan selai kiwel. Rincian lengkap nama atau direktur dilaksanakan
setelah adanya pertemuan calon direktur yang dipimpin oleh DIREKTUR UTAMA
dan disetujui GENERAL MANAGER. Bentuk struktur organisasi manager atau
direktur sesuai dengan tingkat kekuasaan dan jabatan :
15
Sesuai struktur organisasi diatas, setiap posisi pengurus akan diisi secara
bertahap. Memaksimalkan kualitas aktifitas pelaksanaan proyek menjadi tujuan
yang utama. Sebagai langkah awal pengisian posisi GM, DIRUT, dan DIREKTUR
ADMIN harus diselesaikan segera dan pertama. Sebagai informasi, posisi General
Manager akan diisi dengan rincian data IBU SITI ROHAYATI / Alamat : Kaarya
Mekar rt 08/rw 03 Desa Bojong Karya Mekar.
V / ASPEK FINANSIAL
Aspek finansial atau ekonomi proyek ini dilakukan untuk produksi selama 1 tahun
sesuai dengan JUMLAH PRODUKSI SELAI KIWEL PER TAHUN,
KEBUTUHAN PERALATAN PEMBUATAN PRODUKSI, BAHAN BAKU,
BAHAN TAMBAHAN, dan MODAL KERJA.
KEUNTUNGAN = PP-(MT-MK)
A. Rencana Produksi
1. Jenis Produk : KIWEL JAM
2. Jumlah Produksi : 50 botol
16
B. Aspek Modal
1. Bahan baku
Bahan Jumlah Harga
Gula pasir 30 kg Rp.360.000,-
Buah kiwel 10 kg Rp.100.000,-
Aglupektin 800 gr Rp.155.000,-
Asam sitrat 500 gr Rp.9.000,-
Garam 50 gr Rp.2.000,-
BBM Rp.30.000,-
Jumlah Total Rp.656.000,-
2. Bahan Kemas
JENIS JUMLAH HARGA
Botol selai gelas / jar 50 buah Rp.215.000
3. Alat
PERALATAN JUMLAH HARGA
Kompor gas 1 buah Rp.100.000,-
Pengaduk kayu 1 buah Rp.2.000,-
Panci 1 buah Rp.45.000,-
Blender 1 buah Rp.100.000,-
Pisau 4 buah Rp.20.000,-
Spatula 4 buah Rp.8.000,-
Sendok 1 pak Rp.30.000,-
Gelas 1 buah Rp.5.000,-
Golok 4 buah Rp.120.000,-
Jumlah total Rp.430.000,-
C. Perhitungan Keuntungan
17
c. Harga produksi = FC + VC = Rp.871.000,- + Rp.430.000,- =
Rp.1.301.000,-
d. Tenaga kerja = Rp.4.500,-
e. Total harga produksi = Rp.1.305.500,-
18
P. Aliran Arus Kas = Laba Operasi + Biaya Depresiasi – Pajak Piutang Usaha
– Aktiva tetap
Rp.1.105.500,- + Rp.200.000,- Rp.1.500.000,- - 0 – Rp.1.000.000 =
Rp.1.194.500,-
VI / ASPEK MARKETING
Kesuksesan pemasaran ditentukan dengan metode sbb :
19
VII / EKSPORT SELAI KIWEL
7.1. Penjelasan Umum
20
b. Hasil Hutan Contoh kayu dan rotan. Ekspor kayu atau rotan tidak
boleh dalam bentuk kayu gelondongan atau bahan mentah, namun
dalam bentuk barang setengah jadi maupun barang jadi, seperti mebel.
c. Hasil Perikanan Hasil perikanan yang banyak di ekspor merupakan
hasil dari laut. produk ekspor hasil perikanan, antara lain ikan tuna,
cakalang, udang dan bandeng.
d. Hasil Pertambangan Contoh barang tambang yang di ekspor timah,
alumunium, batu bara tembaga dan emas.
e. Hasil Industri Contoh semen, pupuk, tekstil, dan pakaian jadi.
f. Jasa Dalam bidang jasa, Indonesia mengirim tenaga kerja keluar
negeri antara lain ke malaysia dan negara-negara timur tengah.
B. Pertukaran barang dan jasa
Secara umum pertukaran barang dan jasa antara satu negara dengan
negara lain dilakukan dalam bentuk kerjasama antar lain :
1. Kerjasama Bilateral kerjasama bilateral adalah kerjasama yang
dilakukan oleh kedua negara dalam pertukaran barangdan jasa.
