Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan strategi untuk mencapai tujuan penelitian

yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman peneliti pada seluruh proses

penelitian (Nursalam, 2003 dalam Sujarweni, 2014). Penelitian ini merupakan

penelitian deskritif korelatif yang merupakan penelitian atau penelaahan hubungan

antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek. Hal ini dilakukan

untuk mengetahui korelasi antara suatu variabel dengan variabel lain tersebut

diusahakan dengan mengidentifiaksi variabel yang ada pada suatu objek,

kemudian diidentifikasi pula variabel lain yang ada pada objek yang sama dan

dilihat apakah ada hubungan antara keduanya (Notoatmodjo, 2010). Pada

penelitian ini akan melakukan penelitian antara menelaah antara hubungan peran

kader terhadap kepatuha lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia. Rancangan

yang akan digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

cross sectional, dimana peneliti hanya sekali dalam melakukan pengukuran

terhadap subjek penelitian (Notoatmodjo, 2018).


3.2 Kerangka Kerja

Menurut (Suyanto, 2011) kerangka kerja penelitian pada dasarnya

menghubungkan beberapa teori sehingga membentuk sebuah pola pikir atau

kerangka pikir penelitian yang akan dilakukan yang berbentuk skema.

Populasi
Seluruh lansia yang terdaftar di posyandu Banjar Wangaya Kaja, Desa Dauh Puri Kaja,
Kota Denpasar yaitu sebanyak 84 lansia

Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi

Sampel
Teknik sampel yang digunakan adalah non probability yaitu purposive sampling sebanyak
69 lansia sesuai kriteria inklusi

Teknik pengumpulan data

Variabel independen diukur Variabel dependen diukur dengan


dengan kuesioner data dokumentasi kehadiran

Deskripsi Hasil
Menggunakan analisis bivariat dengan uji korelasi rank spearman dengan program
komputer (derajat kemaknaan p<0,05)

Penyajian Data

Gambar 3.1
Kerangka Kerja Hubungan antara Peran Kader terhadap Kepatuhan Lansia
dalam Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia

37
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar

Utara, Banjar Wangaya Kaja, Desa Dauh Puri Kaja, Kota Denpasar. Pengambilan

data akan dilakukan pada rentang waktu pada bulan September – November 2019.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Kurniawan, 2012 dalam

Sudaryono, 2018). Jadi populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau

subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang

dimiliki oleh subjek ataupun objek tersebut. Populasi di Posyandu Lansia Banjar

Wangaya Kaja, Desa Dauh Puri Kaja, Kota Denpasar sebanyak 114 lansia.

3.4.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian merupakan suatu faktor penting yang perlu diperhatikan

dalam penelitian yang akan dilakukan. Sampel penelitian menentukan seberapa

jauh sampel tersebut bermanfaat dalam membuat kesimpulan penelitian. Sampel

merupakan bagian dari populasi, ini mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari

populasi (Sugiono, 2003 dalam Sudaryono, 2018). Menurut Gay dan Diehl (dalam

Amirullah, 2015) ukuran sampel yang dapat diterima akan sangat bergantung

pada jenis penelitiannya. Penelitian yang bersifat korelasional, sampel

minimumnya adalah 30 subyek (Amirullah, 2015). Sampel pada penelitian ini

menggunakan sebanyak 89 orang.

38
3.4.2.1 Kriteria sampel

Menurut Nursalam dan Pariani (dalam Setiadi, 2007) ada dua kriteria

sampel, diantaranya :

1. Kriteria inklusi (kriteria yang layak untuk diteliti :

1) Lansia yang terdaftar selama lebih dari satu tahun di posyandu lansia di Banjar

Wangaya Kaja.

2) Lansia yang setuju dijadikan responden dan bertempat tinggal di Desa Dauh

Puri Kaja khususnya Banjar Wangaya Kaja.

2. Kriteria eksklusi (kriteria yang tidak layak diteliti)

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab. Kriteria eksklusi pada penelitian

ini adalah :

1) Lansia yang selama dilakukan penelitian berpindah tempat tinggal.

2) Lansia yang sedang sakit dan dirawat di RS.

3) Lansia dengan ketergantungan total dan dibantu keluarga.

