Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“APLIKASI KOMPLEMENTER”

Oleh:

I GUSTI AYU INDAH MASARIDEWI


(193223060)
B12A

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi kekuatan dan hidayah sehingga makalah yang berjudul “APLIKASI
KOMPLEMENTER” dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Stikes Wira Medika PPNI Bali Tahun 2020. Dalam penyusunan tugas ini banyak
pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, baik yang secara
langsung maupun tidak langsung.
Penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Penulis pun menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan
maupun kesalahan, seperti kata pepatah “ tak ada gading yang tak retak “ karena
penulis hanya manusia biasa yang masih perlu banyak belajar. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyusunan tugas di masa depan yang lebih baik lagi. Semoga tugas ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi yang memerlukan.

Denpasar, 3 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Terapi Komplementer........................................................................3
B. Manfaat Terapi Komplementer............................................................................5
1. Efek samping pengobatan berkurang..................................................................5
2. Kekebalan tubuh meningkat.................................................................................6
3. Mood positif...........................................................................................................6
4. Lebih bersemangat menjalani pengobatan.........................................................6
C. Aplikasi/Penerapan Komplementer Pada Masyarakat Sesuai Trend dan Issue
Yang Berkembang.................................................................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
sA. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang

digabungkan dalam pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan

terapi tradisional ke dalam pengobatan modern (Andrews et al., 1999).

Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang

menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan (Crips &

Taylor, 2001). Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan

pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang

mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan

individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan

fungsi (Smith et al., 2004).

Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan

banyak negara. Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian

penting dalam pelayanan kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya

(Snyder & Lindquis, 2002). Estimasi di Amerika Serikat 627 juta orang adalah

pengguna terapi alternatif dan 386 juta orang yang mengunjungi praktik

konvensional (Smith et al., 2004). Data lain menyebutkan terjadi peningkatan

jumlah pengguna terapi komplementer di Amerika dari 33% pada tahun 1991

menjadi 42% di tahun 1997 (Eisenberg, 1998 dalam Snyder & Lindquis, 2002).

Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan

masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien

bertanya tentang terapi komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan

1
seperti dokter ataupun perawat. Masyarakat mengajak dialog perawat untuk

penggunaan terapi alternatif (Smith et al., 2004). Hal ini terjadi karena klien

ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pilihannya, sehingga apabila

keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien. Hal ini dapat menjadi

peluang bagi perawat untuk berperan memberikan terapi komplementer

khususnya pada keluarga sebagai bagian dari masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian terapi komplementer?

2. Apa manfaat terapi komplementer?

3. Apa saja aplikasi komplementer sesuai trend dan issue yang berkembang

pada masyarakat?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian terapi komplementer

2. Mengetahui manfaat terapi komplementer

3. Mengetahui aplikasi komplementer sesuai trend dan issue yang

berkembang pada masyarakat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Terapi Komplementer

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha

untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit,

perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat

menyempurnakan. Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan

melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak

bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia. Standar praktek

pengobatan komplementer telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia. Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari

macam - macam sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan

produk yang secara umum tidak menjadi bagian dari pengobatan

konvensional.

Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan

komplementer adalah pengobatan nonkonvensional yang bukan berasal dari

negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan

termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.

Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari

zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu

negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai

pengobatan komplementer. Terapi komplementer adalah cara

Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada

Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar

3
Pengobatan Medis yang Konvensional. Berdasarkan data yang bersumber dari

Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh

penduduk dunia pernah menjalani pengobatan nonkonvensional. Di Indonesia

sendiri, kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk pengobatan

komplementer ini, bisa diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan – iklan

terapi non – konvensional di berbagai media.

Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang

digabungkan dalam pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan

terapi tradisional ke dalam pengobatan modern. Terminologi ini dikenal

sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan

ortodoks dalam pelayanan kesehatan. Terapi komplementer juga ada yang

menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk

terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah

keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa

dalam kesatuan fungsi. Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer dan

alternatif sebagai sebuah domain luas dalam sumber daya pengobatan yang

meliputi sistem kesehatan, modalitas, praktik dan ditandai dengan teori dan

keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem pelayanan kesehatan yang umum

di masyarakat atau budaya yang ada (Complementary and alternative

medicine/CAM Research Methodology Conference, 1997 dalam Snyder &

Lindquis, 2002). Terapi komplementer dan alternatif termasuk didalamnya

seluruh praktik dan ide yang didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan

atau pengobatan penyakit atau promosi kesehatan dan kesejahteraan. Definisi

tersebut menunjukkan terapi komplemeter sebagai pengembangan terapi

4
tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang

mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek biologis, psikologis, dan

spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut ada yang telah lulus uji

klinis sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai

dengan prinsip keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk

yang holistik (bio, psiko, sosial, dan spiritual).