2. Kerjasama regional kerjasama regional adalah kerjasama yang
dilakukan dua negara atau lebih yang berada dalam satu kawasan atau
wilayah tertentu.
3. Kerjasama multilateral kerjasama multilateral adalah kerjasama yang
dilakukan oleh lebih dua negara yang dilakukan dari seluruh dunia.
C. Manfaat ekspor - impor
Berikut ini manfaat dari kegiatan ekspor dan impor
1. Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
2. Pendapatan negara akan bertambah karena adanya devisa.
3. Meningkatkan perekonomian rakyat.
4. Mendorong berkembangnya kegiatan industri
7.2. Penjelasan Khusus
a. Bea Dan Cukai
Tiap negara dapat dipastikan melindungi wilayahnya dari keluarnya
produk yang mereka lindungi dan dari masuknya produk yang tidak
21
memenuhi ketentuan atau produk berbahaya. Keinginan eksportir untuk
mengekspor dan keinginan importir untuk memasukkan barang dari luar
negeri saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya masing – masing
pihak. Oleh karena itu, agar ekspor dapat berjalan sesuai keinginan,
masing-masing pihak harus mengetahui peraturan-peraturan ekspor/impor
yang berlaku di negara asal (country of origin) dan di negara tujuan
(country of destination).
Karena kegiatan ekspor mengalami proses ‟keluar dari‟ dan ‟masuk
ke‟ teritorial atau wilayah negara yang berbeda, maka akan sangat baik
bila eksportir selain mempunyai keinginan untuk mengeluarkan barang
dari negaranya dengan lancar, juga harus berkeinginan untuk membantu
(importir) agar produk yang dikirimnya dapat masuk ke negara tujuan
dengan baik dan lancar.
Kantor Bea dan Cukai (Customs Office) di masing-masing negara,
memerlukan dokumen yang jelas, lengkap, konsisten dan benar untuk
dapat mengijinkan produk dapat keluar atau masuk wilayahnya. Karena itu
eksportir harus mengetahui pasti dokumen dan kelengkapan apa saja yang
diperlukan untuk dapat mengespor produknya. Ekspor produk A
kemungkinan memerlukan dokumen tambahan yang berbeda dengan
ekspor produk B.
Eksportir yang mempunyai ‟visi impor‟ akan membuka peluang
yang lebih besar bagi dirinya sendiri. Bila importir dapat dengan mudah
dan lancar mengeluarkan produk yang diimpornya dari kawasan pabean
(customs territory), maka kesempatan importir mengajukan pesanan ulang
(repeat order) menjadi lebih besar.
b. Pentingnya Dokumen
Importir dapat mengeluarkan produk yang diimpornya dari kawasan
bea dan cukai (customs terrytory) di Pelabuhan Tujuan, hanya bila importir
mengajukan secara lengkap semua dokumen yang diperlukan oleh Kantor
Bea & Cukai (Customs Office) setempat. Oleh karena itu, pastikan bahwa
perincian semua dokumen yang harus dilengkapi oleh eksportir, tercantum
22
di dalam kontrak, di dalam L/C maupun di dalam surat pesanan (Letter of
Order). Dengan mengetahui secara pasti dokumen yang diperlukan oleh
importir, maka eksportir akan terhindar dari klaim dan atau ‟tidak
dibayar‟. Di samping itu, eksportir dapat memperkirakan dan
memperhitungkan biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk melengkapi
dokumen yang diperlukan tersebut.
Salah satu dokumen standar yang dibutuhkan oleh Importir dan
harus disediakan oleh eksportir agar lancar, aman dan sukses dalam
memulai dan menekuni kegiatan ekspor adalah SHIPPING
DOCUMENTS (Dokumen-dokumen Pengapalan). Rinciannya sbb :
1. Commercial Invoice (Faktur Penjualan) – Disingkat ‟Invoice‟
2. Packing List (Daftar Kemasan)
3. Bill of Lading (B/L) atau Airways Bill (AWB) - (Surat Muatan)
c. PENAWARAN HARGA
Pada waktu memberikan daftar harga (Price List) atau penawaran (Offer)
barang ekspor, harus jelas tercantum syarat-syarat atau kondisi antara lain:
a. Nama Produk (Name of Product) dan Uraian Barang (Goods
Description)
b. Jenis Mata Uang yang digunakan, misalnya: US$, Sin$, Korean Won
atau Malaysian Ringgit.