3.4.2.2 Teknik sampel

Penarikan sampel merupakan suatu proses pilihan sejumlah dari populasi

dengan mempelajari sampel, suatu pemahaman karakteristik subyek sampel dan

memungkinkan untuk menggeneralisasikan karakteristik dari populasi. Menurut

Sugiono, 2006 (dalam Sujarweni, 2014) teknik sampling merupakan teknik

pengambilan sampel, untuk menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara non

probability sampling yaitu purposive sampling. Non probability sampling

39
merupakan teknik pengambilan sampel tidak dipilih secara acak, unsur populasi

yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor

lain yang sebelumnya sudah direncanakan peneliti. Purposive sampling

merupakan suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara

populasi yang sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut

dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam,

2015). Sampel diambil di Banjar Wangaya Kaja sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan peneliti. Penelitian ini sampel yang diambil harus memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan peneliti.

Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus Slovin dengan

memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi (Sujarweni, 2014) sebagai berikut :

N
n= 2
1+( Nx e )
114
n=
1+(114 x 0,052)
114
n=
1+(114 x 0,0025)
114
n=
1+0,285
114
n=
1,285
= ditetapkan 88,71 = 89 orang.

Keterangan :

n = Ukuran sampel

N = Populasi

e = Besar signifikasi (0,05)

40
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian akan ditarik kesimpulannya (Kerlinger, 2002 dalam

Sudaryono, 2018). Variabel adalah karakteristik yang diamati dan mempunyai

variasi nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti

atau ditentukan tingkatannya (Setiadi, 2017).

Variabel penelitian dapat dibagi menjadi dua, yaitu ;

1. Variabel independen (variabel bebas)

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat).

Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau yang mempengaruhi

variabel lainnya. Variabel independen pada penelitian ini adalah peran kader

lansia.

2. Variabel dependen (variabel terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi

oleh variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah kepatuhan

lansia dalam pemanfaatan pelayanan posyandu lansia.

3.5.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah proses yang wajib dilakukan oleh peneliti

sebelum mengukur sebuah variabel yang diturunkan kedalam bentuk pernyataan

penelitian. Melalui definisi operasional, peneliti akan lebih mudah menentukan


41
metode untuk mengukur sebuah variabel serta menentukan indicator yang lebih

konkret sehingga lebih mudah untuk diukur dan diuji secara empiris (Sudaryono,

2018). Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek

(Hidayat, 2007).

Tabel 3.1
Definisi Operasional Hubungan antara Peran Kader terhadap Kepatuhan Lansia
dalam Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Ukur Skor

1 2 3 4 5

Peran Membangkitkan kebutuhan untuk Kuesioner Ordinal Peran baik :


kader berubah, menetapkan hubungan >50%
lansia pertukaran informasi, mendiagnosa Peran kurang :
masalah yang dihadapi, ≤50%
membangkitkan kemauan klien
untuk berubah, mewujudkan
kemauan dalam perbuatan,
menjaga kestabilan penerimaan
informasi, mengakhiri hubungan
ketergantungan.

Tingkat Kepatuhan lansia dalam Data Ordinal Tinggi : >80%


kepatuhan pemanfaatan pelayanan posyandu sekunder Sedang : 50-
lansia lansia dilihat dari dokumentasi 80%
kehadiran lansia sejak 1 tahun Rendah : <50%
terakhir

3.6 Jenis, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen, Uji Validitas dan

Reliabilitas

3.6.1 Jenis Data

Menurut Sujarweni (2014), sumber data adalah subjek dari mana asal data

penelitian diperoleh. Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi dua, yaitu :

42
1. Data primer merupakan data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil

pengukuran, pengamatan, dan survei. Atau data yang diperoleh dari responden

melalui kuesioner serta data hasil wawancara dengan narasumber. Data primer

dari penelitian ini berupa kuesioner.

2. Data sekunder merupakan data yang didapat dari catatan, buku, majalah

berupa laporan yang dimiliki oleh pihak lain dan mendukung data prime. Data

sekunder dari penelitian ini berupa laporan dokumentasi kehadiran lansia ke

posyandu yang dilihat dari buku kehadiran.

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2013). Langkah – langkah pengumpulan data atau prosedur penelitian

yang dilakukan secara langsung oleh peneliti yaitu :

1. Mengajukan surat permohonan izin studi pendahuluan kepada pihak STIKes

Wira Medika Bali yang ditandatangani oleh Ketua PPPM Program Studi

Keperawatan.