B. Manfaat Terapi Komplementer

Pengobatan dengan menggunakan terapi komplementer mempunyai

manfaat selain dapat meningkatkan kesehatan secara lebih menyeluruh juga

lebih murah. Terapi komplementer terutama akan dirasakan lebih murah bila

klien dengan penyakit kronis yang harus rutin mengeluarkan dana.

Pengalaman klien yang awalnya menggunakan terapi modern menunjukkan

bahwa biaya membeli obat berkurang 200-300 dolar dalam beberapa bulan

setelah menggunakan terapi komplementer (Nezabudkin, 2007).

Manfaat terapi komplementer secara umum sebagai berikut :

1. Efek samping pengobatan berkurang

Beberapa metode terapi komplementer seperti terapi hipnosis dan

relaksasi, serta akupunktur dapat membantu pasien mengatasi rasa nyeri.

Pada konferensi konsensus National Institutes of Health akupunktur

diketahui bermanfaat mengurangi mual dan muntah akibat kemoterapi

serta dalam penanganan nyeri pasca-operasi. Selain itu terapi

komplementer dengan jamur maitake diketahui dapat membantu mengatasi

keluhan mual, kelelahan, juga kulit menghitam.

5
2. Kekebalan tubuh meningkat

Pengobatan tersebut dikenal dengan istilah imunoterapi. Biasanya

diaplikasikan pada pasien kanker dengan menguatkan kekebalan tubuh

selama masa pengobatan sehingga kualitas hidup pasien bisa ditingkatkan.

Bahkan saat ini sedang dikembangkan pengobatan kanker yang

mengandalkan kekebalan tubuh dalam menghambat pertumbuhan sel

kanker.

3. Mood positif

Tak hanya berkutat di masalah fisik, terapi komplementer

memasukkan pemulihan psikososial sebagai salah satu jenis metode yang

digunakan. Pemulihan psikososial dilakukan dengan membantu pasien

meningkatkan kepercayaan dirinya, memberi empati dan kasih sayang

padanya, juga membimbingnya secara spiritual. Dengan begitu, pasien

akan memperoleh mood positif dan harapan hidup yang lebih lama.

4. Lebih bersemangat menjalani pengobatan

Terapi secara medis terkadang membosankan bagi pasien apalagi

dilakukan dalam rentang waktu yang lama. Misalnya penyakit kanker yang

pengobatannya sangat rentan terhadap penurunan mental dan semangat

pasien. Di sinilah pasien kanker membutuhkan dukungan psikososial

untuk mengembalikannya. Dan, dukungan psikososial ini termasuk salah

satu metode terapi komplementer yang sering dilakukan di samping

pengobatan kanker secara medis.

6
C. Aplikasi/Penerapan Komplementer Pada Masyarakat Sesuai Trend dan

Issue Yang Berkembang

1. Penerapan Terapi Reiki Untuk Menurunkan Gula Darah Pasien Diabetes

Mellitus Tipe 2

Reiki merupakan terapi komplementer untuk menurunkan kadar

glukosa darah. Terapi ini menggunakan energi alami yang disalurkan pada

tubuh pasien dengan tujuan menyelaraskan energi yang tidak seimbang

dalam tubuhnya. Sylvia, dkk (2011) melalui penelitiannya yang berjudul

“Penurunan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Melalui Terapi Reiki

Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2“ mencoba mencari tahu pengaruh