c. Syarat Penyerahan Barang, misalnya: FOB (Free on Board); CNF
(Cost and Freight/CFR) atau CIF (Cost, Insurance and Freight).
d. Harga per Unit, misalnya per MT; per Carton; per Bag of 2.0 Kg
e. Syarat Pembayaran, misalnya: By Irrevocable at Sight Letter of Credit
(L/C); Cash Against Documents/CAD; Advance Payment
(Pembayaran di muka)
f. Kemasan & Isi (Jumlah atau Berat per Kemasan atau per Kontainer).
g. Minimum Order (Jumlah Pesanan Minimum).
h. Shipment/Delivery Time (Waktu Pengapalan), misal: „Dalam waktu
30 hari setelah L/C diterima‟; atau „Setelah kontrak ditandatangani‟;
atau „Setelah uang muka diterima‟.
23
i. Moda Pengapalan, misal: „in container‟ atau „breakbulk‟ (curah).
j. Segala informasi penting lain yang perlu diketahui oleh Importir.
d. Pengiriman Barang
Pengiriman lewat laut biasanya dilakukan dengan pertimbangan
ongkos angkut (freight rate) yang lebih murah. Karena memerlukan waktu
tempuh yang lebih lama (dari Jakarta ke Eropa sekitar 30 hari termasuk
transhipment), maka kondisi produk yang tidak cepat rusak juga menjadi
pertimbangan penting.
Pertimbangan lain misalnya bila produk yang akan dikapalkan cepat
rusak atau membutuhkan kondisi suhu tertentu untuk menjaga rantai
dingin, Maskapai Pelayaran menyediakan Kontainer Berpendingin
(Reefer Container). Suhu dalam Reefer Container dapat diatur dan dijaga
tetap sampai minus 300 C sepanjang perjalanan.
a. Pengiriman lewat laut dapat dilakukan dengan menggunakan
kontainer atau tanpa kontainer (curah/break bulk). Beberapa uraian
ringkas mengenai cara pengiriman dengan kontainer dan breakbulk
adalah sebagai berikut : Pengapalan barang ekspor dengan Kontainer
Penggunaan Dry Kontainer (kontainer kering/tanpa pendingin) sangat
praktis dan relatif lebih aman, karena itu, barang ekspor/impor yang
jumlahnya tidak terlalu besar, lebih banyak diangkut dalam kontainer.
b. Kapasitas Kontainer Kapasitas kontainer berbeda tergantung jenis dan
ukurannya. Ukuran umum yang tersedia (tergantung fasilitas
pelabuhan) adalah 20 feet (20‟) dan 40 feet (40‟).
c. Pengamanan Kontainer Selama Dalam Perjalanan Meskipun
Kontainer terbuat dari lembaran metal yang kuat, akan tetapi jangan
pernah lalai mengamankan barang eskpor yang ada di dalamnya.
Langkah-langkah pengaman berupa pengaman fisik kontainer dan
pengamanan kualitas barang.
24
7.3. Strategi Eksport Selai Kiwel
Dalam rangka memenuhi permintaan pasar luar negeri atas produk ini,
digunakan strategi – strategi khusus yang akan disesuaikan dengan Negara
tujuan eksport. Rincian negara – negara yang akan menerima produk ini sbb :
1. Australia
2. Malaysia
3. Singapura
4. Cina
5. Jepang
6. India
7. Afrika
Awalnya pembukaan pasar ekspor ditujukan pada 3 negara terdekat
dengan Indonesia sebagai pusat produksi ini. Negara tersebut adalah Australia,
Malaysia & Singapura. Melakukan penghematan biaya menjadi tujuan utama.
Selanjutnya Cina, Jepang, India, & Afrika menjadi tujuan Negara eksport
selanjutnya.
25
VIII / PENUTUP
IX / LAMPIRAN
26
9.2. GAMBAR III / PEMBAHASAN KHUSUS
27
Tabel 2. Komposisi kandungan serat kulit nipah
Kandungan Jumlah %
Selulosa 36,5
Hemiselulosa 21,8
Lignin 27,3
Abu 8,1
Ekstrktif 0,8
Sumber : Tamunaidu P dan Shir (2010).
28
9.3. GAMBAR IV / SRTUKTUR ORGANISASI
1. Bahan baku
2. Bahan Kemas
29
3. Alat
30
2