2. Mengajukan permohonan ijin penelitian yang telah dipersiapkan oleh institusi

kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali.

3. Peneliti memohon surat pengantar dari kampus yang diajukan ke Badan

Kesbang Pol Linmas Pemerintah Provinsi Bali.

4. Setelah mendapatkan rekomendasi dari Kesbang Pol Linmas Pemerintah

Provinsi Bali kemudian surat dirujuk ke Dinas Kesehatan Kota Denpasar.

43
5. Membawa surat rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar ke

Puskesmas III Denpasar Utara.

6. Setelah itu peneliti melakukan pendekatan formal kepada petugas di

Puskesmas III Denpasar Utara dalam mencari data studi pendahuluan,

populasi serta sampel penelitian, kemudian melakukan pendataan.

7. Peneliti menyamakan persepsi terkait pertanyaan kuesioner dan maksud dari

setiap pertanyaan dengan dua orang enumerator yang merupakan teman

peneliti di STIKes Wira Medika sebelum melakukan penyebaran kuesioner.

Tugas enumerator adalah untuk mendampingi dan membantu peneliti dalam

membagikan kuesuiner, melakukan pengecekan jawaban setelah diisi oleh

responden

8. Peneliti akan melakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling,

dimana pada hari buka posyandu dimulai lansia berkumpul mengikuti

posyandu lansia yang diadakan tiap minggu ke 2 yaitu setiap tanggal 13.

Kader lansia memberitahu lansia bahwa ada kunjungan tamu yang bermaksud

untuk meminta bantuan lansia menjadi responden penelitian. Peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan peneliti kepada lansia dan lansia setuju untuk

menjadi responden penelitian. Peneliti melakukan pemilihan sampel untuk

kesediannya menjadi responden, kemudian memberikan informed consent

untuk ditandatangani oleh responden dan dilakukan penyebaran kuesioner

dibantu oleh dua enumerator. Peneliti dibantu 2 enumerator memberikan

lembar kuesioner kepada semua lansia, jika lansia bisa membaca dan

membantu membacakan kuesioner jika lansia tidak dapat membaca. Peneliti

44
menenrangkan apa saja yang responden belum ketahui. Selama pengisian

lembar kuesioner, peneliti menunggu serta mengamatipara responden dalam

pengisian. Sampel yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi yang dibantu

oleh kader posyandu serta melihat data dokumentasi kehadiran lansia

mengikuti posyandu lansia dari kader posyandu lansia.

9. Peneliti dalam mengambil data responden yang tidak hadir di kegiatan

posyandu lansia dengan mendatangi ke rumah responden setelah mendapatkan

alamat dari kader posyandu lansia dan dibantu mengunjungi rumah oleh kader

posyandu lansia dan 2 enumerator. Peneliti mengunjungi rumah responden

dilakukan pada sore hari, yang diharapkan tidak menggangu kegiatan para

responden. Pencarian data responden sama seperti pada waktu kegiatan

posyandu lansia, dimana peneliti menejelaskan makud dan tujuan penelitian

dan meminta ijin terlebih dahulu kepada calon responden untuk dapat

dijadikan responden penelitian.

10. Peneliti memeriksa kembali kuesioner yang telah selesai dijawab oleh

responden, untuk mengetahui apakah ada yang kurang dalam pengumpulan

data, kemudian kuesioner disimpan dalam map tertutup.

3.6.3 Instrument Pengumpulan Data

Suharsimi 2004 (dalam Sudaryono, 2018) menyatakan bahwa instrument

pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti

dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau

jawaban pertanyaan yang telah dirumuskan. Instrument dalam penelitian ini

45
berupa kuesioner sebagai pedoman wawancara. Kuesioner adalah suatu alat

pengumpulan data yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus

dijawab oleh responden (Sudaryono, 2018)

Kuesioner peran kader yang berisi total 26 pertanyaan yang diadopsi dari

Nurhaida (2012) yang meneliti tentang pengaruh peran keluarga dan kader lansia

terhadap pemanfaatan pelayanan posyandu lansia dan telah dilakukan uji validitas

dengan nilai correcteditem – total dari variabel independen yaitu soal 1 sampai 26

r-hitung>nilai r-tabel = 0.444. Dengan demikian, dinyatakan valid. Melihat nilai

Cronbach s Alfa sebesar 0.949 dan lebih besar dari r-tabel, hal ini menunjukkan

bahwa soal 1-26 ini sudah reliable sebagai alat ukur. Pengukuran variabel ini

menggunakan skala Guttman, yaitu skala yang digunakan untuk menjawab

pertanyaan yang bersifat jelas atau tegas dan konsisten. Jawaban responden dapat

berupa skor Ya (bobot nilai 1) dan Tidak (bobot nilai 0). Peran baik jika

responden memperoleh skor >50% dari tiap pertanyaan. Peran kurang jika

responden memperoleh ≤ 50%.