Reiki terhadap penurunan glukosa darah dan mengidentifikasi apakah

faktor stres dan berat badan (obesitas) berperan dalam penurunan KGD

pasien Diabetes Melitus tipe 2 dilakukan di Klub Diabetes sebuah RS di

Jakarta. Desain penelitian pre-eksperimental dengan pendekatan one-group

pretest-posttest design. Sejumlah 18 sampel dipilih dengan teknik

purposive sampling. Terapi dilakukan selama tiga puluh hari dengan dua

metode, secara langsung dan jarak jauh. Hasil penelitian menunjukkan

perbedaan bermakna antara glukosa darah sebelum dan setelah intervensi

Reiki (p= 0,000; α= 0,05). Terapi Reiki yang dilakukan selama 30 hari

pada penelitian ini terbukti dapat menurunkan KGDS pasien Diabetes

Melitus tipe 2 secara bermakna. Terapi ini merupakan terapi pelengkap

yang dapat digunakan di tatanan pelayanan kesehatan terutama di bagian

7
keperawatan medikal bedah sebagai salah satu standar operasional

prosedur pada pasien Diabetes Melitus tipe 2.

2. Penerapan Hipnoterapi untuk Mengurangi Nyeri Pasca Pembedahan Pada

Anak

Anak mempunyai keterbatasan dalam mengekspresikan nyeri pasca

pembedahan yang dialaminya, sehingga pengelolaan nyeri pada anak

kurang mendapat perhatian. Hipnoterapi telah dikembangkan menjadi

terapi komplementer dan alternatif yang dapat mengurangi nyeri dengan

memberdayakan alam bawah sadar. Yanti, dkk (2013) pada penelitiannya

yang berjudul “Hipnoterapi Mengurangi Nyeri Pasca Pembedahan

Pada Anak Usia Sekolah” mencoba mencari pengaruh hipnoterapi

terhadap perubahan skor nyeri pasca pembedahan pada anak usia sekolah,

menggunakan desain quasy eksperimen dengan rancangan one group

pretest-postest. Penelitian ini dilakukan pada 14 anak usia sekolah yang

telah menjalani pembedahan yang dipilih dengan consecutive sampling,

menggunakan uji statistik paired t test. Hasil penelitian menunjukkan

hipnoterapi menurunkan skor nyeri sebesar 5,071 (p<0,001, t=25,992, CI

95% 4,650-5,493). Dari hasil tersebut sehingga hipnoterapi dapat

direkomendasikan menjadi intervensi nonfarmakologi dalam menurunkan

intensitas nyeri pada anak.

3. Manfaat Jus Tomat dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia

dengan Hipertensi

Mengatasi masalah hipertensi ada dua alternative yang bisa

diberikan bagi penderita hipertensi yaitu dengan metode farmakologi

8
maupun non farmakologis (secara tradisional). Penanganan farmakologi

terdiri atas pemberian obat yang bersifat diuretik, penghambat saluran

kalsium (ccb), betabloker, dan Penghambat ACE. Pengobatan non

farmakologi salah satunya yaitu menggunakan Tomat. Hidayah, dkk

(2016) pada penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Jus Tomat

Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi

Lansia” mencoba mencari kaitan pemberian jus tomat dengan penurunan

tekanan darah lansia yang mengalami hipertensi. Dengan metode

penelitian Quasi eksperiment yang menggunakan pre test dan post test

design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi

lansia yang belum pernah mengonsumsi jus tomat dan periksa rutin

tekanan darah di Lawang yaitu sebanyak 30 orang. Dari hasil penelitian

menunjukan bahwa nilai rata-rata tekanan darah awal 156/92 mmH dan

rata-rata tekanan darah sesudah 142.33/88.52 mmHg. Ada perubahan

pemberian jus tomat terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan

diastolik. Sistolik sejumlah 5.33 - 1.00 mmHg dan Diastolik sejumlah 1.64

- 0.33 mmHg. Perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah

mengkonsumsi jus tomat pada responden yang diuji dengan Paired T Test.

Hasil menunjukkan terjadi penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi dengan nilai P value=0,000<a=0,05. Hal ini menunjukkan ada

pengaruh yang signifikan jus tomat terhadap penurunan tekanan darah

pada penderita hipertensi dengan nilai p = 0,000. Hasil penelitian ini di

dapat p value 0,00 < 0,05 yang berarti h0 ditolak dikarenakan sig. (2-

9
tailed) lebih kecil dari ɑ, artinya ada pengaruh setelah diberikan jus tomat

terhadap tekanan darah penderita hipertensi.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian jus

tomat dengan perubahan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic

meliputi : tekanan darah sistolik dan diastolik yang didapat sebagian besar

responden sebelum mengonsumsi jus tomat adalah hipertensi perbatasan

dan tekanan darah yang didapat setelah mengonsumsi jus tomat

mengalami perubahan yaitu tekanan darah sebagian besar responden

menjadi hipertensi ringan dan normotensi.

4. Manfaat Terapi Bekam Kering Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia

Dengan Hipertensi

Lansia ditandai dengan penurunan fungsi tubuh, sehingga

menjadikan lansia beresiko tinggi terjadi hipertensi. Hipertensi adalah

kondisi peningkatan tekanan darah secara konsisten pada ≥140 / 90

mmHg. Pengobatan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologi &

nonfarmakologi. Salah satu terapi nonfarmakologi yang dapat digunakan

untuk penanganan hipertensi adalah dengan menggunakan terapi bekam

kering. Pratama, dkk (2017) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh Terapi Bekam Kering Terhadap Tekanan Darah Pada

Lansia Dengan Hipertensi” mencoba menganalisis pengaruh bekam

kering terhadarp tekanan darah lansia dengan hipertensi.

Tekanan darah lansia sebagai variabel dependen dan bekam kering

sebagai variabel independen. Penelitian ini menggunakan quasi

eksperimental dengan two group pre-posttest design. Sampel berjumlah 22

10
orang yang didapatkan secara simple random sampling. Sampel dibagi

dalam dua grup. Analisis data menggunakan Wilcoxon test dan Mann-

Whitney test dengan 95% CI (α:0,05). Hasil analisis menunjukkan terdapat

perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest pada kelompok

intervensi (p 0,004 sistolik, 0,046 diastolik) dan tidak terdapat perbedaan

yang signifikan pada kelompok kontrol (p 0,705 sistolik, 0,317 diastolik).

Analisis data menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara kelompok

intervensi dan kontrol pada sistolik (p 0,007), tetapi tidak terdapat

perbedaan signifikan pada diastolik (p,0,4). Kesimpulan dari penelitian ini

adalah terapi bekam kering berpengaruh dalam menurunkan tekanan darah

sistol pada lansia dengan hipertensi. Kata kunci: terapi bekam kering,

lansia, hipertensi.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam

- macam sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk

yang secara umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional.

2. Pengobatan dengan menggunakan terapi komplementer

mempunyai manfaat selain dapat meningkatkan kesehatan secara lebih

menyeluruh juga lebih murah.

3. Aplikasi komplementer dapat diterapkan pada masyarakat

sesuai dengan trend an issue yang berkembang seperti nyeri akut, kadar

gula darah tinggi dan hipertensi.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan berkaitan dengan makalah

diatas yaitu sebagai seorang perawat penting untuk mengetahui dan memahami

terapi komplementer sebagai pendukung terapi konvensional untuk mendukung

kesembuhan pasien.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fontaine, K.L. (2005). Complementary & alternative therapies for nursing


practice. 2th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Hidayah, N., Setyo, A., dan Denys. (2016). Pengaruh Jus Tomat Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Lansia. The
Indonesian Journal of Health Science. p.77-83
Kemenkes RI. 2010. Pengobatan Komplementer Tradisional– Alternatif (online).
Available from http://buk.depkes.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=66:pengobatankomplementer-
tradisional-alternatif diakses tanggal 1 Desember 2019
Pratama, Y. B., Rasni, H., dan Wantiyah. 2017. Pengaruh Terapi Bekam Kering
Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Pstw Jember.
The Indonesian Journal of Health Science. p.94-101
Stanhope, M. & Lancaster, J. (2004). Community & public health nursing. 6th ed.
St. Louis: Mosby Inc.
Sylvia, E I., Yetti, K., & Hariyati, T S. (2011). Penurunan Kadar Glukosa Darah
Sewaktu Melalui Terapi Reiki Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal
Keperawatan Indonesia, Volume 14, No. 2, Juli 2011; hal 113-120
Yanti, Imelda., Rustina, Yeni., & Kuntarti. (2013). Hipnoterapi Mengurangi Nyeri
Pasca Pembedahan Pada Anak Usia Sekolah. Fatmawati Hospital Journal

13

Anda mungkin juga menyukai