Data kepatuhan yang dilihat dari dokumentasi kehadiran para lansia ke

posyandu sejak 1 tahun terakhir yang dimiliki oleh kader posyandu dengan

kriteria pemanfaatan posyandu lansia menurut Tambuhan (dalam Uthari, 2013)

yaitu dikategorikan tinggi jika jumlah kehadiran lebih dari 80% dari total

kehadiran seharusnya, dikategorikan sedang jika jumlah kehadiran sebanyak 50 –

80% dari total kehadiran seharusnya dan dikategorikan rendah jika jumlah

kehadiran kurang dari 50% dari total kehadiran seharusnya.

46
3.6.4 Uji Validitas

Kelayakan dalam menggunakan instrumen yang akan dipakai untuk

penelitian diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Instrumen dikatakan valid

menurut (Sugiono, 2010), apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Demikian juga kuesioner sebagai alat ukur

harus mengukur apa yang akan di ukur. Uji validitas suatu instrumen (dalam

kuesioner) dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel atau item dengan

skor total variabel menggunakan rumus teknik korelasi pearson product moment

correlation coefficient, dengan ketentuan bila r hitung > r tabel, maka dinyatakan

valid dan bila r hitung < r tabel maka di nyatakan tidak valid. Uji validitas yang

diadopsi dari penelitian (Nurhaida, 2012) dilakukan pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Batang Kuis sebanyak 20 orang dengan kriteria inklusi yang sama

dengan wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah dengan nilai correcteditem –

total dari variabel independen yaitu soal 1 sampai 26 r-hitung>nilai r-tabel = 0.444,

dengan demikian dinyatakan valid.

3.6.5 Uji Reabilitas

Uji reliabilitas dilakukan setelah semua data dinyatakan valid, analisis

dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Pernyataan dikatakan reabilitas jika jawaban

seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Instrument

dikatakan reliabilitas atau konsisten menurut (Sugiono, 2010) jika digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data atau

jawaban yang sama, dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini

47
teknik untuk menghitung indeks reliabilitas alat ukur dari satu kali pegukuran,

dengan ketentuan r hitung > r tabel maka dinyakan reliabilitas dan bila r hitung < r

tabel maka dinyatakan tidak reliabilitas. Uji Reabilitas yang diadopsi dari

penelitian (Nurhaida, 2012) dilakukan pada lansia di wilayah kerja Puskesmas

Batang Kuis sebanyak 20 orang dengan kriteria inklusi yang sama dengan wilayah

kerja Puskesmas Bandar Khalipah dengan nilai Cronbach s Alfa sebesar 0.949 dan

lebih besar dari r-tabel, hal ini menunjukkan bahwa soal 1-26 ini sudah reliable

sebagai alat ukur.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Pengolahan Data

Data hasil pengamatan diolah dengan beberapa tahapan. Menurut hidayat

(2009), tahapan pengolahan data antara lain :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksakan kembali kelengkapan data yang

diperoleh atau dikumpulkan dari responden. Kuesioner yang telah diisi oleh

responden kemudian dilakukan pengecekan kembali apakah jawaban yang ada

sudah terisi semua dan apakah jawaban relevan dan konsisten dengan pertanyaan.

Langkah – langkah yang dilakukan dalam editing pada penelitian ini adalah

memeriksa kembali hasil kuesioner yang terkumpul seperti memeriksa apakah

semua peryataan yang diajukan kepada responden telah dijawab, apakah

jawabannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti serta memeriksa

apakah ada kesalahan – kesalahan lain yang terdapat pada kuesioner.

48
2. Coding

Coding adalah mengklasifikasikan jawaban – jawaban dari para responden

ke dalam kategori. Mengklasifikasikan jawaban responden menurut item pada

kuesioner :

1) Peran Kader : kode 1 (ya), kode 0 (tidak).

2) Kepatuhan dalam pemanfataan posyandu lansia : kode >80% (tinggi), kode 50

-80% (sedang), kode < 50% (kurang).

3. Entry

Entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam

master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi

sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi. Entry data dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan komputer.

4. Cleaning

Cleaning adalah proses yang dilakukan untuk memeriksa kembali data

yang telah dimasukkan untuk memastikan bahwa data telah bersih dari kesalahan,

baik kesalahan dalam pengkodean maupun dalam membaca kode. Kesalahan juga

dimungkinkan terjadi pada saat memasukan data ke komputer. Penelitimelakukan

pengecekan lagi apakah masih ada kesalahan atau tidak sehingga data siap

dianalisis. Peneliti baru melakukan pengolahan data setelah memastikan semua

data telah dimasukan dan bebas dari kesalahan. Pada tahap ini peneliti mengecek

kembali data yang telah dimasukkan pada program komputer apakah adanya

kesalahan dalam pengetikan kode.

49
3.7.2 Analisis Data

Data yang telah diolah baik secara manual maupun menggunakan bantuan

komputer, tidak akan ada data tanpa dianalisis. Menganalisis data tidak sekedar

mendeskripsikan dan menginterprestasikan data yang telah diolah tetapi kita harus

memperoleh arti atau makna dari hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012).

Penelitian ini akan dilakukan dua proses analisis yaitu analisa univariat dan

analisa bivariat.

1. Analisis univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian yaitu peran kader terhadap kepatuhan lansia

dalam pemanfaatan pelayanan posyandu lansia. Analisa ini menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).

2. Analisis bivariat

Analsisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi. Pada penelitian ini menggunakan analisa dari hasil

uji korelasi spearman rank (rho). Uji ini digunakan untuk mengukur tingkat atau

eratnya hubungan antara dua variabel yang berskala ordinal dengan nilai

signifikasi 0,05 (p<0,05) yaitu untuk menganalisa hubungan peran kader terhadap

kepatuhan lansia dalam pemnafaatan pelayanan posyandu lansia (Hidayat, 2009).

Sebagai pedoman untuk menginterprestasikan kuesuiner korelasi (r) yang

diperoleh maka digunakan tabel kekuatan hubungan berdasarkan besarnya

50
kuesioner korelasi antar variabel. Adapun tabel interprestasi koefisien korelasi

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2
Tabel Interprestasi Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi (r) Kekuatan Hubungan

0,00-0,199 Tidak ada hubungan (sangat lemah)


0,20-0,99 Lemah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat

Positif (+) Searah, semakin besar nilai satu variabel semakin


lebar pula nilai variabel lainnya

Negatif (-) Berlawanan arah, semakin besar nilai satu variabel


semakin kecil pula nilai variabel lainnya

3.8 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan rekomendasi dari

STIKes Wira Medika Bali. Untuk responden yang diteliti, sebelumnya sudah

memperhatikan penekanan masalah etika yang meliputi :

1. Lembar persetujuan (informed consent)

Lembar persetujuan peneliti diberikan pada responden. Tujuannya adalah

agar subyek mengetahui maksud dan tujuan peneliti serta dampak yang diteliti

selama mengumpulkan data. Jika subyek bersedia diteliti maka menandatangani

lembar persetujuan. Jika subyek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan

memaksa dan tetap menghormati haknya (Nursalam, 2016).

2. Anonymity (tanpa nama)

51
Menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan mencantumkan

nama subyek pada lembar pengumpulan data yang diisi oleh subyek. Lembar

tersebut hanya diberi nomor kode tertentu (Nursalam, 2016).

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti

(Nursalam, 2016).

4. Hak self determination

Responden memiliki otonomi dan hak untuk membuat keputusan secara

sadar, oleh karena itu peneliti menjelaskan bahwa responden bebas dari paksaan

untuk berpartisipasi atau tidak serta mengundurkan diri dari penelitian.

5. Hak terhadap privacy dan dignity

Responden memiliki hak untuk dihargai tentang apa yang mereka lakukan

dan apa yang dilakukan terhadap mereka serta untuk mengontrol kapan dan

bagaimana informasi tentang mereka dibagi kepada orang lain.

6. Haknya terhadap penanganan yang adil (justice)

Semua calon responden mempunyai kesempatan yang sama untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini dan mendapat perlakukan dan kenyamanan.

52

Anda mungkin juga menyukai